Perselisihan PHK antara CV. Intan Karya Indah dengan pekerjanya Perselisihan PHK antara Pengusaha Hotel Graha Wisata dengan Co.

30 BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISA A. KASUS POSISI DAN PENANGANAN OLEH MEDIATOR

1. Perselisihan PHK antara CV. Intan Karya Indah dengan pekerjanya

I’im Jajeri dan Romi Novianto Perselisihan antara CV. Intan Karya Indah yang melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja yang bernama I’im Jajeri dan Romi Novianto yang mulai bekerja sejak 1 Maret 2009 dan ditempatkan di kantor SAMSAT UP3D dengan jabatan sebagai Petugas Kebersihan. Pada tanggal 28 April, pekerja dipanggil oleh pengusaha Sdr. Bambang Sudarso dan Sdri. Dewi Ratih yang bertempat dikantor SAMSAT UP3D Pati, dan diberitahu kalau pekerja telah melakukan kesalahan, yaitu pekerja selama 2 dua bulan bekerja tidak maksimal belum waktunya istirahat sudah istirahat dan merokok di area bekerja, dan setelah itu pekerja tidak diperbolehkan bekerja kembali. Pendapat Mediator : a Bahwa persoalan ini adalah masalah PHK karena kinerja pekerja dianggap tidak memenuhi syarat tidak maksimal, yaitu sering istirahat sebelum waktunya istirahat dan merokok di tempat bekerja. b PHK yang dilakukan penguaha adalah PHK bukan karena kesalahan pekerja atau dianggap pengusaha melakukan efisiensi. 31 c Bahwa pekerja bersedia untuk di PHK asal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari kasus perselisihan hubungan industrial antara CV. Intan Karya Indah dengan pekerjanya yang bernama I’im Jajeri dan Romi Novianto tersebut di atas, menurut pendapat mediator PHK yang dilakukan adalah karena pengusaha melakukan efisiensi, meskipun demikian menurut penulis dari perbuatan yang dilakukan oleh pekerja terdapat indicator tentang kinerja rendah, yaitu melakukan pelanggaran peraturan disiplin, bahwa pekerja sering istirahat sebelum waktu yang ditentukan oleh perusahaan dan merokok saat dalam lingkungan kerja.

2. Perselisihan PHK antara Pengusaha Hotel Graha Wisata dengan Co.

Serikat pekerjaserikat buruh dengan nama Pengurus Cabang Federasi Serikat Pekerja Niaga Bank Jasa dan Asuransi PCNBA. Perselisihan pemutusan hubungan kerja antara pengusaha Hotel Graha Wisata yang beralamat di jalan Raya Pati Kudus Km. 4, Pati, dengan Co. serikat pekerjaserikat buruh dengan nama Pengurus Cabang Federasi Serikat Pekerja Niaga Bank Jasa dan Asuransi PCNBA, yang mulai bekerja berkisar antara tahun 1997 sd tahun 2006, mewakili 15 lima belas karyawan yang di PHK. Pekerja di PHK oleh pengusaha dengan alasan para pekerja indisipliner dan tidak terus terang menyetorkan uang sewa kamar terhadap perusahaan selama bertahun-tahun, dan pada tanggal 06 Juni 2009 pekerja diberi sosialisasi oleh perusahaan yang disampaikan oleh Ibu Indah Nur Qomari 32 tentang perusahaan yang merugi terus menerus selama dua tahun terakhir dan kinerja pekerja yang tidak disiplin dalam bekerja maupun masalah keuangan terhadap perusahaan, dan pada hari itu juga pekerja ditawari untuk diberi tali asih sebesar RP 2.000.000,- dua juta rupiah per karyawan. Pendapat Mediator a Bahwa permasalahan ini adalah masalah PHK karena kinerja pekerja indisipliner dan tidak mampu melakukan pekerjaan yang ditanganinya. b PHK yang dilakukan penguaha adalah PHK bukan karena kesalahan pekerja atau dianggap pengusaha melakukan efisiensi. c Bahwa pekerja bersedia untuk di PHK asal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sama halnya dengan pendapat mediator dari kasus yang pertama, bahwa PHK yang yang dilakukan hanya karena pengusaha ingin melakukan efisiensi. Akan tetapi dari PHK tersebut mengatakan bahwa karena pekerja tidak berterus terang menyetorkan uang sewa kamar terhadap perusahaan selama bertahun-tahun yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian. Dari perbuatan pekerja tersebut sudah termasuk dalam kategori kesalahan berat UU no 132003 Pasal 158 ayat 1 huruf b. Dan penulis berpendapat bahwa kesalahan berat dikategorikan sebagai kinerja rendah karena tidak dapat melaksanakan kwajibannya dengan baik sebagai pekerja dan melakukan pelanggaran terhadap peraturan-peraturan yang berlaku. 33

3. Perselisihan PHK antara PT BPR Juwana Artasurya dengan pekerjanya