MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CONTEXTAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 101766 BANDAR SETIA TAHUN AJARAN 2016/2017.

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS
V SD NEGERI 101766 BANDAR SETIA
TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Guru Sekolah Dasar S1

OLEH :
SAHROLINA NAIBAHO
NIM 1132111021

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Sahrolina Naibaho

Tempat/Tanggal Lahir

: Sibaning 28 September 1994

Jenis Kelamin

: Perempuan

Anak Ke

: 5 Dari 5 Bersaudara

Kewarganegaraan


: Indonesia

Agama

: Islam

Alamat

: JL. Pinus Blok IX No. 27 Komplek Perumahan
Medan Estate Permai. Desa : Medan Estate
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang

No. Telepon

: 081397093816

Orang Tua :
- Nama Ayah


: Pordiman Naibaho

- Nama Ibu

: Mastiur Panjaitan

Alamat Orang Tua

: Sibaning Kecamatan Nansau Kabupaten Toba
Samosir

No. Telepon

: 085260106898

Pendidikan Formal
Nama Sekolah

Tahun Tamat


Alamat

SD Negeri 173611 Pagar Gunung

2007

Pagar Gunung

MTS Al-Amin Kampung Pajak

2010

Kampung Pajak

MAN Aek Natas

2013

Kampung
Dusun VII

Maninjau

Selamat
Padang

ABSTRAK

Sahrolina Naibaho, NIM 1132111021, “Meningkatkan Kemandirian Belajar
Siswa Dengan Menggunakan Model Contextal Teaching and Learning (CTL)
Pada Pembelajaran IPA Kelas V SD Negeri 101766 Bandar Setia Tahun
Ajaran 2016/2017”.
Rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah model Contextal
Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa
kelas V SD Negeri 101766 Bandar Setia Tahun Ajaran 2016/2017”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemandirian belajar siswa melalui model
Contextal Teaching and Learning (CTL) kelas V SD Negeri 101766 Bandar Setia
Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai
bulan Maret 2017. Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 101766 Bandar
Setia.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Populasi adalah keseluruhan siswa kelas VB yang berjumlah 26 orang siswa.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket kemandirian
belajar. Angket kemandirian belajar sebanyak 25 butir pernyataan yang diberikan
kepada seluru siswa kelas V SD yang berjumlah 26 orang siswa. Dengan
menggunakan rumus persentase. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini
dengan menggunakan angket, lalu dilakukan pembelajaran menggunakan model
Contextal Teaching and Learning (CTL).
Hasil penelitian awal menunjukkan bahwa 3 orang siswa mengalami
kemandirian belajar sebelum melakukan tindakan mencapai 11,5% dengan kriteria
sangat kurang. Sedangkan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan
kemandirian belajar mencapai 42% dengan kriteria kurang, namun masih belum
mencapai kriteria yang ditetapkan. Untuk itu pada siklus II peneliti melakukan
perbaikan tindakan yang lebih menekankan materi pada dunia nyata dalam
kehidupan sehari-hari siswa. Hasilnya pada siklus II terjadi peningkatan
kemandirian belajar mencapai 81% dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan
bahwa kemandirian belajar siswa SD Negeri 101766 Bandar Setia telah
mengalami peningkatan. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa melalui model
pembelajaran Contextal Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan
kemandirian belajar siswa SD Negeri 101766 Bandar Setia tahun ajaran
2016/2017.


i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi yang
berjudul Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model
Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Pembelajaran IPA Kelas V SD
Negeri 101766 Bandar Setia Tahun Ajaran 2016/2017. Penulisan Skripsi ini
merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Penelitian

ilmiah

ini

diharapkan

bermanfaat


bagi

perkembangan

ilmu

pengetahuan. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan
arahan sehingga Skripsi ini tersusun. Untuk itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1.

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan,

2.

Dr. Nasrun, MS Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan, sekaligus Dosen Penguji


3.

Prof. Dr. Yusnadi, MS Selaku Pembantu Dekan I Sekaligus Wakil Dekan
Bidang Akademik FIP UNIMED, dan Drs. Elizon Nainggolan, M.Pd Selaku
Pembantu Dekan II Sekaligus Wakil Dekan Bidang Keuangan Dan
Kepegawaian FIP UNIMED, Serta Drs. Edidon hutasuhut, M.Pd Selaku
Pembantu Dekan III FIP UNIMED, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
FIP UNIMED dan sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi,

ii

4.

Drs. Khairul Anwar, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Pendidikan,
sekaligus Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Penguji,

5.

Dr. Wildansyah Lubis, M.Pd Dosen Penguji,


6.

Seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan,

7.

Biman, S.Pd Kepala Sekolah SD Negeri 101766 Bandar Setia, Nursaidah
Lubis, S.Pd Guru Kelas V-B, Pegawai Tata Usaha, serta Siswa kelas V-B SD
Negeri 101766 Bandar Setia yang telah membantu selama penelitian,

8.

Ayahanda tercinta Pordiman Naibaho dan Ibunda yang teristimewa Mastiur
Panjaitan atas segala kasih sayang serta limpahan perhatian dan doa yang
begitu iklas untuk keselamatan dan keberhasilan penulis. Serta kakanda
Maisyaro Naibaho, Kartini Naibaho, Romaitoyanti Naibaho, abangda
Monang Peruntungan Naibaho, dan terkhusus kepada abangda Soleh Rambe,
S.H.I yang selalu memberikan semangat beserta dukungan baik moril
maupun material yang tiada hentinya kepada penulis,


9.

Sahabat-sahabat yang tidak pernah lelah menemani, membantu, serta
mendukung penulis terkhusus kepada Anisa Desmawati, Zuhro Wahyumi,
Nurhajijah Harahap, Maya Ardiyani Nasution, Ummi latifa Nasution, Ummi
Anisa Pasaribu,

10. Sahabat, kakak dan adik-adik yang tinggal bersama di kost bidadari, Isnaini
Pratiwi, Nurul Arsyika, Hanifa Koto SE, Plinda Wati Sinaga S.Pd, Mahda
Lena Lubis S.Pd, Lisa Riyana Butar-Butar, Ariska Erawati yang telah banyak
membantu dan sabar menghadapi penulis mengerjakan Skripsi ini, dan untuk
kakak tersayang Nurlela Hasibuan, A.Md.Keb yang selalu iklas mendoakan

iii

kesuksesan penulis dan memberikan semangat yang besar untuk kegigihan
penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini,
11. Teman-teman seperjuangan Kelas B Reguler 2013 PGSD Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Sebagai karya tulis tidak mustahil terdapat kekurangan pada Skripsi ini,
baik dari segi isi, organisasi, maupun kebahasaannya. Oleh karena itu, kritik dan
saran perbaikan sangatlah diharapkan. Akhir kata, semoga Skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca.

Medan,

Mei 2017

Sahrolina Naibaho
NIM 1132111021

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1

Model desain penelitian Kemmis dan Tanggart ................ 42

Gambar 4.1

Guru memberikan pengarahan dan memberikan
motivasi kepada siswa untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran....................................................................... 58

Gambar 4.2

Salah satu dari siswa mencontohkan bahwa kayu
adalahbenda yang tidak dapat ditarik oleh magnet
ataudisebutbenda nonmagnetis ......................................... 59

Gambar 4.3

Siswa mencontohkan bahwa paku payung adalah
Benda yang dapat ditarik oleh magnet atau biasa
disebutbendamagnetis ........................................................ 60

Gambar 4.4

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran .......................... 72

Gambar 4.5

Salah satu siswa mempraktekkan gaya gesek dan
dibimbing oleh peneliti ....................................................... 74

Gambar 4.6

Siswa mempraktekkan contoh gaya gravitasi dengan
menjatuhkan bola kelantai ................................................ 74

Gambar 4.7

Guru membeimbing siswa dalam kerja kelompok ............ 75

Gambar 4.8

Siswa mengisi angket pada siklus II ................................... 76

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1Jadwal Penelitian............................................................................. 42
Tabel 3.2Kisi-kisi angket kemandirian belajar ............................................ 47
Tabel 3.3Pemberian Skor Angket .................................................................. 48
Tabel 4.1

Kemandirian belajar siswa sebelum melaksanakan model
Contextual Teaching and Learning (CTL) ........................... 51

Tabel 4.2

Sebelum mengadakan tindakan penelitian ............................. 56

Tabel 4.3

Kemandirian belajar siklus I ................................................... 62

Tabel 4.4

Perbandingan peningkatan kemandirian belajar siswa
dari sebelum tindakan ke siklus I .......................................... 67

Tabel 4.5

Peningkatan kemandirian belajar siwa siklus I ..................... 69

Tabel 4.6

Kemandirian belajar siklus II .................................................. 77

Tabel 4.7

Perbandingan peningkatan kemandirian belajar siswa
siklus Idengan siklus II ........................................................... 82

Tabel 4.8

Peningkatan kemandirian belajar siklus II ............................ 84

Tabel 4.9

Deskripsi perbandingan kemandirian belajar sebelum
tindakan, siklus I, dan siklus II .............................................. 86

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Renana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .......... 92

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II...... 106

Lampiran 3

Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklis I.................... 120

Lampiran 4

Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklis II .................. 121

Lampiran 5

Angket Kemandirian Belajar Sebelum Tindakan ........... 122

Lampiran 6

Angket Kemandirian Belajar Siklus I .............................. 125

Lampiran 7

Angket Kemandirian Belajar Siklus II ............................. 128

Lampiran 8

Daftar Nama-nama Siswa .................................................. 131

Lampiran 9

Skor Angket Sebelum Tindakan ....................................... 132

Lampiran 10

Skor Angket Siklus I ......................................................... 138

Lampiran 11

Skor Angket Siklus II ....................................................... 144

Lampiran 12

Dokumentasi Penelitian.................................................... 150

xi

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan wadah mencerdaskan kehidupan bangsa sebab
melalui pendidikan tercipta sumber daya manusia yang terdidik dan mampu
menghadapi

perkembangan

zaman

yang

semakin

maju.

Sebagaimana

diamanatkan didalam undang-undang 1945 pasal 31, demikian juga dalam
undang-undang republik indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa : pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang martabat serta
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan mengembangkan
potensi peserta didik agar manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pendidikan di Indonesia diselenggarakan melalui tiga jalur yaitu
pendidikan formal, informal, dan nonformal. Pendidikan formal dilaksanakan
pada jenjang dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan
informal

dilaksanakan

di

lingkungan

keluarga.

Pendidikan

nonformal

dilaksanakan di luar pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan
informal adalah pendidikan pertama dan utama bagi pembentukan kepribadian
peserta didik. Salah satu aspek kepribadian yang penting pada peserta didik adalah
kemandirian. Pembentukan kemandirian peserta didik dapat dilakukan pada tiga

1

2

jalur pendidikan yang telah disebutkan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional di Indonesia yang tercantum dalam UU Sisdiknas Bab II Pasal 3 yang
salah satunya yaitu membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang mandiri.
Menurut Yamin (2013:105), menyatakan bahwa kemandirian belajar
adalah: Cara belajar aktif dan partisipatif untuk mengembangkan diri masingmasing individu yang tidak terikat dengan kehadiran pembelajar, pertemuan tatap
muka di kelas, kehadiran teman sekolah. Kemandirian belajar merupakan belajar
dalam mengembangkan diri, keterampilan dengan cara tersendiri.
Menurut

Desmita

(dalam

Rilianti

2013:152)

indikator-indikator

kemandirian belajar adalah sebagai berikut: 1. Adanya hastrat atau keinginan yang
kuat untuk belajar. 2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk
menghadapi masalah. 3. Tanggung jawab atas apa yang dilakukannya. 4. Percaya
diri dan melaksanakan tugas-tugas secara mamdiri.
Belajar dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja.
Santrock dan Yussen (dalam Rilianti 2013:2) mendefinisikan belajar sebagai
perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman. Pengalaman tersebut
dapat diperoleh dari interaksi dengan lingkungan sekitar, baik dari proses
mengamati, meniru, maupun memodifikasi melalui mata pelajaran yang diajarkan
di sekolah, salah satunya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Individu yang memiliki
kemandirian belajar yang tiggi cenderung belajar lebih efektif. Yaitu menghemat
waktu dalam menyelesaikan tugasnya, mengatur waktu belajar secara efisien dan
memperoleh skor yang tinggi dalam IPA. Jadi, kemandirian belajar merupakan hal
penting yang perlu ditingkatkan untuk mendukung keberhasilan belajar siswa.

3

IPA merupakan salah satu mata pelajaran wajib pada kurikulum
pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada sekolah dasar dimaksudkan untuk mengenal,
menyikapi,

dan

mengapresiasi

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi,

serta

menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan
mandiri.
Selain itu, Usman Samatowa (dalam Rilianti 2013:3) juga mengungkapkan
empat alasan perlunya IPA diajarkan di SD yaitu 1) karena IPA merupakan dasar
teknologi sehingga berfaedah bagi suatu bangsa; 2) IPA memberikan kesempatan
berpikir kritis jika IPA diajarkan salah satunya dengan mengikuti metode
―menemukan sendiri‖; 3) IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat
hafalan belaka bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan
sendiri oleh anak; dan 4) IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yang dapat
membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Dengan demikian, IPA sangat
berperan penting dalam membentuk kemandirian belajar siswa.
Berdasarkan uraian tentang kemandirian belajar dan pembelajaran IPA
tersebut, siswa SD diharapkan memiliki kemandirian belajar dalam pembelajaran
IPA sebagai salah satu aspek perkembangan kepribadiannya. Kemandirian belajar
yang dimaksud adalah proses kegiatan belajar siswa yang dapat mengambil
inisiatif sendiri, tanpa tergantung dengan orang lain, untuk merencanakan,
melakukan, dan mengevaluasi kegiatan belajarnya pada pembelajaran IPA.

4

Permasalahan yang terkait dengan kemandirian belajar siswa di sekolah
SD Negeri 101766 Bandar Setia adalah, bahwa kemandirian belajar siswa Kelas V
belum optimal. Hal ini tampak ketika diberi pertanyaan, siswa masih takut untuk
menjawab soal yang diberikan guru. Ketika mengerjakan soal latihan yang
seharusnya dikerjakan sendiri, siswa juga tidak yakin dengan jawabannya sendiri
sehingga menyontek jawaban teman. Tidak berani menunjukkan hasil
pekerjaannya pada guru.
Ketidakyakinan diri ini berdampak pada perilakunya. Seperti yang
dikemukakan Desmita (dalam Rilianti 2013:4), apabila individu memandang
dirinya sebagai orang yang tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu
tugas, maka seluruh perilakunya akan menunjukkan ketidakmampuan tersebut.
Ketika guru kelas tidak hadir siswa bergurau sehingga kelas menjadi
ramai. Setelah diingatkan oleh guru lain, siswa kemudian mengerjakan soal pada
buku IPA. Hal ini menunjukkan inisiatif belajar siswa masih kurang. Ketika
mengerjakan tugas, ada siswa yang mengerjakan tugas dengan serius. Namun,
sebagian

besar

siswa

mengerjakan

tugas

sambil

bergurau.

Siswa

memperbincangkan hal yang tidak berkaitan dengan mata pelajaran IPA. Ada pula
siswa yang berjalan-jalan sambil bermain dengan temannya padahal tugas mereka
belum selesai. Perilaku tersebut menunjukkan bahwa tanggung jawab terhadap
tugas mereka juga masih kurang.
Selain itu, siswa juga kurang memanfaatkan sumber belajar yang tidak
hanya ada pada buku pegangannya saja. Padahal, perpustakaan menyediakan
berbagai sumber yang dapat digunakan untuk belajar siswa. Ketika siswa

5

mengerjakan soal latihan pun, siswa kurang antusias membaca buku padahal
jawabannya sudah ada pada buku.
Ketika guru kelasnya tidak dapat hadir di ruangan, dan digantikan dengan
guru lain. ketika pelajaran IPA, siswa disuruh menggambar contoh-contoh gaya.
Selama kegiatan menggambar, kondisi kelas tenang dan semua siswa
menggambar sesuai yang diperintahkan guru. Setelah keesokan harinya guru kelas
hadir kemudian siswa disuruh mengerjakan latihan soal dan siswa mengerjakan
dengan tenang. Kondisi ini sangat berbeda dengan observasi peneliti sebelumnya
ketika tidak ada guru yang hadir di kelas. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa
masih tergantung pada kehadiran guru di kelas. Berdasarkan hasil observasi di
kelas V SD 101766 Bandar Setia, guru juga menyadari bahwa siswa masih sangat
tergantung pada guru kelas. Selain itu, jawaban yang di berikan beberapa siswa
kepada peneliti juga menunjukkan bahwa siswa masih tergantung dengan orang
lain dalam belajar. Siswa masih harus disuruh oleh orang tua untuk belajar, bukan
atas kemauan sendiri.
Permasalahan-permasalahan tersebut diperkuat dengan hasil jawabanjawaban dari beberapa siswa. jawaban pertanyaan dari beberapa siswa juga
menunjukkan perencanaan belajar siswa masih kurang. Siswa tidak belajar lagi di
rumah setelah belajar di sekolah. Siswa juga tidak belajar jika tidak ada pekerjaan
rumah (PR). Siswa juga belum memaksimalkan sumber belajar. Hal ini
berdasarkan hasil jawaban pertanyaan dari peneliti kepada siswa dan juga jawaban
dari guru bahwa siswa jarang melakukan belajar kelompok untuk lebih mendalami
materi. Siswa juga jarang mengunjungi perpustakaan sekolah.

6

Selain itu, data hasil tes mid semester menunjukkan bahwa prestasi belajar
IPA siswa rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai siswa belum semuanya tuntas.
Hanya ada dua dari sebelas siswa yang nilainya mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM). Nilai rata-rata ujian semester juga masih rendah. Permasalahan
tersebut jika tidak diselesaikan akan menimbulkan dampak yang kurang baik pada
masa pendidikan lanjutan. Hal ini seperti dikemukakan Desmita (dalam Rilianti
2013:7) bahwa dalam konteks belajar, terlihat adanya fenomena peserta didik
yang kurang mandiri dalam belajar, yang dapat menimbulkan kebiasaan belajar
yang kurang baik, seperti tidak betah belajar lama atau belajar hanya menjelang
ujian, membolos, menyontek, dan mencari bocoran soal-soal ujian.
Permasalahan didalam kelas bukan juga hanya terdapat pada siswa tapi
terdapat juga permasalahan terhadap guru yaitu, guru juga belum optimal dalam
melibatkan siswa secara aktif pada kegiatan pembelajaran IPA. Guru lebih sering
menyuruh siswa mendengarkan penjelasan guru. Padahal, pembelajaran IPA
sangat memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang menuntut siswa belajar
secara aktif dan mandiri. Adanya beberapa permalasahan tersebut memancing
keinginan peneliti untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa, khususnya
pada mata pelajaran IPA.
Belajar mandiri adalah belajar aktif, dimana peserta didik berusaha
menambahkan pengetahuan dan mencari pengalaman sebanyak banyak mungkin.
Menyadari akan pentingnya kemandirian belajar pada siswa, guru
diharapkan mengupayakan pembelajaran dengan menerapkan model dan
pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan peluang dan mendorong siswa
untuk melatih kemandirian belajar. Salah satu cara memperbaiki rendahnya

7

kemandirian belajar siswa adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
yang lebih mendukung aktivitas siswa dalam memahami suatu materi dan lebih
menekankan siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
Menurut Nuridawani (2015:62) Pendekatan pembelajaran yang efektif
dan diperkirakan dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa adalah
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
Menurut (Trianto, 2009:107) pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh
komponen

utama

pembelajaran

kontekstual,

yakni:

kontruktivisme

(constructivism), bertanya (questioning), inkuiri (inquiry), masyarakat belajar
(learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian au tentik (authentic
assessment).
Sugandi (dalam Nuridawani, dkk 2015:62)

menyatakan bahwa

pendekatan CTL tepat diterapkan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa
karena dengan menyajikan masalah kontekstual pada awal pembelajaran
merupakan salah satu stimulus dan pemicu siswa untuk berpikir. Pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan CTL dapat mendorong siswa berperan secara
aktif untuk menemukan hubungan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan nyata. Ketika siswa dapat
mengaitkan materi dengan pengalaman mereka sendiri, mereka menemukan

8

makna dari pelajaran tersebut dan makna memberi mereka alasan untuk belajar
Johnson (dalam Nuridawani,dkk 2015:62).
Setiap manusia dapat berkembang secara maksimal dalam hal kemandirian
belajar, jika dalam proses pembelajaran memberikan peluang kepada siswa untuk
membuat keputusan mengenai proses pembelajaran itu sendiri.
Menurut Sumarmo (dalam Nuridawani,dkk 2015:63) indikator-indikator
yang menunjukkan kemandirian belajar adalah: 1) inisiatif belajar; 2)
mendiagnosa kebutuhan belajar; 3) menetapkan target dan tujuan belajar; 4)
memonitor, mengatur dan mengontrol; 5) memandang kesulitan sebagai
tantangan; 6) memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan; 7) memilih dan
menerapkan strategi belajar; 8) mengevaluasi proses dan hasil belajar; dan 9) self
eficacy (konsep diri).
Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL (Trianto, 2009:111)
dalam kelas sebagai berikut: (1) kembangkan pemikiran bahwa anak-anak akan
belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkontruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya, (2) laksanakan
sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik (3) kembangkan sifat ingin
tahu siswa dengan bertanya, (4) ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam
kelompok-kelompok), (5) hadirkan model sebagai contoh pembelajaran, (6)
lakukan refleksi di akhir pertemuan, (7) lakukan penilaian yang sebenarnya
dengan berbagai cara.
Menurut

Haris Mudjiman (dalam

Rilianti 2013:8) juga menyatakan

bahwa salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai

9

tujuan belajar mandiri adalah strategi pembelajar yang dapat membuat siswa
aktif.
Hasil temuan ini diperkuat oleh hasil penelitian Sugandi (2013:62), Surya
(2013:63), (Nuridawani, dkk 2015:68) yang menyimpulkan bahwa pendekatan
(Contextual Teaching and Learning) CTL yang diterapkan pada pembelajaran
IPA dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Meningkatan Kemandirian
Belajar Siswa Dengan menggunakan Model Kontextual Teaching and
Learning (CTL) Pada Pembelajaran IPA Kelas V SD Negeri 101766 Bandar
Setia Tahun Ajaran 2016/2017.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa Kelas V SD kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat
dan dalam mengerjakan soal yang seharusnya dikerjakan sendiri sehingga
ada siswa yang mencontek pekerjaan temannya.
2. Siswa kurang memiliki tanggung jawab terhadap tugas yang seharusnya
diselesaikan.
3. Siswa kurang memanfaatkan sumber belajar.
4. Siswa kurang memiliki perencanaan belajar. Hal ini ditunjukkan dengan
siswa tidak belajar lagi di rumah setelah belajar di sekolah. Siswa juga
tidak belajar di rumah jika tidak ada pekerjaan rumah (PR).

10

5. Siswa masih tergantung dengan orang lain dalam belajar. Siswa masih
harus disuruh oleh orang tua dan guru untuk belajar, bukan atas kemauan
sendiri.
6. Prestasi belajar IPA siswa masih rendah.
C. Batasan Masalah
Berhubung banyak masalah pada identifikasi, maka perlu dibatasi yaitu
yang berkaitan dengan kemandirian belajar model yang akan digunakan untuk
meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas V SD Negeri 101766 Bandar Setia.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam peelitian ini adalah “ Apakah penggunaan model CTL dapat
meningkatkan kemandirian belajar siswa pada pelajaran IPA pokok bahasan gaya
di kelas V SD Negeri 101766 Bandar Setia?
E. Tujuan Penelitian
1. Melihat gambaran kemandirian belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA
pokok bahasan gaya di kelas V SD Negeri 101766 Bandar Setia.
2. Untuk mengatasi apakah melalui pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas V
SD Negeri 101766 Bandar Setia.
3. Untuk menambah pengetahuan guru yang mengajar IPA di kelas V SD
Negeri 101766 Bandar Setia.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, dapat diperoleh beberapa manfaat.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

11

1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi tambahan
bagi praktisi pendidikan yang akan mengadakan upaya peningkatan
kemandirian belajar pada siswa SD.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru, hasil penelitian ini sebagai bahan masukan agar terus
meningkatkan kemandirian belajar siswa.
b. Bagi siswa, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu cara
meningkatkan kemandirian belajar.
c. Bagi pihak sekolah, kontribusi hasil penelitian ini adalah bukti
konkrit untuk memberikan informasi dan sebagai refleksi kualitas
proses pembelajaran.
d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini adalah bagian dari pengabdian
yang dapat dijadikan refleksi untuk terus mengembangkan inovasi
dalam hal pembelajaran menuju hasil yang lebih baik serta
menjadikan pengalaman yang sangat berharga sehingga menjadi
bekal dan acuan dalam penyusunan karya ilmiah selanjutnya.

12

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian belajar
siswa melalui penyebaran angket sebelum melakukan tindakan mencapai 11,5%
dengan kriteria sangat kurang, kemudian dilakukan tindakan pada siklus I
mencapai 42% dengan kriteria kurang, kemudian dilanjutkan dengan siklus II
mencapai hasil 81% dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil itu, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa kemandirian belajar siswa dapat meningkat melalui
pembelajaran melalui model Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
siswa kelas V SD Negeri 101766 Bandar Setia Tahun Ajaran 2016/2017.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran
yang berkaitan dengan hasil penelitian, yaitu:
1. Dengan adanya bukti bahwa kemandirian belajar siswa dapat
ditingkatkan dengan pembelajaran melalui model Contextual Teaching
and Learning (CTL) maka diharapkan guru kelas V SD dapat
meningkatkan kemandirian belajar melalui model Contextual Teaching
and Learning (CTL).
2. Diharapkan siswa dapat meningkat kemandirian belajar, seperti
tanggung jawab belajar, lebih meningkat rasa percaya diri dalam
belajar, memecahkan masalah belajar, dan dapat memilih sumber
belajar yang tepat.

88

89

3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pihak sekolah dapat
mendukung kinerja guru kelas V SD dengan menyediakan fasilitas
yang diperlukan, guna melancarkan proses pembelajaran melalui
model Contextual Teaching and Learning (CTL).

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. 2011. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Disik. Jakarta :
Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Agib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Yrama Widya.
Ambarita Alben. (2006). Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas
Direktorat Ketenagaan.
Burt,
Sisco.
Pembelajaran
Directed
Learning,
(Online),
(http://nurkhosun.blogspot.com), diakses 28 November 2016
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hosnan. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor : Ghalia Indonesia.
Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid.
Jogjakarta : DIVA Press.
Hendra, Surya (2003) & Chabib Thoha (1996). Kemandirian Belajar. (Online),
(http://subliyanto.blogspot.com, diakses 25 November 2016).
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Bandung : Refika Aditama.
Liliyani, 2014. Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Model
Contextual Teaching and Learning (CTL) Kelas VIII-1 SMP Negeri 6
Percut Sei Tuan. Medan: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan. Tesis tidak dipublikasikan.
Manurung Boris Becker, 2014. Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa
Melalui Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa
SMA Negeri 1 Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai
Kelas XI IPS-1. Medan: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan. Tesis tidak dipublikasikan.
Nuridawani. (2015). Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis dan
Kemandirian Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) melalui
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Jurnal Didaktik
Matematika, 68, 59-71
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta : Rajawali Pers.
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru (edisi 2). Jakarta : Rajawali Pers.
Rilianti, Adhy Putri. 2013. Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa Kelas V Sd
Negeri Prawirotaman Dalam Pembelajaran IPA. Yogyakarta: Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.Tesis tidak
dipublikasikan.

90

91

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran INOVATIF dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta : Ar – Ruzz Media.
Sudirman. 2014. Manajemen Pelatihan . Medan : UNIMED PRESS.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta :
Kencana.
Yamin, Martinis. 2010. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada Prees.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KELAS III SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 26 61

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNG SUGIH BESAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 2 47

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS V SD NEGERI 3 BOJONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KELAS VI SD NEGERI 02 TITWANGI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 10 78

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GUNUNG MULYO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 46

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 6 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GUNUNG RAYA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 44

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD 2 DERSALAM BAE KUDUS TAHUN AJARAN 20122013

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD 2 SINGOCANDI TAHUN AJARAN 20132014

0 0 21

PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

0 0 8