Naskah شعير كانق ۲ دالم شرڬ /Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/Karya Al-Husni: Kajian Filologi
DAFTAR PUSTAKA
Al-Husni. 1388.
ڬ
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ
۲
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ
/Syair Kanak-Kanak dalam Syurga/.Surau Simauang. Sumatera Barat.Aminoedin, Anis dkk. 1986. Penelitian Bahasa dan Sastra dalam Naskah CeritaSri Tanjung di Banyuwangi. Jakarta:Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Baried, Baroroh.1994. PengantarTeoriFilologi. Yogyakarta : Badan Penelitian dan Publikasi --- Fakultas (BPPF) Seksi Filologi, Fakultas Sastra UGM. Budiawati, Elisya. 2008. Syair Kumbang dan Melati : Suntingan Teks danAnalisis
Semiotik. Semarang. Universitas Diponegoro.
Eneste, Pamusuk. 2009. Buku Pintar Penyuntingan Naskah.Jakarta : PTGramedia Pustaka Utama.
Fadillah, Zuriati, Yusriwal. 2005. Dinamika Bahasa, Filologi, Sastra, danBudaya. Padang : Andalas University Press Padang --- Kampus LimauManih Universitas Andalas.
Fathurahman, Oman dkk. 2010. Filologi dan Islam Indonesia. Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI. Fuad Munajat. Metode Penentuan Teks Dasar Suntingan. Blog diakses
padatanggal 4 maret 2015
Husein, Thaha. 2005. Fil Adabul Jahili. Darul Ma’arif bimisri.
Ikram, Achadiati dkk. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia (Bahasa, Sastra, danAksara). Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
(2)
Istadiyantha. 2008. Laboratorium Filologi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret. Kridalaksana, Harimurti. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Sofyan, Nur Chalis. 2004. Sastra Arab: Sebuah Pengantar. Banda Aceh: Ar-Raniry Press.
Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya-Girimukti Pasaka. Wulan, Sri Rujiati Mulyadi. 1994. Kodikologi Melayu di Indonesia. Depok:
Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Yuli, Nunung Eti. 2008. Seluk-Beluk Sastra Lama. Klaten: PT Macanan Jaya Cemerlang.
Yunus, Mahmud. 1990. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Mahmud Yunus wa Dzurriyah.
tanggal akses 4 maret 2015
tanggal akses 4 maret 2015
tanggal akses 22 april 2016
(3)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Inventarisasi Naskah
ڬ
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ
۲
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ
/Syair Kanak-Kanak DalamSyurga/ Karya Al-Husni
Naskah
ڬ
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ
۲
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ
/Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/ karya Al-Husni ini disimpan di surau Simauang,Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, Indonesia.Surau ini terletak di sebelah timur kota Padang, Ibukota Provinsi Sumatera Barat. Dari Kota Padang menuju Kabupaten Sijunjung dapat ditempuh dengan perjalanan darat kurang lebih selama 4 jam 11 menit dengan jarak sekitar 150,4 Km.Surau merupakan bangunan kecil tempat shalat yang dipergunakan juga sebagai tempat mengaji bagi anak-anak dan tempat belajar agama bagi orang
(4)
dewasa.Namun seiring perkembangan zaman, masyarakat Minangkabau sudah mulai meninggalkan tradisi atau kebudayaan lama,dan surau-surau yang dulunya sebagai tempat belajar agama sekarang sudah mulai tidak berfungsi lagi, walaupun masih ada beberapa surau yang masih digunakan sebagai tempat belajar agama.Di surau-surau inilah banyak terdapat naskah-naskah lama disimpan sebagai bukti sejarah dan untuk bahan ajar kepada murid-murid yang masih menuntut ilmu disana.
Sekilas tentang surau Simauang
Surau Simauang ini berada di Jorong Tapiandiaro, Kenagarian Sijunjung, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung. Terdapat guru besar tarekat Syatariyah di surau ini yaitu S Malin Sidi.Malin Sidi merupakan tokoh agama besar di Sijunjung. Malin Sidi adalah keturunan Syekh Malin Bayang yang terkenal. Syekh Malin Bayang adalah seorang ulama dalam tarekat Syatariyah di Sijunjung.Ia termasuk seorang ulama kharasmatik. Ini terlihat dari kiprahnya dalam pengembangan agama Islam di Sijunjung, dengan menganut aliran tarekat. Malin Bayang adalah pembawa tarekat ke wilayah ini. Dari berguru di Calau dan Talawi, kemudian dikembangkannya di Sijunjung.
Syekh Malin Bayang wafat pada umur genap 100 tahun. Dia lahir pada 1863, dan meninggal pada 1 November 1963. Setiap 13 Jumadil Akhir, selalu diadakan peringatan wafatnya guru besar itu, dengan berziarah, tahlil, pengajian, dan makan bersama. Kepeloporannya dalam tarikat Syatariyah telah mengubah kedudukannya dari pengikut aliran biasa, menjadi seorang khalifah tarekat Syatariyah. Sehingga, namanya tersohor ke segala penjuru negeri, di dunia tarekat.
Di lokasi pemakaman guru besar ini, ada beberapa surau yang didirikan. Satu di antaranya makam Syekh Malin Bayang, dan yang lainnya tempat untuk mengaji dan tarekat. Awalnya, hanya satu surau didirikan, lama-lama aliran ini semakin berkembang dan banyak pengikutnya. Sampai sekarang, beberapa surau
(5)
tua itu telah mulai dibenahi agar tidak lekang dimakan usianya. Sampai sekarang aktivitas tarekat, pengajian, dan lainnya masih terus berlangsung.
Naskah
ڬ
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ
۲
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ
/Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/ini di beli oleh seorang datuk yang bernama Abdul Rauf yang berasal dari Sijunjung, Sumatera Barat, tepatnya di Desa Air Hangat pada tanggal 6 bulan 6 tahun 1968 M atau bertepatan dengan tahun 1388 H. Naskah ini tidak disewakan dan belum mempunyai nomor katalog.Naskahڬ
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ
۲
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ
/Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/ini berbentuk kopian.3.2 Deskripsi Naskah
ڬ
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ
۲
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ
/Syair Kanak-Kanak DalamSyurga/ Karya Al-Husni
3.2.1 Keadaan Naskah
Naskah
ڬ
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ
۲
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ
/Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/ Karya Al-Husni ini merupakan naskah Minangkabau lama yang berbahasa Arab Melayu. Naskah ini merupakan karya sastra lama berbentuk syair yang bertema agama atau religius. Dalam teks ini tersirat nasihat dan pandangan agama yang dapat dipetik oleh pembaca.Sebagaimana syair lainnya,
ڬ
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ
۲
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ
/Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/ mengungkapkan suatu cerita secara berurutan dan panjang, sehingga untuk mengetahui isi keseluruhannya tidak mungkin hanya membaca sebagian teks saja. Syair ini menceritakan tentang perjalanan seorang anak yang telah meninggal dunia sebelum baligh. Mengajarkan kita untuk tetap sabar dan ikhlas menerima takdir Allah, dan menjelaskan bagaimana azab Allah untuk orang-orang yang berbuat dosa selama di dunia ini. Jika dilihat dari bahasanya syair ditulis dengan bahasa yang halus, berirama dan lebih menyentuh dari segi isinya.Pada halaman pertama sampai halaman kedua naskah terdapat pembukaan atau kata pengantar dari pengarang. Pada halaman terakhir terdapat ralat atau pembetulan dari kesalahan penulisan pada syair sebanyak satu lembar.Naskah ini
(6)
terdiri dari 36 halaman.satu halaman rata-rata terdiri dari 22 baris, dan dipisahkan di bagian tengah naskah menjadi dua kolom. Cara membaca naskah ini yaitu menyambung ke samping, meneruskan baris pertama dan dilanjutkan dengan baris ke dua. Pada bagian depan naskah terdapat judul syair danbeberapa tulisan lain, yaitu keterangan siapa, dimana dan tahun berapa naskah ini dibeli. Pada halaman pertama terdapat porolog yang diawali dengan tulisan basmalah dan diberi bingkai atau yang disebut dengan iluminasi, terdiri dari delapan belas baris pada halaman pertama, dan delapan belas baris pada halaman kedua. Pada bagian akhir porolog terdapat ayat Al-Qur’an. Di bagian bawah porolog terdapat kata Wassalamdan tercantum nama penulis naskah.
3.2.2 Deskripsi Identifikasi Naskah
Adapun deskripsi naskah
ڬ
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ
۲
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ
/Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/secara detil dapat diuraikan sebagai berikut :Judul naskah :
ڬﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ
۲
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ
/Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/Tempat penimpanan naskah : Surau Simauang, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia
Ukuran naskah : P = 20,5 cm L = 14,7 cm Ketebalan naskah : 0,3 cm Jumlah halaman teks : 33 halaman Jumlah halaman keseluruhan: 36 halaman
(7)
Jumlah baris : Halaman 1 : 18 baris Halaman 2 : 20 baris Halaman 3-7 : 22 baris Halaman 8 : 20 baris Halaman 9 : 21 baris Halaman 10-16 : 22 baris Halaman 17 : 12 baris Halaman 18 : 21 baris Halaman 19-22 : 22 baris Halaman 23 : 18 baris Halaman 24 : 21 baris Halaman 25-30 : 22 baris Halaman 31-32 : 17 baris Halaman 33 : 19 baris Halaman 34 : 22 baris Halaman 35 : 21 baris Halaman 36 : 23 baris Total baris : 754 baris
(8)
Panjang baris teks : 4,5 cm
Huruf : Arab-Melayu (Jawi) Bahasa : Arab-Melayu (Jawi) Pengarang : Al-Husni
Pemilik naskah : ’Abdul Rauf
Pemeroleh Naskah : Alfitmon ( Angku Malin Bandaro)
Penghitungan jarak antar baris : 0,5 cm
Iluminasi : Ada, pada halaman depan (sampul naskah) Pada halaman 1 (kata pengantar/porolog) Pada halaman 2 (di akhir kata pengantar) Pada halaman 9 (sub bab judul teks) Pada halaman 18 (sub bab judul teks) Pada halaman 31 (sub bab judul teks)
Kolofon : Ada, pada halaman depan atau sampul naskah dijelaskan bahwa syair ini di beli oleh Abdul Rauf, Air hangat, Sijunjung. Buku ini dibeli pada tanggal 6 bulan 6 tahun 1968 M atau 1388 H.
(9)
Tulisan sampul naskah : ”Syair Kanak2 Dalam Syurga” ”S. Al-Husni”
”berisi”
”nasihat pelajaran dan pandangan agama” ”kolofon”
(10)
3.3 Transliterasi Naskah
ڬ
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ
۲
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ
/Syair Kanak-Kanak DalamSyurga/ Karya Al-Husni
Bismillāhirraḥmānirraḥīm
al-ḥamdulillāhi rabbi al-‘ālamīna wa aṣ-ṣalātu wa as-salāmu ’alā rasūlihi al-khatāri/ syair kanak-kanak ini baik sekali dibaca oleh setiap orang terutama/ ibu bapa yang baru kematian anaknya karena banyak mengandung nasihat pelajaran/ yang dapat melembutkan hati menenangkan jiwa menjadikan hati sabar/ menerima segala yang didatangkan Tuhan/
Syair kanak2 ini bila dibaca dengan penuh perhatian akan dapat/ memberi hiburansetawar sedingin menentramkan jiwa pengobat hati yang/ luka yang selanjutnya akan menjadikan ibu bapa bersyukur dan/ membaca al-ḥamdulillāhi innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn/
Kata Nabi : anak-anak itu adalah suci jiwanya ia terus ke syurga/ di dalam syurga hingga hari kiamat kanak2 terus memintak kepada/ Tuhan supaya ibu bapanya nanti dimasukkan pula ke dalam syurga/ bersama2/
Ibu bapa dan pembaca yang budiman/
Bila kebetulan ditinggalkan anak kesayangan tambatan hati lepaslah ia/ dengan segala kerelaan hati kesabaran dan ketenangan. Berkatalah kepada/ hati sendiri berbisik : anakku ini Tuhan yang menjadikan, Ia/ yang punya, Ia yang berkuasa sekarang diambil-Nya dari tanganku, aku// tak kuasa buat menahan, malah jiwaku juga Ia yang punya, maka/ sekarang aku lepas engkau pergi duluan. Aku ucapkan al-ḥamdulillāhi/dan selamat, di syurga kita bertemu nantikan ibu disana/
Juga, syair ini berisi pemandangan2 bagaimana ‘azab siksaan/ di padang mahsyar dan neraka, sungguh sangat hebat dan pahit,/ cukup menggentarkan, lemah segala persendian tulang bila dikenang./ Ia wajib ada dan pasti ditemui oleh
(11)
manusia yang berdosa,/ demikian sebaliknya ni’mat syurga. Hal mana dapat penginsapkan hati/ dan kesadaran./
Pada akhir buku ini sengaja ditambah beberapa hadist nabi yang menerangkan/ bahwa anak2 itu ruhnya terus ke syurga./
Pun ditambahkan beberapa ayat Al-Quran mengenai kesabaran dan hakikat/ sifat sabar./
Akhirnya semoga sya’ir ini dapat bermanfa’at kepada pembaca-pembaca bacalah/ bersama-sama dan peliharalah baik-baik./
Kepada Tuhan kita bertawakal menyerah diri semoga kita menjadi/ orang yang bersifat sabar./
{ /Inna allāha ma’a aṣ-ṣābirīn/ }
/
Wa as-salāmu/ (S. Al-husni)(12)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 3)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (3)
Wahai sahabat serta saudara Syair kanak-kanak di dalam syurga Jangan dipikir dimenung-menungkan Tetapi adalah tanda kesayangan Ada tersebut sabda nabi
Diterima dengan rida dan lapang hati Anaknya itu terus ke syurga
Kepada tuhan Yang Maha Kuasa Bila ayah bunda masuk neraka Kepada tuhan Yang Maha Esa Hendaklah pula dipikiri
Baik perempuan maupun laki-laki Siapa yang sabar menerimanya Berlipat ganda tak terkira Tersebut sudah dalam Quran
Pahala yang banyak Tuhan sediakan Tuhan selalu akan bersama
Menerima segala apa yang menimpa Bersifat sabar tuntunan iman
Agar dikasihi Tuhan yang Rahman Inilah sifat wajib dimiliki
Setiap yang hidup pastikan mati
Aku bersyair dengarkan bersama Menghibur hati menenangkan jiwa Kematian anak bukannya siksaan Dari pada Allah yang bersifat Rahman Siapa kematian anak sijantung hati Mujurlah ia di akhirat nanti
Siang dan malam terus berdo’a
Supaya ayah bunda ke syurga bersama Kanak kanak mendo’a bersama-sama Ayah dan bunda keluarkan segera Kematian anak belahan diri
Tanda kesayangan Allah Maha Tinggi Akan mendapat banyak pahala
Demikian khabar nabi bersabda Siapa yang sabar menerima cobaan Kemuliaan yang tinggi Tuhan berikan Dengan yang sabar berhati rida Baik diri maupun harta
Wajib dipakai sepanjang zaman Pahalanya besar Tuhan janjikan Wahai saudara taman bestari Dahulu kemudian berganti ganti
(13)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 4)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (4)
Tuhan kuasa berbuat segala Jangan engkar jangan durhaka Kalau ajal sudahlah datang Suratan sudah takdir mendatang Semua kita akan kembali Janganlah tergoda di dunia ini Sifat sabar besar pahalanya Disisi Tuhan Yang Maha Esa Sifat sabar hendaklah pakaikan Mendapat bahagia atau kemalangan Orang yang sabar kasihan Allah Baik dunia atau di akhirat Pakailah selalu sifat kesabaran Musuh semua orang beriman Dengarlah kiranya sabdanya Nabi Segera berwudhu sucikan diri Supaya tentram rasa di hati Ikhlas mubarak mendekatkan diri Hilangkan perasaan kepada dunia Jangan diingat siapapun juga Sesudah sembahyang dua rakaat Diiringi dengan doa selamat
Hendaklah camkan di dalam dada Inilah putusan Allah Maha Kuasa Bercerai kasih berpisahlah sayang Wajib diterima dengan dada yang lapang Menemui Tuhan Rabbul al-‘izzati Janganlah lupa amalan diri
Tinggi nilainya mahal harganya Wajiblah kita mempunyainya Dalam setiap segi kehidupan Demikian sabda Rasul pilihan
Tiada putus-putusnya menerima rahmat Matinya terus kedalam jannah
Tolak godaan iblis dan syaitan Lindungkan diri kepada Tuhan Pabila musibah menimpa diri Terus sembahyang ikhlaskan hati Perasaan gundah akan berganti Kepada Tuhan rabbu al-‘izzati Bulatkan hati satukan jiwa Selain Allah Yang Maha Kuasa Dibaca Quran dengan khudmat Supaya di akhirat mendapat syafā’at
(14)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 5)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (5)
Insyā Allah Tuhan yang Rahman Pikiran rusuh ia tenangkan Inilah lagi nasihat utama
Melapangkan hati menenangkan jiwa Kerjakan ia di malam yang sunyi Faedahnya besar Allah memberi Muka jernih berseri gembira Itulah sifat orang yang taqwa Imannya kuat hatinya padat Perhiasan dunia tiada melekat Manalah sahabat taulan ikhwani Kepergiannya janganlah ditangisi Di akhirat kelak menyonsong kita Membawa air pelepas dahaga Baiklah benar supaya diketahui Dijemput malaikat perintahIlahi Tidak terasa sakit dan nyeri Setelah nyawa dibawa pergi Anak dibawa sambil memuji Menunggu perintah kedua kali Kedalam Syurga Jannatu an-Na’īm Malaikat membawa lalu bertaslim
Hati yang sempit ia lapangkan Perasaan sedih ia hapuskan
Penghilangkan sedih yang menimpa Sembahyang malam ibadah utama Sebelum fajar menampakkan diri Hendak kerjakan berulang kali Tak dapat digoda iblis durjana Kepada Allah yang Maha Kuasa Menolak dari iblis la’nat
Di dalam hati selalu bertaubat Yang ditinggalkan anak belahan diri Kematiannya bersih lagipun suci Di tengah mahsyar padang karbala Untuk kedua ibu dan bapa
Ketika sang anak akan pergi
Mengambil nyawa sangat berhati-hati Sehingga perginya tak diketahui
Dipersembahkan kehadirat Illahi Rabbi Kepada Allah yang maha suci
Membawa anak ke tempat yang suci Limpahan kasih Tuhan yang Rahīm Kepada Ridwan penjaga Jannatu an-Na’īm
(15)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 6)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (6)
Buah buahan beraneka ragam Dapat dipetik siang dan malam Dilihat sungai dengan airnya Untuk melepas haus dahaga Buah buahan beraneka rupa Durian rambutan serta mangga Burung burung sangatlah banyak Bulunya bagus kepala bergombak Pasirnya pula di dalam syurga Berserak bertaburan dimana mana Makanan cukup sarta minuman Bertahtakan emas intan berlian Taman bunga tempat tamasya Sangatlah cantik indah rupanya Tempat burung menari bernyanyi Suaranya bagus murawan hati Kalau di kita hendak simpulkan Apapun saja ada sekalian Tidak dapat disusun kata
Kepuasan kelezatan dengan nikmatnya Syurga itu Tuhan sediakan
Hatinya ikhlas penuh kesabaran
Segala rupa ada di dalam Lezat rasanya wallāhu ‘alam Seperti susu manis rasanya
Bagi kanak-kanak di dalam syurga Anggur dan apel segalanya ada Jeruk dan manggis pala delima Terbang beriring berarak-arak Terbangnya rendah sangatlah jinak Lukisan intan dan mutiara
Bersinar gemerlapan ditimpa cahaya Kalau dilihat rumah hanya pakaian Udara sejuk sangatlah nyaman Segala bunga ada di sana
Harum dan wangi sedap bauknya Berlimpahan riang kian kemari Demikian saja sepanjang hari Kesenangan syurga tiada bandingan Apa dimintak Tuhan sediakan
Menggambarkan keadaan ‘alam syurga Sangatlah banyak tidak terkira
Bagi manusia yang takut iman Melepas anak kembali kepada Tuhan
(16)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 7)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (7)
Alangkah senang kanak-kanak dalam surga Siang malam hidup bersama
Cukup hiburan pagi dan petang Satupun tidak dirasa kurang Sebatang kayu di dalam syurga Buahnya lezat manis rasanya
Di situlah kanak-kanak petang dan pagi Bukanlah kurang susu dan roti
Tapi ada yang mereka pikirkan Dimanakah kiranya ia gerangan Kepada ayah bunda sangatlah rindu Hati hiba sangatlah rindu
Kepada Tuhan kanak2 berdoa Agar bertemu ibu dan bapa Makan dan minum rasa tak ada Terkenang nasib ayah dan bunda Mujurlah untung bila ke syurga Wahai ya Allah Tuhanku Rabbi Sampaikanlah pesan salam kami Demikian kanak2 selalu mendo’a Sudahlah takdir Tuhan yang Rahman Menemui malaikat bernama Ridwan
Makanan pakaian cukup sedia Beriring-iring berjalan kemana-mana Apa diminta segera datang
Tentulah senang alangkah girang Batangnya besar banyak rintangan Kayu tuba orang beri nama
Duduk termenung bersusah hati Tidaklah pening sakit dan nyeri Ayah dan bunda belahan badan Kononlah lama berpisahan2 Pikiran kacau rasa tak tentu Masa pabila akan bertemu Supaya kiamat lekaslah tiba Sangatlah rindu hati rasanya Karena pikiran selalu tergoda Rusuhlah hati kalau ke neraka Dapat bertemu bergembira riya Kabulkanlah segala do’a kami Kepada kedua ayah dan umi
Siang dan malam tak henti-hentinya Kepada Jibril ia perintahkan
(17)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 8)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (8)
Perintah Tuhan ia sampaikan Malaikat Ridwan segera laksanakan Kepada kanak-kanak Jibril berkata Hari kiamat sudahlah tiba
Mendengar berita giranglah hati Makanan diambil kandi diisi Subang dan gelang lengkap dipakai Baju bertatah emas dan urai
Kain bertata intan berduri Cincin permata lekat di jari Dihias emas intan berkarang
Ditimpa matahari cahaya membintang Tudungnya sutra lekat di tangan Kandinya perak sebelah kanan Segala perhiasan lekat semua Lukisan bidadari turun ke dunya Minyaknya harum sangatlah wangi Begitu perempuan begitu laki-laki Hati di dalam sangatlah girang Sangatlah suka sangatlah riang
Supaya kanak2 segera keluarkan Segala perintah daripada Tuhan Manalah kanak-kanak dengar semua Keluarlah kamu sekarang juga Diambil pakaian berkemas diri Untuk ayah bunda niat di hati Cincin di jari permata rantai Kain selendang penuh berjumbai Cahaya berkilau Allāhu Rabbi Seperti anak dewa dan dewi Bertatah permata cahaya gemilang Sutra beludru melilit pinggang Bertatah permata yaqut marjan Indahnya sangat bukan buatan Cincin zamrut merah delima Sangatlah cantik tampan rupanya Pemberian anak bidadari
Sangatlah girang di dalam hati Ibu dan bapa rasa terbayang Wajah berseri membayang bayang
(18)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 9)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (9)
{Kanak-kanak keluar dari dalam syurga }
Keluarlah kanak-kanak dari syurga Berjalan beriring berdua dua Kanak-kanak berjalan ketika itu Ibu dan bapa supaya bertemu
Di padang kiamat kanak-kanak berjalan Rindu hati tidak tertahan
Tidak terbilang musim dan bulan Di dalam hati penuh harapan Lama berjalan ada seketika Sebelah kiri jalan ke neraka
Kanak-kanak berhenti duduk disitu Kalau mereka disini lalu
Hati yang rusuh bercampur riang Duduk disitu mata memandang Harap dan cemas silih berganti Panas matahari tidak terperi Air mata bercucuran kanan kiri Tidak tertahan rindunya hati
Dimanakah ayah dan bunda sekarang Urat leher terasa lah tagang
Hendak mencari ibu dan bapa Riang gembira gelak tertawa Dalam hati maksud lah tentu Agar terobat hati nan rindu Ibu dan bapa dimana gerangan Rasa bercerai nyawa dan badan Badan bercerai berpisah2an Rasa kan bertemu hati idaman Bertemu jalan bersimpang dua Sedang yang kanan jalan ke syurga Menanti ayah beserta ibu
Buliah segera badan bertemu Ayah dan ibu rasa kan datang Di tengah jalan dua bersimpang Pikiran buruk menggoda hati Peluh mengalir sampai ke kaki Ayah dan bunda dimana kini Letihlah badan lemahlah diri Lah putih mata kami memandang Dimanalah ayah dan bunda sekarang
(19)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 10)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (10)
Kanak-kanak menangis tersedu sedu Ingin bertemu ayah dan ibu
Wahai ya Allah Tuhanku Rabbi Pertemukan dengan ayah dan umi Lamalah benar kami menanti Lah lama sungguh dandam birahi Wahai ya Allah Tuhan yang esa Kepada kedua ibu dan bapa Alangkah besar jasa ibu
Kami digendong serta dipangku Tidak dibiarkan ngilu dan pening Segalanya tidak diambil pusing Biarlah habis uang dan harata Dari penyakit mara bahaya Mengasuh kami petang dan pagi Biarlah kurang minum dan kopi Diharapkan kami ber’umur panjang Selalu mendo’a sesudah sembahyang Diharapkan akan membalas guna Setelah besar membalas jasa Demikian harapan ibu dan ayah Mencari belanja untuk nafkah
Menahan hati yang sangat pilu Bagaikan hati tersayat sembilu Pertemukan juga sekarang kini Supaya senang di dalam hati Dimana gerangan ayah dan umi Pertemukan juga sekarang kini Rindunya kami tak tersalah bada Terkenang jasanya semasa di dunia Mengasuh kami waktu dulu
Setiap hari diberinya susu Diobat segera dibalut kening
Memelihara kami obat yang penting Asal kami tetap terpelihara
Demikian pikiran ayah dan bunda Anak sayang sijantung hati Asalkan anak terpelihara diri Diharapkan kami menjadi orang Setiap pagi setiap petang
Menjaga memelihara pabila lah nua Kepada kedua ibu dan bapa
Kerja mengasuh bersusah payah Serumah tangga seisi rumah
(20)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 11)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (11)
Harapan ayah sangat besarnya Kiranya mati sebelum muda Anak kan mati tidak disangka Patahlah hati lukisan kaca Putus harapan ayah dan ibu
Menyerah kepada Tuhan yang satu Wahai ya Allahurabbi Tuhanku Kedatangan ayah beserta ibu Untunglah Allah takdir Tuhan Besarlah hati haraplah badan Mungkin inilah ayah dan bunda Kira sebentar antara lama Rasa berobat jerih dan payah Peluh mengalir biarlah basah Kanak2 bertanya ketika itu Adakah disini ayah dan ibu Kami lah lama menanti disini Supaya senang di dalam hati Dari syurga air dibawa Pembalas jasa jerih keduanya Kaum yang lalu menjawab girang Yang engkau nanti kini lah datang
Diharapkan kami panjang ‘umurnya Demikian kehendak Tuhan kuasa Padamlah lampu mata pelita Terhempas ke batu porak poranda Hati sedih bercampur pilu
Dilawan segala yang menggoda qalbu Lamalah rasanya kami menunggu Remuklah hati menahan rindu Tampaklah qaum satu rombongan Akan bertemu hati idaman
Kanak2 berdiri tegak bersama Sampailah qaum di hadapan mereka Terasa kuat lutut yang guyah
Ibu bertemu beserta ayah Kepada qaum yang sedang lalu Sangatlah rindu ingin bertemu Hendaklah beri jawab yang pasti Inilah air di dalam kendi
Untuk penyonsong ayah dan bunda Supaya diminum pelepas dahaga
Wahai kanak-kanak yang jombang-jombang Janganlah ragu janganlah bimbang
(21)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 12)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (12)
Kami memandang sudahlah nyata Pipi mata hidung telinga
Kamilah ayah bundamu sekalian Pandangan kami sudahlah bayan Segeralah datang dekat kemari Pelepas haus dahaga diri Matahari sangat panasnya Rasa kan pecah benak kepala Panas matahari tidak tertahan Karang terbakar rasa kerongkongan Menjawablah kanak-karang ketika itu Kalau benar engkau ayah dan ibu Berilah kami keterangan pasti Hari apa lahirnya kami
Siapa orang yang memandikan Kepusara tempat kuburan Coba terangkan sekarang juga Air dalam kendi dari syurga Jawaban engkau jikalah terang Kinilah bertemu kasih dan sayang Hendak terangkan sekarang ini Bila tanyaku tidak terberi
Rupa di dunia tidaklah lupa Tidak berubah sedikit juga Janganlah ragu janganlah heran Kamilah ayah bunda yang dinantikan Berilah air di dalam kendi
Tidak tertahan hausnya lagi Sangat dekat di atas kepala Berilah air obat dahaga
Peluh mengalir membasahi badan Berilah air obat kehausan
Wahailah qaum yang baru lalu Jawablah pertanyaan kami dahulu Sebelum kami membuka kendi Tanggal berapa matinya kami Siapa pula yang mengantarkan Semua itu hendak jelaskan Buliah diberi pelepas dahaga Untuk ibu bapa kami sengaja Besarlah hati pikiran tenang Air di kendi minum sekarang Kalau betul engkau ayah dan umi Jangan diharap air di kendi
(22)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 13)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (13)
Kaum yang lalu mendengar pertanyaan Tidak disangka akan demikian
Bila jawaban tidaklah tepat Badan payah kaki lah penat
Kerongkongan kering rasa terbakar Bujuk dan rayu tidak didengar Berjalanlah qaum berhiba hati Kanak-kanak hemat sangat teliti Mereka nyata iblis dan syaitan Lemah lunglai rasanya badan Berkata kanak2 ketika itu Janganlah kami engkau tipu Iblis syaitan segera berjalan Biar dirasanya ‘azabnya Tuhan Setelah iblis berlalu pergi Memandang juga kanan dan kiri Kanak-kanak gelisah lama menanti Dimanakah kiranya ayah dan umi Putihlah mata lama memandang Kaki kaku penatlah pinggang Wahai ya Allah Tuhanku Rabbi Pertemukan kami sekarang ini
Termanggu-manggu terheran heran Hilanglah ‘akal menjawab pertanyaan Air di kendi tentu tak dapat
Rasa dahaga amatlah sangat Haus dahaga perut pun lapar
Karena kanak-kanak tahu dan sadar Air dimintak tidak diberi
Mereka itu bukan ayah dan umi Letih dan payah karena kehausan Seperti cacing yang kepanasan Engkau ini bukan ayah dan ibu Siapa engkau kami tak tahu
Kanak-kanak tidak merasa kasihan Di atas dunia melawan Tuhan Kanak-kanak duduk semua kembali Memandang ayah beserta umi Rusuh remuk rasanya hati Rasa tak sabar lagi menanti Leher terasa bertambah panjang Yang dinanti tak kunjung datang Dimanakah gerangan ayah dan umi Supaya senang dalam hati
(23)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 14)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (14)
Untunglah Allah takdir Tuhan Jalannya lambat karna kepayahan Besarlah hati bukan kepalang Kanak-kanak semua berhati girang Kanak-kanak memandang berhati hati Dengan teliti kanak2 menghampiri Setelah tanda dilihat nyata
Dengan tidak panjang bicara Wahailah ayah dan bunda kami Hancur dan luluh rasanya hati Anak dipegang lalu dicium Badan bercerai berbilang tahun Air diminum lepas dahaga Sejuknya sangat tidak terkira Dipandang anak sepuas puasnya Tanda gembira dan sangat suka Dipeluk anak sekali lagi
Dirangkul ditarik ke dada kiri Tidaklah dapat kita gambarkan Sungguh sangat merawankan Mereka melepaskan hati nan rindu Terkenang masa di dunia dulu
Kelihatanlah pula satu rombongan Ditimpa matahari yang amat bersangatan Ayah dan bunda rasa lah datang
Lalu dihampiri supaya terang Supaya jangan terkicuh lagi Apakah benar ayah dan umi Kiranya benar ayah dan bunda Ayah dan bunda dirangkul segera Lamalah benar kami menanti Maka inilah air dalam kendi Berpegang-pegang berpalun palun Kandi dibuka air pun diminum Sangatlah sejuk manis rasanya Ke tulang sumsum menjalar terasa Sama bercucuran air mata
Duduk berhadapan bersama sama Dipegang dicium sepuas hati Sangatlah puas di dalam hati Patahlah lidah untuk mengatakan Ibu dan anak berangkul-rangkulan Sudah berbilang tahun tak bertemu Ketika masih dibadung dipangku ibu
(24)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 15)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (15)
Air diminum lepas dahaga Sangatlah senang hati mereka Wahailah anak belahan badan Tidaklah lupa dalam ingatan Jika tidur menjadi mimpi Serasa anak hidup kembali Pikiran kacau hati tak senang Badan terasa bak bayang bayang Sepanjang hari bersusah hati Kuruslah badan menahan hati Wahailah anak sibiran tulang Anak terangkan hari sekarang Dimana dapat cincin dan subang Sangatlah ta’jub bunda memandang Intan berlian cukup semua
Yaqud marjan buah delima Kepada ibu hendak terangkan Payung emas bertatah intan Kanak kanak itu lalu berkata Perasaan bunda teranglah nyata Perasaan badan diri hampa Sepanjang hari berhati duka
Ke tulang sumsum terasa lezatnya Duduk bersama bertariak-tariak Selama bunda anak tinggalkan Siang dan malam terangan angan Serasa anak pulang kembali Demikian perasaan sepanjang hari Minum tak sejuk makan tak kenyang Letihlah badan lemahlah tulang Dari pada hidup maulah mati Tidak kemana ubat dicari
Besarlah hati bunda memandang Dimana dapat pakaian yang ….. Dimana dapat dukuh dangalang Cahayanya kemilau bukan kepalang ‘akik zamrud batu permata
Giwang mutiara penuh permata Dimana dapat ini sekalian Supaya senang dalam pikiran Wahailah ayah serta bunda Perasaan kami dengarkan pula Semenjak bercerai dengan bunda Setiap saat bermuram durja
(25)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 16)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (16)
Rusuhlah hati bukan buatan Terkenang bunda hidup kenangan Sakitnya hati amatlah sangat Terbang ruh hilanglah semangat Ayah bunda selalu terbayang Kami berdo’a setiap sembahyang Manalah pula ayah dan umi Beserta air dalam kendi
Sungguh begini banyak pakaian Baju sutra cukup hiasan
Ketika hamba orang mandikan Hendak dihantarkan ke kuburan Terdengarlah ratap tangis ibu Muka sayu hati pun pilu Sakit dan payah rasanya badan Memaki-maki menghempas badan Bunda menangis hamba larangkan Kepada bunda hamba bisikkan Bunda menangis hamba menanggung Bunda meratap menyadar untung Di dalam syurga pun demikian Biarpun mewah rupa pakaian
Air mata jatuh bercucuran Masa bertemu pabila gerangan Rasa digigit kala penyengat Ibu membayang setiap saat Setiap hari rasa kan datang Ibu dan bapa lekaslah pulang Adapun pakaian kami ini Pemberian anak bidadari Gelang emas intan berlian Tidaklah senang dalam perasaan Dibawa turun lalu ke halaman Sangatlah rusuh dalam perasaan Terisaq isaq tersedu sedu
Duduk termenung bertupang dagu Mendengar ibu bertangis tangisan Karna tergoda iblis dan syaitan Karena menyakit ke diri badan Dia iblis jangan diturutkan Rasa terbakar hati dan jantung Menyakit benar ke anak kandung Sekalipun cukup minum makan Walaupun banyakhandai dan taulan
(26)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 17)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (17)
Namun pikiran tetap ke bunda Jangan disangka kami lahlupa Ibu dan bapa selalu terkenang Rasa kan tiba rasa kan datang Demikian takdir Tuhan kuasa Kalau tidak sabar di dada Ibu dan bapa lalu berkata Sama sedih sama berduka Demikianlah pada masa itu Sama membuka isi qalbu Senanglah hati ayah dan bunda ‘asyik bertutur bercerita
Setiap hari sepanjang masa Kepada ibu beserta bapa
Terbayang bayang pagi dan patang Setiap hari hati tak senang
Berbuat menurut sekehendaknya Tentulah kacau porak poranda Penderitaan kita adalah sama Sama berurai air mata
Sama membilang nasib yang satu Sama menanggung dendam rindu Kanak-kanak pun demikian pula Sama membuka tambo lama
(27)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 18)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (18) Berhisab dosa pahala
Takdir sudah dari Tuhan Sedang berkasih ia ceraikan Demikian itu bukan siksaan Kepada segala orang beriman Datanglah pula putusan Tuhan Wahai Jibril hendak dengarkan Halaukanlah segala umat Sekalipun hina atau terhormat Janganlah tinggal seorang juga Untuk ditimbang dosa pahala Orang yang banyak lalu dihalaukan Seorang tidak ia tinggalkan
Padang kiamat sangat luasnya Tempat mengadili segala perkara Bermacamlah pula kejadian di sana Yang beriman senang hatinya Umat berjalan berdesak-desak
Ada yang terhimpit ada yang terinjak Setengah pula perutnya busung Hati murung pikiran bingung
Terhadap semua insan
Tidak seorang yang dikecualikan Tetapi ujian Tuhan datangkanlah Siapa yang sabar besar balasan Kepada Jibril datang …….. Perintahku ini hendak jalankan Ke tanah lapang padang kiamat Halaukan semua dengan cermat Baik miskin atau kaya
Oleh hakim yang sangat adilnya Oleh Jibril suruhan Tuhan Ke padang kiamat itu tujuan
Tempat berhampun segala manusia Panasnya sangat tidak terkira Ada yang rusuh ada yang gembira Yang berdosa masam mukanya
Ada yang merayap ada yang merangkak Banyak yang tidak pandai tegak
Mukanya pucat pipinya cekung Itulah yang tiada beruntung
(28)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 19)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (19)
Masa di dunia banyak maksiat Kalaulah sampai di padang kiamat Baik dan jahat nyata disinan Hitamlah muka berubah roman Baik yang menangis dan merintih Demikianlah ‘azab siksaan Tuhan Matahari hanya serentang tangan Sangat panasnya tidak terperi Begitupun pula tempat sembunyi Rasakan pecah benak kepala Peluh mengalir sangatlah busuknya ‘Azab mahsyar baru dicoba
Sangat besarnya berlipat ganda Di padang kiamat lamalah pula Mana yang banyak dosa pahala Siapa durhaka di atas dunia Mana yang ta’at kepada Tuhannya Padang kiamat tempat berhisab Siapa yang lurus memberi jawab Satu persatu Tuhan tanyakan Semua tertulis dalam catatan
Sepanjang hari berlaku jahat Menyesal diri tiadalah dapat Maka siapa yang buruk bahagian Ke neraka terhimpit dan tertindih Orang melihat tak merasa sedih Sangatlah sakit bukan buatan Rasa terbakar seluruh badan Tidaklah dapat berlindung diri Tidak kemana akan dicari Rasa kan hangus badan semua Muntahlah perut membauninya Kononlah pula ‘azab neraka Sepanjang hari selalu masa Menunggu giliran untuk diperiksa Semuanya itu masuk neraca Sudahlah nanti masuk neraka Tentulah syurga tempat tetapnya Segala pertanyaan harus dijawab Luluslah ia melalui hisab
Satupun tak dapat disembunyikan Sebiji sawi tidak dilupakan
(29)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 20)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (20)
Manalah sudah tuan jawab Sekalipun kita seorang diri
Jangan durhaka menyombong diri Pahamkan benar nasihat ini Kemenangan dunia sekejap mata Sabar menahan segala derita Kebaikan sedikit akan dibalas Semuanya tetap menerima balas ‘Azapan mahsyar sangatlah lama Lawanlah hati berbisik dan berkata Hukum berhisab hampirlah habis Karena ’amalan amatlah tipis Masa berhisab setelah selesai Karena di dunia hidupnya lalai Hukum berhisab nyatalah habis Di atas tali yang sangat tipis Talinya halus sangatlah panjang Hati bingung ‘akal pun hilang Sirāta al-mustaqīm namanya titi Amat dahsyat dan sangat ngeri Suara api mengaum dahsyat
Bila menyeberang berlambat-lambat
Kepada Tuhan tak dapat bersembunyi Di dalam kamar pintu terkunci
Ingatlah hidup akan ka mati Di akhirat nanti akan terbukti Bahagia akhirat tak ada batasnya Perbanyak ibadah berbuat jasa Kejahatan sedikit akan ditindas Hendaklah hati-hati hendaklah awas Beratus kali umurnya dunia
Supaya ia insaf kesudahannya Banyaklah manusia yang menangis Di neraka namanya sudah tertulis Banyak manusia merasa sangsai Sedang terlengah ajalnya sampai Datanglah lagi hukum meniti Sangat tajamnya dapat meiris Tajamnya lebih dari pada pedang
Karena panjangnya tempat menyeberang Terbentang di atas nyalanya api
Menggigil tubuh memandangi
Melambai-lambai dan lompat-lompat Kakinya tentu api menjilat
(30)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 21)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (21)
Takutlah rasa bercampur ngeri Kalau celaka untungnya diri Jatuh ke dalam api neraka Tidak tertahan terkira-kira Bermacam pula lakunya umat Mereka berlari seperti kilat Itulah orang yang sangat ta’at Menjauhkan diri dari maksiat Ada yang meringkuk kaki terkulai Jatuh ke neraka menjadi bangkai Malanglah pula setengah insan Tidaklah pula tempat pegangan Adalah pula setengah lagi Sangsilah badan dimakan api Banyaklah pula setengah orang Badannya jatuh tunggang langgang ‘Azabnya neraka sangatlah hebat Wahai manusia ta’atlah beribadah Kalau di dunia banyak ibadahnya Berkasih sayang diutamakannya Kasih cintanya ia curahkan Harta tenaga beserta pikiran
Rasakan terjun ke dalam api Tidaklah dapat mengelak lagi Apinya besar menyala-nyala Itulah balasan yang banyak dosa Ada yang lamban ada yang cepat Tiba di seberang dengan selamat Siang dan malam ia beribadah Bahagialah ia hidup di akhirat Tidaklah ada tempat bergawai Niat keseberang tidaklah sampai Hampir kasampai jatuhlah badan Sedikitpun tidak ada pertolongan Baru di injak jatuh sakali
Pekiknya keras sangatlah ngeri Sampai di tengah badannya tegang Pecah kepala patahlah pinggang Ngeri dan kejam sangatlah dahsyat Supaya meniti jalan selamat
Pekerjaan yang mungkar dijauhinya Bersifat sabar halus budinya
Kepada Allah Khāliqu al-manān Kepada Allah ia korbankan
(31)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 22)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (22)
Diwaktu hidup ingat kan mati Bersifat taqwa sepanjang hari Meniti tali dengan melenggang Karena Tuhan sangatlah sayang Begitu juga orang ṣālihīn
Di dunia beribadah sangatlah rajin Wahai saudara hendak dengarkan Hidup di dunia ada kasudahan Ingatlah selalu kepada Tuhan Segala yang baik ada ganjaran Wahai sahabat saudara-saudari Kepada Tuhan tambatkan hati Kepada Tuhan kalaulah lupa Iblis syaitan lalu menggoda Hidup di dunia melupakan Tuhan Mereka semua akan dilupakan Tuhan berkata waktu itu Pabila gerangan kita bertemu Lupakah engkau di dunia dahulu Engkau selalu angkat bahu Engkau menyembah api dan batu Engkau menyembah sapi dan lembu
Sepanjang hari bersiap diri Meniti titian selamatlah nanti Sekejap saja sampai ke seberang Ibadahnya banyak rajin sembahyang Dia meniti secepat angin
Hatinya penuh iman dan yakin Baik dipikir di menung-menungkan Jangan diturut nafsu dan syaitan Segala kejahatan ada balasan Iman dan selamat di hari kemudian Hendaklah dengarkan nasihat ini Siang malam petang dan pagi Pasti dosa banyak terbuka Sangsailah badan masuk neraka Di akhirat nanti Tuhan balaskan Oleh Allah sebagai pembalasan Aku tak kenal siapa kamu Kepada aku jangan mengadu Ketika engkau aku seru Seperti orang tak mau tahu
Engkau menyembah kayu dan hantu Engkau syirik kepada aku
(32)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 23)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (23)
Kepada mereka mintaklah bantu Sekarang baru engkau tahu Seruanku tidak engkau dengarkan Sekarang terimalah pembalasan Mereka insyaf lalu berkata Kembalikan kami ke atas dunia Kami sekarang sudahlah yakin Berbuat amal yang salihin Tuhan menjawab lalu berkata Rasakan bagaimana panasnya Engkau dulu menyombong diri Sekarang baru engkau rasai Di neraka engka tak akan mati Kulitmu akan aku ganti Bacalah ini berulang kali Tidaklah takut tidaklah ngeri Sanak saudara jauh sekali Di muka belakang kanan kiri
Jangan mendekat kepada aku Di dunia engkau berkepala batu Rasul aku engkau dustakan Kepada engkau aku tak kasihan Wahai Tuhan yang maha kaya Supaya ber’amal kami di sana Kami akan ber’amal rajin-rajin Wahai Ya Allah Rabbi al-‘alamin Terimalah ‘azab neraka
Tahanlah lapar haus dahaga Hari akhirat engkau pungkiri Do’a engkau tak diterima lagi Biar engkau hangus dimakan api Seribu kali dalam sehari
Rasakan benar ke dalam hati Alangkah pedihnya di makan api Tak ada tempat untuk bersembunyi Api yang besar membakar diri
(33)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 24)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (24) Macam ‘azab neraka
Do’a kanak-kanak dikabulkan Tuhan
Kanak-kanak bersama ibu bapa masuk syurga
Berpindahlah syair kepada anak-anak Dihadapan ibu serta bapak
Sedang asyiknya duduk bersama Meminum air melepaskan dahaga Maka pada ketika itu
Datanglah perintah dari yang satu Dari pada Allah turun perintah Terhadap kepada ibu dan ayah Ke tanah lapang padang mahsyar Daftar ‘amalan baik ataupun mungkar Kanak-kanak menyangka dalam hati Akan selalu berada di sisi
Kasih dan sayang mulai bertemu Remuklah hati ketika itu
Wahai ya Allah Tuhan yang Rahman Sedang kasih bercerai badan
Pikiran kacau gundah gulana Neraka jahanam terang tempatnya
Ketika duduk sedang talamak Bersenang hati gelak terbahak Sedang bergurau bercengkrama Hati yang girang sangat gembira Ketika ‘asyik melepas rindu Yaitu Allah yang maha tahu Kepada Jibril suruhan Allah Supaya segera lekas berpindah Untuk menerima semua daftar
Kanak-kanak mendengar hatipun gusar Ayah dan bunda tidak akan pergi Kiranya tak dapat sekehendak hati Antara anak ayah dan ibu
‘Ibarat kendi yang penuh sumbu Baru bertemu engkau ceraikan Apalah daya untuk menahan Ayah dan ibu kalau berdosa Terima ‘azab sangat pedihnya
(34)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 25)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (25)
Rasakan remuk hati dan jantung Menangis meratap meraung-raung Senanglah hati orang yang ta’at Meniti titi dengan selamat Ayah dan ibu bila berdosa Kanak-kanak rusuhsedih semua ‘Azab neraka pula dikata Allahu Rabbi ratap tangisnya Badan letih perutpun lapar Memaki-maki tiap sebentar Adapun makan di dalam neraka Hancur terbakar perut rasanya Kulit yang hangus berganti lagi Tidaklah takut ataupun ngeri Hendaklah dipikir pagi dan petang Di akhirat meraung badan dipanggang Bermacam-macam ‘azab yang datang Bertunda-tundamuka belakang Bila di dunia memakan riba Laki-laki perempuan bila berzina Dunia akhirat mendapat siksa Hukum akhirat dipanggang neraka
Muka hitam seperti tempurung Seperti orang tak tau diuntung Di atas dunia banyak ibadah Berlari saja seumpama kilat Tentulah jatuh ke dalam neraka Memikirkan nasib ayah dan bunda Laki-laki perempuan bercampur saja Di’azab siksa tak henti-hentinya Kerongkongan kering rasa terbakar Seperti orang digigit ular
Pahit dan panas seperti bara Sakitnya sangat tidak terkira Demikian kejadian sepanjang hari Wahai saudara tuan ikhwani
Hidup di dunia jika tak sembahyang Api jahannam sangatlah garang Berlain-lain setiap orang Mana yang jatuh diinjak orang Perutnya buncit busuk baunnya Pekerjaan terkutuk yang sangat hina Hukum dunia wajib di dera
(35)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 26)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (26)
Harta anak yatim kalau dimakan Gunjing fitnah hendak hindarkan Kalau melawan keibu bapa Bakhil dan kikir dua serupa Mengicuh menipu jangan dicoba Begitupun tamak rakus dan loba Seorang dan syirik pun demikian Dalam neraka ia dikekalkan Tidaklah ada daya upaya Melihat orang dalam syurga Karena haus lalu berkata Berilah air pelepas dahaga
Minuman syurga jangan harapkan Ada disebutkan dalam qur’an Demikian jawaban orang syurga Bila di dunia melupakan agama Terkenanglah kanak kanak ketika itu Sangatlah pedih rasanya qalbu Ibu dan bapa masuk jahanam Di dalam neraka ia terbenam
Kanak-kanak semua selalu mendo’a Segera keluarkan ayah dan ibu
Dosanya berat bukan buatan Lidah di gunting itu balasan Jangan diharap masuk syurga
Di akhirat punggungnya akan disetrika Hasung fitnah adu dan domba
Dibenamkan Allah dalam neraka Sangatlah benar dimarahi Tuhan Masuk syurga ia haramkan Sakit ditahan hatipun hiba Bersenang-senang bersuka riya Wahailah orang yang dalam syurga Tidak tertahan lagi rasanya
Karena Tuhan sudah haramkan Sombong di dunia ini balasan Kepada segala isi neraka
Tentu ke neraka akhir kesudahannya Bagaimanakah nasib ayah dan ibu Ibu ke neraka sudahlah tentu Di panggang api siang dan malam Wahai Ya Allah Khaliqu Al-Alam Meminta kepada Tuhan yang satu Supaya kami kembali bertemu
(36)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 27)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (27)
Wahai Tuhan yang pengasih penyayang Dari neraka yang sangat garang
Sembilan bulan ibu mengandung Kasih tercurah keanak kandung Kanak-kanak menangis berhiba-hiba Hati nan rusuh tak terkira
Ketika di dunia sangat susahnya Mencuci kain membuang najisnya Sembilan bulan ibu mengandung Lalu di jamu orang di kampung Malanglah nasib menimpa bunda Bertunda-tunda masuk neraka Wahai Ya Allah Tuhanku Rabbi Ampunilah dosa ayah dan umi Kanak-kanak mendo’a selalu hari Ampuni juga ibu kami
Berilah ampun sekarang juga Dengan kami bersama-sama Kalaulah tidak Tuhan kabulkan Pintu neraka hendak bukakan Kamipun ridha masuk neraka Biar hangus menjadi bara
Ayah dan bunda keluarkan sekarang Kepada kami sangatnya sayang Sakit ngilu ibu menanggung Tambatan hati pengarang jantung Basahlah baju diair mata
Ayah dan bunda masuk neraka Menjaga anak minum makannya Di akhirat badan sengsara pula Setelah lahir kami didukung Tandanya ibu mendapat untung Kini lah sangsai badan cilaka Habislah ‘akal tipu dan daya Kasihanilah kiranya hamba-Mu ini Ampunilah ayah bunda kami Mendo’a dengan berhiba hati Beserta ayah yang dikasihi Supaya boleh masuk syurga Wahai Ya Allah yang maha kaya Kalaulah tidak Tuhan ampunkan Biarlah kami masuk sekalian Asal bersama ayah dan bunda Kalaulah engkau tidaklah hiba
(37)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 28)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (28)
Biarlah kami masuk neraka Dengan ayah beserta bunda Hati kanak-kanak sangatlah hiba Rasa terbayang nasib bunda Tuhan Allah sifatnya Rahman Do’a yang ikhlas ia utamakan Wahai jibrail malaikat setia Temui malik penjaga neraka
Kanak-kanak mendengar sangat gembira Jibrail mengetuk pintu neraka
Apa maksud datang kemari Apakah ada titah Ilahi
Coba terangkan sekarang juga Jibrail berkata memberi jawaban Ibu kanak-kanak hendak keluarkan Dosanya sudah diampunkan Malaikat berseru ketika itu Hendaklah segera kamu ke pintu Do’a kanak-kanak Allah kabulkan Seorangpun tidak ia tinggalkan Kanak2 semua bergirang hati Mukalah hitam di panggang api
Bersama-sama menanggung siksa Kiranya do’a tidak diterima Ia mendo’a serta air mata Dipanggang api dalam neraka Do’a kanak2 ia dengarkan Kepada jibrail lalu berfirman Pergi sekarang dengan segera Pintu neraka supaya dibuka Perjalanan Jibrail diiringkan Malik bertanya itu siapa
Dengan kanak-kanak beramai ramai Supaya senang di dalam hati
Agar aku buka pintu neraka Aku kemari diperintah Tuhan Begitupun ayah juga sekalian Oleh Tuhan Khaliqul jinan Terhadap kepada ayah dan ibu
Anak-anak kamu sudah lama menunggu Ayah dan bunda lalu dikeluarkan
Dan ini perintah Tuhan Yang Rahman Ibu dan bapa segera ditemui
(38)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 29)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (29)
Begitu pula romannya bunda Di bakar api dalam neraka Untunglah ada anak mendoa
Mungkin di neraka selama-lamanya Wahai sahabat saudara saudari Hendaklah sabar lapangkan hati Tenangkan hati lapangkan dada Di akhirat nanti ada balasnya Do’anya maqbul di sisi Allah Tenangkan hati jangan gelisah Harta Allah kembali kepada Allah Jangan menda’wa membuat helah Demikian nasihat harus ingati Setelah bertemu ayah dan umi Ayah dan bunda hendak dibawa Tapi sedikit ada salahnya Malu dilihat orang syurga
Dari pada malu dilihat orang syurga Perasaan malu melihat badan Maka air lalu ia tanyakan Untunglah ada sungai di sana Airnya jernih sangat sejuk
Badannya hitam seperti bara Hampir berubah bentuk mukanya Kalaulah tidak apalah daya Antah pabila akan keluarnya Bila ditinggal anak pergi Jangan diratap ditangisi Terima semua dengan ridha Dari neraka dikeluarkannya Sekalipun payah serta susah Serahkan diri kepada Allah Kitapun tidak dapat membantah Jangan ditempuh kerja yang salah Kepada kanak-kanak kita kembali Senanglah rasa di dalam hati Ke dalam syurga bersama-sama Badannya hitam sangat buruknya Busuk dan bauk bak keduanya Maulah rasanya balik ke neraka Kanak-kanak melihat timbul pikiran Baik sumur atau pancuran
Antara syurga dan neraka
(39)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 30)
Syair kanak-kanak di dalam syurga (30)
Mereka semuanya dulu mandi Habis semua segala daki Mandi selesai mereka keluar Diganti baju serta selawar Di ambil pula minyak kasturi Pemberian anak bidadari Kinilah tiba dalam syarugo Sangatlah indah kelihatannya Sungainya susu pasirnya intan Kebung bunga dan buah-buahan Bidadari dayang penginang Bersuka-suka beriang-riang Kalau dibanding nikmat syurga Sangatlah banyak macam jumlahnya Kalau dimisal diumpamakan
Nikmat syurga ‘ibarat lautan Di dalam syurga hidup andai Menerima segala semua janji Wahailah sahabat sanak saudara Jangan tertipu jangan tergoda Cobalah bayangkan dalam hati Tak dapat bersembunyi lagi
Dicuci muka digosok gigi Dari kepala sampai ke kaki Badan bersih terasa segar Dipakai sepatu serta daster Baunya harum sangatlah wangi Sangatlah senang dalam hati Heranlah hati memandanginya Di atas dunia tak ada contohnya Cahaya terang bergemerlapan Segala cukup ada di sana Setiap hari berdendang sayang Sangat gembira sangatlah senang Dengan nikmat di atas dunia Beribu-ribu berjuta-juta Nikmat dunia setapak tangan Demikian kata rasul pilihan Tuhan namakan hidup hakiki Dari Tuhan yang maha suci Kuatkan iman di dalam dada Hidup di dunia tidaklah lama Bagaimana pedihnya dibakar api Ketika hidup hendak diingati
(40)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 31) Syair kanak2 di dalam syurga (31)
Begitupun pula coba bayangkan Zikirlah selalu kepada Tuhan Sekarang ini sampailah kisah Ibu dan bapa janganlah susah Serahkan anak kepada Tuhan Di akhirat pasti Allah pertemukan Sehingga ini tamatlah kisah Harap maafkan jika tersalah Tegur dan sapa kami terima Alhamdulillah akhirnya kata
Nikmat syurga yang Allah sediakan Di akhirat pasti selamat badan Syair kanak-kanak tamatlah sudah Jangan sedih jangan gelisah Di dalam hati hendak yakinkan Di dalam syurga jannatu al-mannan Kepada pembaca kami bermadah Karena manusia bersifat lemah Untuk perbaikan cetakan kedua Salam dan maaf kepada pembaca
*¤*
{Ruh kanak2 yang meninggal dan do’anya kepada ibu bapanya}
Untuk kesempurnaan isi dan jiwa dari syair kanak2 ini/ maka ditambahkan beberapa hadist dari nabi besar kita Muhammad SAW.
1. inna arwāḥi walidāni al-mu’minīna fī ajwāfi ‘aṣāfīru nasraḥu fī al-jannati
ḥaiṡu syaatan -rawāhu ibnu Abi Hatim-
Ruh kanak-kanak mukmin bersama burung-burung di dalam syurga bersenang2/ dengan sangat riangnya.//
2. kullu maulūdin fī al-islāmi fahuwa fi al-jannati syab’ān rayyānin yaqūlu
(41)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 32) Syair kanak2 di dalam syurga (32)
Setiap kanak-kanak islam yang meninggal ia terus ke syurga kenyang dan/ puas dengan makan dan minuman yang lezat mereka selalu berdo’a/ kepada Allah ya Tuhan pertemukanlah kami dengan ibu bapa kami./
3. mā mina an-nāsi min muslimin yutawaffa lahu ṡalāṡata lam yablugū al
-ḥunṡa illā adkhalahu allāhu al-jannatu bifadli raḥmatihi -rawāhu Al-bukharī wa anasā'i-
Tiap-tiap manusia muslim bila kematian tiga orang anak yang belum baligh/ ber’akal akan dimasukkan Tuhan kedalam syarugaatas limpahan Rahmat/ Tuhan kepadanya./
4. mā min muslimīna yamūtu baynahumā ṡalāṡata awlādin lam yablugū al
-ḥunṡa illā adkhalahumā allāhu bifadli raḥmatihi iyyāhum qāla : yuqālu
lahum adkhulū al-jannati fayaqūlūna : ḥattā yadkhulu abā'unā fayuqālu :
adkhulū al-jannati antum wa abā'ukum -rawāhu Al-bukharī wa anasā'i- Setiap dua orang ibu bapa yang muslim bila kematian tiga orang/ anak yang belum baligh ber’akal mereka akan dimasukkan Tuhan ke dalam/ syurga kata nabi : anak itu disuruh masuk syurga mereka// menjawab kami masuk syurga jika ibu bapa kami dimasukkan pula/ kemudian dikatakan pada mereka : masuklah kamu beserta ibu bapamu/ semua ke syurga./
Kedua hadist menyatakan bahwa ibu bapa yang kematian anak akan/ dimasukkan Tuhan ke dalam syurga bersama anaknya./
5. man qaddama ṡalāṡatan lam yablugū al-ḥilmi kānūlahu ḥaṣnan ḥaṣīnan mina an-nāri qālu abū żarri : qaddamat iṡnaini qālu : faqāla abayya ibni ka’bin sayyid al-quwā : qaddamat wāḥidan qāla : wa waḥidan walakin
(42)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 33) Syair kanak2 di dalam syurga (33)
Siapa kematian tiga orang anak yang belum baligh adalah anak-anak itu/ baginya seumpama dinding yang akan mendindingnya dengan neraka tanya Abu/ Zari anakku hanya dua orang yang meninggal jawab nabi : dua juga/ maka bertanya Abi Ibni Ka’ab : anakku hanya seorang yang mati jawab/ nabi : seorang juga. Semua masuk syurga, tetapi yang demikian itu/ dengan syarat ibu bapa tenang dan sabar menerima khabar kematian anaknya./
6. iżā māta walada al-‘abdi qāla allāhu limalā'ikatihi : qabaḍtum walada ‘abdīfayaqūlūna na’am, fayaqūlu qabaḍtum ṡamarata fūadihi fayaqūlūna
na’am fayaqūlu māżā qāla ‘abdī fayaqūlūna ḥamadaka wa iṣtarja’a
fayaqūlu allāhu ibnu al-‘abdī bainahumā fī al-jannati wa samūhu baitu
al-ḥamdi -rawāhu at-tarmīżi-
Bila meninggal anak seorang hamba berkata Tuhan kerpada malaikatnya/ telah engkau ambil anak hambaku jawab malaikat betul. Berkata Tuhan/ lagi: telah engkau ambil buah hatinya jawab malaikat betul./ Maka kata Tuhan: apa kata hambaku itu? Jawab malaikat: iya/ memuji engkau, membaca
al-ḥamdulillāhidaninnā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn./Maka berkata Allah kepada malaikat: dirikanlah untuk hambaku ini sebuah/ rumah gedung di dalam syurga dan beri nama dengan baitu al-ḥuda
Dalam hadist dibuatkan ((
ﻰﻟﻭﻻﺍ ﺔﻤﻌﻁ ﺪﻨﻋ ﻚﻟﺫ ﺎﻤﻧﺍ ﻦﻜﻟﻭ
/ walakin innamāżalika ‘inda ṭa’amatun al-ūlā )) maksudnya ialah bahwa anak mendinding ibu bapanya sehingga/ ibu bapanya bisa masuk ke dalam syurga bila ibu dan bapa menerima / khabarkematian anak atau melihatnya, dihadapan anaknya pergi sabar dan/ tenang ia dengan rida dan ikhlas dilepasnya anaknya dido’akannya/ kepada Tuhan.
(43)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 34) Syair kanak2 di dalam syurga (34)
Pada saat ini pulalah kasudahankekuatan iman untuk menolak/ segala godaan iblis dan syaitan. Hadapi dengan segala kekuatan/ jiwa lekaslah pergi menemui Tuhan pergilah berwudu sembahyanglah/ bacalah Quran. Tuhan akan memberi orang yang mendekatkan diri/ kepada-Nya dan memintak, berdo’alah.
Firman Tuhan :
((
ِﺭﻮُﻣُ ْﻷﺍ ِﻡْﺰَﻋ ْﻦِﻣ َﻚِﻟ َٰﺫ ﱠﻥِﺇ ۖ َﻚَﺑﺎَﺻَﺃ ﺎَﻣ ٰﻰَﻠَﻋ ْﺮِﺒْﺻﺍَﻭ
/
wa aṣbir ‘alā mā aṣābaka,inna żālika min ‘azmi al-umūri/ 'bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting' )) Luqman 17. Hendaklah engkau bersifat sabar talabih melapangkan dada menerima segala yang/ didatangkan Allah kepadamu sesungguhnya yang demikian itu menguatkan cita-cita// dan mengeraskan kemauan menguatkan jiwa dan iman.
((
ٍﺏﺎَﺴِﺣ ِﺮْﻴَﻐِﺑ ﻢُﻫَﺮ ْﺟَﺃ َﻥﻭُﺮِﺑﺎﱠﺼﻟﺍ ﻰﱠﻓَﻮُﻳ ﺎَﻤﱠﻧِﺇ
/
innamā yuwaffa aṣ-ṣābirūna ajrahum bigayri ḥisābin/ 'hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas' )) Az-zumar 10/ orang yang bersifat sabar akan dibalas Allah dengan pahala yang sebanyak2nya.((
َﻦﻳِﺮِﺑﺎﱠﺼﻟﺍ ﱡﺐِﺤُﻳ ُ ﱠﷲَﻭ
/
wa allāhu yuḥibbu aṣ-ṣābirīna/ 'dan Allah mencintai orang-orang yang sabar' )) Ali ‘imran 146/ Tuhan itu cinta dan sayang kepada orang yang berhati lapang dan/ sabar.(44)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 35) Syair kanak2 di dalam syurga (35)
Sabar adalah satu kekuatan dari beberapa kekuatan jiwa dan hati/ dengan kekuatan hati itu kita menerima segala ketetapan Allah dan/ keputusan-Nya kepada diri kita. Harta kita dengan dada yang lapang/ kita menyerah menerima dengan segala keridaan hati.
Dengan kekuatan jiwa yang sabar ini kita tahan segala derita/ yang tidak disenangi, kita tahan kepahitan, kita kekang nafsu syahwat/ yang bergejolak, dengan kekuatan sabar dapatlah tipu daya iblis/ dikalahkan sifat sabar menetapkan iman dan menyuruh kita berdiri di atas/ garis agama, inilah yang sempurna.
Sabar yang sempurna ialah sabar menerima segala derita dan sabar/ mengerjakan ‘ibadah kepada Allah dengan terus menerus baik waktu/ sehat senang dan lapang maupun waktu susah sempit dan ketika/ berhembus badai nafsu dan syahwat yang mengguncangkan dirayu iblis/ digoda syaitan ia tidak beralih tidak berguncang hati malah semakin// dirapatkannya jiwanya kepada Allah. Inilah sabar yang dikehendaki dipuji/ Tuhan, dicintai Allah.
Biḥamdihi
(45)
(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 36) Syair kanak2 di dalam syurga (36)
(Ralat) pembetulan salah cetak
Hal Baris dari atas
Tertulis Betulnya
3 5
ﻦﻴﺗﺎﻤﻜﺗ
(tekematian)ﻦﻴﺗﺎﻤﻛ
(kematian) 4 11ﻦﻬﻴﻛ
(kihan)ﻦﻬﻴﺴﻛ
(kasihan) 5 16ﺮﻜﺳ
(sekar)ﺍﺭ
ݣ
ﺱ
(segera) 5 5,6 ﻦﻟﺎﺟﺮﻛ (kerjalan)ﻦﻛﺎﺟﺮﻛ
(kerjakan) 6 4۲
ﻖﻨﻛ
(kenak2)۲
ﻖﻧﺎﻛ
(kanak2)6 19
ﻦﻛﺍﺮﺒﻣ
ݣڠ
ﻡ
(menggembirakan)ﻦﻛﺮﻴﺑ
ݣ
ﻡ
ڠ
ﻡ
(mengemgebirkan) 7 5ﻥ
ڠ
ﺎﺘﻧﺭ
(rintangan)ﭗڠ
ﺖﻧﺭ
(rantingnya)7 6
ﺱﺎﻣ
(masa)ﺲﻧﺎﻣ
(manis)7 11
ﻪﻠﺗ
ڠ
ﺱ
(sengatlah)ﻪﻠﺗ
ڠ
ﺎﺳ
(sangatlah)11 4
ﺕﺎﺣ
(hat)ﻰﺗﺎﺣ
(hati)11 7
ﭗ
ﺎﻫﺭ
(rahanya)ﭗ
ﺎﺳﺭ
(rasanya) 13 10ﻦﺳﺎﻨﻔﻨﻛ
(kenpanasan)ﻦﺳﺎﻨﻔﻛ
(kepanasan)25 1
ﻡﺎﺘﻴﻫ
(hitam)ﻢﺘﻴﻫ
(hitam)28 9
ﻦﻛ
ڠ
ﺮﻳﺍﺩ
(diiringkan)پ
ﻦﻛ
ڠ
ﺮﻳﺍﺩ
(diiringkannya) 29 22ﺍﻭﺍﺩ
(dawa)ﺍﻭﺎﺑﺩ
(dibawa)30 16
پ
ﺕﻭﻻ
(lautnya)ﻦﺗﻭﻻ
(lautan)31 14
ﺡﺍﻭﺭﺍ
(arwaha)ﺡﺍﻭﺭﺍ
(arwahi)(46)
Keterangan:
Pada naskah sebenarnya tidak terdapat tabel di bagian ralat, penulis membuat tabel untuk mempermudah penulis dalam penulisan skripsi ini. Pada ralat atau pembetulan di atas terdapat bebrapa kesalahan, di antaranya:
1. Halaman 5 baris ke 16, pada naskah sebenarnya tidak terdapat tulisan atau kata (
ﺮﻜﺳ
) seperti yang tertulis pada daftar ralat di atas.
2. Halaman 6 baris ke 19, tulisan pada naskah sudah benar, jadi tidak perlu diralat.
3. Halaman 7 baris ke 6, tulisan pada naskah sudah benar, jadi tidak perlu diralat.
4. Halaman 11 baris ke 4, tulisan pada naskah sudah benar, jadi tidak perlu diralat.
5. Halaman 29 baris ke 22, tulisan pada naskah sudah benar, jadi tidak perlu diralat.
(47)
3.4 Telaah Isi dan Pesan Naskah
ڬ
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ
۲
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ
/Syair Kanak-KanakDalam Syurga/ Karya Al-Husni
3.4.1 Isi Naskah Halaman 1
Penulis syair memulai dengan Bismillah yang diberi iluminasi, kemudian penulis mengungkapkan pujian kepada Allah disertai salawat kepada Rasulullah. Penulis naskah ini menyampaikan kepada pembaca bahwa naskah ini sangat baik sekali untuk dibaca, karena naskah ini banyak mengandung nasihat-nasihat, pelajaran dan pandangan agama. Banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik dari naskah ini, khususnya kepada ibu bapak yang anaknya telah meninggal sewaktu kecil.
Ibu bapak yang anaknya telah meninggal dunia hendaklah membaca
al-ḥamdulillāhi, innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn, karena sesungguhnya segala yang ada di dunia ini adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Lepaslah kepergian seorang anak dengan sabar dan penuh keikhlasan, menyadari sesungguhnya bahwa anak adalah kepunyaan Allah dan Allahlah yang berkuasa atas segalanya.
Halaman 2
Naskah pada halaman kedua ini adalah lanjutan dari pembukaan syair atau pengantar dari pengarang yang ditujukan pada pembaca buku Syair Kanak-Kanak dalam Syurga ini. Naskah ini juga berisi tentang pandangan agama, bagaimana azab dan siksaan di Padang Mahsyar dan azab Allah di neraka kelak, juga nikmat Allah di dalam syurga yang dapat menyenangkan kehidupan manusia di akhirat. Pengarang menyebutkan pada akhir naskah ini sengaja ditambah beberapa hadist
(48)
tentang ruh anak yang sudah meninggal dan beberapa ayat al-Qur’an mengenai kesabaran dan hakikat sifat sabar itu.
Halaman 3
Pada halaman ini diungkapkan syair nasihat, bahwa kematian seorang anak itu bukanlah bentuk dari penyiksaan Allah kepada hamba-Nya, melainkan tanda kasih sayang Allah yang bersifat Rahman.. Ruh anak-anak yang telah meninggal dunia itu akan terus ke syurga dan selalu berdo’a. Mereka selalu meminta kepada Allah agar kelak orang tua mereka bisa dimasukkan ke dalam syurga.
Manusia yang bisa menerima takdir Allah dengan ikhlas dan sabar maka di akhirat nanti Allah akan beri balasan syurga-Nya. Allah akan berikan pahala yang berlipat ganda dan kemuliaan kepada orang-orang yang bersifat sabar, dan Allah akan selalu bersama orang-orang yang sabar dan ikhlas dalam menghadapi segala cobaan dan ujian. Bersifat sabar itu adalah tuntunan iman, yang wajib dimiliki oleh setiap insan. Segala yang hidup di dunia ini pasti akan mati.
Halaman 4
Penulis syair menjelaskan bahwa, Allah itu berkuasa dalam segala hal. Janganlah pernah manusia berbuat durhaka, karena Allah tidak menyukai orang-rang yang durhaka. Manusia harus selalu ingat bahwa ajal pasti akan datang. Semua orang pasti akan kembali kepada-Nya. Jangan pernah tergoda dengan kenikmatan dunia, karena itu hanyalah sementara dan jangan lupa beramal untuk dirinya.
Orang-orang yang memiliki sifat sabar akan mendapatkan rahmat yang tiada henti-hentinya. Sifat sabar merupakan pahala yang tinggi nilainya. Allah telah menjanjikan surga kepada orang-orang yang selalu bersifat sabar. Musuh dari setiap hamba adalah iblis dan syetan. Mintalah selalu perlindungan hanya kepada Allah. Nabi bersabda, jika seseorang sedang mendapatkan musibah, maka segeralah berwudhu dan sucikan diri. Shalatlah dan minta perlindungan kepada
(49)
Allah. Baca Al-Quran dengan khusuk diiringi dengan do’a selamat agar hati terasa tenteram.
Halaman 5
Penyair menerangkan bahwa Allah akan memberikan ketenangan bagi orang-orang yang selalu berserah diri kepada Nya. Pikiran yang kacau akan Allah tenangkan, yaitu dengan mengamalkan shalat malam (tahajud) di malam sunyi menjelang fajar berulang-ulang kali. Perasaan yang sedih Allah hapuskan, hati yang sempit akan Allah lapangkan. Orang-orang yang selalu mengerjakan perintah Allah akan mendapatkan pahala yang besar. Wajahnya selalu berseri gembira, tidak mudah digoda oleh iblis dan syetan. Itulah tanda-tanda orang yang bertaqwa.
Kematian anak-anak itu adalah suci, malaikat akan mencabut nyawanya dengan sangat berhati-hati, sehingga anak-anak itu tidak merasakan sakit sedikitpun. Setelah ruh anak-anak itu dibawa pergi, malaikat akan menunggu perintah dari sang Ilahi untuk membawanya ke dalam syurga.
Halaman 6
Pada halaman ini penyair mengungkapkansyurga adalah tempat terindah yang Allah siapkan untuk hamba-Nya yang bertaqwa. Di sana terdapat buah-buahan yang lezat, beraneka ragan buah yang disebutkan seperti anggur, durian, rambutan, mangga, jeruk, manggis, menandakan segala buah-buahan di dunia akan ada di syurga kelak. Makanan dan minuman yang cukup, sungai dengan air yang jernih serta keindahan pasirnya bak mutiara yang bertaburan, burung-burung yang beterbangan dan taman bunga yang indah. Semua kenikmatan syurga tidak ada tandingannya. Orang yang menerima dengan ikhlas dan sabar semua takdir Allah, maka syurgalah balasan yang Allah janjikan.
Halaman 7
Penyair mengisahkan tentang ruh anak-anak yang terus ke syurga, mereka akan hidup bahagia di sana. Apapun yang mereka minta ada di sana, mereka
(50)
bermain bersama-sama. Namun demikian, anak-anak selalu rindu kepada orang tuanya. Mereka selalu bertanya-tanya, dimanakah orang tua mereka sekarang? sudah terlalu lama mereka berpisah.
Anak-anak selalu berdoa kepada Allah agar hari kiamat cepat datang, karena pada saat itulah mereka bisa bertemu dengan ayah dan ibunya. Anak-anak itu ragu apakah ayah bunda mereka akan masuk syurga? Maka dari itu mereka juga berdoa agar orang tua mereka dimasukkan Allah ke dalam syurga, mereka akan merasa sedih jika orang tuanya masuk ke dalam neraka. Di balik semua itu Allah telah memerintahkan jibril agar menemui malaikat Ridwan penjaga syurga supaya melakukan sesuatu untuk anak-anak itu.
Halaman 8
Pada halaman ini dikisahkan bahwa hari kiamat sudah tiba. Allah memberi perintah kepada Jibril untuk menyampaikan pada Ridwan penjaga syurga untuk mengeluarkan anak-anak dari dalam syurga. Jibril berkata : “anak-anak sekalian, keluarlah kalian dari dalam syurga!”. Anak-anak sangat gembira mendengar berita itu. Mereka segera mengisi air ke dalam kendi untuk diberikan kepada orang tua mereka nanti. Anak-anak segera bersiap-siap, mereka memakai segala perhiasan, cincin permata yang cantik dan memakai wangi-wangian. Anak-anak itu kelihatan berseri-seri, membayangkan akan bertemu dengan ayah dan ibu mereka.
Halaman 9
Penulis syair mengisahkan bagaimana anak-anak keluar dari dalam syurga, hendak mencari ayah dan ibunya. Tibalah anak-anak di padang mahsyar. Anak-anak masih bertanya-tanya, dimAnak-anakah gerangan ayah dan ibunya. Rasa rindu yang telah lama mereka pendam, mereka sudah tak sabar ingin bertemu kembali. Ketika anak-anak itu berjalan di Padang Mahsyar, mereka menemukan jalan bersimpang dua, yang kanan jalan menuju syurga, sedangkan yang kiri jalan menuju ke neraka. Disanalah mereka menunggu kedatangan orang tua mereka. Rasa cemas selalu menghampiri anak-anak itu, rasa takut selalu membayangi pikiran mereka. Sudah lama anak-anak menunggu, namun ayah dan ibunya tak
(51)
juga datang, digambarkan dengan kata: ”Lah putih mata kami memandang, urat leher terasa lah tagang, dimanalah ayah dan bunda sekarang”.
Halaman 10
Penulis syair menceritakan bahwa anak-anak mulai menangis tersedu-sedu, karena tidak juga bertemu dengan ayah dan ibu mereka, tak hentinya mereka memohon kepada Allah agar secepatnya bertemu ayah dan bundanya. Anak-anak teringat akan besarnya jasa ayah dan ibunya sewaktu ia masih hidup di dunia. Ibu selalu merawat mereka, memberi kasih sayang dan menjaga mereka dari bahaya sepanjang hari. Ayah yang selalu mencari nafkah untuk memberi mereka makan dan minum. Ayah dan ibu selalu berdoa setiap shalatnya, agar anaknya selalu diberi kesehatan dan umur panjang, agar anaknya menjadi orang yang berguna dan bisa merawat mereka ketika mereka sudah tua kelak. Ungkapan ini tertuang dengan untaian kata: “selalu mendoa’ sesudah sembahyang, setiap pagi setiap petang, diharapkan agar membalas guna, menjaga memelihara pabila lah nua, setelah besar membalas jasa, kepada kedua ibu dan bapa”.
Halaman 11
Pada halaman ini penulis syair mengungkapkan begitu besar harapan ayah dan ibu kepada anaknya. Namun Allah berkehendak lain. Allah telah mengambil nyawa anaknya ketika sang anak masih kecil. Tidak bisa diungkapkan kesedihan yang dirasakan ayah dan ibu mereka saat itu.
Sudah lama anak-anak menunggu di jalan bersimpang dua itu, tapi ayah dan bunda tidak juga datang. Anak-anak bertanya kepada Allah, berapa lama lagi mereka akan menunggu. Tidak lama kemudian lewatlah kaum satu rombongan berjalan di hadapan mereka. Anak-anak merasa senang dan gembira, mereka mengira bahwa itu adalah ayah dan ibunya. Mereka bertanya kepada kaum satu rombongan itu, “apakah ada diantara kalian ayah dan ibu kami?”. Anak-anak telah menyiapkan air di dalam kendi yang akan diberikan untuk pelepas dahaga ayah dan ibu mereka. Kemudian kaum itu menjawab, “ wahai kanak-kanak yang
(52)
jombang, yang kalian tunggu telah datang, kamilah ayah dan ibu kalian, janganlah kalian ragu”.
Halaman 12
Pada halaman ini penulis syair menceritakan bahwa kaum itu terus meyakinkan kepada anak-anak bahwa merekalah ayah dan ibunya, mereka tidak lupa akan cirri-ciri dan wajah anak mereka. Kaum itu kemudian meminta air yang sudah disiapkan anak-anak itu di dalam kendi, untuk pelepas dahaganya, karena matahari sangat panas saat itu, matahari yang berada satu jengkal di atas kepala, membuat kepala terasa akan pecah. Kaum itu tetap membujuk agar anak-anak memberikan air di dalam kendi itu.
Kemudian anak-anak berkata kepada kaum itu, “jika memang betul kalian ayah dan ibu kami, berilah kami keterangan yang pasti, kapan kami lahir dan kapan kami meninggal dunia? Siapa yang memandikan kami dan siapa pula yang mengantarkan kami ke liang lahat?” Anak-anak ingin mendengar jawaban dari kaum itu, jika mereka bisa menjawab berarti benar merekalah orang tua yang ditunggu anak-anak itu dan air pelepas dahaga akan diberi pada mereka.
Halaman 13
Pada halaman ini penyair menceritakan pula, kaum itu terdiam seketika mendengar pertanyaan dari anak-anak, mereka bingung karena tidak tahu jawabannya. Karena tidak bisa menjawab pertanyaan dari anak-anak itu, maka kaum yang merupakan iblis dan syaitan itupun tidak mendapatkan air yang sudah dibawa oleh anak-anak di dalam kandi. Kaum itu lalu kembali melanjutkan perjalanan dengan rasa sedih dan kecewa. Anak-anak itu sedikitpun tidak merasa kasihan kepada iblis dan syaitan yang kehausan, biarlah mereka menerima azab Tuhan. Anak-anak itu kembali menunggu ayah dan ibunya di simpang jalan dua. Mereka bermohon pada Allah untuk mempertemukan mereka kepada ayah dan ibu mereka.
(53)
Halaman 14
Kemudian anak-anak kembali melihat satu rombongan lagi, mereka ini berjalan lambat karena kepayahan ditimpa terik matahari. Anak-anak terlihat sangat senang dan gembira. Mereka menatap rombongan itu dengan sangat hati-hati dan teliti, agar mereka tidak dibohongi untuk yang kedua kalinya. Setelah mereka melihat dengan cermat ternyata benar rombongan itu adalah ayah dan ibu mereka. Mereka langsung memeluk erat keduanya. Mereka segera memberi air minum di dalam kendi yang sudah mereka siapkan untuk pelepas dahaga ayah dan ibu. Ayah dan ibu langsung meminum air dalam kendi tersebut. Air itu sangat sejuk dan manis rasanya. Ayah dan ibu memandang anaknya sambil bercucuran air mata. Anak dicium dan dipeluk seerat-eratnya. Mereka saling melepaskan rindu, karena sudah lama tidak bertemu. Mereka teringat masa di dunia ketika dibedung dipangku ibunya.
Halaman 15
Pengarang menceritakan lagi, setelah saling melepaskan rindu, sang ibu mulai bercerita tentang kehidupannya setelah anak meninggal dunia. Setiap hari ibu selalu terbayang wajah anaknya, teringat saat anak masih di pelukan, seakan-akan anaknya hidup kembali, begitulah yang ayah dan ibu rasseakan-akan setiap harinya. Kemudian ayah dan ibu menanyakan kepada anak-anak darimana mereka mendapatkan semua pakaian dan perhiasan yang mereka pakai. Sebelum anak-anak menjawab pertanyaan ayah dan ibu, mereka terlebih dahulu menyampaikan isi hati mereka, menjelaskan bagaimana perasaan mereka semenjak berpisah dengan ayah dan ibu. Ayah, ibu dan anak-anaknya saling menceritakan suka duka perpisahan mereka.
Halaman 16
Setiap hari selalu terbayang kenangan bersama ayah dan ibu, tidak satupun yang mereka lupakan. Anak-anak selalu berdoa kepada Allah di setiap shalatnya, mereka selalu meminta agar bisa dipertemukan kembali dengan kedua orang
(54)
tuanya. Anak-anak menjawab pertanyaan ayah dan ibu tadi, pakaian dan perhiasan itu adalah pemberian dari anak bidadari.
Walaupun anak-anak mendapat pakaian dan perhiasan yang mewah, hal itu lantas tidak membuat anak-anak merasa bahagia. Anak-anak menceritakan bagaimana sakitnya mereka ketika ayah dan ibu menangisi kepergian mereka dahulu. Ketika jasad mereka sedang dimandikan, dan diantarkan sampai ke liang lahat, saat itu pula ibu meratapi kepergian mereka. Terdengar ratap tangis ibu, menangis tersedu-sedu. Melihat keadaan yang demikian anak-anak merasa sakit sekali, seakan-akan hati dan jantung mereka terbakar oleh bara api yang sangat panas.
Halaman 17
Begitu juga keadaan di syurga, meskipun di sana mereka hidup berkecukupan namun hati mereka tetap tidak tenang. Teringat tentang ayah dan ibu. Kehidupan mereka adalah sama, sama-sama menanggung rindu, sama-sama bersedih dan sama-sama berduka. Mereka saling bercerita satu sama lain menceritakan masa silam tentang apa yang mereka rasakan semenjak ditakdirkan Allah untuk berpisah.
Halaman 18
Pada halaman ini penulis syair memberikan sub judul yaitu Berhisab Dosa Pahala, dengan dihiasi iluminasi kanan dan kiri. Pengarang bercerita tentang perhitungan dosa dan pahala bagi semua insan. Segala sesuatu sudah ditakdirkan Allah, orang-orang yang sedang bahagia bersama anak-anaknya bisa saja Allah pisahkan, karena semua yang ada di dunia ini adalah milik-Nya, semua di bawah kuasa-Nya. Tetapi hal yang demikian itu bukanlah bentuk siksaan dari Allah, melainkan ujian yang Allah datangkan kepada orang-orang yang beriman. Mereka yang sabar menghadapi ujian dari Allah akan mendapatkan pahala yang besar.
Kemudian turunlah perintah dari Allah kepada Jibril, agar mengumpulkan semua umat manusia di Padang Mahsyar, tidak ada yang dikecualikan, baik orang
(55)
miskin, kaya, hina maupun terhormat. Semua akan dikumpulkan untuk ditimbang dosa dan pahalanya. Jibril pun menjalankan perintah Allah, semua manusia ia kumpulkan dan tidak satupun ia kecualikan.
Bermacam-macam kejadian yang terjadi di Padang Mahsyar itu. Ada yang sedih ada yang gembira, orang-orang yang beriman akan senang hatinya. Orang-orang yang berdosa pasti akan ketakutan. Di sana umat manusia jalan berdesak-desakan, ada yang terhimpit ada yang terinjak, ada pula yang mukanya pucat dan cekung, perutnya busung dan membusuk. Itulah orang-orang yang tidak beruntung.
Halaman 19
Pada halaman 19 ini penulis syair menguraikan tentang manusia yang berbuat jahat dan maksiat ketika hidup didunia akan mendapat ganjarannya di akhirat kelak. Tak ada guna sebuah penyesalan ketika sudah sampai di Padang Mahsyar. Tidak seorangpun merasa kasihan melihat orang-orang yang banyak berbuat dosa, mereka mendapat balasan dari Allah, mereka terhimpit dan tertindih. Matahari hanya sejengkal di atas kepala, panasnya matahari sangat terasa di ubun-ubun kepala, sangatlah panasnya. Keringat yang bau mengalir ke seluruh badan, tidak ada satupun tempat untuk bersembunyi. Begitulah azab di Padang Mahsyar bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah sewaktu hidup di dunia. Semua itu hanya azab di padang mahsyar, belum lagi ‘azab di dalam neraka. Jauh lebih menyakitkan dan akan terus berulang sepanjang masa. Manusia yang durhaka di atas dunia sudah pasti akan masuk neraka dan yang ta’at kepada Allah sudah pasti tempatnya di Syurga. Padang mahsyar adalah tempat dihitungnya dosa dan pahala. Tidak ada satupun yang luput dari pandangan Allah. Sekecil atau sebesar apapun dosa dan pahala akan tetap diperhitungkan karena semuanya ada catatannya, maka mereka akan tetap mendapatkan balasan.
Halaman 20
Pada halaman ini penulis syair memberikan sebuah nasihat bahwa hidup di dunia hanyalah sementara, hanya sekejap mata, kebahagiaan di akhirat untuk
(56)
selama-lamanya, tiada batasnya.Maka selama hidup di dunia hendaklah sabar menghadapi ujian dari Allah, ikhlas menerima semua ketetapan Allah dan banyak melalukan ibadah, sekecil apapun kebaikan yang dibuat akan tetap diberi pahala, dan sekecil apapun kejahatan yang dilakukan tetap diberi ganjaran.
Penyair membandingkan kehidupan akhirat beratus kali lamanya dari kehidupan dunia. Jika sewaktu di dunia lalai dalam menjalankan ibadah, di saat mereka terlalu asyik dengan kehidupan di dunia, ajal pun datang tiba-tiba. Maka banyak mereka yang takut apakah mereka tertulis sebagai ahli neraka.
Setelah selesai perhitungan dosa pahala, kemudian seluruh umat manusia akan menyeberangi jembatan ṣirāta al-mustaqīm. Jembatan yang sangat halus bak rambut dibelah tujuh dan sangat panjang yang di bawahnya terdapat api yang berkobar. Jika saja terlambat menyeberang makan kaki manusia terjilat api yang menyala itu.
Halaman 21
Manusia yang sedikit amalannya akan merasa cemas, takut dan gelisah, sedangkan manusia yang banyak amalannya akan merasa senang, karena mereka dapat melalui jembatan penyeberangan dengan cepat dan selamat. Orang-orang yang berdosa akan jatuh ke dalam neraka yang apinya sangat besar dan panas.
Bermacam-macam kejadian di jembatan penyeberangan itu, di jembatan ini tak ada pegangan dan tak ada lindungan. Ada yang jatuh ke dalam api saat baru melangkahkan kaki di atas jembatan, ada yang jatuh saat berada di ujung jembatan dan ada pula yang jatuh ke dalam api saat berada di tengah-tengah jembatan ṣirāta al-mustaqīm. Perintah Allah hendaknya dijalankan, taat beribadah dan selalu berbuat kebaikan, menjauhi perbuatan mungkar, berkasih sayang kepada insan, berbudi baik, curahkan cinta kepada Allah Yang Agung dan mengorbankan harta serta tenaga karena Allah, agar nanti dapat menyeberangi jembatan ṣirāta al-mustaqīm dengan selamat.
(57)
Halaman 22
Hidup di dunia hanyalah sementara, jangan dengarkan bisikan syaitan, jangan ikuti hawa nafsu duniawi, ingatlah selalu kepada Tuhan agar hidup bisa selamat. Setiap kejahatan pasti ada ganjaran dan setiap kebaikan pasti ada balasan. Jika manusia sudah lupa kepada Tuhan makan akan banyak godaan iblis yang datang, dan di akhirat akan mendapat ganjaran azab neraka. Tuhan juga akan melupakan umatnya jika umatnya melupakanNya sewaktu hidup di dunia dulu. Halaman 23
Pada halaman ini penyair menjelaskan bahwaAllah tidak akan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang tidak menjalankan perintah-Nya dan mendustakan rasul-perintah-Nya. Setelah melihat dan merasakan panasnya api neraka mereka pun meminta untuk dikembalikan ke atas dunia. Mereka insyaf dan ingin bertaubat, mereka baru meyakini bahwa hari pembalasan itu memang ada. Mereka berjanji akan rajin beramal dan beribadah kepada Allah. Namun Allah berkata lain, taubat dan doa mereka tidak akan diterima lagi, mereka harus merasakan ‘azab neraka. Dulu di dunia mereka tidak percaya akan hari pembalasan ini, sekarang mereka merasakan sendiri bagaimana rasanya hari pembalasan itu. Rasakan bagaimana panasnya api neraka, menahan haus dan lapar, dan siksaan lainnya. Bacalah nasihat ini berulang kali, agar melekat di dalam hati bagaimana pedihnya siksaan di neraka nanti. Ingatlah bahwa semua yang hidup pasti akan mati, tidak ada tempat untuk bisa bersembunyi.
Halaman 24
Pada halaman 24 ini terdapat tiga sub judul, yaitu: 1. Macam azab neraka
2. Do’a kanak-kanak dikabulkan Tuhan
3. Kanak-kanak bersama ibu bapa masuk syurga
Dikisahkan kembali bahwa ketika anak-anak sedang asyik duduk bersama ayah dan ibunya, saling bercerita melepaskan rindu, tertawa gembira
(58)
bersama-sama, datanglah perintah dari Allah kepada Jibril untuk membawa ayah dan ibu dari anak-anak tadi ke Padang Mahsyar, tempat semua umat manusia dikumpulkan. Anak-anak merasa sedih sekali, mereka mengira bahwa ayah dan ibu akan selalu bersama mereka, namun perintah Allah tidak bisa dibantah, ayah dan ibu harus tetap dikumpulkan bersama umat yang lainnya, agar ditimbang dosa dan pahalanya. Jika ayah dan ibu berdosa maka nerakalah tempatnya.
Halaman 25
Anak-anak merasa cemas memikirkan bagaimana nasib kedua orang tua mereka. Bagi orang-orang yang ta’at dan rajin beribadah maka dengan selamat mereka menyeberangi jembatan ṣirāta al-mustaqīm, dan bagi orang-orang yang banyak dosanya akan jatuh ke dalam api neraka.
Azab di dalam neraka sungguh sangat menyakitkan. Badan disiksa tiada henti, kerongkongan kering rasa terbakar, badan letih perutpun lapar. Kulit yang hangus berganti lagi, begitulah siksaan setiap hari. Penghuni neraka akan menjerit-jerit kesakitan, memaki-maki karena menahan sakit. Demikianlah keadaan di dalam neraka. Hidup di dunia bila tidak sembahyang, di akhirat badan akan dibakar api. Bila hidup di dunia memakan riba, di neraka perutnya akan buncit dan membusuk. Laki-laki dan perempuan yang berbuat zina, di dunia wajib didera dan di akhirat akan mendapat siksaan yang sangat dahsyat, mereka kekal selamanya di dalam neraka.
Halaman 26
Penyair memberikan nasihat tentang macam azab neraka. Orang-orang yang memakan harta anak yatim akan mendapat dosa besar. Orang yang suka bergunjing dan finah akan dipotong lidahnya, anak yang durhaka kepada kedua orang tua tidak akan pernah masuk syurga, orang yang bakhil dan kikir punggungnya akan disetrika. Orang yang suka berbohong, adu domba, tamak dan rakus akan Allah benamkan ke dalam api neraka. Bagi orang-orang yang syirik selama hidupnya akan Allah kekalkan di dalam neraka.
(1)
Lihai :
ﻲﻬﻴﻟ
4) Kaidah 4Bila suku pertama dan atau kedua hidup berbunyi “o”, “u”, dan “au” ditulis dengan waw () saksi.
Contoh: Roda :
ﺩﻭﺭ
Lubang :ﻊﺑﻮﻟ
Pulau :ﻮﻟﻮﻓ
Kicau :ﻮﺠﻴﻛ
Surau :ﻭﺭﻮﺳ
5) Kaidah 5Bila suku terakhir berbunyi “wa”, ditulis dengan huruf “waw” dan “alif”. Contoh:
Dewa :
ﺍﻮﻳﺩ
Bahwa :ﺍﻮﻬﺑ
Kecewa:ﺍﻮﻴﺠﻛ
Jiwa :ﺍﻮﻴﺟ
Siwa :ﺍﻮﻴﺳ
6) Kaidah 6(2)
a. Kalau vokal itu terus diikuti dengan konsonan, maka dituliskan alif saja. Contoh:
Antar :
ﺮﺘﻧﺍ
Intan :ﻦﺘﻧﺍ
Untung :ﻊﺘﻧﺍ
Unta :ﺖﻧﺍ
Enteng :ﻊﺘﻧﺍ
b. Kalau suku kata pertama itu berbunyi “a” saja ditulis dengan alif. Contoh: Abang :
ﻊﺑﺍ
Aman :
ﻦﻣﺍ
c. Kalau suku kata pertama berbunyi “i” atau “e” ditulis dengan huruf alif dan ya. Contoh:
Ipar :
ﺮﻔﻳﺍ
Edar :ﺭﺪﻳﺍ
Nilai :ﻲﻠﻴﻧ
d. Kalau suku kata pertama berbunyi “o” dan “u” ditulis dengan alif dan waw. Contoh:
Ubah :
ﻪﺑﻭﺍ
Obat :ﺖﺑﻭﺍ
(3)
Gunakan huruf alif dilanjutkan ya, bila suku kata satu dengan yang lain berbentuk i”. Dan gunakan tanda hamzah di atas waw sesudah alif saksi untuk bentuk “a-u”
Contoh: Kail :
ﻞﻳﺎﻛ
Saing :ﻊﻳﺎﺳ
Sauh :ﻩﺅﺎﺳ
Mau :ﺅﺎﻣ
8) Kaidah 8Bila suku kata yang satu dengan yang lain berbentuk “i-a”, maka penulisannya dengan cara menghubungkan huruf ya dengan huruf sesudahnya (atau boleh dengan memberikan tanda alif gantung di atas ya). Contoh:
Kian :
ﻦﻴﻛ
9) Kaidah 9Bentuk “u-a” harus dinyatakan dengan huruf alif sesudah huruf waw. Contoh: Buat :
ﺕﺍﻮﺑ
Tuan :
ﻥﺍﻮﺗ
10) Kaidah 10Bentuk “i-u” harus dinyatakan dengan memberikan huruf waw sesudah huruf ya. Contoh:
Liur :
ﺭﻮﻴﻟ
Beliung:ﻉﻮﻴﻠﺑ
(4)
Nyiur :
ﺭﻮﻴﺛ
11) Kaidah 11Bentuk “u-i” dinyatakan dengan huruf waw dan ya. Contoh: Kuil :
ﻞﻳﻮﻛ
Buih :
ﻪﻳﻮﺑ
Puing :ﻊﻳﻮﻓ
Bentuk “o-i” juga dapat memakai cara tersebut, contoh: Boing :
ﻊﻳﻮﺑ
12) Kaidah 12
Awalan me, ber, per, pe, ter, di, se, ke, ku tidak menimbulkan perubahan ejaan, penulisannya dengan merangkaikan saja. Contoh:
Mengambil :
ﻞﺒﻤﻐﻣ
Berbunyi :ﻲﺛﻮﺑﺮﺑ
Perkasa :ﺱﺎﻛﺮﻓ
Pedagang :ﻊﻛﺍﺪﻓ
Terlepas :ﺲﻔﻟﺮﺗ
Didera :ﺍﺭﺩﺩ
Dan untuk awalan yang diiringi oleh vokal, maka penulisannya dengan cara menambahkan atau menggantikan alif dengan hamzah.
Contoh:
(5)
Keujung : ﻊﺟﺆﻛ Kuambil : ﻞﺒﻣﺍﻮﻛ 13) Kaidah 13
Partikel kah, lah, tah dan pun penulisannya tidak mengubah ejaan (tinggal merangkaikan). Contoh:
Bacalah :
ﻪﻠﺟﺎﺑ
Makankah :ﻪﻜﻨﻜﻣ
Apatah :ﻪﺘﻓﺍ
Bunyipun :ﻥﻮﻔﻴﺛﻮﺑ
Untuk partikel pun ada sedikit pengecualian yaitu dengan menambahkan waw sesudah huruf fa.
14) Kaidah 14
Tentang imbuhan kan, ku, mu dan nya.
a. Bila suku kata terakhir diawali dan diakhiri oleh konsonan, maka penulisannya tidak mengalami perubahan ejaan. Contoh:
Tanamkan :
ﻦﻜﻤﻧﺎﺗ
Rambutmu :ﻮﻤﺘﺒﻣﺭ
b. Suku kata terakhir berbunyi ai dan ua tidak mengalami perubahan ejaan. Contoh:
Tupaiku :
ﻮﻜﻴﻓﻮﺗ
Kerbaunya :ﺙﻮﺑﻮﻛ
(6)
c. Suku terakhir terdapat sebuah vokal, perangkaian dengan akhiran ini akan mengubah ejaan. Contoh:
Bukumu :
ﻮﻣﻮﻜﺑ
Hatinya :ﺚﻴﺘﻫ
d. Kata yang sudah berakhiran an, i dan kan tidak mengalami perubahan ejaan jika dirangkaikan dengan imbuhan yang lain. Contoh:
Pergaulannya :
ﺚﻨﻟﺅﺎﻛﺮﻓ
Menjalaniya :ﺚﻴﻧﻼﺠﻨﻣ
Perkataanmu. :
ﻭﻣﻧﺄﺗﻛﺭﻓ
html