penggunaan resistor 100 Ω yang dipasang seri dengan jalur sinyal ground, untuk
membatasi arus ground tersebut [17].
3.2.6. Modul Tombol – Tombol Pengaturan, LCD dan LED Indikator
Tombol – tombol pengaturan digunakan sebagai antarmuka bagi pemakai untuk mengatur nilai suhu yang dikehendaki pada inkubator. Rangkaian tombol menggunakan
push button dengan salah satu kaki dihubungkan pada masukan pengendali mikro dan kaki yang lain dihubungkan dengan ground. Dengan demikian, saat tombol ditekan
maka kaki pada masukan pengendali mikro akan mendapatkan logika ‘0’. Modul penampil pada inkubator ini menggunakan LCD karakter 20x2 yang akan
menampilkan suhu dan kelembaban pada ruang utama inkubator, suhu dari elemen pemanas, dan suhu yang dikehendaki pengguna. Modul penampil ini terhubung pada
pengendali mikro PORT C. LED indikator digunakan sebagai indikator status kerja dari inkubator. Saat LED
hijau menyala, menandakan inkubator bekerja dengan normal. Sedangkan LED kuning menandakan terjadinya over temperature, dan LED merah menandakan adanya
kerusakan pada elemen pemanas. Apabila terjadi suatu kesalahan pada sistem inkubator, maka terdapat juga buzzer yang akan berbunyi untuk memberi peringatan.
3.2.7. Modul Kipas Penghisap dan Penghembus
Modul kipas penghisap dan penghembus ini berupa kipas DC yang terhubung dengan pengendali mikro yang digunakan untuk membantu sirkulasi udara pada
inkubator. Sirkulasi udara sangat dibutuhkan untuk dapat menjaga suhu di dalam inkubator tetap stabil.
Kipas penghisap berfungsi untuk menghisap udara panas dari ruang pemanas yang ada di bagian bawah inkubator, menuju ruang utama inkubator. Sehingga waktu
pemanasan yang dibutuhkan dapat menjadi lebih singkat. Kipas penghisap ini akan selalu aktif dibawah kendali pengendali mikro saat kondisi suhu ruang inkubator lebih
kecil dari suhu yang dikehendaki pengguna. Sedangkan kipas penghembus berfungsi untuk membuang panas yang berlebih
dalam ruang inkubator, saat sistem mendeteksi nilai suhu pada ruang inkubator melebihi nilai suhu yang dikehendaki pengguna.
Kedua kipas tersebut dikendalikan pengendali mikro ATMega 8535 dengan antarmuka transistor sebagai saklar. Transistor yang digunakan adalah transistor tipe
NPN seri c828.
Gambar 3.6. Rangkaian Antarmuka Kipas
Pada transistor sebagai saklar, transistor digunakan dengan mengatur agar transistor berganti – ganti kondisi antara kondisi tersumbat cut off dan jenuh
saturation. Kondisi tersumbat terjadi saat I
B
= 0 A atau tidak ada arus masukan pada kaki basis sehingga I
C
= 0 A sesuai dengan persamaan: ………………………………………………………
3.3 Dengan demikian kipas tidak bekerja saat transistor dalam kondisi tersumbat,
karena tidak ada arus yang mengalir pada kipas. Sedangkan kondisi jenuh terjadi saat I
B
= I
Bsaturasi,
V
BE
= 0,8V dan V
CE
= V
CEsaturasi
≈ 0 Volt. Karena V
CE
≈ 0 V, maka tegangan kipas = V
CC
. Saat dilakukan
+ _
Kipas
C828 3k3
Ω
mikro
pengukuran, masing – masing kipas menggunakan arus sebesar 0,15A, sehingga nilai I
C
= 0,15A. Dari nilai I
C
tersebut dapat dihitung I
Bsaturasi
sebagai berikut: I
B
=
………………………………………………………… 3.4 I
B
=
,
I
Bsaturasi
= 1,153mA Dan RB dapat dihitung sebagai berikut:
R
B
= …………………………………………………… 3.5
R
B
=
, ,
,
R
B
= 3,599 k Ω
Dengan demikian, nilai maksimal resistor yang dapat digunakan rangkaian antarmuka transistor sebagai saklar pada modul kipas sebesar 3,599k
Ω, sedangkan resistor yang digunakan bernilai 3,3k
Ω. Kondisi kipas aktif atau non aktif dikendalikan dengan mengatur tegangan keluaran dari pengendali mikro yang terhubung pada
antarmuka transistor sebagai saklar. Saat tegangan keluaran pengendali mikro berlogika ‘0’ maka kipas akan non aktif, karena tegangan V
BB
= 0 Volt sehingga transistor dalam keadaan tersumbat. Sedangkan saat keluaran pengendali mikro berlogika ‘1’ maka kipas
akan aktif, karena V
BB
= 4,95 Volt sehingga transistor dalam keadaan jenuh.
3.2.8. Modul Emergency Stop