2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden kecemasan suami menghadapi istri
yang bersalin spontan. b.
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dengan tingkat kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin spontan
c. Untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor penyebab dengan tingkat
kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin spontan.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Suami
Sebagai sumber informasi untuk menambah pengetahuan tentang persalinan.
b. Bagi Peniliti
Sebagai sumber pengetahuan bagi peneliti yang akan datang dan dapat menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya.
c. Bagi klinik
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi klinik dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada pasangan suami istri khususnya suami dimana istrinya akan
menghadapi proses persalinan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan
1. Definsi
Cemas ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman takut dan memiliki firasat
akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Videbeck, 2008, hal. 307
2. Etiologi Cemas
Penyebab timbulnya kecemasan dapat ditinjau dari 2 faktor yaitu : 1 faktor internal yaitu tidak memiliki keyakinan akan kemampuan diri 2 faktor eksternal dari
lingkungan seperti ketidaknyamanan akan kemampuan diri, Threat ancaman, Conflik pertentangan, Fear ketakutan, Unfuled need kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Videbeck, 2008, hal. 312.
3. Faktor Predisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal kecemasan. 1.
Dalam pandangan psikoanalitis, kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi anatara dua elemen kepribadian: id dan superego. Id mewakili dorongan
insting dan impuls primitive, sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan
Universitas Sumatera Utara
dikendalikan oleh norma budaya. Ego atau aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi kecemasn adalah
mengingatkan ego bahwa ada bahaya. 2.
Menurut pandangan interpersonal, kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu dengan harga diri rendah
terutama rentan mengalami kecemasan yang berat. 3.
Menurut pandangan perilaku, kecemasan merupakan frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Kajian keluarga menunjukan bahwa ganguan kecemasan biasanya terjadi dalam
keluarga. Ganguan kecemasan juga timpang tindih antara gangguan kecemasan dan depresi. Stuarts, 2007, hal.146
4. Bentuk Cemas
Menurut Bucklew cemas bisa mempengaruhi seseorang dalam berbagai bentuk. Beberapa orang menunjukkan kecemasannya secara psikologis, emosional, dan
fisiologis. Cemas secara psikologis dan emosional terwujud dalam gejala-gejala kejiwaan seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkontraksi, perasaan tidak menentu
dan sebagainya. Sedangkan secara fisiologis terwujud dalam gejala-gejala fisik terutama pada sistem saraf misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut
mual-muntah, diare, nafas sesak disertai tremor pada otot. videbeck, 2008, hal. 308.
Universitas Sumatera Utara
5. Tingkat Kecemasan
kecemasan memiliki dua aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang bergantung pada tingkat kecemasan,lama kecemasan yang dialami, dan seberapa baik
indivudu melakukan koping terhadap kecemasan. Kecemasan dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat sampai panik. setiap tingkat menyebabkan perubahan
fisiologis dan emosional pada individu.
1. Kecemasan ringan adalah cemas yang normal menjadi bagian sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan, tetapi individu masih mampu memecahkan masalah. Cemas ini dapat memotivasi belajar dan
menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas yang ditandai dengan terlihat tenang percaya diri, waspada, memperhatikan banyak hal, sedikit tidak sabar,
ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan, rilex atau sedikit gelisah. 2.
Kecemasan sedang adalah cemas yang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal-hal yang penting dan mengesampingkan yang tidak
penting atau bukan menjadi prioritas yang ditandai dengan perhatian menurun penyelesaian masalah menurun, tidak sabar, mudah tersinggung, ketegangan otot
sedang, tanda-tanda vital meningkat, mulai berkeringat, sering mondar-mandir, sering berkemih dan sakit kepala.
3. Kecemasan berat adalah cemas ini sangat mengurangi persepsi individu,
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, dan tidak dapat berfikir tentang hal yang lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengurangi ketegangan individu memerlukan banyak pengesahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain ditandai dengan sulit berfikir , penyelesaian
masalah buruk, takut, bingung, menarik diri, sangat cemas, kontak mata buruk, berkeringat, bicara cepat, rahang menegang, menggertakkan gigi, mondar mandir
dan gemetar. 4.
Panik adalah tingkat panik dari suatu ansietas berbungan dengan ketakutan dan teror, karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan, panik melibatkan disorganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik,
menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang tidak dapat rasional. Tingkat
ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian Struat,
2007, hal. 144.
Sisi negative kecemasan atau sisi yang membahayakan ialah rasa khawatir yang berlebihan tentang masalah yang nyata atau potensial. Hal ini menghabiskan tenaga,
menimbulkan rasa takut, dan menghambat individu melakukan fungsinyadengan adekuat dalam situasi interpersonal,situasi kerja,dan situasi social. Individu selalu khawatir
tentang sesuatu atau semua hal tanpa alas an yang nyata, merasa gelisah lelah dan tegang. Videbeck, 2008, hal. 307
6. faktor-faktor Yang Menyebabkan Suami Cemas
Universitas Sumatera Utara
1. Kecemasan akan kesehatan istri dan bayi
Seorang ibu hamil memiliki kepekaan tertentu, dan sebagai suami yang mencintai, hasrat anda untuk ingin melindungi istri dari segala kemungkinan bahaya adalah sesuatu
yang sangat alami dan Para calon ayah yang sangat khawatir tentang kesehatan dan kesejahteraan bayinya yang belum hadir. untungnya hampir semua kekhawatiran itu
sebenarnya tidak perlu. Sekarang ini ada kemungkinan yang sangat besar bahwa bayi akan lahir dalam keadaan hidup dan sangat sehat kemungkinan ini jauh lebih besar
dibandingkan masa lalu.
2. Harapan jenis kelamin
Banyak pasangan suami istri mencari informasi tentang jenis kelamin anaknya sebelum kelahiran anaknya. Saat persalinan berlangsung, kebanyakan orang tua dapat
menerima jenis kelamin bayinya tetapi kadang-kadang kekecewaan muncul dan diungkapkan dengan jelas. Suami akan merasa sedih dan kehilangan pada saat
melahirkan karena melepaskan anak yang dibayangkan dan mulai menerima anakny
yang nyata.
3. Tangung jawab financial
Terutama dimasa sekarang, ketika biaya perwatan anak semakin meninggi, banyak calon ayah yang susah tidur memikirkan pertanyaan ini. Tetapi sesudah bayi lahir,
perubahan prioritas membuat uang yang tersedia akan cukup untuk kebutuhan bayi.
Universitas Sumatera Utara
4. Anak lahir cacat
Ketika janin semakin jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut jantung, kecemasan orang tua yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anak.orang
tua akan membiacarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna. Bobak, 2005, hal. 129
7. Hubungan faktor-faktor kecemasan dengan tingkat kecemasan suami
menghadapi istri yang bersalin Kecemasan suami yang terutama ialah kemungkinan anak cacat pada anak.
Suami akan membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna.
Keteganagn dan kekhawatiran ayah yang tidak siap dan tidak mendukung mudah menular kepada ibu. Keraguan dan ketakutan bahwa dirinya tidak mampu dapat benar-
benar muncul jika ibu tidak didukung. Rasa percaya diri akan timbul, jika ia dapat menentukan tujuan yang realistis dan mendapat dukungan dari orang lain. Bobak, 2005,
hal. 130 8.
Respon Psikologi Suami
Hari-hari dan minggu-minggu menjelang tanggal lahir yang diperkirakan ditandai oleh tindakan antisipasi dan rasa cemas. Perasaan bosan dan gelisah sering
ditemukan karena perhatian dipusatkan pada proses persalinan.
Universitas Sumatera Utara
Perhatian utama ayah ialah membawa ibu ke fasilitas medis tepat waktu untuk bersalin dan tidak menunjukkan sikap acuh. Banyak ayah ingin mengetahui saat
persalinan dan menentukan saat yang tepat untuk pergi ke rumah sakit atau memanggil pemberi jasa pelayanan kesehatan. Bobak, 2005, hal.135
Banyak ayah menanyakan perabot ruang bersalin, staf perawat, lokasi, dan ketersediaan pemberi jasa pelayanan kesehatan dan ahli anestesi. Ayah yang lain ingin
mengetahui apa yang diharapkan pasangannya saat melahirkan. Ayah merasa takut terjadi kematian pada pasangan dan anaknya.
Ketegangan dan kekhawatiran ayah yang tidak siap dan tidak mendukung mudah menular kepada ibu. Keraguan dan ketakutan bahwa dirinya tidak mampu dapat benar-
benar muncul, jika ibu tidak didukung. Rasa percaya diri akan timbul, jika ia dapat menentukan tujuan yang realistis dan mendapat dukungan dari orang lain. Bobak,2005,
hal.135-136
B. PERSALINAN