Perumusan Masalah KESIMPULAN DAN SARAN

Dengan mengikuti prinsip keturunan matrilineal, pola menetap sesudah menikah pada masyarakat Minangkabau bersifat matrilokal artinya suami menetap menjadi tamu. Kelompok kekerabatan terkecil dalam masyarakat Minangkabau adalah yang samande seibu, artinya kelompok yang lahir dari ibu yang sama . Perbedaan sistem diatas bisa kita bedakan dalam konteks yang sangat General. Yakni Jepang mengikuti garis keturunan patrilineal dan Minangkabau adalah garis keturunan Matrilineal. Dan dilihat dari segi keturunan. Kalau keluarga Jepang mengikuti marga ayah. Dan kalau di suku Minangkabau mengikuti keturunan atau marga Ibu. Dengan melihat perbedaan ini maka bisa diketahui bahwa sistem pewarisannya jatuh kepada ; masyarakat Minangkabau pada keturunan ibu, dan masyarakat Jepang jatuh pada keturunan ayah. Dari kedua perbandingan sistem kekeluargaan masyarakat Minangkabau dan Jepang menimbulkan budaya yang berbeda. Sehingga dari kedua perbedaan budaya ini penulis memilih topik yang berjudul “ Perbandingan Sistem Pewarisan Dalam Masyarakat Jepang Dan Masyarakat Minangkabau”.

C. Perumusan Masalah

Pada perbedaan kedua budaya Jepang dan Minangkabau mengakibatkan sistem keluarga berbeda dalam perbedaan sistem keluarga ini mengakibatkan perbedaan sisitem pewarisan maka dalam skripsi ini penulis membahas perbedaan sistem pewarisan kedua kebuadayaan ini Makna keluarga merupakan masyarakat paling kecil. Menurut Situmorang, Hamzon,1996 : 22 “ kazoku keluarga adalah hubungan suami istri, hubungan Universitas Sumatera Utara orangtua dan anak, dan diperluas pada hubungan persaudaraan”. Dan menurut Djurip, 2000: 12, bahwa keluarga adalah hubungan antara ayah, ibu dan anak atau yang disebuat nuclear family”. Dalam keluarga Jepang ada yang dikenal dengan keluarga Ie dan yang di Minangkabau ada yang dikenal dengan keluarga rumah Gadang atau keluarga buudo kanduang ninik mamak kemudian diJepang ada yang dikenal dengan keluarga kazoku dan dibandingkan dengan keluarga biasa diMinangkabau, oleh karena itu dalam skripsi ini penulis membatasi ruang lingkup perbandingan pewarisan pada keluarga Ie dan keluarga Rumah Gadang Prinsip pewarisan yang dianut oleh masyarakat Minangkabau tidak hanya menentukan garis keturunan suku seseorang tetapi juga menentukan dalam hak pewarisan soko gelar dan pusako harta warisan. Dengan demikian seorang laki-laki akan menerima gelar dari ibunya dalam kedudukannya sebagai kemenakan. Di dalam sako itu tercantum segala tugas, hak dan kewajiban sebagai laki-laki penerima sako tersebut. Sedangkan mengenai pusako harta warisan, setiap orang baik laki-laki maupun perempuan akan menerima warisan dari keluarga ibunya. Walaupun anak laki-laki juga mendapat bagian, namun dia tidak dapat mewariskan kepada anaknya. Dengan demikian kalau dia meninggal, harta itu akan kembali kepada keturunan menurut garis ibunya, yakni kemenakannya. Bagaimana dalam hal pusaka ini kemenakan laki-laki mempunyai hak mengusahakan, sedangkan kemenakan perempuan berhak memiliki A.A Navis, 1986 : 159. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hal diatas maka penulis menjadikan hal tersebut dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1.Bagaimana Jenis-jenis harta dalam Keluarga jepangIe dan dalam keluarga Rumah gadang di Minangkabau 2. Bagaimana sistem pewarisan Keluarga Ie Dan bagaimana Pewarisan pada keluarga Rumah gadang. 3. Bagaimana keberadaan perempuan di masyarakat Jepang 4. Bagaimana keberadaan perempuan di masyarakat Minangkabau 5 Bagaimana sistem keturunan dalam keluarga Ie dan keluarga Bundo kanduangRumah Gadang diMinangkabau

D. Ruang Lingkup Permasalahan