Hubungan Faktor-faktor Penyebab Kecemasan dengan Tingkat Kecemasan Suami Mengahadapi Istri yang Bersalin Spontan di Klinik Hadijah Medan Tahun 2011

(1)

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECEMASAN

DENGAN TINGKAT KECEMASAN SUAMI MENGHADAPI ISTRI

YANG BERSALIN SPONTAN DI KLINIK HADIJAH MEDAN

Disusun Oleh :

ADE FEBRIANTI HASIBUAN 105102047

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Ade Febriati Hasibuan

Hubungan Faktor-faktor Penyebab Kecemasan dengan Tingkat Kecemasan Suami Mengahadapi Istri yang Bersalin Spontan di Klinik Hadijah Medan Tahun 2011

ix + 41 hal + 12 tabel + 1 skema + 10 lampiran ABSTRAK

Suami merasa cemas sewaktu mendampingi istri yang bersalin yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dihubungkan dengan tingkat kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor-faktor kecemasan dengan tingkat kecemasan. penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan penedekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan menggunakan accidental sampling. penelitian ini dilakukan di Klinik Hadijah Medan. Hasil penelitian mayoritas responden umur 31-35 tahun sebanyak 25 orang (48,1%), mayoritas pendidikan SMA 32 orang (61,5%), mayoritas responden berpenghasilan Rp. 1000.000,00-Rp. 2000.000,00 sebanyak 29 orang (55,8%). pada faktor keselamatan istri dan janin mayoritas ada pengaruh 40 orang (76,1%), faktor harapan jenis kelamin mayoritas berpengaruh 27 orang (51,9%), pada faktor tanggung jawab finansial tidak ada pengaruh 28 orang (53,8%) dan pada faktor anak lahir cacat ada pengaruh 31 orang (59,6%). Analisis data digunakan uji chi square. Kesimpulan ada hubungan faktor keselamatan istri dan janin dengan tingkat kecemasan (p=0,04), ada hubungan faktor harapan jenis kelamin dengan tingkat kecemasan (p= 0,025), tidak ada hubungan faktor tanggung jawab finansial dengan tingkat kecemasan (p= 0,254), ada hubungan faktor anak lahir cacat dengan tingkat kecemasan (p=0,004). Dari hasil penelitian ini diketahui ada 3 faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan suami

Daftar Pustaka : 16 ( 2003 – 2010 ) Kata kunci : kecemasan suami


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul Hubungan Faktor-faktor Penyebab Kecemasan dengan Tingkat Kecemasan Suami Menghadapi Istri yang Bersalin Spontan diKlinik Hadijah Medan Tahun 2011

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S. Kep, Ns, M. Kep sebagai Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

3. dr.Ichawanul, SpOG(K) selaku dosen pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang telah membimbing hingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

4. dr. Isti Ilmiati Fujiati, Msc selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dalam Karya Tulis Ilmiah ini.


(5)

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

6. Klinik Hadijah yang telah memberikan izin dalam penelitian ini

7. Para Responden yang telah bersedia berpartisipasi selama proses penelitian berlangsung.

8. Teristimewa kepada keluargaku tercinta Ayahanda Drs. M. Najib Hasibuan dan ibunda Zubaidah Nasution, Abang Iswan Nauli Hasibuan, Kakak Fadhilah Hasibuan S.pi, Abang ipar M. Imran Harahap

9. Rekan-rekan mahasiswa D-IV bidan pendidik USU stambuk 2010/2011 yang telah memberikan semangat dan masukan dalam peyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dan menemani penulis selama penyusunan KTI ini (kak suri, kak roni, lely, bara, ade, rika, kak ria novita, kak ria febrina, desi, suster, emi, kak nadira, imar, kak melda)

10. Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya satu persatu saya ucapkan banyak terimakasih.

Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugerah dari Allah SWT. Amin Ya Robbal Alamin.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……… i

KATAPENGANTAR………...ii

DAFTAR ISI……….iv

DAFTAR TABEL………..……….vii

DAFTAR SKEMA……….………...viii

DAFTAR LAMPIRAN.……….ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….1

B. Perumusan Masalah………..3

C. Tujuan Penelitian...3

1. Tujuan Umum……….3

2. Tujuan khusus……….4

D. Manfaat Penelitian………4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan………..5


(7)

2. Etiologi cemas…...……….5

3. Faktor predisposisi..……..……….5

4. Bentuk cemas ……….6

5. Tingkat cemas...………..7

6. Faktor-faktor yang menyebabkan cemas………..9

7. Hubungan fakor-faktor kecemasan dengan tingkat kecemasan……...…10

8. Respon psikologi suami………...……….10

B. Persalinan………..…11

1. Defenisi………..9

2. Tanda-tanda awal persalinan………...……….10

3. Nyeri persalinan……… ……….………..13

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep………...………18

B. Hipotesa………..18

C. Defenisi Operasional……….………19

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian………21

B. Populasi penelitian………...22

1. Populasi………21

2. Sampel………..………....21

C. Tempat Penelitian………...…22

D. Waktu Penelitian………....23

E. Etika Penelitian………..……….23

F. Alat Pengumpulan Data………..23

G. Validitas Dan Realibilitas………..24

H. Prosedur Pengumpulan Data………25


(8)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian………...27

1. Analisis Univariat………29

2. Analisis Bivariat……..………33

B. Pembahasan

1. Intrepretasi dan diskusi hasil.………..…34 2. Implikasi untuk asuhan kebidanan………38

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……….…..39

B. Saran ………40


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik suami yang menghadapi istri yang

bersalin spontan 2011………...31

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan jawaban responden………...32

Tabel 5.3 distribusi frekuensi berdasarkan jawaban responden pertanyaan tingkat ………..30

Tabel5.4 Distribusi frekuensi faktor keselamatan istri dan janin ……….31

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi faktor harapan jenis kelamin……….31

Tabel 5.6 Distribusi faktor tanggung jawab finansial ………..32

Tabel 5.7 Distribusi faktor harapan jenis kelamin……….32

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan……….33

Tabel 5.9 Distribusi faktor keselamatan istri dan janin………..34

Tabel 5.10 Distribusi faktor harpan jenis kelamin………35

Tabel 5.11 Distribusi faktor tanggung jawab finansial………..35


(10)

DAFTAR SKEMA


(11)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar persetujuan menjadi responden Lampiran 2 : Kuesioner

Lampiran 3 : Surat izin peelitian

Lampiran 4 : Surat izin balasan penelitian

Lampiran 5 : Lembar conten validity indeks Lampiran 6 : Master Tabel Penelitian Lampiran 7 : Lembar konsultasi


(12)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Ade Febriati Hasibuan

Hubungan Faktor-faktor Penyebab Kecemasan dengan Tingkat Kecemasan Suami Mengahadapi Istri yang Bersalin Spontan di Klinik Hadijah Medan Tahun 2011

ix + 41 hal + 12 tabel + 1 skema + 10 lampiran ABSTRAK

Suami merasa cemas sewaktu mendampingi istri yang bersalin yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dihubungkan dengan tingkat kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor-faktor kecemasan dengan tingkat kecemasan. penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan penedekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan menggunakan accidental sampling. penelitian ini dilakukan di Klinik Hadijah Medan. Hasil penelitian mayoritas responden umur 31-35 tahun sebanyak 25 orang (48,1%), mayoritas pendidikan SMA 32 orang (61,5%), mayoritas responden berpenghasilan Rp. 1000.000,00-Rp. 2000.000,00 sebanyak 29 orang (55,8%). pada faktor keselamatan istri dan janin mayoritas ada pengaruh 40 orang (76,1%), faktor harapan jenis kelamin mayoritas berpengaruh 27 orang (51,9%), pada faktor tanggung jawab finansial tidak ada pengaruh 28 orang (53,8%) dan pada faktor anak lahir cacat ada pengaruh 31 orang (59,6%). Analisis data digunakan uji chi square. Kesimpulan ada hubungan faktor keselamatan istri dan janin dengan tingkat kecemasan (p=0,04), ada hubungan faktor harapan jenis kelamin dengan tingkat kecemasan (p= 0,025), tidak ada hubungan faktor tanggung jawab finansial dengan tingkat kecemasan (p= 0,254), ada hubungan faktor anak lahir cacat dengan tingkat kecemasan (p=0,004). Dari hasil penelitian ini diketahui ada 3 faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan suami

Daftar Pustaka : 16 ( 2003 – 2010 ) Kata kunci : kecemasan suami


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 2000 pemerintah merancangkan Making Pregnancy Safer (MPS) yang merupakan strtegi sektor kesehatan secara terfokus pada pendekatan dan perencanaan yang sistematis dan terpadu. Salah satu strategi making pregnancy safer (MPS) adalah mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga. Output yang diharapkan dari strategi tersebut adalah menetapkan keterlibatan suami dalam mempromosikan kesehatan ibu dan meningkatkan peran aktif keluarga dalam kehamilan dan persalinan (Depkes RI, 2001, ¶ 3)

Kelahiran bayi merupakan suatu peristiwa penting yang dinantikan oleh sebagian besar perempuan karena membuat ibu menjadi seorang perempuan yang telah berfungsi utuh dalam kehidupannya. Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh beberapa wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran baru sebagai ibu pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan baik segi fisik maupun psikologis (Fatimah, 2009, ¶ 1).

Dibutuhkan partisipasi suami menghadapi istri dari mulai kehamilan sampai persalinan antara lain: 1) memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri 2) mendorong dan mengantar istri untuk memeriksakan kehamilan kesehatan terdekat


(14)

minimal 4 kali selama kehamilan 3) memenuhi gizi bagi istri agar tidak terjadi kekurangan gizi (BKKBN, 2000. ¶ 4)

Selama tahun 1970-an, berbagai organisasi wanita mulai menyampaikan agar pria diperbolehkan menemani pasangannya selama persalinan. kebutuhan akan dukungan bagi calon ibu selama persalinan terjadi bersamaan kebutuhan para pria untuk mengambil bagian lebih besar didalam kehidupan keluarga. berkembangnya peran baru pria sebagai anggota aktif didalam kehidupan keluarga, dan bukan sekedar pencari nafkah, telah diperluas dengan perannya didalam membantu kelahiran anak-anaknya. Tidaklah mudah untuk mengubah system rumah sakit yang tadinya melarang pria memasuki ruang bersalin. Namun kampanye tersebut ternyata sangat berhasil sampai sekarang, Malahan sekarang ini banyak sekali penekanan pada suami untuk mendukung pasangannya selama persalinan sehingga suami dapat menjalankan peran ini (Nolan, 2004, hal. 145).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dr.Robert Mccall yang dimuat dalam majalah better parenting 1994, sekitar 11-65 % suami mengalami gejala-gejala yang mirip seperti yang dialami oleh ibu hamil, misalnya: kram pada kaki , mual-mual, dan mengidam atau disebut juga couvades. Sebenarnya, semua gejala itu bersumber dari perasaan cemas dan kadang kala juga perasaan takut yang dialami suami. (Musbikin, 2006, hal. 254).

Kecemasan suami menghadapi persalinan disebabkan oleh beberapa faktor: 1) kecemasan akan kesehatan istri dan bayi, 2) harapan jenis kelamin 3) kecemasan akan


(15)

kebutuhan finansial yang semakin bertambah 4) kecemasan akan anak yang lahir cacat. (Murkoff, 2006, hal. 580).

Banyak suami melakukan melakukan berbagai hal untuk dapat melupakan kecemasannya, mereka dapat melupakan kekhawatirannya jika persalinan berjalan normal dan membantu mereka menghadapi nyeri yang sedang dialami pasangannya. perasaan bersalah karena mereka menganggap dirinya sebagai penyebab penderitaan istrinya sering muncul di benak calon ayah. (Nolan, 2004, hal. 151).

Berdasarkan data diatas maka penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor kecemasan dengan tingkat kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin spontan.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah ”Bagaimana Hubungan Faktor-faktor Kecemasan dengan Tingkat Kecemasan Suami Menghadapi Istri yang Bersalin Spontan di Klinik Hadijah Medan Tahun 2011”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui ”hubungan faktor-faktor penyebab kecemasan dengan tingkat kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin spontan di klinik hadijah tahun 2011”.


(16)

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin spontan.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dengan tingkat kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin spontan

c. Untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor penyebab dengan tingkat kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin spontan.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Suami

Sebagai sumber informasi untuk menambah pengetahuan tentang persalinan.

b. Bagi Peniliti

Sebagai sumber pengetahuan bagi peneliti yang akan datang dan dapat menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya.

c. Bagi klinik

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi klinik dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada pasangan suami istri khususnya suami dimana istrinya akan menghadapi proses persalinan.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan

1. Definsi

Cemas (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman takut dan memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. (Videbeck, 2008, hal. 307)

2. Etiologi Cemas

Penyebab timbulnya kecemasan dapat ditinjau dari 2 faktor yaitu : 1) faktor internal yaitu tidak memiliki keyakinan akan kemampuan diri 2) faktor eksternal dari lingkungan seperti ketidaknyamanan akan kemampuan diri, Threat (ancaman), Conflik (pertentangan), Fear (ketakutan), Unfuled need (kebutuhan yang tidak terpenuhi). (Videbeck, 2008, hal. 312).

3. Faktor Predisposisi

Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal kecemasan.

1. Dalam pandangan psikoanalitis, kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi anatara dua elemen kepribadian: id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitive, sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan


(18)

dikendalikan oleh norma budaya. Ego atau aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi kecemasn adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

2. Menurut pandangan interpersonal, kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami kecemasan yang berat.

3. Menurut pandangan perilaku, kecemasan merupakan frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 4. Kajian keluarga menunjukan bahwa ganguan kecemasan biasanya terjadi dalam

keluarga. Ganguan kecemasan juga timpang tindih antara gangguan kecemasan dan depresi. ( Stuarts, 2007, hal.146)

4. Bentuk Cemas

Menurut Bucklew cemas bisa mempengaruhi seseorang dalam berbagai bentuk. Beberapa orang menunjukkan kecemasannya secara psikologis, emosional, dan fisiologis. Cemas secara psikologis dan emosional terwujud dalam gejala-gejala kejiwaan seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkontraksi, perasaan tidak menentu dan sebagainya. Sedangkan secara fisiologis terwujud dalam gejala-gejala fisik terutama pada sistem saraf misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut mual-muntah, diare, nafas sesak disertai tremor pada otot. (videbeck, 2008, hal. 308).


(19)

5. Tingkat Kecemasan

kecemasan memiliki dua aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang bergantung pada tingkat kecemasan,lama kecemasan yang dialami, dan seberapa baik indivudu melakukan koping terhadap kecemasan. Kecemasan dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat sampai panik. setiap tingkat menyebabkan perubahan fisiologis dan emosional pada individu.

1. Kecemasan ringan adalah cemas yang normal menjadi bagian sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan, tetapi individu masih mampu memecahkan masalah. Cemas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas yang ditandai dengan terlihat tenang percaya diri, waspada, memperhatikan banyak hal, sedikit tidak sabar, ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan, rilex atau sedikit gelisah.

2. Kecemasan sedang adalah cemas yang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal-hal yang penting dan mengesampingkan yang tidak penting atau bukan menjadi prioritas yang ditandai dengan perhatian menurun penyelesaian masalah menurun, tidak sabar, mudah tersinggung, ketegangan otot sedang, tanda-tanda vital meningkat, mulai berkeringat, sering mondar-mandir, sering berkemih dan sakit kepala.

3. Kecemasan berat adalah cemas ini sangat mengurangi persepsi individu, cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, dan tidak dapat berfikir tentang hal yang lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk


(20)

mengurangi ketegangan individu memerlukan banyak pengesahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain ditandai dengan sulit berfikir , penyelesaian masalah buruk, takut, bingung, menarik diri, sangat cemas, kontak mata buruk, berkeringat, bicara cepat, rahang menegang, menggertakkan gigi, mondar mandir dan gemetar.

4. Panik adalah tingkat panik dari suatu ansietas berbungan dengan ketakutan dan teror, karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan, panik melibatkan disorganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang tidak dapat rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian (Struat, 2007, hal. 144).

Sisi negative kecemasan atau sisi yang membahayakan ialah rasa khawatir yang berlebihan tentang masalah yang nyata atau potensial. Hal ini menghabiskan tenaga, menimbulkan rasa takut, dan menghambat individu melakukan fungsinyadengan adekuat dalam situasi interpersonal,situasi kerja,dan situasi social. Individu selalu khawatir tentang sesuatu atau semua hal tanpa alas an yang nyata, merasa gelisah lelah dan tegang. (Videbeck, 2008, hal. 307)


(21)

1. Kecemasan akan kesehatan istri dan bayi

Seorang ibu hamil memiliki kepekaan tertentu, dan sebagai suami yang mencintai, hasrat anda untuk ingin melindungi istri dari segala kemungkinan bahaya adalah sesuatu yang sangat alami dan Para calon ayah yang sangat khawatir tentang kesehatan dan kesejahteraan bayinya yang belum hadir. untungnya hampir semua kekhawatiran itu sebenarnya tidak perlu. Sekarang ini ada kemungkinan yang sangat besar bahwa bayi akan lahir dalam keadaan hidup dan sangat sehat kemungkinan ini jauh lebih besar dibandingkan masa lalu.

2. Harapan jenis kelamin

Banyak pasangan suami istri mencari informasi tentang jenis kelamin anaknya sebelum kelahiran anaknya. Saat persalinan berlangsung, kebanyakan orang tua dapat menerima jenis kelamin bayinya tetapi kadang-kadang kekecewaan muncul dan diungkapkan dengan jelas. Suami akan merasa sedih dan kehilangan pada saat melahirkan karena melepaskan anak yang dibayangkan dan mulai menerima anakny yang nyata.

3. Tangung jawab financial

Terutama dimasa sekarang, ketika biaya perwatan anak semakin meninggi, banyak calon ayah yang susah tidur memikirkan pertanyaan ini. Tetapi sesudah bayi lahir, perubahan prioritas membuat uang yang tersedia akan cukup untuk kebutuhan bayi.


(22)

4. Anak lahir cacat

Ketika janin semakin jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut jantung, kecemasan orang tua yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anak.orang tua akan membiacarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna. (Bobak, 2005, hal. 129)

7. Hubungan faktor-faktor kecemasan dengan tingkat kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin

Kecemasan suami yang terutama ialah kemungkinan anak cacat pada anak. Suami akan membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna.

Keteganagn dan kekhawatiran ayah yang tidak siap dan tidak mendukung mudah menular kepada ibu. Keraguan dan ketakutan bahwa dirinya tidak mampu dapat benar-benar muncul jika ibu tidak didukung. Rasa percaya diri akan timbul, jika ia dapat menentukan tujuan yang realistis dan mendapat dukungan dari orang lain. (Bobak, 2005, hal. 130)

8. Respon Psikologi Suami

Hari-hari dan minggu-minggu menjelang tanggal lahir yang diperkirakan ditandai oleh tindakan antisipasi dan rasa cemas. Perasaan bosan dan gelisah sering ditemukan karena perhatian dipusatkan pada proses persalinan.


(23)

Perhatian utama ayah ialah membawa ibu ke fasilitas medis tepat waktu untuk bersalin dan tidak menunjukkan sikap acuh. Banyak ayah ingin mengetahui saat persalinan dan menentukan saat yang tepat untuk pergi ke rumah sakit atau memanggil pemberi jasa pelayanan kesehatan. (Bobak, 2005, hal.135)

Banyak ayah menanyakan perabot ruang bersalin, staf perawat, lokasi, dan ketersediaan pemberi jasa pelayanan kesehatan dan ahli anestesi. Ayah yang lain ingin mengetahui apa yang diharapkan pasangannya saat melahirkan. Ayah merasa takut terjadi kematian pada pasangan dan anaknya.

Ketegangan dan kekhawatiran ayah yang tidak siap dan tidak mendukung mudah menular kepada ibu. Keraguan dan ketakutan bahwa dirinya tidak mampu dapat benar-benar muncul, jika ibu tidak didukung. Rasa percaya diri akan timbul, jika ia dapat menentukan tujuan yang realistis dan mendapat dukungan dari orang lain. (Bobak,2005, hal.135-136)

B. PERSALINAN

1. DEFINSI

Persalinan adalah proses dimana bayi plasenta dan selaput ketuban keluar di uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan


(24)

menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (JNPK, 2008, hal.37)

B. Tanda-tanda awal persalinan

1. Tahap pertama persalinan

Awal persalinan yang sesungguhnya ditunjukkan oleh satu atau lebih tanda-tanda berikut ini:

1. Awal kontraksi rahim yang berirama,teratur dan mungkin menyakitkan.

2. Keluarnya sejumlah lendir lengket kadang disertai dengan darah dari vagina (tanda awal)

3. Keluarnya cairan dari vagina. Ini disebabkan pecahnya selaput dari kantung ketuban.

2.Tahap kedua persalinan

Tahap kedua ini diawali dengan terbukanya jalan lahir (leher rahim) sudah terbuka berarti kepala bayi dapat melaluinya. Kekuatan kontraksi rahim dibantu tenaga siibu yang kuat pada waktu mengejan, akan mendorong kepala bayi yang berada pada otot dasar panggul, keluar dari saluran vagina.

Tenaga pada waktu mengejan didapat dengan cara si ibu menarik napas dalam-dalam, menahannya untuk beberapa saat, lalu mendorong sekuat tenaga, seolah-olah si


(25)

ibu akan mengeluarkan isi perut. Kalau bayi sudah lahir maka, berakhirlah tahap kedua persalinan.

3.Tahap ketiga persalinan

Tahap ketiga persalinan adalah masa antara setelah bayi lahir dan plasenta keluar dari dari rahim. Beberapa saat setelah bayi lahir, rahim akan berkontraksi lagi. Plasenta yang telah terlepas dari tempatnya melekat, akan berada dalam vagina bagian atas. Turunnya plasenta dalm vagina diiringi oleh keluarnya sesebagian tali pasat, cairan darah, dan kontraksi rahim. Bila bagian tali pusat yang telah keluar ditarik perlahan-lahan, dan penolong persalinan menekan perut siibu, maka plasenta akan terdorong keluar dari saluran lahir. Dengan demikian selesainya keseleruruhan proses persalinan. Namun, selama kurang lebiih satu jam, siibu masih harus tetap berada dalam ruang persalinan. Hal ini untuk menjaga bila terjadinya perdarahan setelah persalinan, maka bisa segera diatasi. (Musbikin, 2006, hal. 265)

C. Nyeri Persalinan

Nyeri adalah rasa tidak enak akibat perangsangan ujung-ujung saraf khusus. Selama persalinan dan kelahiran persalinan dan kelahiran dan pervaginam,nyeri disebabkan oleh kontraksi rahim,dilatasi servik dan distensi perineum.


(26)

1. Salah satu kebutuhan wanita dalam persalinan adalah keringanan rasa sakit,cara yang dirasakan oleh individu dan reaksi terhadap rasa sakit dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

2. Rasa takut atau kecemasan akan meninggikan respon individual terhadap rasa sakit. Rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui,rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui,rasa takut ditinggalkan sendiri pada saat proses persalinan (tanpa pendamping) dan rasa takut atas kegagalan persalinan dapat meningkatkan kecemasan. Pengalaman buruk persalinan yang lalu juga akan menambah kecemasan.

3. Kepribadian ibu berperan penting terhadap rasa sakit, ibu yang secara alamiah tegang dan cemas akan lebih lemah dalam menghadapi stress disbanding wanita yang rileks dalam reaksi rasa sakit. bebrapdan percaya diri.

4. kelelahan ibu yang suudah lelah selama beberapa jam persalinan, mmungkin sebelumnya sudah terganggu tidurnya oleh ketidaknyamanan dari akhir masa kehamilannya dan akhir masa kehamilannya akan kurang mampu akan kurang mampu mentolerir rasa sakit.

5. Faktor social dan budaya juga berperan penting dalam reaksi sakit. Beberapa budaya mengharapkan stocisme (sabar dan membiarkannya) sedang budaya lainnya mendorong keterbukaan untuk menyatakan perasaan.

6. Pengharapan akan memberi warna pada pengalaman. Wanita yang realistis dalam pengharapannya mengenai persalinannya dan tanggapannya terhadap hal tersebut mungkin adalah persiapan yang terbaik sepanjang ia merasa percaya diri


(27)

bahwa ia akan menerima pertolongan dan dukungan yang diperlukannnya dan yakin bahwa ia akan menerima pertolongan dan dukungan yang diperlukannya dan yakin bahwa ia akan menerima analgesic yang sesuai. (Rukiyah, 2009, hal 51

D. Pendamping Persalinan Ibu

Besar artinya kehadiran seorang pendamping persalinan karena dapat berbuat banyak untuk membantu ibu saat persalinan. Pendamping tersebut akan menghitung konnnntraksi sehingga ibu mengetahui kemajuan persalinan, memberi dorongan dan keyakinan pada ibu selama persalinan, membantu menciptakan suasana nyaman dalam ruang bersalin, membantu mengawasi pintu dan melindungi privasi ibu, melapoorkan gejala-gejala atau sakit pada perawat atau dokter, membantu ibu mengatsi rasa tidak nyaman fisik.

Jauh sebalum hari persalinan, tentukan siapa pendamping persalinan. Biasanya, suami adalah calon terkuat. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua suami dapat menjadi pendamping persalinan istrinya. Oleh krena itu, aturlah pendamping pengganti untuk berjaga-jaga jika suami berhalangan. Mungkin, orang tersebut adalah ibuy kandung,ibu mertua,saudara, atau sahabat perempuan ibu. Pastikan mereka cukup usia,cukup matang,dan memiliki kesiapan dan perencanaan persalinan,termasuk mengikuti kursus persalinan agar benar-benar memahami tugasnya.


(28)

Hal yang wajar jika pendamping persalinan gugup menghadapi persalinan. Memang, sulit menyaksikan orang terkasih menderita kesakitan saat bersalin. Meskipun demikian, akhirnya banyak pendamping persalinan bersyukur karena diberi kesempatan menjadi saksi peristiwa ajaib, yaitu kelahiran bayi.mendampingi persalinan seorang ibu juga dapat mempererat hubungan dengannya karena sudah yang baik dalam persalinan, lakukan hal-hal dibawah ini:

a) Ajukan pertanyaan

Kebanyakn dokter atau bidan tidak menjelaskan tindakan atau wewenang mereka terhadap pasien. Oleh karena itu, aktifleh bertanya sehingga tahu hal yang dapat diiterima, dipertimbangkan, dan ditolak.

b) Bawa bekal untuk diri sendiri

Semua orang sibuk menguurus pasien. Jadi, uruslah diri sendiri dengan membawa persiapan cukup,seperti baju ganti,alas kaki yang nyaman karena mungkin bolak-balik di koridor rumah sakit,serta bawa bekal makanan dan minuman.

c). Tahu yang akan dihadapi

Ada yang menyatakan teknnik pernapasan yang dipelajari di kursus persalinan tidak berguna. Meskipun demikian, jangan pernah menyepelekan ilmu apapun yang didapatkan di kursus persalinan atau buku karena semua pasti ada gunanya. Selain itu


(29)

kemungkinan kecil ditengah persalinan membolak-balik buku panduan lagi. Oleh karena itu, pelajari pengetahuan dasar dan tambahan tentang persalinan walaupun tidak dipakai pada waktunya.

d.Bersikap fleksibel

Strategi persalinan yang berhasil bagi seorang ibu belum tentu berhasil bagi ibu yang lainnya. Tugas pendamping adalah mencermati strategi yang berhasil dan bersiap menghentikan yang gagal. Terbukalah terhadap perubahan strategi. Sebelum persalinan, diskusikan dengan ibu mengenai harapan dan pilihan di ruang bersalin. Hal ini dimaksutkan agar pendamping dapat mengambil inisiatif untuk mengusulkan suatu perubahan strategi jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.

e). Temukan pengalih perhatian

Proses persalinan dapat lama dan berat, selama melewatinya, usahakan ppendamping dan ibu memiliki seesuatu untuk mengalihkan perhatian dari rasa sakit, bosan, dan putus asa. Bentuknya dapat merupakan tehnik pernapasan, pijatan di kaki atau bersama-sama melakukan tehnik relaksasi.

f). Jadilah supporter

Meskipun banyak yang akan menolong ibu, pendampinglah supporter utama baginya. Agar tetap membuatnya mersa nyaman,turuti permintannya. Lakukan yang ibu


(30)

ingnkan. Mulai dari lari kekantin untuk membbelikan permen, mengambil minuman,atau menyampaikan permintaannya kepada bidan.

g). Mengetahui kapasitas pendamping

Banyak hal dapat terjadi di ruang bersalin. Pahamilah hal yang dapat ditangani dan yang harus diserahkan kepada petugas medis jika berada diluar kapasitas dan kemampuan pendamping.

h). Bersiaplah mengambil alih

Hanya pendamping dan ibu yang tahu hal-hal yang diinginkan. Namun, mungkin ibu berada dalm kondisi tidak dapat mengambil keptusan untuknya. Upayakan keputusan yang diambil selalu dibicarakan terlebih dahulu dengan ibu.

i). Siap menunggu

Kadang persalinan tahap pertama berlangsung sangat lama sehingga ibu belum dianjurkan ke rumah sakit atau disarankan kembali pulang setibanya disana. Bersabarlah mendampinginya meskipun ibu berada di lingkungan yang sangat akrab yaitu rumah. Ibu tetap membutuhkan pendamping,khususnya saat menghdapi kontraksi. Sambil menunggu, lakukan aktivitas ringan bersama


(31)

Bagi para suami, kadang ibu juga mengundang ibu kandungnya atau sahabat perempuannya yang dianggap lebih memahami sakit persalinan unntuk mendampinginya. Meskipun demikian, bukan berarti kehadiran suami kurang berarti. Bagi ibu, keberadaan suami tetaplah nomor satu. Oleh karena itu, usahakan tidak menghilang dari pandangan matanya. (Danuatmaja, 2004, hal.23).


(32)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antarvariabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. (Notoatmodjo, 2003, hal 69). Variabel independent dalam penelitian ini adalah faktor-faktor penyebab kecemasan suami dan variabel dependent adalah tingkat kecemasan. Hasil yang diharapkan adalah berkurangnya kecemasan pada suami yang menghadapi istri yang bersalin spontan.

Variabel independen variabel dependen

Skema 1.Skema Kerangka Konsep

B.Hipotesis

Hipotesis alternatif yaitu Ada Hubungan antara Faktor-faktor Penyebab Kecemasan dengan Tingkat Kecemasan Suami Menghadapi Istri yang Bersalin Spontan.

faktor-faktor penyebab kecemasan suami :

• keselamatan istri dan bayi • harapan jenis kelamin • tanggung jawab finansial • anak lahir cacat

Tingkatan kecemasan • cemas


(33)

C. Defenisi opersional

No Variabel

Defenisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur

Skala

1

Independen : faktor-faktor

penyebab

kecemasan sbb: 1.keselamatan istri dan janin 2.Harap an jenis kelamin

3.Tangg ung jawab finansial 4. Anak lahir cacat Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan

suami cemas saat mendampingi istri yang bersalin spontan Kuesioner sebanyak 20 soal.

wawancara 1= tidak pengaruh 2= berpengaruh

Ordinal

2

Dependen : Tingkat kecemasan suami yang mengalami kecemasan di kategorikan dengan tingkat kecemasan Kuesioner dengan jumlah 16 pertanyaan

Wawancara 1= Tidak cemas 2= cemas

Ordinal

3.

Usia Umur yang

dihitung sejak lahir hingga penelitian dilakukan

Kuesioner Wawancara 1 = 20-25 tahun 2 = 26-30 tahun 3 = 31-35 tahun 4 = 36- 40 tahun

Interval

4.

Pendidikan Jenjang dari tingkat yang

Kuesioner Wawancara 1= SD 2= SMP 3= SMA 4= PT


(34)

rendah ke tingkat yang tinggi untuk menyelesaikan pendidikan

5.

Penghasilan Upah yang didapat setelah bekerja

Kuesioner Wawancara 0=tidak

berpenghasilan 1= < Rp1.000.000 3 = Rp1.000.000-Rp2.000.000 4= > Rp2.000.000


(35)

BAB IV

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. dengan desain ini diharapkan dapat memberikan hubungan faktor-faktor kecemasan dengan tingkat kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin spontan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah suami yang istrinya menghadapi proses persalinan di Klinik Hadijah Februari sampai April tahun 2010 sebanyak 60 ibu bersalin spontan.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah suami yang mendampingi istri yang bersalin spontan di Klinik Hadijah. Tehnik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling yaitu dengan kebetulan bertemu, sehingga sampel yang ada atau tersedia pada waktu itu. Menentukan sampel dengan menentukan ketetapan absolute dengan menggunakan rumus:


(36)

Keterangan :

n = jumlah populasi

N= jumlah populasi

d= ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peneliti (0,05)

jadi sampel dalam penelitian ini adalah :

diketahui:

N= 60

d= 0,05


(37)

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di klinik bersalin Hadijah Medan, dengan pertimbangan belum pernah dilakukan penelitian hubungan faktor-faktor kecemasan dengan tingkat kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin Spontan.

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan September tahun 2010 sampai dengan bulan Juni tahun 2011.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin Pemimpin Klinik Bersalin Hadijah Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilakan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga, tidak menuliskan nama responden (Anonymyty) pada instrument, tetapi mengunakan inisial. Responden juga berhak secara bebas untuk mengikuti penelitian atau tidak, dan setiap responden tidak ada yang dirugikan sehingga data-data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.


(38)

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan literatur yang ada. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari dua bagian, yaitu : bagian pertama adalah data demografi, sedangkan bagian kedua adalah kuesioner untuk mengobservasi kecemasan suami menghadapi isri yang bersalin Spotan. Kuesioner kecemasan menggunakan pernyataan-pernyataan yang meliputi 20 pernyataan dengan menggunakan skala guttman, apabila menjawab ”tidak” mendapat nilai 0, dan apabila menjawab ”ya” mendapat nilai 1. Adapun jumlah kuesioner ini adalah 20 pertanyaan. Pertanyaan 1-5 mengenai faktor keselamatan istri dan bayi, pertanyaan 6-10 mengenai harapan jenis kelamin, pertanyaan 11-15 mengenai tanggung jawab finansial, pertanyaan 16-20 anak lahir cacat. Untuk masing-masing faktor penyebab kecemasan terbagi atas tiga yaitu nilai 0-2 tidak berpengaruh dan 3-5 berpengaruh.

Untuk kuesioner tingkat kecemasan suami selama menghadapi persalinan dimodifikasi dari Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A), kuesioner tingkat kecemasan terdiri dari 16 pertanyaan. Tidak pernah bernilai 0, kadang bernilai 1, sering bernilai 2, terus menerus bernilai 3. Kemudian 1-24 tidak cemas dan 25-48 cemas

G. Validitas dan reabilitas

Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen, yang mampu mengukur apa yang diinginkan, sehingga dapat mengukur instrumen secara benar. Menurut Davies dan Hodnett (2002, dalam Williams & Wilkins, 2004, hal.312), besarnya sebuah koefisien menunjukkan


(39)

bagaimana kesahan sebuah instrument. Rentang koefisien antara 0,00 sampai 1,00, dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan kriteria ke validitan yang lebih besar. Uji validitas dilakukan secara content validity kepada dr. Ichwanul Adenin SpOG, (K) dengan hasil Content Validity Indeks 0,70.

Uji reliabilitas dilakukan kepada 10 orang suami yang sesuai dengan kriteria responden. Menurut Burn dan Grove (2001) suatu instrument yang menggunakan pengukuran yang sudah berkembang dikatakan reliabilitas bila koefisiennya lebih dari 0,80, sedangkan untuk instrument baru yang reliabilitas jika koefisiennnya lebih dari 0,70. Uji realibilitas menggunakan rumus alpha croabanch dengan hasil 0,71 yang diperoleh dari 20 pernyataan, dan untuk tingkat kecemasan dengan hasil 0,79 yang diperoleh dari 16 pertanyaan.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Mengajukan surat permohonan izin penelitian pada Institusi Pendidikan Program Studi D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan Uiversitas Sumatera Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di Klinik Bersalin Hadijah. Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada suami sesuai kriteria penelitian. Peneliti menemui responden di tempat penelitian dengan cara peneliti meninggalkan nomor handpone dan menyimpan nomor handpone asisten klinik untuk memperlancar proses pengumpulan data . kemudia, asisten klinik menghubungi peneliti apabila ada suami yang mendampingi istri yang bersalin spontan di Klinik Hadijah setelah peneliti bertemu dengan responden, selanjutnya menjelaskan


(40)

tujuan, manfaat, cara pengisian kuesioner kemudian peneliti meminta kesediaan respnden untuk menandatangani lembar persetujuan ( informed consent).

I. Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka analisa data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu persiapan dengan mengecek kelengkapan identitas dan data responden untuk memastikan semua pernyataan telah diisi, tabulasi dengan mentabulasi data yang telah dikumpulkan dan penerapan yaitu pengolahan data dengan program SPSS.

Analisis data dilakukan menggunakan bantuan program yang disesuaikan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti, yakni melihat nilai dari faktor-faktor penyebab kecemasan dengan tingkat kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin spontan di klinik hadijah medan. Data-data yang bersifat kategorik pada faktor-faktor penyebab kecemasan dengan tingkat kecemasan suami dicari frekuensi dan proporsinya kemudian hasil disajikan dalam bentuk tabel.

2. Bivariat

Dalam menganalisa secara bivariat pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi square dengan derajat kepercayaan 95%. Pedoman dalam menerima hipotesis. Apabila nilai probabilitas (p) <0,05 maka H0 ditolak, apabila (p) >0,05 maka


(41)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Pada bab ini akan di uraikan hasil penelitian tentang hubungan faktor-faktor penyebab kecemasan dengan tingkat kecemasan di Klinik Hadijah Medan Tahun 2011. jumlah responden adalah 52 orang suami yang mendampingi istri.

1. Analisis Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan proporsi yaitu umur, pendidikan dan penghasilan. hasil akan disajikan dalam bentuk tabel.


(42)

Dari tabel tersebut mayoritas umur responden 31-35 tahun sebanyak 25 orag (48,1%), mayoritas tingkat pedidikan SMA sebanyak 32 orang (61,5%), dan mayoritas berpenghasilan Rp 1000.000,00 – Rp 2000.000,00 sebanyak 29 orang (55,8%)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Suami Yang Menghadapi Istri Yang Bersalin Spontan Di Klinik Hadijah Medan Tahun 2011

Karakteristik responden f %

Umur - 20-25 - 26-30 - 31-35 - 36-40 Total 3 17 25 7 52 5,8 32,7 48,1 13,5 100 Tingkat pendidikan - SD - SMP - SMA - PT Total 2 7 32 11 52 3,8 13,5 61,5 21,2 100 Penghasilan

- < Rp. 1000.000,00 -Rp.1000.000,00-2000.000,00

- > Rp. 2000.000,00 Total 5 29 18 52 9,6 55,8 34,6 100


(43)

Dari tabel tersebut mayoritas resppnden yang menjawab ya pada pertanyaan nomor 2 sebanyak 52 orang (100%), dan mayoritas responden yang menjawab tidak pada pertanyaan nomor 11 sebanyak 49 orang (94,2%).

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden Pertanyaan Faktor-faktor Penyebab Kecemasan Di Klinik Hadijah Medan Tahun 2011

no

Pertayaan Pilhan jawaban

Ya Tidak

f % f % Bapak merasa khawatir dengan proses persalinan istri tidak

berjalan normal

51 98,1 1 1,9 Bapak merasa gelisah melihat istri kesakitan 52 100 - Bapak merasa khawatir penolong persalinan ibu tidak

terampil

36 69,2 16 30,8 Suami mencari sebanyak mungkin informasi tentang

persalinan

38 73,1 14 26,9 Bapak merasa khawatir akan keselamatan istri dan janin 52 100

Bapak menginginkan jenis kelamin tertentu 38 73,1 14 26,9 Bapak merasa cemas jenis kelamin anak tidak sesuai

dengan harapan

22 42,3 30 57,7 Bapak pernah memeriksakan jenis kelamin sebelum

persalinan

33 63,5 19 36,5 Suku bapak mengharapkan jenis kelamin tertentu 19 36,5 33 63,5 Bapak tidak dapat menerima apabila jenis kelamin anak

tidak sesuai harapan bapak

Bapak merasa tanggung jawab keuangan bertambah dengan kelahiran anak

9 17,3

3 5,3

43 82,7

49 94,2

Persiapan keuangan untuk menghadapi persalinan dan biaya perawatan anak telah dilakukan

50 96,2 2 3,8 Bapak merasa cemas tidak mampu membiyai anak 27 51,9 25 48,1 Bapak merasa cemas tidak bisa membiayai sekolah anak

dengan biaya pendidikan yang semakin tinggi

23 44,2 29 55,8 Bapak menginginkan jumlah anak tertentu 37 71,2 15 28,8 Menurut bapak apakah kalau ibu hamil jatuh bisa

menyebabkan kecacatan pada anak

39 75 13 25 Keluarga memiliki riwayat anak lahir cacat 6 11,5 46 88,5 Menurut bapak ibu yang minum obat selama kehamilan

bisa menyebabkan kecacatan pada anak


(44)

Menurut bapak apakah ibu hamil mengalami infeksi yang ditandai demam bisa menyebabkan kecacatan pada anak

31 59,6 21 40,4 Bapak merasa cemas anak lahir cacat 50 96,2 2 3,8

Dari tabel tersebut Mayoritas responden yang menjawab tidak pernah pada pertanyaan nomor 14 sebanyak 37 orang (71,2%), yang paling banyak menjawab kadang 33 orang (63,5%), yang paling banyak menjawab sering pada pertanyaan nomor 3 sebanyak 26 orang (50) dan yang paling banyak menjawab terus menerus pada pertanyaan nomor 2 sebanyak 13 orang (25%)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden Pertanyaan Tingkat Kecemasan Di Klinik Hadijah Medan Tahun 2011

Pertayaan Pilhan jawaban

Tidak pernah

Kadang Sering Terus menerus f % f % f % f % Apakah bapak merasa bingung sehingga tidak tahu

apa yang harus diperbuat saat mendampingi istri

3 5,8

3 3 63,5

9 17,3

7 13,5

Apakah bapak merasa gelisah saat mendampingi proses persalinan istri

2 3,8

1 6 30,8

21 40,4

13 25

Apakah bapak khawatir persalinan dapat membahayakan istri dan bayi

3 5,8

1 9 36,5

26 50

4 7,7

Apakah bapak menjad susah tidur saat mendampingi istri yang bersalin

6 11,5

2 3 44,2

19 36,5

4 7,7

Apakah daya ingat dan kosentrasi bapak menurun karena terlalu cemas mendampingi istri yang bersalin

9 17,3

3 5 67,3

8 15,4

-

Apakah bapak merasa bingung saat mendampingi istri yang bersalin

5 9,6

2 4 46,2

21 40,4

2 3,8

Apakah bapak merasa lemas saat mendampingi istri yang bersalin

8 15,4

3 2 61,5

9 17,3

3 5,8

Apakah bapak merasa jantung semakin cepat dan berdebar-debar saat mendampingi istri yang bersalin

6 11,5

1 6 30,8

23 44,2

7 13,5

Apakah sewaktu mendampingi istri bapak bolak balik bertanya kepada petugas kesehatan

7 13,5

1 6 30.,8

25 48,1

4 7,7

Apakah bapak sering buag air kecil saat mendampingi istri yang bersalin

Apakah bapak merasa gelisah dan menjadi gugup

15 28,8

4 7,7

2 8 53,8

24 46,2

8 15,4

13 25

1 1,9


(45)

Apakah bapak mengalami sakit kepala tiba-tiba saat mendampingi istri yang bersalin

22 42,3 21 40,4 7 13,5 2 3,8 Apakah bapak merasa kerinngat banyak saat

mendampingi istri yang bersalin

12 23,1 27 51,9 13 25 - Apakah saat mendampingi istri bapak merasa mual 37 71,2 11 21,2 4 7,7 - Apakah sewaktu mendampingi istri bapak merasa

kurang nafsu makan

26 50

1 4 26,9

4 7,7

1 1,9

Apakah saat mendampingi istri bapak mengalami diare/mencret

49 94,2 2 3,8 1 1,9 -

2. Faktor-faktor Penyebab dan Tingkat Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin Spontan di Klinik Hadijah Medan

Berdasarkan tabel tersebut distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuesioner faktor kecemasan pada keselamatan istri dan janin mayoritas ada pengaruh sebanyak 39 oang (75%) dan yang tidak berpengaruh 13 orang (25%).

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi faktor keselamatan istri dan janin Di Klinik Hadijah Medan Faktor keselamatan istri dan janin f (%)

Tidak pengaruh 13 25

Pengaruh 39 75

Total 52 100

Berdasarkan tabel tersebut distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuesioner faktor kecemasan pada harapan jenis kelamin mayoritas ada pengaruh sebanyak 27 oang (51,9%) dan yang tidak ada pengaruh 25 orang (48,1%).


(46)

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi faktor harapan jenis kelamin Di Klinik Hadijah Medan Faktor harapan jenis kelamin f (%)

Tidak pengaruh 25 48,1

Pengaruh 27 51,9

Total 52 100

Berdasarkan tabel tersebut distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuesioner faktor tanggung jawab finansial mayoritas ada pengaruh sebanyak 28 oang (53,8%) dan yang tidak berpengaruh 24 orang (46,2%).

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi faktor tanggung jawab finansial Di Klinik Hadijah Medan Faktor tanggung jawab finansial F (%)

Tidak pengaruh 28 53,8

Pengaruh 24 46,2

Total 52 100

Berdasarkan tabel tersebut distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuesioner faktor kecemasan anak lahir cacat mayoritas ada pengaruh sebanyak 31 orang (59,6 %) dan tidak ada pengaruh sebanyak 21 oang (40,4 %).


(47)

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Faktor Anak Lahir Cacat Di Klinik Hadijah Medan

Faktor Anak Lahir Cacat F (%)

Tidak pengaruh 21 40,4

Pengaruh 31 59,6

Total 52 100

Berdasarkan tabel tersebut distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuesioner tingkat kecemasan mayoritas suami mengalami kecemasan sebanyak 42 (80,8%) dan tidak cemas sebanyak 10 orang (19,2).

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi tingkat kecemasan Di Klinik Hadijah Medan

Faktor harapan jenis kelamin F (%)

Tidak cemas 10 19,2

Cemas 42 80,8


(48)

2.Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menghubungkan faktor-faktor kecemasan dengan tingkat kecemasan. dalam menganalisa data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan chi square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 52 responden, ada 35 orang (31,5 %) yang mengalami kecemasan dan berpengaruh, sedangkan suami yang tidak cemas 6 orang (50%) dan tidak berpengaruh. Hal ini sesuai dengan hasil uji statistik di dukung dengan analisis chi square ada hubungan faktor keselamatan istri dan janin dengan tingkat kecemasan denngan nilai p= 0,04

Tabel 5.9

Hubungan faktor keselamatan istri dan janin dengan tingkat kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin spontan di klinik hadijah medan tahun 2011 Faktor keselamatan istri dan janin Tingkat kecemasan

Total f %

P* Tidak cemas Cemas

f % f %

Tidak berpengaruh 6 50 7 50 12 100

Berpengaruh 4 10,3 35 31,5 39 100 0,04 Total 10 19,2 42 80,8 52 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 52 responden, yang mengalami kecemasan dan berpengaruh 25 orang ( 92,6%) sedangkan suami yang tidak cemas dan tidak berpengaruh 8 orang (32%). Hal ini didukung dengan hasil uji statistik dengan


(49)

analisis chi square ada hubungan faktor harapan jenis kelamin dengan tingkat kecemasan dengan nilai p= 0,025.

Tabel 5.10

Hubungan faktor harapan jenis kelamin dengan tingkat kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin spontan di klinik hadijah medan tahun 2011

Faktor harapan jenis kelamin Tingkat kecemasan Total

P* Tidak cemas cemas

f % f %

Tidak berpengaruh 8 32 17 68 25 100

Berpengaruh 2 7,4 25 92,6 27 100 0,025

Total 10 19,2 42 80,8 52 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 52 responden, yang mengalami kecemasan dan berpengaruh 21 orang (12,5%) sedangkan suami yang tidak cemas dan tidak berpengaruh sebanyak 7 orang (25%). Hal ini didukung dengan hasil uji statistik dengan analisis chi square tidak ada hubungan faktor tanggung jawab finansial dengan nilai p= 0,254.

Tabel 5.11

Hubungan faktor tanggung jawab finansial dengan tingkat kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin spontan di klinik hadijah medan tahun 2011 Faktor tanggung jawab finansial Tingkat kecemasan

Total f %

P* Tidak cemas cemas

f % f %

Tidak berpengaruh 7 25 21 75,2 28 100

Berpengaruh 3 12,5 21 87,5 24 100 0,254 Total 10 19,2 42 80,8 52 100


(50)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 52 responden, yang mengalami kecemasan dan berpengaruh 22 orang (20,6%) sedangkan suami yang tidak cemas dan tidak berpengaruh sebanyak 8 orang (6,6%). Hal tersebut didukung dengan analisis chi square ada hubungan faktor anak lahir cacat dengan tingkat kecemasan dengan hasil uji statistik nilai p= 0,004.

Tabel 5.12

Hubungan faktor anak lahir cacat dengan tingkat kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin spontan di klinik hadijah medan tahun 2011

Faktor anak lahir cacat Tingkat kecemasan

Total

P* Tidak cemas cemas

f % f %

Tidak berpengaruh 8 38,1 13 61,9 21 100

Berpengaruh 2 6,5 29 93,5 31 100 0,00

Total 10 19,2 42 80,8 52 100

B.PEMBAHASAN

1. Interpretasi dan diskusi hasil

Dalam pembahasan ini, peneliti mencoba menjawab pertanyaan peneltian yaitu bagaimana Hubungan faktor-faktor kecemasan dengan tingkat kecemasan suami menghadapi istri bersalin spontan.


(51)

Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti terhadap 52 responden, diketahui mayoritas suami berumur antara 31-35 tahun sebanyak 25 orang (48,1%). Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmojo, (2003) bahwa umur seseorang berpengaruh terhadap kehidupannya. Menurut UNFD (2001) umur merupakan salah satu faktor yang yang mempengaruhi faktor-faktor kecemasan suami menghadapi istri yang ersalin karena dengan bertambahnya umur maka pengetahuan bertambah.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas suami berpendidkan SMA sebanyak 32 orang (61,5%). Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock, (2004) bahwa pendidikan berperan penting dalam mennetukan kualitas manusia, dan akan dianggap lebih berpengetahuan apabila mengecap pendidikan.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas suami berpenghasilan Rp. 1000.000,00-Rp. 2000.000,00 sebanyak 29 orang (55,8%) . Menurut Keraf (2001), menyatakan bahwa pendapatan berhubungan langsung dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga, penghasilan yang tinggi dan teratur membawa damfak positif bagi keluarga karena keseluruhan kebutuhan sandang, pangan, papan dan transportasi serta kesehatan dapat terpenuhi. Namun tidak demikian dengan keluarga yang pendapatannya rendah akan mengakibatkan keluarga mengalami kerawanan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya yang salah satunya adalah pemeliharaan kesehatan.


(52)

2. Hubungan Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin Spontan

Berdasarkan hasil analisis statistik yang diperoleh yang diperoleh maka peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis ini diterima pada faktor keselamatan istri dan janin yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara faktor kecemasan dengan tingkat kecemasan di Klinik Hadijah Medan.

Data ini relevan dengan pendapat Bobak (2005) yang menyatakan suami yang ingin melindungi istri dari segala kemungkinan bahaya dan para calon ayah yang sangat khawatir tentang kesehatan dan kesejahteraan bayinya yang belum hadir. suami akan merasa cemas pada hari-hari dan minggu-minggu menjelang tanggal persalinan yang diperkirakan.

Berdasarkan hasil analisis statistik yang diperoleh maka bahwa peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis diterima tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor kecemasan harapan jenis kelamin dengan tingkat kecemasan suami. hal ini sesuai dengan teori yang ada menurut lusiawaty (2004) saat persalinan berlangsung , kebanyaka orang tua dapat menerima jenis kelamin bayinya tetapi kadang-kadang kekecewaan muncul dan di ungkapkan dengan jelas. suami akan merasa sedih dan kehilangan pada saat melahirkan karena melepaskan anak yang dibayangkan dan mulai menerima anakya yang nyata.

Berdasarkan analisis statistik yang diperoleh maka bahwa peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis di tolak tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor kecemasan tanggung jawab finasial dengan tingkat kecemasan suami. penelitian ini


(53)

sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Hasria nita (2007) yaiti suami yang mempunyai rasa percaya diri, pengaturan keuangan yag baik dan kondisi kerja yang baik akan mudah beradaptasi dengan tanggung jawab ini, begitu juga halnya dengan orang tua yang sudah mempersiapkan keuangan sejak pernikaha dimulai. (Nita, 2007 ¶ 3)

Berdasarkan analisis statistik yang diperoleh maka peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis diterima terdapat hubungan yang signifikan antara faktor kecemasan anak lahir cacat dengan tingkat kecemasan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Hasria nita (2007) suami dan istri sering merasa cemas karena kekhawatiran anak lahir cacat. suami dan istri akan megatisipasi kecemasan anak lahir cacat dengan cara melakukan atenatal care secara teratur, melindungi istri dari berbagai gangguan selama kehamilan dan pemenuhan nutrisi yang adekuat. Namun, kecemasan akan meningkat apabila istri pernah menglami gangguan selama kehamilan dan adanya riwayat keluarga dengan anak lahir cacat. (Nita, 2007 ¶ 4)

3. Implikasi untuk asuhan kebidanan / pendidikan kebidanan

berdasarkan hasil penelitian ini bahwa ada dua faktor yang ada hubungan dengan tingkat kecemasan. yaitu faktor keselamatan istri dan janin, kelamin dan faktor anak lahir cacat yang dapat dijadikan salah satu asuhan dalam asuhan persalinan normal.


(54)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan, dapat disimpulakn bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 52 suami di Klinik Hadijah Medan sebagai berikut:

1. Mayoritas suami menghadapi istri yang bersalin spontan berumur 31-35 sebanyak 25orang (48,1%), mayoritas tingkat pensdidikan SMA sebanyak 32 orang (61,5%),

Mayoritas berpenghasilan Rp. 1000.000-2000.000 sebanyak 29 orang (55,8%).

2. Pada faktor-faktor kecemasan dengan tingkat kecemasan yang mayoritas mengalami kecemasan pada keselamatan istri dan janin sebanyak 40 orang (76,1%) dan pada tingkat kecemasan yang mengalami kecemasan sebanyak 42 orang (80,8%)

3. Hubungan faktor-faktor kecemasan dengan tingkat kecemasan pada Faktor keselamatan istri dan janin dengan nilai p= 0,04, pada faktor harapan jenis kelamin tidak ada hubungan dengan nilai p= 0,025, pada faktor tanggung jawab finansial tidak ada hubungan dengan nilai p= 0,254, pada faktor anak lahir cacat ada hubungan dengan nilai p= 0,00.


(55)

B.SARAN

1. Diharapkan kepada seluruh suami yang medampingi istri yang bersalin spontan agar aktif meambah pengetahuan tentang persalinan agar dapat mengurangi kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin

2. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk selalu memberikan informasi dan pengarahan kepada suami yang menghadapi istri yang bersaln

3. Diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan melihat hubungan faktor tanggung jawab finansial dengan tingkat kecemasan .


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Handonowati, Anis (2009), hubungan pendampingan suami dengan kelancaran proses persalinan, 01 mei 2009, from http:// kecemasan suami health/news/htm.com

Bobak, at.all (2005),keperawatan maternitass Jakarta: EGC

Danuatmja & Meilisari (2006). persalinan normal tanpa rasa sakit. Jakarta : puspa swara

Fatimah, siti, hubungan dukungan suami dengan kejadian post partum primigravida, desember 2009, from http:/ www. Mitrakeluarga.net/kemayoran/htm.com

Hidayat, A. Aziz Alimul (2007). Metodologi penelitian kebidanan teknik analisis data. Jakarta: Salemba medika

Machfoedz, (2009). Metodologi penelitian.Yogyakarta: Fitramaya

Murkoff, eisenberg, & hatawhay (2006) kehamilan: apa yang anda hadapi bulan perbulan. Jakarta: Arcan

Musbikin, Imam (2006), persiapan menghadapi persalinan. Yogyakarta: Mitra pustaka

Nita, hasria (2007), kecemasan suami mengahdapi istri yang bersalin pervaginam. skripsi fakultas keperawatan universitas sumatera utara


(57)

Nursalam (2003), Konsep & penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: salemba medika

Rukiyah, at. all (2009). Asuhan kebidanan 2 (persalinan).Jakarta: Tim

Stoppard, Mirriam (2008). Buku pintar kehamilan minggu perminggu. Jakarta: Mitra Media

Stuart, Gail W (2006), Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta : EGC. Videbeck, Sheila L ( 2008), Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta : EGC.


(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ade Febrianti Hasibuan

TTL : Padangsidimpuan, 06 februari 1989 Agama : Islam

Nama Ayah : Drs. M Najib hasibuan Nama ibu : Zubaidah Nst

Anak ke : 3 Alamat pendidikan

Sekolah dasar : SD N inpres sadabuan no. 144432 SLTP : SLTP N 3 Padangsidimpuan SMA : SMA N 4 Padangsidimpuan


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ade Febrianti Hasibuan

TTL : Padangsidimpuan, 06 februari 1989

Agama : Islam

Nama Ayah : Drs. M Najib hasibuan

Nama ibu : Zubaidah Nst

Anak ke : 3

Alamat pendidikan

Sekolah dasar : SD N inpres sadabuan no. 144432

SLTP : SLTP N 3 Padangsidimpuan

SMA : SMA N 4 Padangsidimpuan

Akademi kebidanan : AKBID NUSANTARA 2000 MEDAN