PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KELAS VI SD NEGERI 02 TITWANGI TAHUN PELAJARAN 2012/2013
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
PADA KELAS VI SD NEGERI 02 TITWANGI
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
WINARMI
Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika
menggunakan strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning pada Kelas VISD
Negeri 02 Titiwangi.
Khususnya pada pokok bahasan luas segibanyak sederhana, luas
lingkaran, dan volume prisma segitiga.
Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini selama 5 bulan dimulai dari perencanaan hingga
penyusunan laporan. Prosedur dalam pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus, yang terdiri
dari siklus I, II, dan III. Pada setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Tehnik pengmpulan data dalam penelitian ini melalui lembar
observasi aktivitas siswa, kinerja guru, dan hasil belajar siswa pada setiap siklus.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus I aktivitas siswa cukup baik dengan nilai
skor rata-rata 2,25, hasil ketuntasan belajar siwa 48,14 % dan skor kinerja guru dalam
pembelajaran 3,30 (kategori cukup) . Pada siklus II aktivitas siswa meningkat menjadi baik
dengan nilai skor rata-rata 2,75, hasil ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 68,96% diikuti
oleh kinerja guru yang sudah baik dengan skor 3,87. Dan pada siklus III aktivitas siswa
meningkat menjadi sangat baik dengan kenaikan nilai skor rata-rata 3,25, hasil ketuntasan
belajarpun telah mencapai target yaitu 86,66 %. Disertai dengan kenerja guru yang tetap baik
dengan peningkatan skor yakni 4,17. Jika dilihat dari ketuntasan pembelajaran pra siklus yang
hanya mencapai 43,33 %, maka dengan menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching
and learning aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklus ( I, II, dan III) meningkat diikuti
ketuntasan belajar pun tercapai.
Kata kunci: aktivitas siswa, hasil belajar, Contextual Teaching and Learning
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan telah terjadi dimana-mana, termasuk di dunia pendidikan. Dunia pendidikan
secara terus menerus mengalami proses perubahan dan perkembangan, ini berawal dari tidak
ada menjadi ada, dari yang sudah ada menjadi lebih baik, dan yang sudah baik menjadi lebih
baik dan sempurna, dan seterusnya. Proses yang terjadi di dunia pendidikan kita saat ini
secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dalam masyarakat.
Ada kecendrungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar
lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak
mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi
pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek tetapi
gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Berdasarkan permasalahan yang ada di SD Negeri 02 Titiwangi khususnya kelas VI,
dalam pembelajaran matematika yang dilaksanakan selama ini hanya menggunakan
pendekatan ekpositori, yaitu guru hanya menyampaikan informasi dengan ceramah,
memberi contoh soal dan jawaban, kemudian memberikan
soal latihan yang harus
dikerjakan siswa baik di sekolah maupun di rumah (PR). Kegiatan pembelajaran berfokus
pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan siswa hanya mendengarkan penjelasan
dari guru, sehingga sering mengabaikan pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Padahal
selama proses pembelajaran siswa dituntut berperan aktif dalam memahami materi yang
diajarkan, agar ia mampu mencapai tujuan pembelajaran. Kejadian tersebut berdampak
pada aktivitas belajar siswa yang rendah dan hasil belajar siswa yang belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan penilaian hasil belajar siswa pada pokok
bahasan sebelumnya (pra siklus) yang dilaksanakan pada tanggal 17 September 2012 dari
30 orang 43,33% (13 orang) telah mencapai KKM, dan 56,66% (17 orang) belum mencapai
KKM. Adapun KKM yang diharapkan pada pembelajaran Matematika adalah 65.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengatasi permasalahan di atas, sebab menurut
Sanjaya (2009) strategi pembelajaran contextual teaching and learning merupakan strategi
yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Dengan konsep itu,
aktivitas pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan
mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan
daripada hasil. Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai
tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi
informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari
menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.Begitulah peran guru di kelas yang dikelola
dengan pendekatan kontekstual.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti
mengangkat
judulPeningkatan
Aktivitas
dan
Hasil
Belajar
Matematika
Dengan
Menggunakan Strategi Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Kelas
VI SD Negeri 2 Titiwangi Tahun Pelajaran 2012/2013.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalah pembelajaran matematika adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan pembelajaran yang masih menggunakan pendekatan ekspositori.
2. Aktivitas belajar siswa yang masih rendah.
3. Tidak tercapainya nilai KKM.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di depan, maka rumusan permasalah
penelitian ini adalah:
Apakah Strategi Pembelajaran Contextual
1.
Teaching And Learning (CTL)dapat meningkatkan aktivitasbelajar Siswa Kelas VI di SD
Negeri 02 Titiwangi?
Apakah Strategi Pembelajaran Contextual
2.
Teaching And Learning (CTL)dapat meningkatkan hasilbelajarmatematika Siswa Kelas
VI di SD Negeri 02 Titiwangi?
D.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana yang telah dikemukakan di
atas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji efektifnya Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) dalam meningkatkan aktivitas belajar siswaKelas VI SD Negeri 02 Titiwangi.
2. Untuk menguji efektifnya Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) dalam meningkatkan hasil belajar siswaKelas VI SD Negeri 02 Titiwangi Tahun
Pelajaran 2012/2013.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran, siswa dapat memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman nyata, sehingga aktivitas pembelajaran siswa lebih bermakna dan hasil
belajar yang di harapkan dapat tercapai sesuai dengan ketuntasan belajar yang telah
ditentukan.
2. Guru
Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan pembelajaran di kelasnya dan
membantu guru dalam upaya pencapaian hasil belajar. serta menambah wawasan
sehingga menjadi guru yang profesional. Karena belajar bukanlah sekedar memperoleh
konsep yang siap untuk diingat, tetapi materi- materi pelajaran yang disampaikan
dihubungkan dengan situasi kehidupan nyata. Sehingga aktivitas pembelajaran siswa
lebih bermakna.
3. Sekolah (SD Negeri 02 Titiwangi)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang bermanfaat bagiSD
Negeri 02 Titiwangi terutama dalam rangka perbaikan pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
4. Peneliti
Menambah pengatahuan tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan Sebagai
pengetahuan dalam upaya meningkatan aktivitas belajar siswa melalui Strategi
pembelajaran Contextual Teaching And Learning.
.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Peningkatan Pembelajaran
Istilah peningkatan diambil dari kata dasar tingkat (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1990) makna kata peningkatan itu sendiri adalah proses, perbuatan, cara
meningkatkan (usaha, kegiatan) untuk mencapai suatu tujuan. Sebagaimana kita ketahui
bahwa Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Kata pembelajaran sendiri
diambil dari kata belajar. Hamalik (2008), menjelaskan bahwa
belajar bukan hanya
mengingat tetapi lebih dari itu yaitu mengalami. dan menurut Suparno (2003), belajar
adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku
sebagai hasil dari suatu praktik atau latihan. Sedangkan menurut Munif
(2010)
pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi
dan siswa sebagai penerima informasi.
Dengan demikian peningkatan pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang
di dalamnya terdapat proses mentransfer ilmu melalui kegiatan yang menghubungkan
materi dengan kehidupan sehari-hari agar terjadi perubahan tingkah laku yang relatif
permanen.
2. Aktivitas Belajar
Sardiman(2004) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang
melibatkan seluruh panca indra yang dapat membuat seluruh anggota tubuh dan pikiran
terlibat dalam proses belajar.
Paul D Diedrichdalam Sardirman (2004) membagi aktivitas belajar kedalam
delapan kelompok, yaitu :
1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral activities, seperti : menyetakan, merumuskan, bertanya, memberisaran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi,
musik, pidato.
4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan
membuat konstruksi, model merparasi, bermain, berkebun.
7. Mental activities, sebagai contoph misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8. Emotional activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan,gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Dengan demikian dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
adalah kegiatan-kegiatan
yang melibatkan seluruh panca indra yang berhubungan
dengan materi pelajaran, sehingga siswa aktif melakukan aktivitas agar siswa tersebut
dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu hakikat siswa sebagai
subjek belajar terpenuhi, sebab siswalah yang beraktivitas.
3. Matematika
Matematika merupakan satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD),
Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang logika, mengenai bentuk, susunan,
besaran, dan konsep –konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya.
Menurut Soedjadi (2009) dalam Syarif matematika sekolah adalah bagian atau unsur
dari matematika yang dipilih antara lain dengan pertimbangan atau berorentasi pada
pendidikan.
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa matematika
adalah ilmu yang mendasari berbagai disiplin ilmu untuk memajukan daya pikir
manusia yang diajarkan sesuai dengan jenjang pendidikan.
Sedangkan fungsi matematika sebagaimana terdapat dalam Standar Kompetensi
(2006) disebutkan bahwa Matematika berfungsi untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama.Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat
memiliki kemeampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Tujuan pembelajaran matematika pada tingkat Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan kosep atau algoritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat, dalam
pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat melekukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengomunasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
dan percaya diri dalam pemecahan masalah. (Standar Kompetensi, 2006)
4. Strategi Pembelajaran
Kemp dalam Sanjaya (2009) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas,
Dick dan Carey dalam Martinis (2009) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran
itu adalah satu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersamasama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Jadi dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran adalah serangkaian rencana kegiatan pembelajaran yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan metode dan fasilitas, serta sumber belajar yang bertujuan untuk
tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa.
5. Contextual Teaching and Learning
Contextual Teaching and Learning
adalah suatu strategi pembelajaran yang
menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Kata kontekstual (contextual) berasal dari context yang berarti “hubungan, suasana
dan keadaan “ sehingga contextual Teaching and Learning dapat diartikan sebagai
pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu (Kusuma. 2009). Menurut
Depdiknas (2003) Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diaarkan dengan situasi nyata dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Pernyataan di atas sesuai dengan pendapat Nurdin (2009) bahwa pembelajaran
kontekstual (Contextual Teaching and Learning)merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materiyang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswamembuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya denganpenerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.
Senada dengan pendapat di atas, Kasihani (2003) menyatakan bahwa
Pembelajaran ini memotivasi siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang diperoleh
di kelas dan penerapannya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga, sebagai
anggota masyarakat dan nantinya sebagai tenaga kerja. Mirip dengan definisi di atas
Suparno (2003) mendefinisikan pendekatan kontekstual merupakan pembelajaran yang
memiliki acuan konsep mengajar dan belajar yang membantu guru dalam
menghubungkan mata pelajaran (konten) dengan situasi nyata dan yang memotivasi
siswa dalam menghubungkan pengetahuan dan menerapkan pengetahuannya itu dalam
kehidupan sehari-hari. Berbeda sudut pandang dengan kedua definisi di atas Depdiknas
(2002)mendefinisikan pendekatan kontekstual sebagai sebuah pendekatan pembelajaran
yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan. Melalui hubungan
di dalam dan di luar ruang kelas, suatu pendekatan pembelajaran kontekstual
menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun
pengetahuan
yang akan mereka terapkan dalampembelajaran seumur hidup.
Pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang mengkaitkan materi pelajaran
yang dipelajari siswa dengan konteks dimana materi tersebutdigunakan, serta
berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau gaya/cara siswa belajar.
a. Asas-asas Pendekatan Kontekstual
Pendekatan pembelajaran kontekstual memiliki tujuh komponen utama,
yaitu konstruktivisme (Constructivisme), menemukan (Inquiry), bertanya
(Questioning), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan
(Modeling), refleksi (Reflection), dan penilaian autentik (Dharma Kusuma,
2009).
Ketujuh asas-asas tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Konstruktivisme(Constructivisme)
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual,
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekaligus.
2. Penemuan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian pokok dari kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan hasil dari menemukan sendiri.
3. Bertanya (Questioning)
Bertanya merupakan strategi yang utama dalam pendekatan kontekstual.
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk
mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat belajar mengisyaratkan agar hasil belajar diperoleh
dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar
teman, antar kelompok atau bahkan denganorang di sekitarnya.
5. Pemodelan (Modeling)
Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan,
mendemontrasikan agar siswanya belajar, melakukan agar siswa-siswanya
melakukan.
6. Reflkesi (Reflection)
Reflkesi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir
ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa yang lalu..
7. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Authentic Assessment adalah prosedur penilaian pada pendekatan
pembelajaran kontekstual.
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapaitujuannya.
Maksudnya
guru
lebih banyak berurusan
dengan strategi pembelajaran pada
memberi informasi.Tugas guru mengelola kelas sebagaiteam yang bekerjasama
untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggotakelasnya. Kontekstualnya hanya
sebagai
strategi.
Pembelajaran Kontekstualdikembangkan
dengan
tujuan
agar
pembelajaran lebih produktif danbermakna.Sebuah kelas
dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jikamenerapkan kan
ketujuh komponen pembelajaran kontekstual tersebut di atas.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Contextual
Teaching and learningadalah sebuah proses pembelajaran, dengan tujuh komponen
pembelajaran kontekstual tersebut di atas, bertujuan membantu siswa melihat makna di
dalam materi pembelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan materi
tersebut dengan konteks kehidupan mereka.
Langkah langkah pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut:
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara
berkerja sendiri, menemukan sendiri danmengkonstruksisendiri
pengetahuan dan kentrampilan barunya.
b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c. Kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok kelompok)
e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
6.
Hasil Belajar
Arikunto (2006) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah
mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat
diamati,dan dapat diukur”. Sementara Hamalik (2008) mengatakan bahwa hasil belajar
tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati
dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.
Benjamin S. Bloom (dalam Ruminiati, 2007) mengklasifikasikan hasil belajar dalam
tiga ranah yaitu :
a. Ranah kognitif, yang terdiri dari enam kategori yaitu : pengetahuan, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah afektif, yang berkenaan dengan sikap terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak.
Hasil belajar yang diidentifikasi dalam hal ini mengacu pada ranah kognitif.
Dengan demikian dari uraian di atas jelas bahwa
pembelajaran
adalah
menghasilkan
kemampuan
akhir dari suatu proses
seseorang
yang
mencakup
pengetahuan, sikapdan keterampilan, yang merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar.
B. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah:
1. Melalui Strategi Pembelajaran Contextual Teaching And Learning
dapat
meningkatkan aktivitasbelajar siswa Kelas VI SD Negeri 02 Titiwangi Tahun
Pelajaran 2012/2013.
Melalui Strategi Pembelajaran Contextual Teaching And Learning dapat
meningkatkanhasilbelajar Matematika pada Kelas VI SD Negeri 02 Titiwangi Tahun Pelajaran
2012
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Menurut Aqib, dkk (2008) Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar
siswa meningkat. Sedangkan menurut Arikunto (2006) Penelitian Tindakan Kelas adalah
penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan
mutu praktik pembelajaran.
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk siklus dimana
penggunaan siklus ini tidak hanya satu kali tetapi digunakan berulang-ulang hingga
pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
Menurut Hufad (2009) menyatakan bahwa tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah
sebagai berikut : 1) Untuk melakukan perubahan atau peningkatan praktik pendidikan yang
teliti secara lebih langsung. 2). Untuk mendekatkan hasil penelitian dengan praktik guru di
lapangan sehingga berdasarkan hasil riset guru dapat memperbaiki kinerjanya. 3).
Mengembangkan profesionalisme para pendidik dalam lingkup kerja.
Menuut Hopkins dalam Arikunto, (2006) daur ulang dam setiap siklus diawali dengan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi dari proses pelaksanaan
tindakan, dan refleksi dan seterusnya sehingga peningkatan yang diharapkan tercapai
(kriteria keberhasilan).
Penyusunan Rencana
Tindakan
Refleksi 1
Observasi
Pelaksanaan
Tindakan
Penyusunan
Rencana perbaikan
Refleksi II
observasi
Penyusunan Rencana
perbaikan
Refleksi III
Pelaksanaan
Tindakan
Pelaksanaan
Tindakan
observasi
Gambar 2. Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Kemmis dan MC Taggart (dalam Hufad, 2009)
B.
Lokasi dan Waktu
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri 02 Titiwangi Kecamatan
Candipuro Kabupaten Lampung Selatan. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan
pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data,
peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi peneliti.
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan peneliti menentukan menggunakan waktu
penelitian selama 3 bulan yaitu November, Desember 2012,dan dilanjutkan Januari 2013.
Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut adalah selama 5
bulan dari bulan september sampai Januari 2013
C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 02 Titiwangi Kecamatan
Candipuro Kabupaten Lampung Selatan dengan jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 18
orang siswa perempuan dan 12 orang siswa laki-laki. Pertimbangan penulis mengambil
subyek penilitian tersebut dimana siswa kelas VI telah memiliki kemandirian, mampu
membaca, menulis,dan berhitung, serta memiliki penalaran yang cukup.
D. Prosedur (langkah-langkah penelitian)
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan aktivitas
pembelajaran Matematika khususnya pada pokok bahasan luas segibanyak sederhana,
dan luas lingkaran. dengan menggunakan strategi pembelajaran Contextual Teaching and
Learning.
Penelitaian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi. Seorang guru menjadi
pihak kolaborator sebagai observer dan peneliti sebagai pelaksana yang melaksanakan
pembelajaran di kelas dan sekaligus sebagai penanggung jawab penuh penelitian tindakan
ini.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga kali siklus yang sudah dianggap
mampu memenuhi kepuasan peneliti dalam mencapai hasil yang diinginkan dan
mengatasi persoalan yang ada. Siklus akan dilanjutkan ke siklus berikutnya jika belum
mencapai kriteria keberhasilan atau ketuntasan belajar yang telah ditetapkan oleh peneliti.
2. Langkah-langkah penelitian
Siklus 1
a. Perencanaan
Pada siklus pertama, dimulai dengan tahapan perencanaan yang diawali dengan
kegiatan pengenalan strategi pembelajaran pada siklus
pertama, dimulai dengan tahapan perencanaan yang diawali dengan kegiatan
pengenalan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning, yang
direncanakan kegiatan sebagai berikut:
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) matematika kelas VI pokok
bahasan luas segibanyak sederhana. Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) memuat skenario pembelajaran, alat peraga, LKS, alat evaluasi, dan
lembarobservasi aktivitas siswa serta kinerja guru.
b. Pelaksanaan
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaaan
Pembelajaran (RPP). Pada siklus pertama difokuskan pada kegiatan pembelajaran
dikelas. Kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Peneliti
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun bersama antara peneliti dan kolaborator .
2) Peneliti dan siswa melakukan tanya jawab melalui alat peraga berupa gambar
berbagai bentuk bangun datar, seperti ‘ coba sebutkan nama bangun datar 1, dan
2!”. Setelah siswa menjawab pertanyaan, lalu peneliti menyampaikan materi
sebagai pengantar dan mengarahkan suasana kelas menuju kondisi yang
diinginkan.
3) Peneliti membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Pembagian kelompok terdiri
dari 5 orang secara heterogen.
4) Peneliti membagikan LKS pada masing-masing kelompok. Adapun LKS yang
diberikan untuk semua kelompok adalah sama dan menjelaskan tugas-tugas
yang harus dilaksanakan untuk masing-masing kelompok.
5) Siswa melakukan diskusi untuk menyelesaikan tugas yang terdapat pada LKS.
Kondisi kelas disesuaikan kegiatan yang dilakukan, yaitu posisi kursi diputar
untuk saling berhadapan pada masing-masing kelompok.
6) Peneliti
sebagai fasilitator dan motivator bagi kelompok yang mengalami
kesulitan.
7) Kegiatan diarahkan pada kegiatan individu dari masing-masing kelompok, yaitu
bagi siswa yang berani mempersentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
8) Pada akhir pembelajaran, peneliti bersama siswa menyimpulkan pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
c. Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi secara langsung dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disusun dan melakukan penilaian terhadap hasil tindakan
dengan alat evaluasi yang telah ada.
Pada saat proses pembelajaran, kolaborator yang bertindak sebagai observer
melakukan pengamatan dan mencatat pelaksanaan pembelajaran yaitu mengenai
aktivitas siswa dan kinerja guru. Data yang diperoleh akan diolah, sehingga diperoleh
kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang
dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya.
d. Refleksi 1
Tahap akhir dari siklus pertama adalah tahapan refleksi. Pada tahapan refleksi
peneliti dan kolaborator menganalisis aktivitas siswa dan kinerja guru serta hasil
belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat
rencana tindakan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Siklus II
a. Perencanaan
Siklus kedua sama dengan siklus pertama. Siklus yang kedua juga terdiri dari
empat tahapan. Pada tahap perencanaan, dilakukan identifikasi masalah yang timbul
pada siklus pertama. Kegiatan ini dilakukan oleh pihak peneliti dan kolaborator
dengan mengacu pada hasil refleksi pada siklus pertama. Selanjutnya, dilakukan
penetapan alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan pada tahapan tindakan
penyusunan skenario pembelajaranyang mencakup alternatif pemecahan masalah
pada siklus pertama yang disusun sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada
stretegi pembelajaran Contextual Teaching and learning.
Pada siklus kedua ini pokok bahasan yang akan disampaikan adalah luas
lingkaran. Alat peraga/media yang digunakan
berupa benda-benda yang ada di
sekeliling siswa. Lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru yang digunakan
tetap sama seperti siklus pertama.
b. Pelaksanaan
Tahapan selanjutnya adalah tahap pelaksanaan. Pelaksanaan mengacu pada
skenario yang tertulis dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP). Kegiatan ini
diuraikan sebagai berikut.
1) Peneliti
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Perbaikan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun bersama antara peneliti dan
kolaborator.
2) Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa tentang benda-benda yang ada
disekitar siswa yang berbentuk lingkaran,
seperti “anak-anak coba kalian
sebutkan benda-benda yang ada di sekeliling kalian baik di dalam kelas atau
diluar kelas yang berbentuk lingkaran?”,dan pertanyaan lainnya yang
berhubungan dengan lingkaran.
3) Setelah siswa menjawab pertanyaan dari guru Peneliti menjelaskan materi
mengenai
luas lingkaran sebagai pengantar. Agar siswa tidak mengalami
kesulitan ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
4) Peneliti menyuruh siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang
secara heterogen.
5) Peneliti membagikan LKS pada masing-masing kelompok. LKS yang diberikan
pada masing-masing kelompok adalah sama.
6) Siswa melakukan kegiatan diskusi untuk memecahkan masalah yang ada pada
LKS. Peneliti berkeliling untuk memotivasi kelompok dan anggota
kelompoknya yang mengalami kesulitan.
7) Kelompok yang telah siap diberikan kesempatan untuk mempersentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
8) Masing-masing kelompok menanggapi atau memberikan pertanyaan yang kurang
dipahami dari apa yang dijelaskan olehtemannya, dan kelompok yang maju
kedepan memberi respon.
9) Diakhir pembelajaran peneliti bersama siswa menyimpulkan semua hasil diskusi
yang telah dipersentasikan.
c. Observasi
Sama dengan observasi yang dilakukan disiklus pertama, siklus kedua pada
tahapan observasi juga dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung
hingga pembelajaran berakhir.Pada tahapan ini dilakukan observasi secara langsung
dengan menggunakan format observasi yang telah disusun dan melakukan penilaian
terhadap hasil tindakan dengan format evaluasi yang telah ada.
Pada saat proses pembelajaran, kolaborator yang bertindak sebagai observer
melakukan pengamatan dan mencatat pelaksanaan pembelajaran yaitu mengenai
aktivitas siswa dan kinerja guru. Data yang diperoleh akan diolah, sehingga diperoleh
kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang
dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya.
d. Refleksi II
Pada tahapan refleski siklus kedua sama dengan seperti refleksi pada siklus
pertama. Peneliti dan kolaborator menganalisis proses pembelajaran yang dilakukan
oleh peneliti dan siswa, sehingga data yang diperoleh akan diolah, digeneralisasikan
agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus
yang dilaksankan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya.
Siklus III
a. Perencanaan
Siklus ketiga sama dengan siklus pertama dan kedua . Siklus yang ketiga juga
terdiri dari empat tahapan. Pada tahap perencanaan, dilakukan identifikasi masalah
yang timbul pada siklus kedua. Kegiatan ini dilakukan oleh pihak peneliti dan
kolaborator dengan mengacu pada hasil refleksi pada siklus kedua. Selanjutnya,
dilakukan penetapan alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan pada
tahapan tindakan. Pada siklus III Peneliti dan kolaborator menyusun skenario
pembelajaran dengan materi pembelajaran volume prisma segitiga dengan langkahlangkah pembelajaran sesuai dengan stretegi pembelajaran Contextual Teaching and
Learning.
Pada siklus ketiga ini alat peraga yang digunakan berupa benda berbentuk prisma
segitiga. Lembar observasi yang digunakan masih sama dengan siklus I dan II, yaitu
lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.
b. Pelaksanaan
Tahapan selanjutnya adalah tahap pelaksanaan. Pelaksanaan mengacu pada
skenario yang tertulis dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP). Kegiatan ini
diuraiakan sebagai berikut.
a. Peneliti
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Perbaikaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun bersama antara peneliti dan kolaborator.
b. Peneliti dan siswa melakukan tanya jawab mengenai alat peraga yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran seperti. “anak-anak perhatikan bentuk bangun apa
yang bapak pegang? coba siapa yang tahu angkat tangan.”
c. Setelah siswa menjawab pertanyaan dari guru, Peneliti menjelaskan kompetensi
yang harus dicapai dalam kegiatan pembelajaran, dan peneliti menyampaikan
materi mengenai volume prisma segitiga sebagai pengantar. Agar siswa tidak
mengalami kesulitan ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
d. Peneliti meminta siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5- 6 orang
secara heterogen.
e. Peneliti membagikan LKS dan sebuah alat peraga pada masing-masing kelompok.
LKS dan alat peraga yang diberikan masing-masing kelompok adalah sama.
f. Siswa melakukan kegiatan diskusi untuk memecahkan masalahyang ada pada
LKS.
Peneliti
berkeliling
untuk
memotivasi
kelompok
dan
anggota
kelompoknya yang mengalami kesulitan.
g. Kelompok yang telah siap diberikan kesempatan untuk mempersentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
h. Masing-masing kelompok menaggapi atau memberikan pertanyaan yang kurang
dipahami dari apa yang dijelaskan oleh temannya, dan kelompok yang maju ke
depan memberikan respon dari apa yang dipertanyakan oleh kelompok lain.
i. Diakhir pembelajaran peneliti bersama siswa menyimpulkan semua hasil diskusi
yang telah dipersentasikan.
c. Observasi
Sama dengan observasi yang dilakukan disiklus pertama, dan siklus kedua. Pada
siklus ketiga tahapan observasi juga dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung hingga pembelajaran berakhir. Pada tahapan ini dilakukan observasi
secara langsung dengan menggunakan format observasi yang telah disusun dan
melakukan penilaian terhadap hasil tindakan dengan format evaluasi yang telah ada.
Pada saat proses pembelajaran, kolaborator yang bertindak sebagai observer
melakukan pengamatan dan mencatat pelaksanaan pembelajaran yaitu mengenai
aktivitas siswa dan kinerja guru. Data yang diperoleh akan diolah, sehingga diperoleh
kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang
dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya
d. Refleksi III
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh peneliti dan kolaboratoruntuk mengkaji
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mengkaji aktivitas serta hasil
belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat
rencana pembelajaran tindakan pada siklus selanjutnya hingga tercapai tujuan yang
diharapkan dari penelitian tindakan kelas.
3. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan informasi dan data selama penelitian, maka digunakan beberapa
instrumen yakni:
1) Lembar panduan observasi
Instrument ini dirancang peneliti agar dapat berkolaborasi dengan observer.
Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
aktivitas
belajar siswa, dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti selama
penelitian tindakan kelas.
2) Lembar kerja Siswa (LKS)
LKS digunakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan penerapan
pendekatan Contextual Teaching and Learning untuk membentuk pemahaman siswa
terhadap materi yang dipelajari. Selain itu LKS dapat memberikan pengalaman
langsung berupa langkah-langkah dalam melakukan sebuah kegiatan sehingga
menarik untuk diikuti oleh siswa.
3) Tes Hasil Belajar
Instrument ini digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum dan
sesudah melakukan kegiatan pembelajaran disetiap siklusnya. Tes ini berisikan soal
yang berkaitan dengan materi yang akan dan telah dipelajari sebelumnya. Tes hasil
belajar ini juga digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar
siswa khususnya mengenai penguasaan materi yang dibelajarkan. Bentuk tes berupa
soal uraian.
4. Tehnik analisis data
Analisis data digunakan untuk mencermati setiap langkahyang dibuat, mulai dari
tahap persiapan, proses,sampai dengan hasil penelitian, dan dilakukan untuk
memperkirakan apakah semua aspek dalam pembelajaran yang terlibat didalamnya sudah
sesuai dengan kapasitasnya.
Data yang diperoleh dalam penelitaian terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Data Kualitatif
Data kualitatif yang diperoleh dari hasil pengamatan adalah proses penilaian
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap tingkah laku peserta
didik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sebagi alat evaluasi baru lembar
pengamatan dipakai untuk: (a) menilai minat, sikap dan nilai-nilai yang terkandung
dalam diri peserta didik dan (b) melihat proses kegiatan pembelajaran baik individu
maupun kelompok. Teknik yang digunakan adalah daftar ceklis. Analisis ini dihitung
dengan menggunakan rumus sederhana yaitu:
A = ∑ Siswa aktivitas x 100 %
∑ Siswa
b. Data kuantitatif
Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu
suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika.Analisis ini hanya menggunakan
statistik sederhana, yaitu sebagai berikut.
1. Rumus Peningkatan Nilai
Nilai sesudah tindakan – Nilai sebelum tindakan
Presentase peningkatan =
Nilai sebelum Tindakan
X 100
(Arikunto, 2006)
2. Rata-rata Hasil Belajar
X = ∑ nilai siwa
∑siswa
X = Rata-rata Hasil Belajar
3. Ketuntasan belajar klasikal
KTB = ∑ Siswa yang tuntas belajar x 100 %
∑Seluruh siswa
KTB = Ketuntasan Belajar Klasikal
5. Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah dengan menggunakan
strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada mata pelajaran
Matematika Kelas VI diharapkan.
1. Aktivitas belajar siswa dapat meningkat, sesuai dengan target yang telah ditetapkan
yaitu 51%-75% pada masing-masing aspek.
2. Tercapainya ketuntasan belajar individual dengan nilai KKM 65.
3. Tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 80%.
BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui beberapa tindakan, dari
siklus I, II, dan III serta berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Strategi pembelajaran contextual teaching and learning sangat efektif untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri 02 Titiwangi.
1. Strategi pembelajaran contextual teaching and learning sangat efektif untuk
meningkatkan hasil belajar matematika pada kelas VI SD Negeri 02 Titiwangi.
B.
Saran
Berdasarkan pengamatan peneliti selama melaksanakan penelitian tindakan kelas
pada kelas VI SD Negeri 02 Titiwangi Kecamatan Candipuro Kabupaten Lampung
Selatan,
peneliti
menyarankan
bahwa
mengajar
dengan
menggunakan
strategi
pembelajaran contextual teaching and learning ini perlu untuk dilaksankan oleh guru,
karena dengan menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching and learning siswa
merasa proses belajarnya lebih bermakna karena materi pembelajaran yang disampaikan
oleh peneliti dikaitkan dengan keadaan yang sebenarnya (nyata) selain itu juga strategi
pembelajaran contextual teaching and learningdapat meningkatkan hasil belajar siswa.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
PADA KELAS VI SD NEGERI 02 TITWANGI
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
(Skripsi)
Oleh
WINARMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
PADA KELAS VI SD NEGERI 02 TITWANGI
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
WINARMI
NPM 1013079167
SkripsiPenelitianTindakanKelas
Sebagai Salah SatuSyaratUntukMencapaiGelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan PGSD DalamJabatan
FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. ........................................................................................................Baganpenelitiande
skripsipersiklus........................................................................................ 16
2. ........................................................................................................Grafikpengamatan
aktivitassiswa .......................................................................................... 47
3. ........................................................................................................Grafikpengamatan
kinerja guru ............................................................................................. 47
4. ........................................................................................................Grafikketuntasanb
elajardannilai rata-rata............................................................................. 48
5. ........................................................................................................Aktivitassiswasikl
us I........................................................................................................... 109
6. ........................................................................................................Aktivitassiswasikl
us II ......................................................................................................... 110
7. ........................................................................................................Aktivitassiswasikl
us III ........................................................................................................ 111
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL...............................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. ......................................................................................................LatarBelakang
1
B. ......................................................................................................IdentifikasiMasala
h............................................................................................................... 3
C. ......................................................................................................RumusanMasalah
3
D. ......................................................................................................TujuanPenelitian
4
E........................................................................................................ManfaatPenelitian
4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. ........................................................................................................LandasanTeori
6
1..................................................................................................PeningkatanPembe
lajaran............................................................................................... 6
2..................................................................................................AktivitasBelajar
7
3..................................................................................................Matematika
8
4..................................................................................................StrategiPembelajar
an...................................................................................................... 9
5..................................................................................................Contextual
Teaching and Learning....................................................................10
6..................................................................................................HasilBelajar
.........................................................................................................13
2. ........................................................................................................HipotesisTindakan
..................................................................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN
A. ......................................................................................................MetodePenelitian
15
B. ......................................................................................................LokasidanWaktuP
enelitian................................................................................................... 16
C. ......................................................................................................SubyekPenelitian
17
D. ......................................................................................................ProsedurPenelitian
17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. ......................................................................................................HasilPenelitian
31
1...................................................................................................Siklus I
31
a.............................................................................................Perencanaan
31
b.............................................................................................Pelaksanaan
32
c.............................................................................................Observasi 33
d.............................................................................................Refleksi
35
2...................................................................................................Siklus II
36
a.............................................................................................Perencanaan
36
b.............................................................................................Pelaksanaan
36
c.............................................................................................Observasi 38
d.............................................................................................Refleksi
39
3...................................................................................................Siklus III 40
a.............................................................................................Perencanaan
40
b.............................................................................................Pelaksanaan
40
c.............................................................................................Observasi 42
d.............................................................................................Refleksi
43
B. ......................................................................................................Pembahasan
44
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 50
LAMPIRAN ....................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, dkk.2008. Penelitian Tindakan Kelas. CV Yrama Widya, Bandung
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara,
Jakarta.
Depdiknas, 2006.StandarIsi dan Standar Kompetensi. Pustaka Candra, Jakarta.
Depdiknas, 2002. Pengembangan Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pusat Kurikulum Balitbang. Depdiknas, Jakarta.
Depdiknas, 2003. Pendekatan contextual Teaching and Learning (CTL).
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
Depdikbud, 1991. KamusbesarBahasa Indonesia.BalaiPustaka, Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Sinar Grafika, Jakarta.
Hufad Ahmad, 2009. PenelitianTindakanKelas.DirjenPendidikan
Islam Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta.
Kasihani K. E.. 2003. Pembelajaran Berbasis CTL. FKSS UM Malang, Malang.
Kusuma, D. 2009, Contextual Teaching And Learning. Rahayasa, Yogyakarta.
Chatib, Munif. 2010. SekolahnyaManusia. MizanPustaka, Bandung.
Nurdin. April 2009. Implementasi Pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) Dalam meningkatkan Hasil Belajar.
(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/UR.Administrasi Pendidikan/197907122005011Nurdin/Karya Ilmiah (diakses tanggal 26 September 2012)
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Dirjen
Pendidikan Tinggi Depdiknas, Jakarta.
Sanjaya,W.2009.StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan.
Kencana, Jakarta.
Sardiman. 2004. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja grasindo
Persada, Jakarta.
Suparno. 2003. Pembelajaran Bahasa Indonesia Kontekstual. FKSS UM Malang,
Malang.
Syarif. “ Pembelaaran Matematika Sekolah.”
http://syarifartikel.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-matematika-sekolah- html
(diakses tanggal 27 September 2012)
Yamin Martinis. 2009. ManajemenPembelajaranKelas. Gaung Persada, Jakarta.
Uno.B.Hamzah, 2008.Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara, Jakarta.
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. ........................................................................................................Aktivitasbelajarsis
wasiklus I ............................................................................................. 34
2. ........................................................................................................Aktivitasbelajarsis
wasiklus II ................
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
PADA KELAS VI SD NEGERI 02 TITWANGI
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
WINARMI
Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika
menggunakan strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning pada Kelas VISD
Negeri 02 Titiwangi.
Khususnya pada pokok bahasan luas segibanyak sederhana, luas
lingkaran, dan volume prisma segitiga.
Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini selama 5 bulan dimulai dari perencanaan hingga
penyusunan laporan. Prosedur dalam pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus, yang terdiri
dari siklus I, II, dan III. Pada setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Tehnik pengmpulan data dalam penelitian ini melalui lembar
observasi aktivitas siswa, kinerja guru, dan hasil belajar siswa pada setiap siklus.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus I aktivitas siswa cukup baik dengan nilai
skor rata-rata 2,25, hasil ketuntasan belajar siwa 48,14 % dan skor kinerja guru dalam
pembelajaran 3,30 (kategori cukup) . Pada siklus II aktivitas siswa meningkat menjadi baik
dengan nilai skor rata-rata 2,75, hasil ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 68,96% diikuti
oleh kinerja guru yang sudah baik dengan skor 3,87. Dan pada siklus III aktivitas siswa
meningkat menjadi sangat baik dengan kenaikan nilai skor rata-rata 3,25, hasil ketuntasan
belajarpun telah mencapai target yaitu 86,66 %. Disertai dengan kenerja guru yang tetap baik
dengan peningkatan skor yakni 4,17. Jika dilihat dari ketuntasan pembelajaran pra siklus yang
hanya mencapai 43,33 %, maka dengan menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching
and learning aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklus ( I, II, dan III) meningkat diikuti
ketuntasan belajar pun tercapai.
Kata kunci: aktivitas siswa, hasil belajar, Contextual Teaching and Learning
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan telah terjadi dimana-mana, termasuk di dunia pendidikan. Dunia pendidikan
secara terus menerus mengalami proses perubahan dan perkembangan, ini berawal dari tidak
ada menjadi ada, dari yang sudah ada menjadi lebih baik, dan yang sudah baik menjadi lebih
baik dan sempurna, dan seterusnya. Proses yang terjadi di dunia pendidikan kita saat ini
secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dalam masyarakat.
Ada kecendrungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar
lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak
mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi
pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek tetapi
gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Berdasarkan permasalahan yang ada di SD Negeri 02 Titiwangi khususnya kelas VI,
dalam pembelajaran matematika yang dilaksanakan selama ini hanya menggunakan
pendekatan ekpositori, yaitu guru hanya menyampaikan informasi dengan ceramah,
memberi contoh soal dan jawaban, kemudian memberikan
soal latihan yang harus
dikerjakan siswa baik di sekolah maupun di rumah (PR). Kegiatan pembelajaran berfokus
pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan siswa hanya mendengarkan penjelasan
dari guru, sehingga sering mengabaikan pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Padahal
selama proses pembelajaran siswa dituntut berperan aktif dalam memahami materi yang
diajarkan, agar ia mampu mencapai tujuan pembelajaran. Kejadian tersebut berdampak
pada aktivitas belajar siswa yang rendah dan hasil belajar siswa yang belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan penilaian hasil belajar siswa pada pokok
bahasan sebelumnya (pra siklus) yang dilaksanakan pada tanggal 17 September 2012 dari
30 orang 43,33% (13 orang) telah mencapai KKM, dan 56,66% (17 orang) belum mencapai
KKM. Adapun KKM yang diharapkan pada pembelajaran Matematika adalah 65.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengatasi permasalahan di atas, sebab menurut
Sanjaya (2009) strategi pembelajaran contextual teaching and learning merupakan strategi
yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Dengan konsep itu,
aktivitas pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan
mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan
daripada hasil. Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai
tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi
informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari
menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.Begitulah peran guru di kelas yang dikelola
dengan pendekatan kontekstual.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti
mengangkat
judulPeningkatan
Aktivitas
dan
Hasil
Belajar
Matematika
Dengan
Menggunakan Strategi Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Kelas
VI SD Negeri 2 Titiwangi Tahun Pelajaran 2012/2013.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalah pembelajaran matematika adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan pembelajaran yang masih menggunakan pendekatan ekspositori.
2. Aktivitas belajar siswa yang masih rendah.
3. Tidak tercapainya nilai KKM.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di depan, maka rumusan permasalah
penelitian ini adalah:
Apakah Strategi Pembelajaran Contextual
1.
Teaching And Learning (CTL)dapat meningkatkan aktivitasbelajar Siswa Kelas VI di SD
Negeri 02 Titiwangi?
Apakah Strategi Pembelajaran Contextual
2.
Teaching And Learning (CTL)dapat meningkatkan hasilbelajarmatematika Siswa Kelas
VI di SD Negeri 02 Titiwangi?
D.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana yang telah dikemukakan di
atas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji efektifnya Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) dalam meningkatkan aktivitas belajar siswaKelas VI SD Negeri 02 Titiwangi.
2. Untuk menguji efektifnya Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) dalam meningkatkan hasil belajar siswaKelas VI SD Negeri 02 Titiwangi Tahun
Pelajaran 2012/2013.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran, siswa dapat memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman nyata, sehingga aktivitas pembelajaran siswa lebih bermakna dan hasil
belajar yang di harapkan dapat tercapai sesuai dengan ketuntasan belajar yang telah
ditentukan.
2. Guru
Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan pembelajaran di kelasnya dan
membantu guru dalam upaya pencapaian hasil belajar. serta menambah wawasan
sehingga menjadi guru yang profesional. Karena belajar bukanlah sekedar memperoleh
konsep yang siap untuk diingat, tetapi materi- materi pelajaran yang disampaikan
dihubungkan dengan situasi kehidupan nyata. Sehingga aktivitas pembelajaran siswa
lebih bermakna.
3. Sekolah (SD Negeri 02 Titiwangi)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang bermanfaat bagiSD
Negeri 02 Titiwangi terutama dalam rangka perbaikan pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
4. Peneliti
Menambah pengatahuan tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan Sebagai
pengetahuan dalam upaya meningkatan aktivitas belajar siswa melalui Strategi
pembelajaran Contextual Teaching And Learning.
.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Peningkatan Pembelajaran
Istilah peningkatan diambil dari kata dasar tingkat (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1990) makna kata peningkatan itu sendiri adalah proses, perbuatan, cara
meningkatkan (usaha, kegiatan) untuk mencapai suatu tujuan. Sebagaimana kita ketahui
bahwa Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Kata pembelajaran sendiri
diambil dari kata belajar. Hamalik (2008), menjelaskan bahwa
belajar bukan hanya
mengingat tetapi lebih dari itu yaitu mengalami. dan menurut Suparno (2003), belajar
adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku
sebagai hasil dari suatu praktik atau latihan. Sedangkan menurut Munif
(2010)
pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi
dan siswa sebagai penerima informasi.
Dengan demikian peningkatan pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang
di dalamnya terdapat proses mentransfer ilmu melalui kegiatan yang menghubungkan
materi dengan kehidupan sehari-hari agar terjadi perubahan tingkah laku yang relatif
permanen.
2. Aktivitas Belajar
Sardiman(2004) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang
melibatkan seluruh panca indra yang dapat membuat seluruh anggota tubuh dan pikiran
terlibat dalam proses belajar.
Paul D Diedrichdalam Sardirman (2004) membagi aktivitas belajar kedalam
delapan kelompok, yaitu :
1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral activities, seperti : menyetakan, merumuskan, bertanya, memberisaran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi,
musik, pidato.
4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan
membuat konstruksi, model merparasi, bermain, berkebun.
7. Mental activities, sebagai contoph misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8. Emotional activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan,gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Dengan demikian dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
adalah kegiatan-kegiatan
yang melibatkan seluruh panca indra yang berhubungan
dengan materi pelajaran, sehingga siswa aktif melakukan aktivitas agar siswa tersebut
dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu hakikat siswa sebagai
subjek belajar terpenuhi, sebab siswalah yang beraktivitas.
3. Matematika
Matematika merupakan satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD),
Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang logika, mengenai bentuk, susunan,
besaran, dan konsep –konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya.
Menurut Soedjadi (2009) dalam Syarif matematika sekolah adalah bagian atau unsur
dari matematika yang dipilih antara lain dengan pertimbangan atau berorentasi pada
pendidikan.
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa matematika
adalah ilmu yang mendasari berbagai disiplin ilmu untuk memajukan daya pikir
manusia yang diajarkan sesuai dengan jenjang pendidikan.
Sedangkan fungsi matematika sebagaimana terdapat dalam Standar Kompetensi
(2006) disebutkan bahwa Matematika berfungsi untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama.Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat
memiliki kemeampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Tujuan pembelajaran matematika pada tingkat Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan kosep atau algoritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat, dalam
pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat melekukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengomunasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
dan percaya diri dalam pemecahan masalah. (Standar Kompetensi, 2006)
4. Strategi Pembelajaran
Kemp dalam Sanjaya (2009) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas,
Dick dan Carey dalam Martinis (2009) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran
itu adalah satu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersamasama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Jadi dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran adalah serangkaian rencana kegiatan pembelajaran yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan metode dan fasilitas, serta sumber belajar yang bertujuan untuk
tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa.
5. Contextual Teaching and Learning
Contextual Teaching and Learning
adalah suatu strategi pembelajaran yang
menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Kata kontekstual (contextual) berasal dari context yang berarti “hubungan, suasana
dan keadaan “ sehingga contextual Teaching and Learning dapat diartikan sebagai
pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu (Kusuma. 2009). Menurut
Depdiknas (2003) Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diaarkan dengan situasi nyata dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Pernyataan di atas sesuai dengan pendapat Nurdin (2009) bahwa pembelajaran
kontekstual (Contextual Teaching and Learning)merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materiyang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswamembuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya denganpenerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.
Senada dengan pendapat di atas, Kasihani (2003) menyatakan bahwa
Pembelajaran ini memotivasi siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang diperoleh
di kelas dan penerapannya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga, sebagai
anggota masyarakat dan nantinya sebagai tenaga kerja. Mirip dengan definisi di atas
Suparno (2003) mendefinisikan pendekatan kontekstual merupakan pembelajaran yang
memiliki acuan konsep mengajar dan belajar yang membantu guru dalam
menghubungkan mata pelajaran (konten) dengan situasi nyata dan yang memotivasi
siswa dalam menghubungkan pengetahuan dan menerapkan pengetahuannya itu dalam
kehidupan sehari-hari. Berbeda sudut pandang dengan kedua definisi di atas Depdiknas
(2002)mendefinisikan pendekatan kontekstual sebagai sebuah pendekatan pembelajaran
yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan. Melalui hubungan
di dalam dan di luar ruang kelas, suatu pendekatan pembelajaran kontekstual
menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun
pengetahuan
yang akan mereka terapkan dalampembelajaran seumur hidup.
Pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang mengkaitkan materi pelajaran
yang dipelajari siswa dengan konteks dimana materi tersebutdigunakan, serta
berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau gaya/cara siswa belajar.
a. Asas-asas Pendekatan Kontekstual
Pendekatan pembelajaran kontekstual memiliki tujuh komponen utama,
yaitu konstruktivisme (Constructivisme), menemukan (Inquiry), bertanya
(Questioning), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan
(Modeling), refleksi (Reflection), dan penilaian autentik (Dharma Kusuma,
2009).
Ketujuh asas-asas tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Konstruktivisme(Constructivisme)
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual,
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekaligus.
2. Penemuan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian pokok dari kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan hasil dari menemukan sendiri.
3. Bertanya (Questioning)
Bertanya merupakan strategi yang utama dalam pendekatan kontekstual.
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk
mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat belajar mengisyaratkan agar hasil belajar diperoleh
dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar
teman, antar kelompok atau bahkan denganorang di sekitarnya.
5. Pemodelan (Modeling)
Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan,
mendemontrasikan agar siswanya belajar, melakukan agar siswa-siswanya
melakukan.
6. Reflkesi (Reflection)
Reflkesi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir
ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa yang lalu..
7. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Authentic Assessment adalah prosedur penilaian pada pendekatan
pembelajaran kontekstual.
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapaitujuannya.
Maksudnya
guru
lebih banyak berurusan
dengan strategi pembelajaran pada
memberi informasi.Tugas guru mengelola kelas sebagaiteam yang bekerjasama
untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggotakelasnya. Kontekstualnya hanya
sebagai
strategi.
Pembelajaran Kontekstualdikembangkan
dengan
tujuan
agar
pembelajaran lebih produktif danbermakna.Sebuah kelas
dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jikamenerapkan kan
ketujuh komponen pembelajaran kontekstual tersebut di atas.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Contextual
Teaching and learningadalah sebuah proses pembelajaran, dengan tujuh komponen
pembelajaran kontekstual tersebut di atas, bertujuan membantu siswa melihat makna di
dalam materi pembelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan materi
tersebut dengan konteks kehidupan mereka.
Langkah langkah pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut:
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara
berkerja sendiri, menemukan sendiri danmengkonstruksisendiri
pengetahuan dan kentrampilan barunya.
b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c. Kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok kelompok)
e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
6.
Hasil Belajar
Arikunto (2006) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah
mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat
diamati,dan dapat diukur”. Sementara Hamalik (2008) mengatakan bahwa hasil belajar
tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati
dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.
Benjamin S. Bloom (dalam Ruminiati, 2007) mengklasifikasikan hasil belajar dalam
tiga ranah yaitu :
a. Ranah kognitif, yang terdiri dari enam kategori yaitu : pengetahuan, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah afektif, yang berkenaan dengan sikap terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak.
Hasil belajar yang diidentifikasi dalam hal ini mengacu pada ranah kognitif.
Dengan demikian dari uraian di atas jelas bahwa
pembelajaran
adalah
menghasilkan
kemampuan
akhir dari suatu proses
seseorang
yang
mencakup
pengetahuan, sikapdan keterampilan, yang merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar.
B. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah:
1. Melalui Strategi Pembelajaran Contextual Teaching And Learning
dapat
meningkatkan aktivitasbelajar siswa Kelas VI SD Negeri 02 Titiwangi Tahun
Pelajaran 2012/2013.
Melalui Strategi Pembelajaran Contextual Teaching And Learning dapat
meningkatkanhasilbelajar Matematika pada Kelas VI SD Negeri 02 Titiwangi Tahun Pelajaran
2012
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Menurut Aqib, dkk (2008) Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar
siswa meningkat. Sedangkan menurut Arikunto (2006) Penelitian Tindakan Kelas adalah
penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan
mutu praktik pembelajaran.
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk siklus dimana
penggunaan siklus ini tidak hanya satu kali tetapi digunakan berulang-ulang hingga
pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
Menurut Hufad (2009) menyatakan bahwa tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah
sebagai berikut : 1) Untuk melakukan perubahan atau peningkatan praktik pendidikan yang
teliti secara lebih langsung. 2). Untuk mendekatkan hasil penelitian dengan praktik guru di
lapangan sehingga berdasarkan hasil riset guru dapat memperbaiki kinerjanya. 3).
Mengembangkan profesionalisme para pendidik dalam lingkup kerja.
Menuut Hopkins dalam Arikunto, (2006) daur ulang dam setiap siklus diawali dengan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi dari proses pelaksanaan
tindakan, dan refleksi dan seterusnya sehingga peningkatan yang diharapkan tercapai
(kriteria keberhasilan).
Penyusunan Rencana
Tindakan
Refleksi 1
Observasi
Pelaksanaan
Tindakan
Penyusunan
Rencana perbaikan
Refleksi II
observasi
Penyusunan Rencana
perbaikan
Refleksi III
Pelaksanaan
Tindakan
Pelaksanaan
Tindakan
observasi
Gambar 2. Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Kemmis dan MC Taggart (dalam Hufad, 2009)
B.
Lokasi dan Waktu
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri 02 Titiwangi Kecamatan
Candipuro Kabupaten Lampung Selatan. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan
pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data,
peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi peneliti.
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan peneliti menentukan menggunakan waktu
penelitian selama 3 bulan yaitu November, Desember 2012,dan dilanjutkan Januari 2013.
Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut adalah selama 5
bulan dari bulan september sampai Januari 2013
C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 02 Titiwangi Kecamatan
Candipuro Kabupaten Lampung Selatan dengan jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 18
orang siswa perempuan dan 12 orang siswa laki-laki. Pertimbangan penulis mengambil
subyek penilitian tersebut dimana siswa kelas VI telah memiliki kemandirian, mampu
membaca, menulis,dan berhitung, serta memiliki penalaran yang cukup.
D. Prosedur (langkah-langkah penelitian)
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan aktivitas
pembelajaran Matematika khususnya pada pokok bahasan luas segibanyak sederhana,
dan luas lingkaran. dengan menggunakan strategi pembelajaran Contextual Teaching and
Learning.
Penelitaian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi. Seorang guru menjadi
pihak kolaborator sebagai observer dan peneliti sebagai pelaksana yang melaksanakan
pembelajaran di kelas dan sekaligus sebagai penanggung jawab penuh penelitian tindakan
ini.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga kali siklus yang sudah dianggap
mampu memenuhi kepuasan peneliti dalam mencapai hasil yang diinginkan dan
mengatasi persoalan yang ada. Siklus akan dilanjutkan ke siklus berikutnya jika belum
mencapai kriteria keberhasilan atau ketuntasan belajar yang telah ditetapkan oleh peneliti.
2. Langkah-langkah penelitian
Siklus 1
a. Perencanaan
Pada siklus pertama, dimulai dengan tahapan perencanaan yang diawali dengan
kegiatan pengenalan strategi pembelajaran pada siklus
pertama, dimulai dengan tahapan perencanaan yang diawali dengan kegiatan
pengenalan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning, yang
direncanakan kegiatan sebagai berikut:
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) matematika kelas VI pokok
bahasan luas segibanyak sederhana. Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) memuat skenario pembelajaran, alat peraga, LKS, alat evaluasi, dan
lembarobservasi aktivitas siswa serta kinerja guru.
b. Pelaksanaan
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaaan
Pembelajaran (RPP). Pada siklus pertama difokuskan pada kegiatan pembelajaran
dikelas. Kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Peneliti
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun bersama antara peneliti dan kolaborator .
2) Peneliti dan siswa melakukan tanya jawab melalui alat peraga berupa gambar
berbagai bentuk bangun datar, seperti ‘ coba sebutkan nama bangun datar 1, dan
2!”. Setelah siswa menjawab pertanyaan, lalu peneliti menyampaikan materi
sebagai pengantar dan mengarahkan suasana kelas menuju kondisi yang
diinginkan.
3) Peneliti membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Pembagian kelompok terdiri
dari 5 orang secara heterogen.
4) Peneliti membagikan LKS pada masing-masing kelompok. Adapun LKS yang
diberikan untuk semua kelompok adalah sama dan menjelaskan tugas-tugas
yang harus dilaksanakan untuk masing-masing kelompok.
5) Siswa melakukan diskusi untuk menyelesaikan tugas yang terdapat pada LKS.
Kondisi kelas disesuaikan kegiatan yang dilakukan, yaitu posisi kursi diputar
untuk saling berhadapan pada masing-masing kelompok.
6) Peneliti
sebagai fasilitator dan motivator bagi kelompok yang mengalami
kesulitan.
7) Kegiatan diarahkan pada kegiatan individu dari masing-masing kelompok, yaitu
bagi siswa yang berani mempersentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
8) Pada akhir pembelajaran, peneliti bersama siswa menyimpulkan pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
c. Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi secara langsung dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disusun dan melakukan penilaian terhadap hasil tindakan
dengan alat evaluasi yang telah ada.
Pada saat proses pembelajaran, kolaborator yang bertindak sebagai observer
melakukan pengamatan dan mencatat pelaksanaan pembelajaran yaitu mengenai
aktivitas siswa dan kinerja guru. Data yang diperoleh akan diolah, sehingga diperoleh
kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang
dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya.
d. Refleksi 1
Tahap akhir dari siklus pertama adalah tahapan refleksi. Pada tahapan refleksi
peneliti dan kolaborator menganalisis aktivitas siswa dan kinerja guru serta hasil
belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat
rencana tindakan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Siklus II
a. Perencanaan
Siklus kedua sama dengan siklus pertama. Siklus yang kedua juga terdiri dari
empat tahapan. Pada tahap perencanaan, dilakukan identifikasi masalah yang timbul
pada siklus pertama. Kegiatan ini dilakukan oleh pihak peneliti dan kolaborator
dengan mengacu pada hasil refleksi pada siklus pertama. Selanjutnya, dilakukan
penetapan alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan pada tahapan tindakan
penyusunan skenario pembelajaranyang mencakup alternatif pemecahan masalah
pada siklus pertama yang disusun sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada
stretegi pembelajaran Contextual Teaching and learning.
Pada siklus kedua ini pokok bahasan yang akan disampaikan adalah luas
lingkaran. Alat peraga/media yang digunakan
berupa benda-benda yang ada di
sekeliling siswa. Lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru yang digunakan
tetap sama seperti siklus pertama.
b. Pelaksanaan
Tahapan selanjutnya adalah tahap pelaksanaan. Pelaksanaan mengacu pada
skenario yang tertulis dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP). Kegiatan ini
diuraikan sebagai berikut.
1) Peneliti
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Perbaikan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun bersama antara peneliti dan
kolaborator.
2) Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa tentang benda-benda yang ada
disekitar siswa yang berbentuk lingkaran,
seperti “anak-anak coba kalian
sebutkan benda-benda yang ada di sekeliling kalian baik di dalam kelas atau
diluar kelas yang berbentuk lingkaran?”,dan pertanyaan lainnya yang
berhubungan dengan lingkaran.
3) Setelah siswa menjawab pertanyaan dari guru Peneliti menjelaskan materi
mengenai
luas lingkaran sebagai pengantar. Agar siswa tidak mengalami
kesulitan ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
4) Peneliti menyuruh siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang
secara heterogen.
5) Peneliti membagikan LKS pada masing-masing kelompok. LKS yang diberikan
pada masing-masing kelompok adalah sama.
6) Siswa melakukan kegiatan diskusi untuk memecahkan masalah yang ada pada
LKS. Peneliti berkeliling untuk memotivasi kelompok dan anggota
kelompoknya yang mengalami kesulitan.
7) Kelompok yang telah siap diberikan kesempatan untuk mempersentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
8) Masing-masing kelompok menanggapi atau memberikan pertanyaan yang kurang
dipahami dari apa yang dijelaskan olehtemannya, dan kelompok yang maju
kedepan memberi respon.
9) Diakhir pembelajaran peneliti bersama siswa menyimpulkan semua hasil diskusi
yang telah dipersentasikan.
c. Observasi
Sama dengan observasi yang dilakukan disiklus pertama, siklus kedua pada
tahapan observasi juga dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung
hingga pembelajaran berakhir.Pada tahapan ini dilakukan observasi secara langsung
dengan menggunakan format observasi yang telah disusun dan melakukan penilaian
terhadap hasil tindakan dengan format evaluasi yang telah ada.
Pada saat proses pembelajaran, kolaborator yang bertindak sebagai observer
melakukan pengamatan dan mencatat pelaksanaan pembelajaran yaitu mengenai
aktivitas siswa dan kinerja guru. Data yang diperoleh akan diolah, sehingga diperoleh
kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang
dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya.
d. Refleksi II
Pada tahapan refleski siklus kedua sama dengan seperti refleksi pada siklus
pertama. Peneliti dan kolaborator menganalisis proses pembelajaran yang dilakukan
oleh peneliti dan siswa, sehingga data yang diperoleh akan diolah, digeneralisasikan
agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus
yang dilaksankan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya.
Siklus III
a. Perencanaan
Siklus ketiga sama dengan siklus pertama dan kedua . Siklus yang ketiga juga
terdiri dari empat tahapan. Pada tahap perencanaan, dilakukan identifikasi masalah
yang timbul pada siklus kedua. Kegiatan ini dilakukan oleh pihak peneliti dan
kolaborator dengan mengacu pada hasil refleksi pada siklus kedua. Selanjutnya,
dilakukan penetapan alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan pada
tahapan tindakan. Pada siklus III Peneliti dan kolaborator menyusun skenario
pembelajaran dengan materi pembelajaran volume prisma segitiga dengan langkahlangkah pembelajaran sesuai dengan stretegi pembelajaran Contextual Teaching and
Learning.
Pada siklus ketiga ini alat peraga yang digunakan berupa benda berbentuk prisma
segitiga. Lembar observasi yang digunakan masih sama dengan siklus I dan II, yaitu
lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.
b. Pelaksanaan
Tahapan selanjutnya adalah tahap pelaksanaan. Pelaksanaan mengacu pada
skenario yang tertulis dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP). Kegiatan ini
diuraiakan sebagai berikut.
a. Peneliti
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Perbaikaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun bersama antara peneliti dan kolaborator.
b. Peneliti dan siswa melakukan tanya jawab mengenai alat peraga yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran seperti. “anak-anak perhatikan bentuk bangun apa
yang bapak pegang? coba siapa yang tahu angkat tangan.”
c. Setelah siswa menjawab pertanyaan dari guru, Peneliti menjelaskan kompetensi
yang harus dicapai dalam kegiatan pembelajaran, dan peneliti menyampaikan
materi mengenai volume prisma segitiga sebagai pengantar. Agar siswa tidak
mengalami kesulitan ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
d. Peneliti meminta siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5- 6 orang
secara heterogen.
e. Peneliti membagikan LKS dan sebuah alat peraga pada masing-masing kelompok.
LKS dan alat peraga yang diberikan masing-masing kelompok adalah sama.
f. Siswa melakukan kegiatan diskusi untuk memecahkan masalahyang ada pada
LKS.
Peneliti
berkeliling
untuk
memotivasi
kelompok
dan
anggota
kelompoknya yang mengalami kesulitan.
g. Kelompok yang telah siap diberikan kesempatan untuk mempersentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
h. Masing-masing kelompok menaggapi atau memberikan pertanyaan yang kurang
dipahami dari apa yang dijelaskan oleh temannya, dan kelompok yang maju ke
depan memberikan respon dari apa yang dipertanyakan oleh kelompok lain.
i. Diakhir pembelajaran peneliti bersama siswa menyimpulkan semua hasil diskusi
yang telah dipersentasikan.
c. Observasi
Sama dengan observasi yang dilakukan disiklus pertama, dan siklus kedua. Pada
siklus ketiga tahapan observasi juga dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung hingga pembelajaran berakhir. Pada tahapan ini dilakukan observasi
secara langsung dengan menggunakan format observasi yang telah disusun dan
melakukan penilaian terhadap hasil tindakan dengan format evaluasi yang telah ada.
Pada saat proses pembelajaran, kolaborator yang bertindak sebagai observer
melakukan pengamatan dan mencatat pelaksanaan pembelajaran yaitu mengenai
aktivitas siswa dan kinerja guru. Data yang diperoleh akan diolah, sehingga diperoleh
kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang
dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya
d. Refleksi III
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh peneliti dan kolaboratoruntuk mengkaji
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mengkaji aktivitas serta hasil
belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat
rencana pembelajaran tindakan pada siklus selanjutnya hingga tercapai tujuan yang
diharapkan dari penelitian tindakan kelas.
3. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan informasi dan data selama penelitian, maka digunakan beberapa
instrumen yakni:
1) Lembar panduan observasi
Instrument ini dirancang peneliti agar dapat berkolaborasi dengan observer.
Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
aktivitas
belajar siswa, dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti selama
penelitian tindakan kelas.
2) Lembar kerja Siswa (LKS)
LKS digunakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan penerapan
pendekatan Contextual Teaching and Learning untuk membentuk pemahaman siswa
terhadap materi yang dipelajari. Selain itu LKS dapat memberikan pengalaman
langsung berupa langkah-langkah dalam melakukan sebuah kegiatan sehingga
menarik untuk diikuti oleh siswa.
3) Tes Hasil Belajar
Instrument ini digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum dan
sesudah melakukan kegiatan pembelajaran disetiap siklusnya. Tes ini berisikan soal
yang berkaitan dengan materi yang akan dan telah dipelajari sebelumnya. Tes hasil
belajar ini juga digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar
siswa khususnya mengenai penguasaan materi yang dibelajarkan. Bentuk tes berupa
soal uraian.
4. Tehnik analisis data
Analisis data digunakan untuk mencermati setiap langkahyang dibuat, mulai dari
tahap persiapan, proses,sampai dengan hasil penelitian, dan dilakukan untuk
memperkirakan apakah semua aspek dalam pembelajaran yang terlibat didalamnya sudah
sesuai dengan kapasitasnya.
Data yang diperoleh dalam penelitaian terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Data Kualitatif
Data kualitatif yang diperoleh dari hasil pengamatan adalah proses penilaian
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap tingkah laku peserta
didik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sebagi alat evaluasi baru lembar
pengamatan dipakai untuk: (a) menilai minat, sikap dan nilai-nilai yang terkandung
dalam diri peserta didik dan (b) melihat proses kegiatan pembelajaran baik individu
maupun kelompok. Teknik yang digunakan adalah daftar ceklis. Analisis ini dihitung
dengan menggunakan rumus sederhana yaitu:
A = ∑ Siswa aktivitas x 100 %
∑ Siswa
b. Data kuantitatif
Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu
suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika.Analisis ini hanya menggunakan
statistik sederhana, yaitu sebagai berikut.
1. Rumus Peningkatan Nilai
Nilai sesudah tindakan – Nilai sebelum tindakan
Presentase peningkatan =
Nilai sebelum Tindakan
X 100
(Arikunto, 2006)
2. Rata-rata Hasil Belajar
X = ∑ nilai siwa
∑siswa
X = Rata-rata Hasil Belajar
3. Ketuntasan belajar klasikal
KTB = ∑ Siswa yang tuntas belajar x 100 %
∑Seluruh siswa
KTB = Ketuntasan Belajar Klasikal
5. Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah dengan menggunakan
strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada mata pelajaran
Matematika Kelas VI diharapkan.
1. Aktivitas belajar siswa dapat meningkat, sesuai dengan target yang telah ditetapkan
yaitu 51%-75% pada masing-masing aspek.
2. Tercapainya ketuntasan belajar individual dengan nilai KKM 65.
3. Tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 80%.
BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui beberapa tindakan, dari
siklus I, II, dan III serta berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Strategi pembelajaran contextual teaching and learning sangat efektif untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri 02 Titiwangi.
1. Strategi pembelajaran contextual teaching and learning sangat efektif untuk
meningkatkan hasil belajar matematika pada kelas VI SD Negeri 02 Titiwangi.
B.
Saran
Berdasarkan pengamatan peneliti selama melaksanakan penelitian tindakan kelas
pada kelas VI SD Negeri 02 Titiwangi Kecamatan Candipuro Kabupaten Lampung
Selatan,
peneliti
menyarankan
bahwa
mengajar
dengan
menggunakan
strategi
pembelajaran contextual teaching and learning ini perlu untuk dilaksankan oleh guru,
karena dengan menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching and learning siswa
merasa proses belajarnya lebih bermakna karena materi pembelajaran yang disampaikan
oleh peneliti dikaitkan dengan keadaan yang sebenarnya (nyata) selain itu juga strategi
pembelajaran contextual teaching and learningdapat meningkatkan hasil belajar siswa.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
PADA KELAS VI SD NEGERI 02 TITWANGI
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
(Skripsi)
Oleh
WINARMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
PADA KELAS VI SD NEGERI 02 TITWANGI
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
WINARMI
NPM 1013079167
SkripsiPenelitianTindakanKelas
Sebagai Salah SatuSyaratUntukMencapaiGelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan PGSD DalamJabatan
FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. ........................................................................................................Baganpenelitiande
skripsipersiklus........................................................................................ 16
2. ........................................................................................................Grafikpengamatan
aktivitassiswa .......................................................................................... 47
3. ........................................................................................................Grafikpengamatan
kinerja guru ............................................................................................. 47
4. ........................................................................................................Grafikketuntasanb
elajardannilai rata-rata............................................................................. 48
5. ........................................................................................................Aktivitassiswasikl
us I........................................................................................................... 109
6. ........................................................................................................Aktivitassiswasikl
us II ......................................................................................................... 110
7. ........................................................................................................Aktivitassiswasikl
us III ........................................................................................................ 111
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL...............................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. ......................................................................................................LatarBelakang
1
B. ......................................................................................................IdentifikasiMasala
h............................................................................................................... 3
C. ......................................................................................................RumusanMasalah
3
D. ......................................................................................................TujuanPenelitian
4
E........................................................................................................ManfaatPenelitian
4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. ........................................................................................................LandasanTeori
6
1..................................................................................................PeningkatanPembe
lajaran............................................................................................... 6
2..................................................................................................AktivitasBelajar
7
3..................................................................................................Matematika
8
4..................................................................................................StrategiPembelajar
an...................................................................................................... 9
5..................................................................................................Contextual
Teaching and Learning....................................................................10
6..................................................................................................HasilBelajar
.........................................................................................................13
2. ........................................................................................................HipotesisTindakan
..................................................................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN
A. ......................................................................................................MetodePenelitian
15
B. ......................................................................................................LokasidanWaktuP
enelitian................................................................................................... 16
C. ......................................................................................................SubyekPenelitian
17
D. ......................................................................................................ProsedurPenelitian
17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. ......................................................................................................HasilPenelitian
31
1...................................................................................................Siklus I
31
a.............................................................................................Perencanaan
31
b.............................................................................................Pelaksanaan
32
c.............................................................................................Observasi 33
d.............................................................................................Refleksi
35
2...................................................................................................Siklus II
36
a.............................................................................................Perencanaan
36
b.............................................................................................Pelaksanaan
36
c.............................................................................................Observasi 38
d.............................................................................................Refleksi
39
3...................................................................................................Siklus III 40
a.............................................................................................Perencanaan
40
b.............................................................................................Pelaksanaan
40
c.............................................................................................Observasi 42
d.............................................................................................Refleksi
43
B. ......................................................................................................Pembahasan
44
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 50
LAMPIRAN ....................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, dkk.2008. Penelitian Tindakan Kelas. CV Yrama Widya, Bandung
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara,
Jakarta.
Depdiknas, 2006.StandarIsi dan Standar Kompetensi. Pustaka Candra, Jakarta.
Depdiknas, 2002. Pengembangan Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pusat Kurikulum Balitbang. Depdiknas, Jakarta.
Depdiknas, 2003. Pendekatan contextual Teaching and Learning (CTL).
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
Depdikbud, 1991. KamusbesarBahasa Indonesia.BalaiPustaka, Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Sinar Grafika, Jakarta.
Hufad Ahmad, 2009. PenelitianTindakanKelas.DirjenPendidikan
Islam Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta.
Kasihani K. E.. 2003. Pembelajaran Berbasis CTL. FKSS UM Malang, Malang.
Kusuma, D. 2009, Contextual Teaching And Learning. Rahayasa, Yogyakarta.
Chatib, Munif. 2010. SekolahnyaManusia. MizanPustaka, Bandung.
Nurdin. April 2009. Implementasi Pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) Dalam meningkatkan Hasil Belajar.
(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/UR.Administrasi Pendidikan/197907122005011Nurdin/Karya Ilmiah (diakses tanggal 26 September 2012)
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Dirjen
Pendidikan Tinggi Depdiknas, Jakarta.
Sanjaya,W.2009.StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan.
Kencana, Jakarta.
Sardiman. 2004. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja grasindo
Persada, Jakarta.
Suparno. 2003. Pembelajaran Bahasa Indonesia Kontekstual. FKSS UM Malang,
Malang.
Syarif. “ Pembelaaran Matematika Sekolah.”
http://syarifartikel.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-matematika-sekolah- html
(diakses tanggal 27 September 2012)
Yamin Martinis. 2009. ManajemenPembelajaranKelas. Gaung Persada, Jakarta.
Uno.B.Hamzah, 2008.Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara, Jakarta.
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. ........................................................................................................Aktivitasbelajarsis
wasiklus I ............................................................................................. 34
2. ........................................................................................................Aktivitasbelajarsis
wasiklus II ................