Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013

(1)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECEMASAN SUAMI MENGHADAPI

ISTRI YANG BERSALIN DI KLINIK BERSALIN NIAR MEDAN TAHUN 2013

CUT NILAM SARI 125102049

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013


(2)

(3)

Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013

ABSTRAK

Cut Nilam Sari

Latar Belakang : kecemasan suami menghadapi persalinan disebabkan oleh beberapa faktor, kecemasan akan kesehatan istri, kecemasan akan kesehatan bayi, harapan jenis kelamin, tidak tahan melihat persalinan, tanggung jawab finalcial, ketakutan menjadi ayah.

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel mengunakan total sampling yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel sebanyak 40 orang. Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Niar Medan tahun 2013.

Hasil : dari hasil penelitian mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 22 orang (55%), paritas ibu primipara sebanyak 19 orang (47,5%), agama islam sebanyak 31 orang (77,5%). 40 responden (100%) bapak khawatir akan kesehatan istri selama proses persalinan, 37 responden (45,0%) bapak tidak merasa khawatir tentang kesehatan bayi yang akan dilahirkan, 34 responden (85,0%) suami kecewa/terpukul jika jenis kelamin tidak sesuai dengan harapan, 30 responden (75,0%) suami khawatir tidak bisa membiayai sekolah anak, 31 reponden (77,5%) suami merasa mual dan lemas ketika mengadapi proses persalinan secara langsung, 33 reponden (82,5%) suami khawatir tidak bisa mencintai anak secara alami, Tingkat kecemasan ringan sebanyak 36 orang (90%).

Kesimpulan : seluruh suami merasa khawatir akan kesehatan istri selama proses persalinan sebanyak 40 responden (100%) dan mempunyai tingkat kecemasan ringan sebanyak 36 orang (90%). Sehingga diharapkan kepada seluruh suami yang mendampingi istri yang bersalin agar menambah pengetahuan tentang persalinan agar dapat mengurangi kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin.

Kata kunci : Penyebab kecemasan suami


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan hidayat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul “ Fakto-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang

Bersalin di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk

melakukan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih

kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai Ketua Program Studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. M. Fahdhy, SpOG. MSc selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang

penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arah, bimbingan, serta ilmu

yang bermanfaat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Erniyati, S.Kp. MNs selaku penguji 1 yang telah memberikan arahan dalam

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

5. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku penguji II yang telah memberikan arahan dalam

penyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Klinik Bersalin Niar Medan yang telah memberikan izin dalam penelitian ini

7. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik


(5)

8. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun

materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada peneliti sehingga membuat

semangat peneliti terus terpacu dalam membuat Karya Tulis Ilmiah

9. Teman-teman mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan

masukan kepada peneliti.

Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, semoga Allah SWT

memberikan rahmatNya kepada kita semua, Amin.

Medan, Juli 2013

Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 2

C.Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan Khusus ... 3

D.Manfaat Penelitian ... 3

1. Bagi Penulis ... 3

2. Bagi Klinik ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Kecemasan ... 4

1. Pengertian ... 4

2. Tingkat Kecemasan ... 4

3. Aspek-Aspek Kecemasan ... 5

4. Gejala Klinis Kecemasan ... 6

5. Faktor Predisposisi ... 7

B. Faktor – Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin ... 8

1. Kecemasan Akan Kesehatan Ibu ... 8

2. Kecemasan Akan Kesehatan Anak ... 8

3. Harapan Jenis Kelamin ... 8

4. Tangung Jawab Financial ... 8

5. Tidak Tahan Melihat Persalinan ... 9

6. Ketakutan Menjadi Ayah ... 9

C. Persalinan ... 9

1. Pengertian ... 9

2. Tanda –Tanda Persalinan ... 9

3. Tahapan Persalinan ... 11

BAB III KERANGKA KONSEP ... 14

A.Kerangka konsep ... 14


(7)

BAB IV METODE PENELITIAN ... 17

A. Desain Penelitian ... 17

B. Lokasi dan Tempat Penelitian ... 17

1. Lokasi ... 17

2. Waktu ... 17

C. Populasi dan Sampel ... 17

1. Populasi ... 17

2. Sampel ... 17

D. Etika Penelitian ... 17

E. Instrumen Penelitian ... 18

F. Validitas dan Reliabilitas ... 19

1. Validitas ... 19

2. Reliabilitas ... 19

G. Pengumpulan Data ... 19

H. Pengolahan Data ... 21

I. Analisa Data ... 21

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22

A. Hasil Penelitian ... 22

1. Karakteristik Responden ... 22

B. Pembahasan... 27

1. Data Demografi ... 27

2. Fektor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin ... 28

3. Tingkat Kecemasan Suami Pada Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin ... 31

4. Tingkat Kecemasan Suami Dalam Menghadapi Istri Yang Bersalin ... 32

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 33

A. Kesimpulan ... 33

B. Saran ... 34


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Suami Yang Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden Pertanyaan Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden Pertanyaan Tingkat Kecemasan Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Suami Dalam Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 1 : Kerangka Konsep Penelitian Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Niar Medan Tahun 2013…... 14


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Lampiran 2 : Lembar Konsultasi Setelah Penjelasan

Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi

Lampiran 5 : Master Data Penelitian Lampiran 6 : Hasil Outpun Data Penelitian

Lampiran 7 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian


(11)

Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013

ABSTRAK

Cut Nilam Sari

Latar Belakang : kecemasan suami menghadapi persalinan disebabkan oleh beberapa faktor, kecemasan akan kesehatan istri, kecemasan akan kesehatan bayi, harapan jenis kelamin, tidak tahan melihat persalinan, tanggung jawab finalcial, ketakutan menjadi ayah.

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel mengunakan total sampling yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel sebanyak 40 orang. Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Niar Medan tahun 2013.

Hasil : dari hasil penelitian mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 22 orang (55%), paritas ibu primipara sebanyak 19 orang (47,5%), agama islam sebanyak 31 orang (77,5%). 40 responden (100%) bapak khawatir akan kesehatan istri selama proses persalinan, 37 responden (45,0%) bapak tidak merasa khawatir tentang kesehatan bayi yang akan dilahirkan, 34 responden (85,0%) suami kecewa/terpukul jika jenis kelamin tidak sesuai dengan harapan, 30 responden (75,0%) suami khawatir tidak bisa membiayai sekolah anak, 31 reponden (77,5%) suami merasa mual dan lemas ketika mengadapi proses persalinan secara langsung, 33 reponden (82,5%) suami khawatir tidak bisa mencintai anak secara alami, Tingkat kecemasan ringan sebanyak 36 orang (90%).

Kesimpulan : seluruh suami merasa khawatir akan kesehatan istri selama proses persalinan sebanyak 40 responden (100%) dan mempunyai tingkat kecemasan ringan sebanyak 36 orang (90%). Sehingga diharapkan kepada seluruh suami yang mendampingi istri yang bersalin agar menambah pengetahuan tentang persalinan agar dapat mengurangi kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin.

Kata kunci : Penyebab kecemasan suami


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kecemasan sebagai suatu keadaan (state anxiety), adalah keadaan dan kondisi

emosional sementara pada diri seorang yang ditandai dengan perasaan tegang dan

khawatir yang dirasakan dengan sadar serta bersifat subjektif dan meningginya

aktivitas sistem syaraf otonom, sebagai suatu keadaan yang berhubungan dengan

situasi-situasi lingkungan (Safaria dan Nofrans, 2009, hal. 53).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dr. Robert McCall yang dimuat

dalam majalah Better Parenting 1994, sekitar 11-65 % suami mengalami

gejala-gejala yang mirip seperti yang dialami oleh ibu hamil, misalnya: kram pada kaki,

mual-mual, dan mengidam atau disebut juga couvades. Sebenarnya, semua gejala itu

bersumber dari perasaan cemas dan kadang kala juga perasaan takut yang dialami

suami (Musbikin, 2006, hal. 254).

Kehamilan dapat terjaga dan terawat sampai persalinan, sangat dibutuhkan.

Partisipasi suami yang dibutuhkan antara lain : (1) Memberikan perhatian dan kasih

sayang kepada istri, (2) Mendorong dan mengantar istri untuk memeriksakan

kehamilan kesehatan terdekat minimal 4 kali selama kehamilan, (3) Memenuhi gizi

bagi istrinya agar tidak terjadi kekurangan gizi (BKKBN, 2000, hal. 4).

Kecemasan suami menghadapi persalinan disebabkan oleh beberapa faktor,

kecemasan akan kesehatan istri, kecemasan akan kesehatan bayi, harapan jenis

kelamin, tidak tahan melihat persalinan, tanggung jawab financial, ketakutan menjadi

ayah (Murkoff, Arlene dan Sandee, 2006, hal.580).

Ketidakhadiran suami dalam menemani istrinya dalam proses persalinan salah


(13)

stress. Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres

disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian. Salah satu contoh stress

adalah menghadapi persiapan persalinan (Sektiawan, 2010, hal. 5).

Banyak suami melakukan berbagai hal untuk dapat melupakan kecemasannya.

Mereka dapat melupakan kekhawatirannya jika persalinan berjalan normal dan

membantu mereka menghadapi nyeri yang sedang dialami pasangannya. Perasaan

bersalah karena menganggap dirinya sebagai penyebab penderitaan istrinya sering

muncul di benak calon ayah (Nolan, 2004, hal. 151).

Suami yang menunggu persalinan istrinya dihadapkan pada situasi yang tidak

menentu. Suami tidak tahu secara pasti kondisi saat-saat menjelang persalinan.

Kondisi inilah yang memunculkan kecemasan pada suami. Beberapa hal yang

dicemaskan dan ketidaksiapan suami dalam menunggu proses persalinan sang istri

karena adanya ketakutan seperti apakah akan memperoleh pertolongan dan

perawatan semestinya, apakah bayinya cacat, ataukah bayinya akan meninggal.

Selain suami mencemaskan kondisi istrinya, masalah lain yang ikut dicemaskan oleh

suami diantaranya masalah rumah tangga, keadaan sosial ekonomi (Sektiawan, 2010,

hal. 5).

Berdasarkan data di atas maka penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui

faktor-faktor kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan

adalah “Apa Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Terhadap Suami Menghadapi Istri


(14)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui ”faktor-faktor penyebab kecemasan suami menghadapi istri

yang bersalin di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013”.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik suami menghadapi istri yang bersalin.

b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kecemasan suami menghadapi

istri yang bersalin.

D. Manfaat Penelitian. 1. Bagi Penulis

Sebagai sumber pengetahuan bagi peneliti yang akan datang dan dapat

menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya.

2. Bagi Klinik

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi klinik dalam memberikan pendidikan

kesehatan kepada pasangan suami istri khususnya suami dimana istrinya akan


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan

1. Pengertian

Cemas (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

oleh situasi. Ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman takut dan memiliki

firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang

mengancam tersebut terjadi (Videbeck, 2008).

Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak

menyenakan dan di alami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.

Kecemasan merupakan mengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat

diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang

spesifik. Kecemasan pada individu dapat memberikan motivasi untuk mencapai

sesuatu dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan

hidup (Suliswati, et.al, 2005).

2. Tingkat kecemasan

kecemasan memiliki dua aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang

bergantung pada tingkat kecemasan, lama kecemasan yang dialami, dan seberapa

baik individu melakukan koping terhadap kecemasan. Kecemasan dapat dilihat

dalam rentang ringan, sedang, berat sampai panik. setiap tingkat menyebabkan

perubahan fisiologis dan emosional pada individu

a). Kecemasan Ringan

Berhuhungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan

seseorang jadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat


(16)

b). Kecemasan Sedang

Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal penting dan

mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian selektif

namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

c). Kecemasan Berat

Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk

memusatkan sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang

hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut

memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada orang lain.

d). Panik

Berhubungan dengan ketakutan dan teror, karena mengalami kehilangan

kendali Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun

dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi keprihadian, peningkatan

aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,

persepsi menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat

kecemasan tidak sebagian sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus

dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan (Struat, 2007).

3. Aspek-aspek kecemasan

Menurut priest (1991) bahwa individu yang mengalami kecemasan akan

menunjukan reaksi fisik berupakan tanda-tanda jantung berpacu lebih cepat, tangan

dan lutut gemetar, ketegangan pada syaraf di belakang leher, gelisah atau sulit tidur,

banyak berkeringat, gatat-gatal pada kulit serta selalu ingin buang air kecil.

Chaoul dan Acocella (1995) mengemukan aspek-aspek kecemasan yang


(17)

a. Reaksi emosional yaitu komponen kecemasan yang berkaitan dengan

persepsi individu terhadap pengaruh psikologi dari kecemasan, seperti

paresaan keprihatinan, ketegangang, sedih mencela diri sendiri atau orang

lain.

b. Reaksi kognitif yaitu ketakutan dan kekhawatiran yang berpengaruhi

terhadap kemampuan berfikir jernih sehingga menggaggu dalam

memecahkan masalah dan mengatasi tuntutan lingkungan sekitarnya.

c. Reaksi fisiologi yaitu reaksi yang ditampilkan oleh tubuh trhadap sumber

ketakutan dan kekhawatiran. Reaksi ini berkaitan dengan sistem syaraf yang

mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh sehingga timbul reaksi

dalam bentuk jantung berdetak lebih keras, nafas bergerak lebih cepat,

tekanan darah meningkat (Safaria dan Nofrans, 2009).

4. Gejala klinis cemas

Keluhan - keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mempunyai

gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut:

a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah

tersinggu.

b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisa, mudah terkejut.

c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.

d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.

e. Gangguan kontrentasidan daya ingat.

f. Keluhan-keluhan somatic, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang.

Pendengaran (tininus), berdebar-debar, sesak nafas,gangguan pencernaan,


(18)

Selain keluhan-kelihan cemas secara umu di atas, ada lagi kelompok cemas yang

lebih berat yaitu gangguan cemas menyeluruh, gangguan panik, gangguan phobic

dan gangguan obsesif- kompulsif (Hawari, 2006).

5. Faktor Predisposisi

Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal kecemasan.

a. Dalam pandangan psikoanalitis, kecemasan adalah konflik emosional yang

terjadi anatara dua elemen kepribadian: id dan superego. Id mewakili

dorongan insting dan impuls primitive, sedangkan superego mencerminkan

hati nurani dikendalikan oleh norma budaya. Ego atau aku, berfungsi

menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan

fungsi kecemasn adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

b. Menurut pandangan interpersonal, kecemasan timbul dari perasaan takut

terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga

berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan

kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu dengan harga

diri rendah terutama rentan mengalami kecemasan yang berat.

c. Menurut pandangan perilaku, kecemasan merupakan frustasi yaitu segala

sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan

yang diinginkan.

d. Kajian keluarga menunjukan bahwa ganguan kecemasan biasanya terjadi

dalam keluarga. Ganguan kecemasan juga timpang tindih antara gangguan


(19)

B. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Bersalin 1. Kecemasan akan kesehatan ibu

Kehamilan memang sesuatu yang patut dikhawatirkan, dan sudah lumrah

sebagai suami yang menyayangi, hasrat untuk ingin melindungi istri dari segala

bahaya dalam menghadapi persalinan. Suami mengetahui bahwa sekarang ini

sangatlah aman untuk hamil dan persalinan dibandingkan masa lalu, tetapi suami

tidak bisa berhanti mengkhawatirkan bahwa sesuatu akan terjadi pada istri bapak,

separti istri dapat melahirkan dengan normal.

Perhatian utama ayah ialah membawa ibu kefasilitas medis tepat waktu

bersalin dan tidak menunjukan sikap acuh. Banyak ayah ingin mengetahui saat

persalinan dan menentukan saat yang tepat untuk pergi kerumah sakit atau

memanggil pemberi jasa pelayan kesehatan ( Bobak, 2005).

2. Kecemasan akan kesehatan anak

Ketika janin semakin jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut

jantung, kecemasan orang tua yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anak

orang tua akan membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha

memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna dan sehat. Di

samping itu, trimester ini merupakan masa riskan terjadinya kelahirnya bayi

premature dan berat badan bayi rendah (BBLR) sehingga menyebabkan

tingginya kecemasan pada ibu dan suami.

Seorang ibu tidak memiliki hak monopoli terhadap kecemasan. Seperti semua

ibu dan ayah juga khawatir tentang kesehatan dan kesejahteraan bayinya yang

belum lahir. Untuknya hamper semua kekhawatiran itu sebenarnya tidak perlu.

Sekarang ini ada kemungkinan yang sangat besar bahwa bayi akan lahir dalam


(20)

3. Harapan jenis kelamin

Banyak pasangan suami istri mencari informasi tentang jenis kelamin

anaknya sebelum kelahiran anaknya. Saat persalinan berlangsung, kebanyakan

orang tua dapat menerima jenis kelamin bayinya tetapi kadang-kadang

kekecewaan muncul dan diungkapkan dengan jelas. Suami akan merasa sedih

dan kehilangan pada saat istri melahirkan karena melepaskan anak yang

dibayangkan dan mulai menerima anaknya yang nyata.

Sebagaian suami terlibat dengan memiliki nama dan menduga jenis kelamin

anaknya. Sejak bulan pertama nama anak sudah dapat dipilih. Tradisi keluarga,

persyaratan agama, dan upaya meneruskan nama seseorang atau nama sanak

saudara atau nama teman kadang-kadang penting dalam proses seleksi nama.

Saat memberikan jenis kelaminya, jangan hanya mengucapkan, “ Dia cewek”

atau “Dia cowok,” tapi sampikan dengan kata-kata manis yang terdengar mesra.

Semisal, “ Anak kita laki-laki, lo.” Atau” Anak kita cantik seperti ibunya.”

Tentukan saja ekspresikan.

4. Tanggung jawab financial

Terutama dimasa sekarang, ketika biaya perawatan anak semakin meninggi,

banyak calon ayah yang susah tidur memikirkan pertanyaan ini. Tetapi sesudah

bayi lahir, perubahan prioritas membuat uang yang tersedia akan cukup untuk

kebutuhan bayi.

5. Tidak tahan melihat persalinan

Hanya sedikit ayah memasuki ruang melahirkan tanpa rasa takut. Bahkan

dokter spesialis kebidan yang telah membantu ribuan kelahiran bayi orang lain,


(21)

kelahiran anaknya sendiri. Kebanyakan calon ayah ketakutan, tidak tahan,

pingsan atau menjadi mual dan mules, cemas bagaimana akan melihat persalin.

Tidak semua suami memiliki keberanian untuk menyaksikan proses

kelahiran bayinya. Bila seorang suami mampu melakukan, nikmati

momen-momen tersebut untuk menyaksikan sebuah keajaiban yang pasti merupakan

pengalaman yang tidak pernah terlupakan sepanjang hayat. Pendek kata, nikmati

momen terindah tersebut bertiga saja dengan orang-orang yang paling dicinta.

6. Ketakutan menjadi ayah

Sebagain besar calon ayah ketakutan akan kelahiran seorang anak di

sebabkan karena cinta orang tua terjadi secara alami, tetapi keterampilan

menjadi orang tua adalah sesuatu yang harus dipelajari. Tindakan mempelajari

terlebih dulu teknik-teknik dasar dalam memelihara bayi, mengganti popok,

mandikan, mengendong, membuat sendawa, menenangkan bayi.

Persiapan menjadi orang tua sangat penting karena akan terjadi banyak

perubahan peran ketika bayi lahir. Bagi pasangan baru, persiapan dapat

dilakukan dengan banyak berkonsultasi. Sedangkan bagi pasangan yang telah

mempunyai lebih dari satu anak dapat belajar dari pengalaman mengasuh anak

sebelumnya (Murkoff, Arlene dan Sandee, 2006).

C. Persalinan 1. Pengertian

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turunke

jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Hidayat dan


(22)

2. Tanda - tanda Persalinan

Persalinan dimulai bila ibu sudah dalam inpartus (saat uterus berkontraksi

menyebabkan perubahan pada servik membuka dan menipis), berakhir dengan

lahirnya plasenta secara lengkap.

Tanda dan gejala menjelang persalinan antara :

a. Perasaan distensi berkurang (lightening)

Lightening adalah sebutan bahwa kepala janin sudah turun. Lishtering yang

mulai dirasakan kira-kira 2 minggu menjelang persalinan, adalah penurunan

bagian presentase kedalam pelvis minor. Pada presentase sefalis, kepala bayi

biasanya menancap (engaged) setelah lightening.

b. Perubahan servik

Perubahan servik diduga terjadi akibat peningkatan intensitas Broxton hickh.

Servik menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebelum

persalinan. Kematangan servik mengindikasikan kesiapanya untuk

persalinan. Setelah menentukan persalinan kematangan servik, bidan dapat

menyakinkan ibu bahwa ia akan berlanjut ke proses persalinan begitu muncul

kontraksi persalinan dan bahwa waktunya sudah dekat.

c. Persalinan palsu

Peralian palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang

memberiakn pengaruh signifikan terhadap servik. Kontraksi pada persalinan

palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi brokxton hicks yang tidak nyeri,

yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu kehamilan.

d. Ketuban pecah

Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I persalinan, apabila


(23)

e. Bloody show

Plak lender disekresi servik sebagai hasil proliferasi kelenjar lender servik

pada awak kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan menutup jalan

lahir selama kehamilan. Pengeluaran plak inilah yang dimaksud sebagai

bloody show. Bloody show paling sering terlihat sebagai rabas lender

bercampur darah yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari

perdarahan murni. Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan

terjadi, biasanya dalam 24 sampai 48 jam.

f. Lonjatkan energy

Banyak wanita mengalami lonjakan energy kurang lebih 24 sampai 48 jam

sebelum awitan bersalin. Setelah beberapa hari dan minggu merasa letih

secara fisik dan lelah karena hamil, mereka terjaga pada suatu hari dan

menemukan diri mereka bertenaga penuh. Para wanita ini merasa energy

melakukan sebelum kedatangan bayi, selama beberapa jam sehingga mereka

semangat melakukan berbagai aktifitas yang sebelumnya tidak mampu

mereka lakukan, akibatnya merekan memasuki masa persalinan dalam

keadaan letih.

Terjadinya lonjakan energy ini belum dapat dijelaskan selain bahwa hal

tersebuh terjadi alamiyah, yang memungkinkan wanita tersebut memperoleh

energy yang diperlukan untuk menjalani persalinan. Wanita tersebut harus

diberi informasi tentang kemungkinan lonjakan energy ini dan diarahkan

untuk menahan diri menggunakan dan menghematnya untuk persalin


(24)

3. Tahapan Persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala 1 servik membuka dari 0 sampai

10 cm. kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II disebut juga dengan kala

pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin didorong

keluar sampai lahir. Dala kala III atau disebut juga kala ure, plasenta terlepas dari

dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya palsenta sampai 2 jam

kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi apakah terjadi perdarahan post

partum.

a. Persalinan Kala I

Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan

nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala pembukan

berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu/wanita masih dapat berjalan-jalan.

b. Persalinan Kala II

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini

berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kala

ini his menjadi kuat dan cepat, kurang lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi

yang normal pada kala ini kepala janin sudah masuk dalam ruang penggul,

maka pada saat his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul,yang secara

reflektoris menimbulkan rasa mengedan.

c. Persalinan Kala III

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung

tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus

uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi


(25)

d. Persalinan Kala IV

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Tujuan

asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadahi selama

persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalianan yang bersih dan

aman, dengan mempertahankan aspek saying ibu dan saying bayi.

Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah.

a. Tingkat kesadaran penderita.

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernapasan.

c. Kontraksi uterus.

d. Terjadinya pendarahan.

Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400


(26)

BAB III

KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau

kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau variabel yang satu dengan

variabel yang lain dari masalah yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Dari hasil

tinjauan kepustakaan telah dijelaskan mengenai faktor-faktor penyebab kecemasan

suami menghadapi istri yang bersalin. Untuk memperjelas arah penelitian ini maka

dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut.

Faktor- faktor penyebab

kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin

Kecemasan suami

Tingkat kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin


(27)

B. Depenisi Operasional

Defenisi operasional adalah untuk membatasi variabel yang dimaksud atau

tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010).

No Variabel Defenisi

operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Tingkat kecemasan Suami yang mengalami kecemasan di kategorikan dengan tingkat kecemasan Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS),

Wawancara 1. Tidak cemas : nilai 20-44 2. Kecemasan

ringan : nilai 45-59 3. Kecemasan

sedang nilai: 60-74 4. Kecemasan

berat nilai : 75-80

Ordinal

2.

Faktor-faktor yang menyebab kan kecemasan suami a.Kecemasan kesehatan ibu b.Kecemasan kesehatan anak c.Harapan jenis

kelamin

d.Tanggung jawab financial

e.Tidak tahan melihat persalinan f. Ketakutan

menjadi ayah

Kuesioner Wawacara a. Ya

b.Tidak

Nominal

3. Umur Umur adalah masa

sejak dilahirkan sampai saat

Kuesioner Wawancara 1= < 20 tahun 2= 20- 35 tahun 3= > 35 tahun


(28)

penelitian dilakukan

4. Pendidikan Pendidikan adalah jenjang formal tertinggi yang telah diselesaikan oleh bapak dengan memperole tanda tamat

Kuesioner Wawancara 1= SD 2= SMP 3= SMA 4= PT

Ordinal

5. Paritas istri Paritas adalah jumlah persalinan yang dialami ibu

Kuesioner Wawancara 1= Primipara 2= Sekundipara 3= Multifara

Ordinal

6. Pekerjaan Pekerjaan

merupakan kegiatan bapak sehari-hari sehingga mendapatkan penghasilan

Kuesioner Wawancara 1= Pengawai swasta 2= Buruh 3= wiraswasta 4= PNS

Nominal

7. Agama Agama adalah

kepercayaan yang dianut

Kuesioner Wawancara 1= Islam 2= Kristen 3= Katolik

Nominal

8. Suku Suku adalah

kelompok manusia yang memiliki ras dan bahasa yang sama

Kuesioner Wawancara 1= Jawa 2= Batak 3= Melayu

Nominal


(29)

BAB IV

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian

deskriptif, yang menggambarkan faktor-faktor penyebab kecemasan suami

menghadapi istri yang bersalin.

B. Lokasi dan Tempat Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Niar tahun 2013. Karena ditempat

tersebut memiliki jumlah persalinan paling banyak di Klinik Bersalin Niar

Medan Tahun 2013.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 3 Maret sampai 2 April Tahun 2013.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah suami yang istrinya

menghadapi proses persalinan di Klinik Bersalin Niar Medan. Terdapat 40 ibu

yang bersalin.

2. Sampel

Sampel adalah sebagai yang diambil dari keseluruhan objek penelitian dan

dianggap mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah suami yang

menghadapi istri bersalin di Klinik Bersalin Niar. Teknik pengambilan sampel

mengunakan total sampling yaitu dengan mengambil semua anggota populasi


(30)

D.

Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi

pendidikan yaitu program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan

meminta izin kepada Klinik Bersalin Niar yang akan diteliti. Setelah itu peneliti

menemui responden untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Jika

responden bersedia maka peneliti akan memberikan lembar yang akan ditandatangani

sebagai persetujuan (informed consent). Tetapi jika calon responden tidak bersedia,

maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden

juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung.

Untuk menjaga kerahasiaan (confidentiality), peneliti tidak akan mencantumkan

nama responden pada lembar kuesioner (anonymity), hanya menggunakan nomor

kode pada lembar kuesioner (hidayat, 2011).

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan instrumen

penelitian dari masing-masing variabel dengan jenis pertanyaan tertutup yaitu data

demografi, dan kuesioner untuk mengobservasi kecemasan suami menghadapi istri

yang bersalin. Kuesioner kecemasan menggunakan pernyataan-pernyataan yang

meliputi 30 pernyataan dengan menggunakan skala guttman, apabila menjawab “

tidak” mendapat nilai 0, dan apabila menjawab “ ya” mendapat nilai 1. Adapun

jumlah kuesioner ini adalah 30 pernyataan. Pertanyaan 1-5 mengenai kesehatan ibu,

pertanyaan 6-10 mengenai keselamata bayi, pertanyaan 11-15 mengenai harapan

jenis kelamin, pertanyaan 16-20 mengenai tanggu jawab financial, pertanyaan 20-25

mengenai tidak tahan melihat persalian, pertanyaan 26-30 mengenai takut menjadi


(31)

Untuk kuesioner tingkat kecemasan suami selama menghadapi persalinan

dimodifikasi dari Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS), kuesioner tingkat

kecemasan terdiri dari 20 pertanyaan.

F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Sebelum mengumpulan data,

instrument harus dilakukan uji coba dengan cara menguji validitas dengan uji

validitas dan dikonsultasikan kepada doses pembimbing serta di content validity.

Nilai CVI (Content Validity Index) dari insrumen penelitian yang didapat dari

content validity pada pertanyaan faktor-faktor penyebab kecemasan suami

penghadapi istri yang bersalin dan tingkat kecemasan suami adalah 0,7

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menujukan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Natoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas

dilakukan dengan menggunakan rumus cronbach’s alpha. Uji reliabilitas

dilakukan kepada 10 responden di Klinik Amey yang memiliki kriteria yang

sama dengan responden yang diteliti. Nilai koefisien yang terdapat pada

fektor-faktor penyebab kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin adalah 0,74,

dan untuk tingkat kecemasan adalah 0,75.

G. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner atau angket,

wawacara, dengan jenis pertanyaan tertutup sehingga responden hanya menjawab

pada jawaban yang diberikan oleh peneliti dengan tanda checklist (√). Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan


(32)

menandatangi informed concent. Setelah responden bersedia, peneliti menjelaskan

cara menjawab pertanyaan yang diberikan kepada responden dan selanjutnya

dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan dengan jujur. Setelah kuesioner di jawab

oleh responden dan memeriksa kelengkapan jawaban responden.

H. Pengolahan Data

Data diperoleh secara manual dengan langkah-langkah pengelolah data yaitu:

a. Editing

Memeriksa data satu persatu dari hasil jawaban responden yang telah

dikumpulkan melalui kuesioner. Dalam penelitian ini data terkumpul dengan

lengkap dan tidak ada kesalahan dan kekurangan.

b. Coding

Melakukan pemberian kode untuk setiap pertanyaan untuk mempermudah

pengolahan data.

c. Tabulating

Menghitung data yang telah lengkap, sesuai dengan variabelnya masing-

masing kemudian disajikan dalam distribusi normal.

I. Analisa Data

Dalam melakukan analisa data terlebih dahulu data diolah. Analisa data dalam

penelitian ini berupa analisa univariat dan bersifat deskritif dengan melakukan

pengukuran terhadap masing-masing jawaban responden, lalu ditampilkan dalam

tabel distribusi frekuensi, kemudian di cari besarnya persentase untuk masing-masing

jawaban responden. Hasil analisa data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi


(33)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden yang diteliti, umur, pendidikan,

paritas ibu, pekerjaan, agama, suku. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1.

Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Suami Yang Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013

No Karakteristik f %

1. 2. 3. 4. 5. 6. Umur

a. <20 tahun b. 20-35 tahun c. >35 tahun

Pendidikan a. SD b. SMP c. SMA d. Per.tinggi Paritas Ibu a. Primipara b. Secudipara c. Multipara Pekerjaan

a. Pegawai Swasta b. Buruh

c. Wiraswasta

d. PNS

Agama a. Islam b. Kristen c. Katolik

Suku a. Jawa b. Batak c. Melayu

7 28 5 3 6 22 9 19 14 7 11 1 27 1 31 7 2 21 14 5 17,5 70 12,5 7,5 15 55 22,5 47,5 35 17,5 27,5 2,5 67,5 2,5 77.5 17,5 5 52,5 35 12,5


(34)

Berdasarkan tabel 5.1. dapat diketahui bahwa, karakteristik umur mayoritas

responden dengan umur 20-35 tahun sebanyak 28 orang (70%), karakteristik

pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 22 orang (55%),

karakteristik paritas ibu mayoritas responden dengan primipara sebanyak 19 orang

(47,5%), karakteristik pekerjaan mayoritas responden yang wiraswasta sebanyak 27

orang (67,5%), karakteristik agama mayoritas responden yang islam sebanyak 31

orang (77,5%), karakteristik suku mayoritas responden yang jawa sebanyak 21 orang

(52,5%).

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden Pertanyaan

Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013

No Pertanyaan Pilihan jawaban

Ya tidak

f % f %

A Kecemasan Kesehatan Ibu

1.Apakah bapak khawatir akan kesehatan istri selama proses persalinan

40 100 - -

2.Apakah bapak khawatir istri mengalami bahaya saat istri mengahapi persalinan

3 7,5 37 92,5

3.Bapak mengkhawatirkan bahwa yang sesuatu

yang buruk akan terjadi pada istri saat menghadapi persalinan

11 27,5 29 72,5

4.Bapak merasa khawatir proses persalinan istri tidak berjalan normal

9 22,5 31 77,5

5.Apakah bapak membawa istri kevasilitas medis tepat waktu bersalin karena bapak khawatir kesehatan istri

5 12,5 35 87,5

B. Kecemasan Kesehatan Anak

6. Bapak merasa khawatir tentang kesahatan bayi yang akan dilahirkan

3 7,5 37 92,5

7. Bapak khawatir bayi yang dilahirkan istri cacat tubuhnya

11 27,5 29 72,5

8. Bapak merasa khawatir bayi yang dilahirkan tidak dalam keadaan sempurna dan sehat

9 22,5 31 77,5

9. Bapak merasa cemas anak lahir premature 13 32,5 27 67,5 10.Apakah bapak khawatir anak lahir berat badan

bayi rendah (BBLR)

18 45,0 22 55,0

C. Harapan Jenis Kelamin


(35)

tidak sesuai dengan harapan

12. Apakah bapak merasa khawatir nama yang sudah disiapkan tidak sesuai jenis kelamin

30 75,0 10 25,0

13. Apakah bapak kecewa/terpukul jika jenis kelamin tidak sesuai dengan harapan

34 85,0 6 15,0

14. Apakah bapak khawatir jenis kelamin bayi yang dilahirkan tidak sesuai harapan keluarga

31 77,5 9 22,5

15. Apakah bapak memeriksa jenis kelamin bayi kedokter sebelum bayi lahir, karena bapak khawatir jenis kelamin bayi tidak sesuai harapan

29 72,5 11 27,5

D Tanggung Jawab Financial

. 16. Apakah bapak khawatir jika uang bapak miliki tidak cukup untuk membiayai kelahiran bayi

17 42,5 23 57,5

17. Bapak merasa khawatir ketika biaya perawatan anak semakin meninggi

16 40,0 24 60,0

18. Apakah bapak takut uang yang tersedia tidak cukup untuk kebutuhan bayi

15 37,5 25 62,5

19. Apakah bapak khawatir tidak bisa membiayai kelahiran bayi

24 60,0 16 40,0

20. Apakah bapak khawatir tidak bisa membiayai sekolah anak

30 75,0 10 25,0

E. Tidak Tahan Melihat Persalinan

21. Bapak merasa takut melihat langsung proses persalinan istri

23 57,5 17 42,5

22. Apakah bapak merasa mual dan lemas ketika menghadapi proses persalinan secara langsung

31 77,5 9 22,5

23. Apakah bapak khawatir tidak tahan melihat darah ketika menghadapi proses persalinan secara langsung

25 62,5 15 37,5

24. Apakah bapak khawatir akan pingsan ketika menghadapi proses persalinan secara langsung

28 70.0 12 30,0

25. Bapak khawatir tidak memiliki keberanian untuk melihat proses persalinan bayi secara langsung

30 75,0 10 25,0

F. Takut Menjadi Ayah

26. Apakah bapak khawatir tidak bisa mempelajari teknik-teknik dasar dalam merawat bayi

22 55,0 18 45,0

27. Apakah bapak khawatir tidak menjadi ayah yang baik

21 52,5 19 47,5

28. Apakah bapak khawatir tidak mampu mengendong bayi

29 72,5 11 27,5

29. Apakah bapak khawatir tidak bisa mencintai anak secara alami

33 82,5 7 17,5

30. Apakah bapak khawatir tidak bisa

menenangkan bayi ketika bayi menangis

22 55,0 18 45,0


(36)

Dari tabel 5.2. dapat diketahui bahwa mayoritas responden khawatir akan

kesehatan istri selama proses persalinan sebanyak 40 orang (100%), tetapi bapak

tidak khawatir istri mengalami bahaya saat istri menghadapi persalinan sebanyak 37

orang (92,5%), mayoritas responden tidak khawatir tentang kesehatan bayi yang

akan dilahirkan sebanyak 37 orang (92,5%), tetapi bapak khawatir anak lahir berat

badan rendah (BBLR) sebanyak 18 orang (45,0%), mayoritas responden

kecewa/terpukul jika jenis kelamin tidak sesuai dengan harapan sebanyak 34 orang

(85,0%), tetapi bapak tidak memeriksa jenis kelamin bayi kedokter sebelum bayi

lahir, karena bapak khawatir jenis kelamin bayi tidak sesuai harapan sebanyak 11

orang (27,5%), mayoritas responden khawatir tidak bisa membiayai sekolah anak

sebanyak 30 orang (75,0%), tetapi bapak tidak takut uang yang tersedia tidak cukup

untuk kebutuhan bayi sebanyak 25 orang (62,5%), mayoritas responden mual dan

lemas ketika menghadapi proses persalinan secara langsung sebanyak 31 orang

(77,5%), tetapi bapak tidak takut melihat langsung proses persalinan istri sebanyak

17 orang (42,5%), mayoritas responden khawatir tidak bisa mencintai anak secara

alami sebanyak 33 orang (82,5%), tetapi bapak tidak khawatir tidak menjadi ayah

yang baik sebanyak 19 orang (47,5%).

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden Pertanyaan Tingkat Kecemasan Di Klinik Bersalin Niar medan Tahun 2013

No Pertanyaan Pilihan jawaban

Jarang Sekali

Jarang Kadang2 Sering f % f % f % f %

1. Apakah bapak gugup dan cemas ketika menghadapi persalinan istri

- - 1 2,5

19 47,5 20 50.0

2. Apakah bapak merasa takut saat menghadapi proses persalinan istri

1 25 5 12,5 19 47,5 15 37,5

3. Apakah dalam proses persalinan istri, bapak merasa panic


(37)

Dari tabel 5.3. dapat diketahui bahwa mayoritas responden jarang sekali bapak

sering buang air kecil saat menghadapi istri bersalin sebanyak 18 orang (45,0%), 4. Apakah bapak merasa kurang fokus

perhatian terhadap apapun saat menghadapi istri yang bersalin

3 7,5 4 10,0 14 35,0 19 47,5

5. Apakah bapak merasa semuanya baik-aik saja ketika menghadapi proses ersalin istri bapak

3 7,5 6 15,0 18 45,0 13 32,5

6. Apakah saat menghadapi istri bersalin, lengan dan kaki bapak gemetar

12 30,0 12 30,0 10 25,0 6 15,0

7. Apakah saat menghadapi istri saat bersalin, bapak merasa sakit kepala, leher atau nyeri pungung

12 30,0 14 35,5 11 27,5 3 7,5

8. Apakah bapak merasa lelah dan lemas saat menghadapi istri bersalin

2 5,0 10 25,0 18 45,0 10 25,0

9. Apakah saat menghadapi istri yang bersalin, bapak tenang dan dapat duduk diam

5 12,5 11 27,5 14 35,0 10 25,0

10 Apakah Bapak merasa jantung berdetak cepat saat menghadapi istri yang bersalin

2 5,0 7 17,5 16 40,0 15 37,5

11 Apakah bapak merasa pusing saat menghadapi istri yang bersalin

10 25,5 11 27,5 15 37,5 4 10,0

12 Bapak merasa seolah-olah akan pingsan saat istri dalam proses persalinan

13 32,5 15 37,5 10 25,0 2 5,0

13 Apakah bapak merasa bernapas masuk dan keluar dengan mudah saat

menghadapi istri yang bersalin

2 5,0 12 30,0 12 30,0 14 35,0

14 Apakah saat menghadapi istri bersalin, bapak merasa mual muntah

17 42,5 16 40,0 5 12,5 2 5,0

15 Apakah saat menghadapi istri bersalin bapak merasa sakit perut

14 35,0 18 45,0 5 12,5 3 7,5

16 Apakah bapak sering buang air kecil saat menghadapi istri bersalin

18 45,0 11 27,5 8 20,0 3 7,5

17 Saat istri bersalin bapak merasa tangan kering atau hangat

9 22,5 8 20,0 18 45,0 5 12,5

18 Apakah saat menghadapi istri bersalin bapak mengalami panas

12 30,0 5 12,5 12 30,5 11 27,5

19 Saat proses persalinan istri, bapak menemukan kesulitan untuk tidur nyenyak

3 7,5 3 7,5 15 37,5 19 47,5

20 Apakah bapak pernah mimpi buruk yang berkaitan situasi proses persalinan istri


(38)

sebanyak 18 orang (45,0%), mayoritas responden kadang-kadang dalam proses

persalinan istri, bapak merasa panik sebanyak 22 orang (55,0%), mayoritas

responden sering bapak gugup dan cemas ketika menghadapi persalinan istri

sebanyak 20 orang (50,0%).

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Suami Dalam Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013

No Tingkat kecemasan responden F %

1 Cemas ringan 36 90,0

2 Cemas sedang 4 10,0

3 Cemas berat - -

Total 40 100

Dari tabel 5.4. dapat diketahui mayoritas responden cemas ringan sebanyak 36 orang (90%).

B. Pembahasan

Dalam pembahasan ini, penelitian akan menjelaskan tentang hasil dari penelitian

mengenai faktor-faktor penyebab kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin di

Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013

1. Data demografi

Dari hasil penelitian terhadap 40 responden, mayoritas berpendidikan SMA

sebanyak 22 orang (55%), Pendidikan berarti segala upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka

melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidik (Notoadmodjo, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian Dini Ayu Septyani 2010 bahwa ada hubungan

pendidikan terhadap pelaksanaan pendampingan persalinan oleh suami pada ibu

primipara. Ketidaktahuan dapat disebabkan karena tingkat pendidikan yang rendah.

Tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima kesan atau informasi


(39)

persalinan tentang penerimaan informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang harus

dilakukan suami pada saat mendampingi persalinan.

Dari hasil penelitian terhadap 40 responden, paritas ibu mayoritas responden

dengan primipara sebanyak 19 orang (47,5%). Menurut para peneliti (Notoatmodjo

2003), tingkat paritas rendah lebih baik dari tingkat paritas yang lebih tinggi. Bahwa

semakin sedikit suami mempunyai anak maka tingkat kecemasan suami semakin

berkurang.

Agama merupakan keyakinan yang dianut seseorang yang didalamnya terdapat

ajaran-ajaran dan tata cara dalam pergaulan hidup sehari-hari. Berdasarkan hasil

penelitian terdapat 40 responden, agama mayoritas responden yang islam sebanyak

31 orang (77,5%). Kepercaya seseorang suami menghadapi istri yang bersalin dalam

ajaran agama dan tata cara berbeda-beda tingkat kecemasan juga berbeda dalam

mendampingi istri saat persalina. Dalam pamdangan islam kecemasan merupakan

cobaan atau ujian yang diberikan oleh Allah terhadap hambanya yang bertaqwa agar

lebih mendekatkan diri. Apabila manusia dapat melalui cobaan dan ujian yang

diberikan oleh Allah maka mereka termasuk orang-orang yang bersabar.

2. Fektor-faktor penyebab kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin

A. Suami khawatir akan kesehatan istri selama proses persalinan sebanyak 40

responden (100%), Karena suami sangat khawatir pada proses persalinan istri,

hasrat ingin melindungi istri dari segala bahaya dalam menghadapi persalinan

karena suami tidak merasa cemas istri mengalami bahaya dan suami merasa

saat proses persalin istri sehat-sehat saja, suami yakin tidak akan terjadi bahaya

pada istri. Akan tetapi pada tabel 5.2 suami tidak khawatir istri mengalami


(40)

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Bobak (2005) yang menyatakan

suami yang ingin melindungi istri dari segala kemungkinan bahaya dan para

calon ayah yang sangat khawatir tentang kesehatan dan kesejahteraan istri.

Suami akan merasa cemas pada hari-hari dan minggu-minggu menjelang

tanggal persalinan yang diperkirakan.

B. Suami tidak khawatir tentang kesehatan bayi yang akan dilahirkan sebanyak

37 orang (92,5%), sedangkan pada tabel 5.2 suami khawatir anak lahir berat

badan rendah (BBLR). Karena tingkat kecemasan suami saat istri hamil

merupakan masa riskan terjadinya bayi premature dan berat badan bayi rendah

(BBLR), dan suami saat mendamping istri banyak melihat bayi-bayi yang

dilahirkan anak lahir dengan berat badan rendah (BBLR) sehingga

menyebabkan tingginya kecemasan pada suami.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Febrianti

(2011) suami dan istri sering merasa cemas karena kekhawatiran anak lahir

cacat, suami dan istri akan megatisipasi kecemasan anak lahir cacat dengan

cara melakukan antenatal secara teratur, melindungi istri dari berbagai

gangguan selama kehamilan dan pemenuhi nutrisi yang adekuat. Namun,

kecemasan akan meningkat apabila istri pernah mengalami gangguan selam

kehamilan dan adanya riwayat keluarga dengan anak lahir cacat.

C. Suami kecewa/terpukul jika jenis kelamin tidak sesuai dengan harapan

sebanyak 34 responden (85,0%), tetapi suami tidak memeriksa jenis kelamin

bayi kedokter sebelum bayi lahir, pada tabel 5.2 bapak khawatir jenis kelamin

bayi tidak sesuai harapan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Murkoff, Arlene dan Sandee,


(41)

menerima jenis kelamin bayinya tetapi kadang-kadang kecewaan muncul dan

diungkapkan dengan jelas. Suami akan merasa sedih dan kehilangan pada saat

melahirkan karena melepaskan anak yang dibayakan dan mulai menerima

anaknya yang nyata. Tetapi suami jarang memeriksa istri kedokter karena,

hanya diperiksa diklinik saja tidak membutuhkan biaya yang banyak.

D. Suami khawatir tidak bisa membiayai sekolah anak sebanyak 30 responden

(75,0%), tetapi pada tabel 5.2 suami tidak takut uang yang tersedia tidak cukup

untuk kebutuhan bayi.

Penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan Febrianti

(2011) yaitu suami yang mempunyai percaya diri, pengaturan keuangan yang

baik dan kondisi kerja yang baik akan mudah beradaptasi dengan tanggung

jawab ini, begitu juga halnya dengan orang tua yang sudah mempersiapkan

keuangan sejak pernikaan dimulai.

E. Suami merasa mual dan lemas ketika mengadapi proses persalinan secara

langsung sebanyak 31 reponden (77,5%), tetapi pada tabel 5.2 suami tidak

merasa takut melihat langsung proses persalinan istri.

Hasil penelitian tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Irfan

Sopyann (2008) suami yang tidak tegaan, lekas panik saat melihat istri

kesakitan, atau tak tahan bila harus melihat banayak darah, pikir kembali untuk

jadi pendamping di ruang bersalin. Yang dikhawatirkan adalah bukannya

membantu, malah merepotkan tim medis yang sedang menangani persalinan

sang istri. Memang tidak semua suami tabah dan tahan melihat proses

persalinan. Jika dipaksakan, hal ini malah membuat sang suami trauma. Istri


(42)

membuat suami trauma. Trauma ini beresiko mengganggu emosi dan kejiwaan

suami. Bisa saja suami menjadi takut untuk mempunyai anak lagi.

F. Suami khawatir tidak bisa mencintai anak secara alami sebanyak 33 reponden

(82,5%), tetapi pada tabel 5.2 suami tidak khawatir tidak menjadi ayah yang

baik sebanyak.

Hasil penelitian sesuai dengan teori Murkoff, Arlene dan Sandee, (2006).

Suami yang istri paritas primipara dan baru pertama kali menjadi calon ayak,

sehingga suami takut tidak bisa mencintai anak secara alami, suami perlu

mempunyai keterampilan menjadi orang tua dan harus mempelajari tindakan

mempelajari terlebih dahulu teknik-teknik dasar dalam merawat bayi ,

mengganti popok, memandikan, mengendong, membuat sendawa dan

menenangkan bayi, supaya suami tidak takut mencintai anak secara alami.

3. Tingkat kecemasan suami pada faktor-faktor penyebab kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin

Jarang sekali suami sering buang air kecil saat menghadapi istri bersalin

sebanyak 18 orang (45,0%), pada proses persalinan istri suami jarang sekali buang

air kecil saat menghadapi istri bersalin, karena proses persalin dianggap norma maka

suami jarang sekali buang air kecil.

Suami jarang saat menghadapi istri bersalin suami merasa sakit perut sebanyak

18 orang (45,0%). Kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada

gejala-gejala fisik, perut mual, saat mendamping istri suami jarang merasa sakit perut,

karena dianggap pada proses persalinan istri normal.

Suami kadang-kadang dalam proses persalinan istri, bapak merasa panik

sebanyak 22 orang (55,0%). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Struat (2007)


(43)

kendali orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun

dengan pengarahan.

Suami sering gugup dan cemas ketika menghadapi persalinan istri sebanyak 20

orang ( 50,0%) . Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Nolan (2004) kecemasan

yang berwujud seperti gugup pada proses persalinan istri, suami sering mengalami

gugup karena dikhawatirkan dalam proses persalinan istri tidak normal dan anak

yang dilahirkan tidak selamat. Ketidakpastian inilah yang menjadi penyebab sebagai

besar kegugupan yang dirasakan calon suami dalam menghadapi istri yang bersalin.

4. Tingkat kecemasan suami dalam menghadapi istri yang bersalin

Hasil penelitian tingkat kecemasan mayoritas responden cemas ringan

sebanyak 36 orang (90%), kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin

berhubungan dengan ketegangan suami yang menghadapi istri yang bersalin,

kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan Reta (2007)

dikutip dari Sagrestano (2009), menunjukan bahwa (52,5%) subjek suami

menghadapi istri yang bersalin berada kategori kecemasan rendah dan (47,5%)

berada pada kategori kecemasan tinggi. Hubungan yang baik antara suami dan istri

mencegah kecemasan yang timbul akibat perubahan fisik yang mempengaruhi


(44)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan, dapat disimpulkan

bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 40 orang suami Diklinik Bersalin Niar

Medan sebagai berikut.

1. Karakteristik suami yang berpendidikan SMA sebanyak 22 orang (55%),

karakteristik suami yang paritas ibu primipara sebanyak 19 orang (47,5%),

karakteristik suami yang beragama islam sebanyak 31 orang (77,5%).

2. Tingkat kecemasan ringan sebanyak 36 orang (90%).

3. a. Kecemasan akan kesehatan istri 40 responden (100%) suami khawatir akan

kesehatan istri selama proses persalinan.

b. Kecemasan akan kesehatan anak 37 responden (45,0%) suami tidak merasa

khawatir tentang kesehatan bayi yang akan dilahirkan.

c. Kecemasan harapan jenis kelamin 34 responden (85,0%) suami

kecewa/terpukul jika jenis kelamin tidak sesuai dengan harapan.

d. Kecemasan tanggung jawab financial 30 responden (75,0%) suami khawatir

tidak bisa membiayai sekolah anak.

e. Kecemasan tidak tahan melihat persalinan 31 reponden (77,5%) suami

merasa mual dan lemas ketika mengadapi proses persalinan secara langsung.

f. Kecemasan ketakutan menjadi ayah 33 reponden (82,5%) suami khawatir


(45)

B. Saran

1. Diharapkan kepada seluruh suami yang mendampingi istri yang bersalin agar

menambah pengetahuan tentang persalinan agar dapat mengurangi kecemasan

suami menghadapi istri yang bersalin.

2. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk selalu memberikan informasi dan

pengarahkan kepada suami yang menghadapi istri yang bersalin.

3. Bagi peneliti yang lain diharapakan melakukan penelitian selanjutnya yang

lebih spesifik lagi tentang faktor-faktor penyebab kecemasan suami


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Febrianti, A. (2011). Hubungan Fakto-Faktor Penyebab Kecemasan Dengan

Tingkat Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin Spontan Di Klinik Hadijah Medan.

Hawari, D. (2006). Menajemen Stress Cemas Dan Depresi. Jakarta : FKUI.

Hidayat, A & Sujiyatini. (2010). Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Nuha medika.

Hidayat A, A. A. (2009). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Ananlisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Laynn, M. R. (1986). Determination and Quantification of Content Validity.

Musbikin, I . (2006). Persiapan Menghadapi Persalinan. Yokyakarta: Mitra Pustaka. Murkoof, H, Arlene E & Sandee H. (2006). Kehamilan Apa yang Anda Hadapi

Bulan per Bulan. Jakarta: Arca.

Mubarak, W.I. Nurul, C. Khoirul, R. dan Supradi. (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Nolan, M. (2004). Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta: Arca.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

(2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

(2007). Kesehatan Mesyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta

Setiawan, H. (2010). Gambaran Tingkat Kecemasan Suami Ketika Menunggu Istri

Melahirkan Dengan Tindakan Vakum. Skripsi Fakultas Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Safaria, T & Nofrans E. S. (2009). Manajemen Emosi Sebuah Panduan Cerdas

Bagaimana Mengelola Emosi Positif Dalam Hidup Anda. Jakarta: Bumi

Aksara.


(47)

Suliswati, Tjien, A.P, Jeremia, M.,Yenny, S., & Sumijatun. (2005). Konsep Dasar

Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Sumarah. (2009). Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin).

Yogyakarta : Fitramaya.

Sopyann, I. (2008).Gambaran Kecemasan Seorang Suami Saat Menghadapi Proses

Kelahiran Anak Pertama.http://library.gunadarm.ac.id/ repository

/view/319715/gambarankecemasanseorangsuamisaatmenghadapiprose -kelahiran-anak-pertama-studi-kasus.html/.

Riwidikdo, H. (2008). Statistik Kesehatan. Jogjakarta : Mitra Cendikia.

Videbeck, S. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Zung, W.WK. (1971). Sebuah Instrument Rating Untuk Gangguan Kecemasan


(48)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalammualaikum Wr. Wb/Salam Sejahtera

Dengan Hormat,

Nama saya Cut Nilam Sari, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan

pendidik Fakultas keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang

berjudul “ Faktor-faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang

Bersalin”.

Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak

menyenakan dan di alami oleh semuan makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.

Kecemasan merupakan mengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat

diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang

spesifik. Kecemasan pada individu dapat memberikan motivasi dengan mencapai

suatu dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup

(Suliswati, et.al, 2005).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kecemasan

suami menghadapi istri yang bersalin.

Kami akan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner kepada bapak

tentang:

a. Data demografi seperti usia, pendidikan, paritas.

b. Serta melakukan pengisian kusioner kepada responden.

Partisipasi Bapak bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada


(49)

Untuk penelitian ini Bapak tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Bapak

membutuhkan penjelaskan, maka dapat menghubungi saya :

Nama : Cut Nilam Sari

Alamat : Jl. Universitas No.20 Asrama Baru Putri USU Medan

No. HP : 082162461820

Terima kasih saya ucapakan Bapak yang telah ikun berpartisipasi pada penelitian

ini. Keikutsertaan Bapak dalam penelitian ini akan menyumbangkan suatu yang

berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyakut penelitian ini diharapan Bapak

bersedian mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, Juli 2013

Peneliti


(50)

Lampiran 2

LEMBAR KONSULTASI SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/Hp :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian “ Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlukan.

Medan, Juli 2013


(51)

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECEMASAN SUAMI MENGHADAPI ISTRI YANG BERSALIN DI KLINIK BERSALIN NIAR TAHUN 2013

No. Responden :

Petunjuk pengisian : Berikan tanda (√) pada salah satu pilihan yang menjadi jawaban.

A. DATA DEMOGRAFI

1. Umur a. < 20 tahun b. > 35 tahun c. 20-35 tahun 2. Pendidikan

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Penguruan tinggi 3. Paritas ibu

a. Primipara (ibu yang melahirkan seorang anak) b. Secundipara (ibu yang melahirkan 2 orang anak) c. Multipara (ibu yang melahirkan 3-5 orang anak) 4. Pekerjaan

a. Pengawai swasta b. Buruh

c. Wiraswasta d. PNS

5. Agama

a. Islam b. Kristen c. Katolik 6. Suku

a. Jawa b. Batak c. Melau


(52)

No Pertanyaan faktor –faktor penyebab kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin

Pilihan jawaban

ya tidak

A. Kecemasan Kesehatan Ibu

5.Apakah bapak khawatir akan kesehatan istri selama proses persalinan

6.Apakah bapak khawatir istri mengalami bahaya saat istri mengahapi persalinan

7.Bapak mengkhawatirkan bahwa yang sesuatu yang

buruk akan terjadi pada istri saat menghadapi persalinan

8.Bapak merasa khawatir proses persalinan istri tidak berjalan normal

11. Apakah bapak membawa istri kevasilitas medis

tepat waktu bersalin karena bapak khawatir kesehatan istri

B. Kecemasan Kesehatan Anak

12. Bapak merasa khawatir tentang kesahatan bayi

yang akan dilahirkan

13.Bapak khawatir bayi yang dilahirkan istri cacat tubuhnya

14.Bapak merasa khawatir bayi yang dilahirkan tidak dalam keadaan sempurna dan sehat

15.Bapak merasa cemas anak lahir premature

16.Apakah bapak khawatir anak lahir berat badan bayi rendah (BBLR)

C. Harapan Jenis Kelamin

11. Bapak merasa khawatir jenis kelamin anak tidak sesuai dengan harapan

12. Apakah bapak merasa khawatir nama yang sudah disiapkan tidak sesuai jenis kelamin

13. Apakah bapak kecewa/terpukul jika jenis kelamin tidak sesuai dengan harapan

14. Apakah bapak khawatir jenis kelamin bayi yang dilahirkan tidak sesuai harapan keluarga

15. Apakah bapak memeriksa jenis kelamin bayi kedokter sebelum bayi lahir, karena bapak khawatir jenis kelamin bayi tidak sesuai harapan

D. Tanggung Jawab Financial

16. Apakah bapak khawatir jika uang bapak miliki tidak cukup untuk membiayai kelahiran bayi


(53)

semakin meninggi

18. Apakah bapak takut uang yang tersedia tidak cukup untuk kebutuhan bayi

19. Apakah bapak khawatir tidak bisa membiayai kelahiran bayi

20. Apakah bapak khawatir tidak bisa membiayai sekolah anak

E. Tidak Tahan Melihat Persalinan

21. Bapak merasa takut melihat langsung proses persalinan istri

22. Apakah bapak merasa mual dan lemas ketika menghadapi proses persalinan secara langsung 23. Apakah bapak khawatir tidak tahan melihat darah

ketika menghadapi proses persalinan secara langsung

24. Apakah bapak khawatir akan pingsan ketika menghadapi proses persalinan secara langsung 25. Bapak khawatir tidak memiliki keberanian untuk

melihat proses persalinan bayi secara langsung F. Takut Menjadi Ayah

26. Apakah bapak khawatir tidak bisa mempelajari teknik-teknik dasar dalam merawat bayi

27. Apakah bapak khawatir tidak menjadi ayah yang baik

28. Apakah bapak khawatir tidak mampu mengendong bayi

29. Apakah bapak khawatir tidak bisa mencintai anak secara alami

30. Apakah bapak khawatir tidak bisa menenangkan bayi ketika bayi menangis


(54)

KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT KECEMASAN SUAMI MENGHADAPI ISTRI YANG BERSALIN MENGUNAKAN SKALA ZUNG SELF-RATING ANXIETY SCALE (SAS) Di

KLINIK BERSALIN NIAR

No. Responden :

Petunjuk pengisian : Berikan tanda (√) pada salah satu pilihan yang menjadi jawaban.

A. DATA DEMOGRAFI

1. Umur a. < 20 tahun b. > 35 tahun c. 20-35 tahun 2. Pendidikan

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Penguruan tinggi 3. Paritas ibu

a. Primipara (ibu yang melahirkan seorang anak) b. Secundipara (ibu yang melahirkan 2 orang anak) c. Multipara (ibu yang melahirkan 3-5 orang anak) 4. Pekerjaan

a. Pengawai swasta b. Buruh

c. Wiraswasta d. PNS

5. Agama

a. Islam b. Kristen c. Katolik 6. Suku

a. Jawa b. Batak c. Melayu


(55)

No Pilihan jawaban Pertanyaan tingkat kecemasan Jarang

sekali

Jarang Kadang -kadang

sering

1. Apakah bapak gugup dan cemas ketika

menghadapi persalinan istri

2. Apakah bapak merasa takut saat menghadapi

proses persalinan istri

3. Apakah dalam proses persalinan istri, bapak

merasa panic

4. Apakah bapak merasa kurang fokus perhatian

terhadap apapun saat menghadapi istri yang bersalin

5. Apakah bapak merasa semuanya baik-baik saja

ketika menghadapi proses bersalin istri bapak 6. Apakah saat menghadapi istri bersalin, lengan dan

kaki bapak gemetar

7. Apakah saat menghadapi istri saat bersalin, bapak merasa sakit kepala, leher atau nyeri pungung

8. Apakah bapak merasa lelah dan lemas saat

menghadapi istri bersalin

9. Apakah saat menghadapi istri yang bersalin, bapak tenang dan dapat duduk diam

10. Apakah bapak merasa jantung berdetak cepat saat menghadapi istri yang bersalin

11. Apakah bapak merasa pusing saat menghadapi istri yang bersalin

12. Bapak merasa seolah-olah akan pingsan saat istri dalam proses persalinan

13. Apakah bapak merasa bernapas masuk dan keluar dengan mudah saat menghadapi istri yang bersalin 14 Apakah saat menghadapi istri bersalin, bapak

merasa mual muntah

15 Apakah saat menghadapi istri bersalin bapak merasa sakit perut

16 Apakah bapak sering buang air kecil saat menghadapi istri bersalin

17 Saat istri bersalin bapak merasa tangan kering atau hangat

18 Apakah saat menghadapi istri bersalin bapak mengalami panas

19 Saat proses persalinan istri, bapak menemukan kesulitan untuk tidur nyenyak

20 Apakah bapak pernah mimpi buruk yang berkaitan situasi proses persalinan istri


(56)

(57)

(58)

N o Um ur Pendidi kan Paritas Ibu Pekerj aan Aga ma Suku

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECEMASAN SUAMI MENGHADAPI ISTIRI BERSALIN

Jl h 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9 3 0 1 20-35 P. Tinggi Multipar a Wirasw

ata Islam

Mela

yu 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0

1 6

2

20-35 SMA

Primipar a Wirasw ata Katol ik Bata

k 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9

3 20-35 P. Tinggi Multipar a P.

Swasta Islam Mela

yu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1

4 < 20 SMA

Primipar a

Wirasw

ata Islam Jawa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1

2 1

5

20-35 SMA

Secundi para

Wirasw

ata Islam Jawa 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0

1 7 6 20-35 P. Tinggi Multipar a P.

Swasta Islam Jawa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1

2 3 7 20-35 P. Tinggi Secundi para P.

Swasta Islam Mela

yu 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0

1 4

8 > 35 P. Tinggi Secundi para P. Swasta Krist en Bata

k 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1

1 4

9 > 35 SD

Primipar a

P.

Swasta Islam Jawa 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9

#

20-35 SMA

Primipar a

Wirasw

ata Islam Jawa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0

1 2

#

20-35 SMP

Multipar a

Wirasw

ata Islam Jawa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 4

#

20-35 SMA

Primipar a

P.

Swasta Islam Jawa 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8

# > 35 SMA

Multipar a

Wirasw

ata Islam Jawa 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1

2 0

#

20-35 SMP

Secundi para Wirasw ata Krist en Bata

k 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 1

# < 20 SMA

Primipar a

Wirasw

ata Islam

Mela

yu 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0

1 6 # 20-35 P. Tinggi Secundi para Wirasw ata Krist en Bata

k 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 7

#

20-35 SMA

Primipar a

P.

Swasta Islam Bata

k 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1

1 5

#

20-35 SMA

Secundi para

P.

Swasta Islam Jawa 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 3

# < 20 SMA

Secundi para Wirasw ata Krist en Bata

k 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0

1 4

# 20- P. Secundi Wirasw Islam Jawa 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7

TABEL MSTER


(59)

35 Tinggi para ata

#

20-35 SMA

Secundi para

P.

Swasta Islam Jawa 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

1 4

#

20-35 SMA

Secundi para

Wirasw

ata Islam Jawa 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5

#

20-35 SMA

Multipar a

Wirasw ata

Katol

ik Jawa 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0

1 3

#

20-35 SMA

Primipar a

P.

Swasta Islam Jawa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0

1 6

#

20-35 SMA

Secundi

para Buruh Islam

Mela

yu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 4

# < 20 SMA

Primipar a

P.

Swasta Islam Bata

k 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0

2 1

# < 20 SD

Primipar a

Wirasw

ata Islam

Bata

k 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0

# > 35 SMA

Multipar a

Wirasw

ata Islam

Bata

k 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

2 0


(60)

MASTER TABEL

TINGKAT KECEMASAN SUAMI MENGHADAPI ISTRI YANG BERSALIN DI KLINIK NIAR MEDAN TAHUN 2013

N o Umu r Pendidika n Paritas Ibu Pekerjaa n Agam

a Suku

TINGKAT KECEMASAN SUAMI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 13

1 4

1 5

1 6 17

1 8 1 9 2 0 jumla h

1 20-35 P. Tinggi Multipara

Wiraswat

a Islam

Melay

u 3 3 3 4 4 3 2 3 1 4 3 2 4 2 2 2 1 4 4 1 55

2 20-35 SMA Primipara

Wiraswat a

Katoli

k Batak 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 4 3 2 4 2 4 3 2 54

3 20-35 P. Tinggi Multipara P.

Swasta Islam

Melay

u 3 3 4 2 4 4 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 1 2 50

4 < 20 SMA Primipara

Wiraswat

a Islam Jawa 3 1 1 1 1 1 2 3 4 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 4 48

5 20-35 SMA

Secundipar a

Wiraswat

a Islam Jawa 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 4 4 3 53

6 20-35 P. Tinggi Multipara P. Swasta Islam Jawa 3 3 4 3 3 2 2 4 4 4 1 1 2 2 2 1 2 2 4 2 51

7 20-35 P. Tinggi

Secundipar a

P.

Swasta Islam

Melay

u 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 2 4 4 2 70

8 > 35 P. Tinggi

Secundipar

a P. Swasta

Kriste

n Batak 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59

9 > 35 SD Primipara P. Swasta Islam Jawa 4 4 3 4 3 1 2 3 3 2 2 2 4 1 1 1 4 3 1 1 49

10 20-35 SMA Primipara

Wiraswat

a Islam Jawa 3 4 3 4 3 1 3 2 3 4 3 2 3 2 1 3 3 3 4 3 57

11 20-35 SMP Multipara

Wiraswat

a Islam Jawa 4 4 3 4 3 3 1 3 3 3 1 1 4 1 1 1 1 3 3 1 48

12 20-35 SMA Primipara P. Swasta Islam Jawa 4 4 3 4 4 3 1 3 4 3 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 46

13 > 35 SMA Multipara

Wiraswat

a Islam Jawa 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 4 3 1 3 2 1 1 54

14 20-35 SMP

Secundipar a

Wiraswat a

Kriste


(61)

15 < 20 SMA Primipara

Wiraswat

a Islam

Melay

u 4 4 4 4 1 2 2 1 1 4 1 1 4 1 2 1 1 1 4 4 47

16 20-35 P. Tinggi

Secundipar a

Wiraswat a

Kriste

n Batak 3 3 3 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 46

17 20-35 SMA Primipara

P.

Swasta Islam Batak 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 1 3 1 3 3 49

18 20-35 SMA

Secundipar

a P. Swasta Islam Jawa 3 4 4 4 2 3 2 2 2 4 3 2 2 1 1 1 3 3 3 1 50

19 < 20 SMA

Secundipar a

Wiraswat a

Kriste

n Batak 4 4 4 4 3 4 3 4 1 4 4 2 4 1 1 1 3 1 4 3 59

20 20-35 P. Tinggi

Secundipar a

Wiraswat

a Islam Jawa 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 1 3 2 2 2 3 2 3 1 49

21 20-35 SMA

Secundipar a

P.

Swasta Islam Jawa 3 2 4 3 4 1 1 2 4 2 1 1 4 1 1 2 3 1 4 3 47

22 20-35 SMA

Secundipar a

Wiraswat

a Islam Jawa 4 3 3 4 4 1 1 3 2 3 3 1 3 1 1 1 2 1 4 1 46

23 20-35 SMA Multipara

Wiraswat a

Katoli

k Jawa 4 4 4 1 1 4 4 4 1 4 4 4 4 2 2 2 1 3 3 2 58

24 20-35 SMA Primipara

P.

Swasta Islam Jawa 4 3 4 4 4 2 2 4 4 2 3 1 3 2 2 1 3 4 4 1 57

25 20-35 SMA

Secundipar

a Buruh Islam

Melay

u 4 4 3 3 3 1 1 2 3 3 1 1 3 1 2 3 1 1 4 3 47

26 < 20 SMA Primipara P. Swasta Islam Batak 3 3 3 4 4 1 1 3 4 3 1 1 1 1 1 1 2 4 4 1 46

27 < 20 SD Primipara

Wiraswat

a Islam Batak 3 2 4 3 3 4 1 1 2 3 3 1 4 1 4 1 3 4 3 1 51

28 > 35 SMA Multipara

Wiraswat

a Islam Batak 4 4 3 3 3 2 1 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 3 3 55

29 > 35 SMA Primipara

Wiraswat


(62)

30 20-35 SMP

Secundipar a

Wiraswat a

Kriste

n Batak 4 2 3 4 4 2 1 3 4 3 1 1 2 1 1 1 4 3 4 2 50

31 < 20 SMP Primipara

Wiraswat

a Islam Jawa 3 3 3 3 4 1 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 1 1 4 2 48

32 20-35 P. Tinggi Primipara PNS

Kriste

n Batak 4 3 3 3 3 1 1 3 3 4 2 2 4 1 1 2 3 1 3 1 48

33 20-35 SMA Primipara

Wiraswat

a Islam Batak 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 66

34 20-35 SMA

Secundipar a

Wiraswat

a Islam Jawa 3 3 3 1 3 1 2 3 2 1 1 1 4 1 1 4 4 4 4 1 47

35 20-35 SMP Primipara

Wiraswat

a Islam Batak 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 3 4 1 2 3 4 4 4 2 66

36 20-35 SMA Primipara

Wiraswat

a Islam Jawa 3 3 4 4 4 2 2 3 1 4 3 2 2 2 2 2 3 1 3 1 51

37 20-35 SMA Primipara

Wiraswat

a Islam Jawa 3 3 4 4 4 3 2 4 2 3 3 3 4 2 2 1 2 3 2 1 55

38 < 20 SMP Primipara

Wiraswat

a Islam Jawa 3 2 4 4 2 2 3 2 2 4 1 3 2 2 2 1 1 2 3 3 48

39 20-35 P. Tinggi Primipara

Wiraswat a

Kriste

n Batak 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 1 3 2 3 4 4 3 67

40 20-35 SD

Secundipar a

Wiraswat


(63)

HASIL OUTPUT DATA PENELITIAN

Reliability Tingkat kecemasan Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 40.0

Excludeda 15 60.0

Total 25 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.981 21

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

p1 3.10 1.197 10

p2 3.20 1.229 10

p3 3.10 1.197 10

p4 3.20 1.033 10

p5 3.10 1.197 10

p6 3.10 1.197 10

p7 3.20 1.229 10

p8 3.10 1.197 10

p9 3.10 1.197 10

p10 3.10 1.197 10

p11 3.10 1.197 10

p12 3.10 1.197 10

p13 2.90 1.197 10

p14 3.10 1.197 10

p15 3.00 1.247 10

p16 3.10 1.197 10

p17 3.10 1.197 10

p18 2.90 1.197 10

p19 3.00 1.247 10


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Cut Nilam Sari

Tempat Tanggal Lahir : Damar Condong, 14 Mei 1991 Jenis kelamin : Perempuan

Anak ke : 2 dari 3 Bersaudara

Agama : Islam

Alamat : Damar Condong Dusun II Kec. Pematang Jaya Data Orang Tua

Nama Ayah : M. Tayeb

Pekerjaan : Petani

Nama Ibu : Tumirah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Damar Condong Dusun II Kec. Pematang Jaya

Pendidikan

1997 - 2003 : SD Negeri No 053999 Damar Condong 2003 - 2006 : MTs Swasta Darussa’adah Pangkalan Susu 2006 - 2009 : SMA Swasta Darussa’adah Pangkalan Susu 2009 - 2012 : Akademi Kebidanan Widya Husada Medan 2012 - 2013 : D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara