kedua sistem keturunan tersebut.
2. Kerangka Teori
Bagi masyarakat Jepang prilaku kelahiran tersebut di mana roh manusia mempunyai proses perjalanan yang dimulai pada saat manusia lahir hingga manusia
itu menjadi dewasa dan sampai meninggal, kemudian proses tersebut berlanjut pada perjalanan di dunia mati. Perjalanan tersebut digambarkan oleh Tuboi Yobumi
sebagai sebuah perjalanan jarum jam terbalik dalam sebuah lingkaran Tuboi : 1972 : 20.
Van Gennep dalam bukunya Rites De Passage 1909, mengatakan bahwa: “Dalam hidupnya manusia itu melalui banyak krisis yang menjadi objek
perhatiannya dan amat-amat ditakutinya. Dalam menghadapi hal tersebut dari mulai lahir, anak–anak, dewasa sampai meninggal manusia perlu perbuatan-perbuatan
dalam bentuk upacara untuk memperteguh imannya. Dari mulai adanya keluarga kecil atau masyarakat kecil, kemudian
berkembang menjadi masyarakat luas. Namun untuk bisa berkembang sampai dengan masyarakat luas, maka adanya sistem yang menjalankan bagaimana keluarga
itu berjalan sesuai sistem yang memang telah disetujui. Dalam Masyarakat Manapun, aabila Orangtua sudah Meningal maka Hak dan
Kewajiban dilanjutkan oleh keturunannya demikian juga dalam masyarakat Jepang dimana keturunannya justru Membuat Sesajen Adalah kewajiban keturunannya
sehinga perlu dipastikan siapa yang membuat sesajen sehingga warisan nya juga diserahkan kepadanya .
Universitas Sumatera Utara
Sistim kemasyarakatan atau yang dikenal sebagai sistem kelarasan merupakan dua instisusi adat yang dibentuk semenjak zaman kerajaan
MinangkabauPagaruyung dalam mengatur pemerintahannya. Bahkan ada juga pendapat yang mengatakan, penyusunan itu dilakukan sebelum berdirinya kerajaan
Pagaruyung.
Dalam system pewarisan Memakai sistem nan bambusek dari tanah, nan tumbuah dari bawah.
Kaputusan buliah dibandiang. Nan luruih buliah ditenok, nan bungkuak buliah dikadang. Maksudnya; segala keputusan ditentukan oleh sidang rapat para penghulu.
Keputusan boleh dibanding, dipertanyakan dan diuji kebenarannya. Bila persoalan timbul pada suatu kaum, kaum itu membawa persoalan kepada
Datuak nan Batigo di Limo Kaum. Karena itu dalam kelarasan ini hirarkinya adalah
sebagai berikut; kamanakan barajo ka mamak, mamak barajo ka pangulu, pangulu barajo ka mupakaik, nan bana badiri sandirinyo.
Mengenai pusako harta warisan, setiap orang baik laki-laki maupun perempuan akan menerima warisan dari keluarga ibunya. Walaupun anak laki-laki juga
mendapat bagian, namun dia tidak dapat mewariskan kepada anaknya. Dengan demikian kalau dia meninggal, harta itu akan kembali kepada keturunan menurut
garis ibunya, yakni kemenakannya. Bagaimana dalam hal pusaka ini kemenakan laki-laki mempunyai hak mengusahakan, sedangkan kemenakan perempuan berhak
memiliki A.A Navis, 1986 : 159
Universitas Sumatera Utara
F. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian