PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERING HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI 173467 SITINJAK TEMBA KAB. HUMBAHAS T.P. 2015/2016.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERING HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI 173467 SITINJAK TEMBA KAB. HUMBAHAS

T.P. 2015/2016

SKRIPSI

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan

Pra Sekolah Dasar dan Sekolah Dasar

OLEH:

LENTINA HUTAGALUNG NIM. 114522414032

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

LENTINA HUTAGALUNG, NIM : 114522414032 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERING HEAD TOGETHER(NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SDN 173467 SITINJAK TEMBA KAB. HUMBANG HASUNDUTAN T.P. 2015/2016.

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : hasil belajar siswa masih rendah belum mencapai nilai ketuntasan yaitu 65 dalam pelajaran IPS materi pokok Kenampakan Alam dan Buatan di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V SDN.173467 Sitinjak Temba. Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbering head together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN.173467 Sitinjak Temba?

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 173467 Sitinjak Temba yang berjumlah 30 orang. Objek penelitian adalah hasil belajar siswa pada materi pokok Kenampakan Alam dan Buatan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbering Head Together (NHT). Data yang digunakan diperoleh dengan menggunakan tes yang berbentuk soal essay tes yang dilakukan dalam bentuk pos tes I dan pos tes II. Masing-masing tes terdiri dari 10 butir soal. Pos tes dari hasil belajar I diberikan setelah dilakukan tindakan I dan pos tes hasil belajar II diberikan setelah dilakukan tindakan II.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai pada pretes 39,66 dan menigkat menjadi 65,33.Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, tingkat ketuntasan belajar mencapai 23,33 % . Pada siklus II diperoleh tingkat ketuntasan belajar 90 % atau dengan kata lain setelah dilakukan siklus II siswa keseluruhan telah mencapai standar ketuntasan belajar diatas 75 %.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbering Head Together (NHT) dapat menigkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas V SDN 173467 Sitinjak Temba Tahun Ajaran 2015/2016.


(6)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Pembatasan Masalah ... 8

1.4 Rumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10

2.1 Kerangka Teoritis ... 10

2.1.1 Pengertian Hasil Belajar ... 10

2.1.2 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar11 2.1.3 Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 12

2.1.4 Pengertian Numbering Head Together ... ... 13

2.1.5 Langkah – langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 14


(7)

vi

2.1.6 Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe NHT ... 15

2.1.7 Kenampakan Alam dan Buatan di Indonesia... 17

2.2 Kerangka Konseptual ... 22

2.3 Hipotesis Tindakan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian/Lokasi/Waktu ... 25

3.2 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ... 25

3.3 Lokasi Waktu Penelitian ... 25

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 25

3.5 Desain Penelitian ... 26

3.6 Prosedur Penelitian ... 27

3.7 Alat Pengumpulan Data ... 32

3.8 Analisa Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HasilPenelitian ... 35

4.1.1. DeskripsiSiklus I ... 38

4.1.2. DeskripsiSiklus II ... 48

4.2 TemuanPenelitian ... 56

4.3 PembahasanHasilPenelitian ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 62


(8)

vii

DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 65


(9)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas karunia-Nya, yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbering Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Negeri 173467 Sitinjak Temba Kab. Humbang HasundutanT.P. 2015/2016”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak kendala dan rintangan yang dihadapi oleh penulis, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada Bapak Drs. Bangun Napitupulu, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan motivasi yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu penyelesaian studi pada Program Sarjana (S1) Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan (PSKJ) Universitas Negeri Medan, yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dr. Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.


(10)

iii

3. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Ketua Program Sarjana S-1 Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan (PSKGJ) Universitas Negeri Medan.

4. Bapak WinsyahputraRitonga, S.Pd., M.Si selaku Sekretaris Program Sarjana S-1 Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan (PSKGJ) Universitas Negeri Medan.

5. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Humbang Hasundutan yang memberikan dukungan untuk dapat terlaksana Program Sarjana S-1 Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan (PSKGJ) Universitas Negeri Medan di Kabupaten Humbang Hasundutan,

6. Bapak Ramsul Nababan, SH., MH sebagai Koordinator Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan.

7. Bapak Drs. M. FachryNasution, M.Pd.,M.Si, Bapak. Dr. MarhamSitorus, M.SidanBapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S. selakuDosenPenguji.

8. Bapak/Ibu dosen yang mengajar pada Program Sarjana S-1 Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan (PSKGJ) Universitas Negeri Medan PSKGJ di Kabupaten Humbang Hasundutan.

9. Rekan-rekan mahasiswa PSKGJ Unimed yang bersama-sama dalam suka dan duka selama proses perkuliahan berlangsung.

10.Seluruh civitas akademikaUniveristas Negeri Medan yang telah memberikan pengetahuan dan jasanya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.


(11)

iv

11.IbuRoslaidaMarbun sebagai Kepala Sekolah SD Negeri 173467 Sitinjak Temba, serta seluruh rekan-rekan Bapak/Ibu dan Pegawai yang memberikan dukungan dalam penyelesaian perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

12.Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda P.Hutagalung dan Ibunda R.Tampubolon yang melahirkan dan membesarkan saya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 13.Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

BapakmertuaA.Sitorus, BSc danIbumertuaDra. W. Nainggolan yang telahmemberidukungandalampenyelesaianskripsiini.

14.Teristimewa kepada suamiku tercinta Samuel Sitorus yang sangat banyak memberikan semangat dan motivasi sejak awal perkuliahan sampai terselesaikanya skripsi ini,dan kepada buah hatiku tercinta Alvaro Gavriel Sitorus.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberi kontribusi dalam upaya perbaikan kualitas pembelajaran.

Doloksanggul, Juni 2016 Penulis,

Lentina Hutagalung NIM.114522414032


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Langkah-langkah pembelajaran NHT... 14

Tabel 2 Hasil Pelaksanaan Tes Awal ... 35

Tabel 3 Tingkat Ketuntasan Pada Free Tes ... 37

Tabel 4 Hasil Pelaksanaan Tes Siklus I... 41

Tabel 5 Tingkat Keberhasilan Pada Tes Siklus I ... 43

Tabel 6 Perbandingan Skor Tes Awal dan Tes Siklus I ... 44

Tabel 7 Hasil Pelaksanaaan Tes Siklus II ... 49

Tabel 8 Tingkat Keberhasilan Pada Siklus II ... 51

Tabel 9 Nilai Tes Siklus I dan Siklus II ... 53

Tabel 10 Kemajuan Kemampuan Siswa ... 58

Tabel 11 Keterlibatan Siswa Pada Proses Pembelajaran ... 59


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Gunung Bromo ... 17

Gambar 2 Cagar Alam Tangkoko ... 18

Gambar 3. Danau Toba ... 18

Gambar 4. Selat ... 19

Gambar 5 Sungai ... 19

Gambar 6. Bendungan ... 20

Gambar 7 Perkebunan ... 20

Gambar 8. Kawasan industri ... 21

Gambar 9. Bandar Udara ... 21

Gambar 10. Pelabuhan ... 22

Gambar 11. Lokasi Penelitian ... 91

Gambar 12. Siswa Sedang Mendengarkan Penjelasan Dari Guru ... 91

Gambar 13. Guru Memberikan Penjelasan ... 92

Gambar 14. Guru Melihat Hasil Kerja Siswa. ... 92

Gambar 15. Siswa Sedang Memberikan Jawaban ... 93

Gambar 16. Guru Memperhatikan Aktivitas Siswa Pada Saat NHT ... 93


(14)

x

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1 Peningkatan Hasil Belajar ... 61


(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Rekapitulasi Nilai

Lampiran 2. Lembar Observasi Siswa Siklus I Lampiran 3. Lembar Observasi Guru Siklus I Lampiran 4. Lembar Observasi Siswa Siklus II Lampiran 5. Lembar Observasi Guru Siklus II Lampiran 6. Soal Tes awal

Lampiran 7 Kunci Jawaban Tes Awal

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 9. Soal Test Siklus I

Lampiran 10. Kunci Jawaban Siklus I

Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 12. Soal Test Siklus II

Lampiran 13. Kunci Jawaban Siklus II

Lampiran 14. Daftar Nama Anggota Kelompok Kelas V pada Pembelajaran Kooperatif NHT

Lampiran 15. Tabulasi Nilai Hasil Jawaban Siswa Pada Test Awal (Pretes) Lampiran 16. Tabulasi Nilai Hasil Jawaban Siswa Pada Test Siklus I

Lampiran 17. Tabulasi Nilai Hasil Jawaban Siswa Pada Test Siklus II Lampiran 18. Dokumentasi


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan dengan yang lainnya. Jika pembelajaran melibatkan dari satu metode dan model pembelajaran mungkin akan menghasilkan kwalitas pendidikan yang lebih baik.

Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah dirancang.Oleh karena itu pemilihan metode,strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama.Pencapaian mutu pendidikan yang tinggi tidak hanya ditentukan oleh siswa, tetapi juga dipengaruhioleh faktor guru dan pendukung lainnya.Kompenen guru dan siswa merupakan unsur yang utama yang menentukan tinggi rendahnya hasil pembelajaran dan pendidikan.

Dalam mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat penting, karena guru memegang tugas dalam mengatur di dalam kelas.Suasana kelas yang hidup dapat membuat siswa belajar tekun dan penuh semangat, sebaliknya suasana kelas yang suram, menegangkan serta aktivitas yang monoton menjadikan siswa kurang bersemangat dalam belajar.

Guru merupakan perancang sekaligus sebagai pelaksana proses pembelajaran, dengan mempertimbangkan tuntutan kurikulum, kondisi siswa dan paling utama adalah pemilihan model pembelajaran. Karena model pembelajaran


(17)

2

adalah pedoman program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Pedoman ini memuat tanggung jawab dalam melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.Salah satu dari tujuan penggunaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar. Diharapkan terjadi perubahan dari mengingat (memorizing) atau menghapal (rote learning) kearah berpikir (thinking) dan pemahaman (understanding), dari model ceramah ke pendekatan discovery learning atau inqury learning atau belajar individual ke kooperatif.

Model pembelajaran dalamkegiatan belajar mengajar merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran, karena dengan model tersebut guru dapat menciptakan kondisi belajar yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.Pemakain model pembelajaran harus berlandaskan pada pertimbangan untuk menempatkan perserta didik sebagai subjek belajar yang tidak hanya siswa pasif saat belajar di dalam kelas. Namun guru harus menempatkan anak didik sebagai insan yang alami memiliki pengalaman, keinginan dan pikiran yang dapat dimanfaatkan untuk belajar, baik secara individu maupun secara kelompok.Oleh karena itu seyogianya setiap guru mampu memilih strategi dan model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik mempunyai keyakinan bahwa dirinya adalah orang yang mampu belajar.

Berdasarkan uraian diatas seharusnya seorang guru dapat menggunakan berbagai macam model pembelajaran, metode, strategi, serta pendekatan dalam belajar agar dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Karena


(18)

3

dengan menggunakan berbagai model pembelajaran akan dapat memberikan motivasi yang besar terhadap hasil belajar siswa. Tapi pada kenyataannya dilapangan ada guru yang ditemui yang tidak dapat memiliki model pembelajaran yang tepat untuk dapat meningkatkan motivasi berupa bimbingan pada saat jam pelajaran berlangsung, sehingga siswa kurang termotivasi dan kurang minat untuk belajar dengan baik dirumah dan di sekolah.

Akibat dari rendahnya pemberian motivasi belajar dan pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat, siswa akan merasa bosan dan malas ketika belajar di kelas dan dirumah serta banyak siswa gagal dan frustasi dalam belajar sehingga mempengaruhi hasil belajar, rasa percaya diri dan minat siswa untuk mau belajar. Kegagalan ini kurang diperhatikan oleh guru dan tidak mampu menanggulangi masalah-masalah tersebut. Seperti dengan melakukan suatu perubahan-perubahan dalam belajar serta memberikan dorongan semangat belajar, memulihkan kerpercayaan diri siswa, baik yang timbul karena kesadaran dari dalam dirinya ataupun karena adanya motivasi dari orang lain.

Masih banyak lagi hal-hal yang perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Seperti perubahan metode dan strategi mengajar.Dimana selama ini guru hanya terfokus pada satu metode saja seperti metode ceramah. Metode ini yang banyak digunakan oleh guru setiap kali mengajar di dalam kelas.

Guru mengajar di depan kelas dan siswa hanya duduk dan diam mendengarkan penjelasan dari guru. Tapi guru tidak dapat mengetahui apakah siswa yang mendengarkan penjelasannya tersebut paham dan mengerti apa yang


(19)

4

disampaikannya. Dari penjelasan tersebut timbul pertanyaan apakah guru hanya tahu menggunakan satu metode saja setiap kali mengajar?

Jika seorang guru tidak dapat memilih strategi mengajar yang tepat mungkin guru akan merasa kesulitan dalam menghadapi siswa di dalam kelas. Sebab strategi dalam mengajar adalah tindakan nyata dari guru untuk memakai pembelajaran melalui cara tertentu, yang dinilai lebih efektif dan efisien untuk menghasilkan tujuan pembelajaran yang maksimal, Muhibbyn Syah (2003:20)berpendapat bahwa strategi pengajaran adalah keseluruhan metode dan prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain strategi mengajar adalah politik atau taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan pengajaran di kelas. Tetapi masih banyak juga guru yang belum tepat dalam pemilihan metode, strategi dan model pembelajaran yang tepat.

Salah satu perubahan yang perlu, dilakukan adalah belajar individual menjadi kooperatif yang bergantung pada kelompok-kelompok kecil dalam belajar. Meskipun isi dan petunjuk yang diberikan pengajar mencirikan bagian dari pengajaran, namun pembelajaran kooperatif secara berhati-hati menggabungkan kelompok-kelompok kecil sehingga anggotanya dapat bekerja sama untuk memaksimalkan pembelajaran masing-masing anggota kelompok sendiri dari 4 (empat) siswa atau lebih yang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.

Slavin (dalam trimanjuniarso.wordpress.com8) berpendapat pembejalaran kooperatif mengacu pada metode pengajaran dimana siswa berkerja sama dalam


(20)

5

kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Kebanyakan melibatkan siswa dalam kelompok yang terdiri dari empat siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada keaktifan siswa yang berbentuk kelompok. Kelompok belajar kooperatif sendiri didasarkan atas saling ketergantungan positif yang menuntut adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok yang diberikan hasil tentang prestasi belajar anggota-anggotanya, sehingga mereka mengetahui temannya yang memerlukan bantuan. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran, sehingga menuntut siswa agar bekerja sama dan berinteraksi sesama anggota kelompok dalam memahami materi, memberikan pendapat pada jawaban terhadap tugas dalam kelompok.

Menempatkan model pembelajaran kooperatif ini harus sesuai dengan kaidah-kaidah atau tahap-tahap pelaksanaan.Model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Semakin sering guru menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran, cenderung semakin tinggi motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa akan membaik.

Ciri khas pembelajaran kooperatif yaitu siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok dan tinggal dalam satu kelompok untuk beberapa minggu atau beberapa bulan. Sebelum siswa tersebut diberi penjelasan atau diberi pelatihan, tentang bagaimana dapat bekerja sama. Aktivitas pembelajaran kooperatif dapat digunakan 3 (tiga) tujuan yang berbeda yaitu dalam pembelajaran


(21)

6

tertentu siswa menjadi kelompok yang berupaya untuk menentukan sesuatu, kemudian setelah pembelajaran habis siswa dapat bekerjasama untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai segala sesuatu yang telah dipelajari untuk persiapan kuis, bekerjasama dalam suatu format belajar kelompok.

Menurut Trianto (2009:82) ditemukan bahwa “Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional”spenser kagan (1993) pembelajaran koopertatif tipe NHT melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup, dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pembelajaran tersebut.

Hasil pengamatan yang peneliti lakukan di SDN.173467 Sitinjak Temba. Peneliti melihat rendahnya aktifitas dan hasil belajar siswa/KKM dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).Rendahnya aktivitas dan partisipasi siswa dalam kegiatan belum mencapai KKM pembelajaran dan kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru.Hal ini dilihat dari banyaknya siswa yang bermain-main saat guru mengajar di dalam kelas atau ketika guru berada di luar kelas.Banyaknya siswa tidak mengerjakan tugas dirumah mereka lebih senang dihukum dari pada mengerjakan tugas. Banyaknya siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah disekolah, dengan cara melihat hasil pekerjaan rumah temannya (menyontek). Berdasarkan yang diperoleh dari sekolah bahwa siswa 70% untuk mata pelajaran IPS rendah. Siswa yang mendapat nilai <65 berjumlah 21 orang (70%) dengan kriteria belum tuntas atau belum berhasil.


(22)

7

Siswa yang mendapat nilai >65berjumlah 9 orang (30%) dengan kriteria tuntas atau berhasil. Dari data tersebut makadapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa masih rendah pada mata pelajaran IPS.

Berdasarkan latar belakang peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dengan menginplementasikan model hubungan pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam kegiatan belajar mengajar pada pelajaran IPS dengan pokok bahasan penampakan alam dan buatan di Indonesia.

Diharapkan melalui pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, rasa percaya diri siswa sehingga meningkatnyahasil belajar siswa.Karena pada model pembelajaran ini siswa mempunyai keaktifan belajar yang tinggi baik secara individual maupun secara kelompok.

Adapun judul penelitian ini adalah “Penerapan Model Pembelajaran tipe NHT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pelajaran IPS pada pokok bahasan Kenampakan Alam dan Buatan Indonesia. Kelas V SDN. 173467 Sitinjak Temba”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas , peneliti dapat mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS yang rata-rata hanya 60, hal ini dapat dilihat dari ulangan umum akhir semester. Nilai rata-rata tersebut masih jauh dibawah KKM yang ditetapkan 65.


(23)

8

2. Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang tepat sehingga hasil beajar siswa menjadi rendah.

3. Rendahnya kemauan dan minat siswa dalam belajar.

4. Sebahagian siswa kurang berani dalam menjawab pertanyaan guru. 5. Guru kurang memberi motivasi kepada siswa

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam suatu penelitian tanpa ketidakjelasan pembatasan masalah yang akan diteliti menyebabkan penelitian tidak terarah. Agar penelitian ini mencapai sasaran penulis membatasi masalah yang hendak ditelitiyaitu : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran IPS materi pokok Kenampakan Alam dan Buatan Kelas V SDN 173467 Sitinjak Temba, Semester ganjil Tahun Ajaran 2015/2016”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbering Head Together atau (NHT) ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelarajan IPS materi pokok kenampakan alam dan buatan di kelas V SDN 173467 Sitinjak Temba Kecamatan Pakkat Tahun Ajaran 2015/2016?”


(24)

9

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT pada siswa kelas V SDN 173467 Sitinjak Temba KecamatanPakkat Tahun Ajaran 2015/2016.

1.6 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Bagi siswa : Meningkatkan cara berfikir siswa tersebut supaya lebih kritis, tanggap kepada lingkungan atau diri sendiri, aktif dalam kegiatan sehari-hari untuk meningkatkan hasil belajar secara individu.

b. Bagi guru : Meningkatkan kemampuan keprofesionalan guru dalam pembelajaran yang dilakukan di kelas mempunyai strategi, yang tepat di kelas tersebut serta percaya diri dalam pemberian motivasi yang tepat serta memberikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang terarah. c. Bagi sekolah : Meningkatkan mutu pembelajaran IPS di sekolah dan

juga sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu kelulusan di sekolah.


(25)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data,dapat dikemukakan beberapakesimpulansebagaiberikut :

1. Sebelum dilaksanakan tindakan, kemampuan siswa masih rendah dengan nilai rata-rata pada pre-tes sebesar 39,66%

2. Padasiklus I yang dicapai tidak begitu menggembirakan, dimana nilai rata-rata sebesar 66,00%. Dengan demikian, peneliti dalam menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe NHT pada siklus I masih ada kekurangan dalam penyampaian materi.

3. Padasiklus II hasil yang dicapai sudah sangat menggembirakan karena nilai rata-rata sudah mencapai 79,33. Maka pencapaian persentase ketuntasan tersebut sudah mencapai hasil yang diharapkan, dimana di awal penelitian penelitihanya menargetkan 75% ketuntasan dari seluruh jumlah siswa.

4. Penerapan model pembelajaran kooperatiftipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi pokok kenampakan alam dan buatan di Indonesia.


(26)

63

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat di sarankan beberapa hal, yaitu :

1. Diharapkan para guru menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe Numbering Head Together ( NHT ) untuk menunjang keberhasilan dari proses pembelajaran tersebut.

2. Agar guru dalam pelaksanaan strategi mengajarnya sebaiknya mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan, lingkungan, social pribadi serta kebudayaan dari sianak tersebut ataupun hal-hal yang berkenaan dengan lingkungan sekitar sianak.

3. Agar kepala sekolah dapat membuat program tentang model pemnbelajaran kooperatiftipe Numbering Head Together ( NHT ).

4. Bagi penelitilain yang melakukan penelitian agar nantinya dapat mengembangkan lagi model pembelajaran kooperatif Numbering Head Together (NHT).


(27)

64

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman.1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. RinekaCipta: Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.

Depdikdub.1991. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo: Bandung.

Depdiknas.2006. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD. 2007. Pedoman Penyusunan KTSP SD. Badan Standar Nasional Pendidikan: Jakarta.

Dimyati & Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud dan Rineka Cipta: Jakarta.

Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Dalam Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Penddidikan (KTSP). Kencana: Jakarta.

Kagan, S. 2007.Numbered Head Together.www.kaganonline.com

Kagan. 2000. Cooperative Learning Struktur. Numbered Head Together.(online ). (http://Alt.Red/clnetwork/numbered.htm. diakses 20 Juli 2015).

Kagan. 2007. NHT. (Online).

(http://www.eazhull.org.uk/nlc/numbered_heads.htm)diakses 20 Juli 2015).

Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Rahmadiati. 2003. Pembelajaran Kooperatif. Direktorat Jendral Pendidikan

Dasar. Depdiknas Jakarta.2008.

Sanjaya, W. 2008.Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. PA Rineka Cipta: Surabaya.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Bumi Aksara: Jakarta.

Salvin dan Trimajuniarso.http://www.Wordpress.com8

Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kharisma Putra Utama: Jakarta.


(28)

65

http://cs.upi.edu/v2/uploads/paper_skripsi_dik/efektivas-model-pembelajaran-tipe-numbered-head-together(nht)pada-mata-pelajaran-tik. http://blog.unners.ac.id/taraivinmuh/2010/11/30/kenampakan-alam-wilayah-indonesia.


(1)

2. Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang tepat sehingga hasil beajar siswa menjadi rendah.

3. Rendahnya kemauan dan minat siswa dalam belajar.

4. Sebahagian siswa kurang berani dalam menjawab pertanyaan guru. 5. Guru kurang memberi motivasi kepada siswa

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam suatu penelitian tanpa ketidakjelasan pembatasan masalah yang akan diteliti menyebabkan penelitian tidak terarah. Agar penelitian ini mencapai sasaran penulis membatasi masalah yang hendak ditelitiyaitu : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran IPS materi pokok Kenampakan Alam dan Buatan Kelas V SDN 173467 Sitinjak Temba, Semester ganjil Tahun Ajaran 2015/2016”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbering Head Together atau (NHT) ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelarajan IPS materi pokok kenampakan alam dan buatan di kelas V SDN 173467 Sitinjak Temba Kecamatan Pakkat Tahun Ajaran 2015/2016?”


(2)

9

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT pada siswa kelas V SDN 173467 Sitinjak Temba KecamatanPakkat Tahun Ajaran 2015/2016.

1.6 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Bagi siswa : Meningkatkan cara berfikir siswa tersebut supaya lebih kritis, tanggap kepada lingkungan atau diri sendiri, aktif dalam kegiatan sehari-hari untuk meningkatkan hasil belajar secara individu.

b. Bagi guru : Meningkatkan kemampuan keprofesionalan guru dalam pembelajaran yang dilakukan di kelas mempunyai strategi, yang tepat di kelas tersebut serta percaya diri dalam pemberian motivasi yang tepat serta memberikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang terarah. c. Bagi sekolah : Meningkatkan mutu pembelajaran IPS di sekolah dan

juga sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu kelulusan di sekolah.


(3)

62 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data,dapat dikemukakan beberapakesimpulansebagaiberikut :

1. Sebelum dilaksanakan tindakan, kemampuan siswa masih rendah dengan nilai rata-rata pada pre-tes sebesar 39,66%

2. Padasiklus I yang dicapai tidak begitu menggembirakan, dimana nilai rata-rata sebesar 66,00%. Dengan demikian, peneliti dalam menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe NHT pada siklus I masih ada kekurangan dalam penyampaian materi.

3. Padasiklus II hasil yang dicapai sudah sangat menggembirakan karena nilai rata-rata sudah mencapai 79,33. Maka pencapaian persentase ketuntasan tersebut sudah mencapai hasil yang diharapkan, dimana di awal penelitian penelitihanya menargetkan 75% ketuntasan dari seluruh jumlah siswa.

4. Penerapan model pembelajaran kooperatiftipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi pokok kenampakan alam dan buatan di Indonesia.


(4)

63

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat di sarankan beberapa hal, yaitu :

1. Diharapkan para guru menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe Numbering Head Together ( NHT ) untuk menunjang keberhasilan dari proses pembelajaran tersebut.

2. Agar guru dalam pelaksanaan strategi mengajarnya sebaiknya mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan, lingkungan, social pribadi serta kebudayaan dari sianak tersebut ataupun hal-hal yang berkenaan dengan lingkungan sekitar sianak.

3. Agar kepala sekolah dapat membuat program tentang model pemnbelajaran kooperatiftipe Numbering Head Together ( NHT ).

4. Bagi penelitilain yang melakukan penelitian agar nantinya dapat mengembangkan lagi model pembelajaran kooperatif Numbering Head Together (NHT).


(5)

64

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.

Depdikdub.1991. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo: Bandung.

Depdiknas.2006. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD. 2007. Pedoman Penyusunan KTSP SD. Badan Standar Nasional Pendidikan: Jakarta.

Dimyati & Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud dan Rineka Cipta: Jakarta.

Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Dalam Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Penddidikan (KTSP). Kencana: Jakarta.

Kagan, S. 2007.Numbered Head Together.www.kaganonline.com

Kagan. 2000. Cooperative Learning Struktur. Numbered Head Together.(online ). (http://Alt.Red/clnetwork/numbered.htm. diakses 20 Juli 2015).

Kagan. 2007. NHT. (Online).

(http://www.eazhull.org.uk/nlc/numbered_heads.htm)diakses 20 Juli 2015). Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Rahmadiati. 2003. Pembelajaran Kooperatif. Direktorat Jendral Pendidikan

Dasar. Depdiknas Jakarta.2008.

Sanjaya, W. 2008.Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. PA Rineka Cipta: Surabaya.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Bumi Aksara: Jakarta.

Salvin dan Trimajuniarso.http://www.Wordpress.com8

Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kharisma Putra Utama: Jakarta.


(6)

65

http://cs.upi.edu/v2/uploads/paper_skripsi_dik/efektivas-model-pembelajaran-tipe-numbered-head-together(nht)pada-mata-pelajaran-tik. http://blog.unners.ac.id/taraivinmuh/2010/11/30/kenampakan-alam-wilayah-indonesia.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 CANDIMAS T.P 2011/2012

0 12 49

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII.1 SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 2 SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN

0 12 65

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 3 SUKADADI TAHUN PALAJARAN 2012/2013

0 4 65

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 01 SUKA AGUNG BARAT KECAMATAN BULOK

1 5 41

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PENENGAHAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 47

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 2 KAMPUNG BARU BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 13 63

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 2 KAMPUNG BARU BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 29 147

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A SD NEGERI 6 METRO PUSAT

0 26 96

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 05 METRO BARAT

0 15 65

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 LABUHAN RATU BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 66