3.2.2. Modul Pemanas dan Pengendali Pemanas
Perangkat keras pemanas yang digunakan pada inkubator ini adalah elemen pemanas setrika dengan daya sekitar 300 watt dan sebuah kipas AC yang berfungsi
untuk menghembuskan udara panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas menuju ruang utama inkubator. Elemen pemanas setrika dipilih sebagai sumber panas pada
inkubator ini karena dapat menghasilkan panas yang tinggi dalam waktu singkat. Selain itu, elemen pemanas setrika mudah dicari dan harganya murah.
Akan tetapi elemen pemanas setrika memiliki kelemahan, yaitu memiliki batasan suhu maksimal, sehingga apabila terlalu panas maka akan overheat dan pecah.
Oleh karena itu, digunakan LM 35 yang terhubung pada pengendali mikro untuk memantau dan membatasi suhu kerja dari elemen pemanas setrika tersebut.
Inkubator ini dilengkapi sebuah rangkaian pengendali pemanas yang berfungsi mengendalikan waktu on dan waktu off dari pemanas berdasarkan picuan
dari modul pengendali mikro, sehingga suhu pada inkubator tetap terjaga kestabilannya.
Gambar 3.2. Modul Kontrol Pemanas
Modul ini menggunakan TRIAC sebagai driver utama pemanas untuk menggantikan fungsi saklar pemutus atau penyambung arus listrik yang besar. Gate dari
TRIAC dihubungkan ke Optocoupler Optoisolator MOC 3021 lalu ke pengendali mikro untuk menentukan waktu pemicuan TRIAC. Pada modul ini, MOC 3021
2k3
digunakan untuk menghindari kemungkinan terhubungnya pengendali mikro secara langsung dengan tegangan AC.
Pengendalian pemanas pada inkubator ini menggunakan metode kontrol on – off dengan hysteresis.
3.2.3. Modul Pengendali Mikro
Pengendali mikro yang digunakan merupakan pengendali mikro keluarga AVR tipe ATmega8535. Pengendali mikro ini akan digunakan untuk mengendalikan
beberapa modul yang lain, yaitu: 1.
Modul sensor SHT 11 dan LM35; mengendalikan dan menerima serta mengolah data yang dihasilkan.
2. Modul pengendali pemanas; mengendalikan waktu pemicuan TRIAC.
3. Modul komunikasi data berbasis RS485; menerima perintah dari
personal komputer dan mengirim data sesuai perintah. 4.
Modul LCD dan LED indikator; menampilkan nilai suhu dan kelembaban ruang utama inkubator pada LCD dan menampilkan status
kerja inkubator melalui LED indikator. 5.
Modul tombol pengaturan; menerima masukan nilai suhu acuan. 6.
Modul buzzer; memberikan peringatan apabila terdapat kesalahan pada sistem.
7. Modul kipas penghisap dan penghembus; mengendalikan kipas untuk
sirkulasi udara.
Gambar 3.3. Schematic Rangkaian Pengendali Inkubator
Berikut beberapa fungsi konfigurasi pin yang dipakai :
PORT Pengendali Mikro Fungsi
PORT A.0 Terhubung pada keluaran penguat non inverting
PORT B.0 Terhubung pada Fan penghisap panas
PORT B.1 Terhubung pada Fan penghembus panas
PORT B.2 Terhubung pada clock sensor SHT 11
PORT B.3 Terhubung pada pin data sensor SHT 11
PORT B.4 Terhubung pada LED hijau
PORT B.5 Terhubung pada LED merah
PORT B.6 Terhubung pada LED kuning
PORT B.7 Terhubung pada buzzer
PORT C Terhubung pada LCD
PORT D.0 Terhubung pada RS 485 pin receiver
PORT D.1 Terhubung pada RS 485 pin transmitter
Tabel 3.1 Konfigurasi PORT Pengendali Mikro PORT A
Port A.0 dihubungkan dengan keluaran dari rangkaian penguat non – inverting yang memperkuat tegangan keluaran LM 35 untuk dikonversi menjadi sinyal digital
menggunakan ADC pada pengendali mikro. Hasil konversi tersebut digunakan sebagai acuan bagi pengendali mikro untuk menjaga elemen pemanas agar tidak overheat.
PORT B
PORT B.0 dan PORT B.1 dihubungkan pada kipas penghisap dan penghembus yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara. PORT B.2 dihubungkan dengan pin
Clock dan PORT B.3 dengan pin Data SHT11. Pin SCK berfungsi untuk sinkronisasi koneksi antara pengendali mikro dengan SHT11 dan pin DATA berfungsi untuk
transfer data masuk atau keluar dari SHT 11. PORT B.4 – B.6 terhubung pada LED indikator, LED hijau menandakan inkubator bekerja normal, LED kuning menandakan
terjadi over temperature, dan LED merah menandakan adanya kerusakan pada pemanas. PORT B.7 terhubung pada buzzer sebagai indikator adanya error pada inkubator.
PORT C
Sebagai penampil dari suhu dan kelembaban ruang utama inkubator yang diukur melalui sensor SHT11 digunakan LCD karakter 20x2 yang terhubung pada pengendali
mikro PORT C. PORT D.2
Terhubung pada switch pengatur alamat inkubator PORT D.3
Terhubung pada push button tombol Lock Temp PORT D.4
Terhubung pada push button tombol Up Temp PORT D.5
Terhubung pada push button tombol Down Temp PORT D.6
Sebagai pemicu TRIAC PORT D.7
Terhubung pada RS 485 pin direction
PORT D
PORT D.0 dihubungkan pada pin receiver RS485 dan PORT D.1 dihubungkan pada pin transmitter RS485. PORT D.2 terhubung pada sebuah switch yang berfungsi
mengatur pengalamatan inkubator, dalam pengujian modul RS 485. PORT D.3 – D.5 terhubung pada tombol – tombol pengaturan yang berfungsi untuk lock temperature, up
temperature dan down temperature. PORT D.6 dihubungkan pada rangkaian pengendali pemanas, sebagai picu untuk mengendalikan TRIAC dan PORT D.7 dihubungkan pada
control pin RS 485 untuk mengatur RS 485 bertindak sebagai pengirim atau penerima data.
3.2.4. Modul Sensor