MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTECTUAL
TEACHINGAND LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 METRO UTARA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh SUPARJO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
ABSTRAK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTECTUAL
TEACHINGAND LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 METRO UTARA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh SUPARJO
Berdasarkan observasi awal pembelajaran IPA yang diperoleh di kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara, aktivitas dan hasil belajar siswa rendah. Dari 32 orang sebanyak 9 orang (28%) tuntas dan 23 orang atau (72%) belum tuntas. Tujuan
peneliti menerapkan model pembelajaran Contectual Teaching and Learning
(CTL) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi energi dan perubahannya.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Alat pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi siswa serta tes hasil belajar disetiap siklusnya. Sedangkan teknik analisis data dianalisis dengan cara analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Subjek Penelitian ini melibatkan 32 orang siswa, terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuaan, semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 53,9 kategori cukup aktif dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 84,5 kategori sangat aktif. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 57,63 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 78,44. Ketuntasan siswa pada siklus I hanya mencapai 62,5% (20 orang siswa) dan meningkat pada siklus II menjadi 100% (32 orang siswa).
(6)
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN ABSTRAK JUDUL DALAM PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN
PERSEMBAHAN ... i
MOTTO ... ii
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 4
1.3. Rumusan Masalah ... 5
1.4. Tujuan penelitian ... 5
1.5. Manfaat penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aktivitas ... 7
2.2. Pengertian Belajar ... 8
2.3. Aktivitas Belajar ... 9
2.4. Hasil Belajar ... 13
2.5. Model Pembelajaran CTL ... 12
2.6. Ilmu Pengetahuan Alam ... 13
2.7. Hipotesis Tindakan... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian... 15
3.2. Setting Penelitian ... 16
3.3. Subjek Penelitian ... 17
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 17
3.5. Alat Pengumpul Data ... 18
3.6. Teknik Analisis Data ... 21
3.7. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas... 23
(7)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil SD Negeri 6 Metro Utara ... 32
4.2. Diskripsi Per Siklus ... 33
4.2.1 Siklus I ... 33
4.2.2 Siklus II ... 42
4.3. Pembahasan ... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 54
5.2. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55 LAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 35
4.2. Kinerja Guru pada Pembelajaran Siklus I ... 36
4.3. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 37
4.4. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 44
4.5. Kinerja Guru pada Pembelajaran Siklus II... 45
4.6. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 46
4.7. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan II ... 47
4.8. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Tiap Siklus ... 49
4.9. Persentase Kinerja Guru Tiap Siklus ... 50
4.10. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus ... 51
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 16
4.1. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Tiap Siklus ... 49
4.2. Grafik Persentase Guru Tiap Siklus ... 50
4.3. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus ... 51
(10)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Gisting pada tanggal 17 Juni 1967 sebagai anak ke empat dari empat bersaudara, pasangan dari Bapak
Marto Drikromo dan Ibu Suminah.
Pendidikan yang dialami penulis dimulai dari SD Negeri 3 Gising Kecamatan Talang Padang selesai pada tahun 1979. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri Gisting lulus tahun 1982.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SGO Negeri Tanjung Karang selesai tahun 1985. Penulis menikah dengan Suhartini pada tanggal 29 Desember 1992 dan dikaruniai tiga orang anak, satu orang anak perempuan dan dua orang anak laki-laki.
Penulis memulai karir sebagai guru di SD Negeri 6 Metro Utara pada tahun 2005 sampai dengan sekarang. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan kembali pendidikan S1 PGSD Dalam Jabatan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
(11)
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kualitas kehidupan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam upaya untuk membebaskan manusia dari keterpurukan, keterbelakangan, kebodohan, kehinaan, dan ketertinggalan globalisasi. Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia adalah sebagai upaya untuk mengangkat dan mengatasi permasalahan kehidupan. Peran pendididkan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, dinamis, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendididkan nasional.
Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional itu sendiri adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
(12)
Guna mewujudkan tujuan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut di atas, diperlukan suatu pembelajaran bagi siswa dan guru yang mengacu pada kurikulum. Adapun kurikulum yang berlaku saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), ketentuan dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 1 yang mengatur tentang KTSP memuat 10 mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolah dasar, salah satunya yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Mata pelajaran IPA adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains, yang mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam dan interaksi di dalamnya. Mata pelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar guru mampu mengembangkan suatu strategi dalam mengajar yang dapat meningkatkan motivasi siswa, sehingga keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan bervariasi diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, sehingga hasil belajar dapat meningkat.
Menurut Kurikulum ( KTSP: 2006)) Mata Pelajaran IPA SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
(13)
3
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturanya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk pendidikan ke-SMP.
Berdasarkan hasil observasi dan dokumen tentang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara tanggal 13 November tahun pelajaran 2012/2013, diperoleh data bahwa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih banyak hasil belajar siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 60, terbukti dari nilai rata-rata kelas yang hanya mencapai 52. Sementara itu dilihat dari ketuntasan nilai individu berdasarkan KKM, diperoleh hasil bahwa dari 32 siswa hanya 9 siswa (28,23%) yang telah mencapai KKM, sedangkan 23 siswa (71,87%) belum tuntas atau belum mencapai KKM. Aktivitas belajar siswa juga masih rendah terlihat dari siswa yang cenderung ribut, banyak mengobrol dan tidak menyimak materi yang disampaikan oleh guru, serta proses timbal balik antara guru dengan siswa kurang terlihat.
Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dikarenakan pola mengajar
yang bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Kemudian guru lebih
sering terpaku pada buku serta penyajian materi yang bersifat naratif dan tidak memperhatikan efisiensi waktunya sehingga membuat siswa jenuh dan tidak dapat fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Terlebih lagi guru belum menggunakan metode yang menunjang proses pembelajaran.
(14)
Untuk menanggulangi masalah tersebut, guru harus bisa menciptakan suasana pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran contectual teaching and learning
merupakan salah satu sarana guna menunjang perbaikan proses pembelajaran tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melaksanakan penelitian
tindakan kelas dengan mengambil judul “Meningkatan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa Menggunakan Model pembelajaran Contectual Teaching and
Learning pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV SD Negeri 6
Metro Utara”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di
kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara masih rendah.
2. Hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV
SD Negeri 6 Metro Utara masih rendah, terlihat hanya 28,23% (9 siswa) yang mencapai KKM 60
3. Pembelajaran di kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara masih bersifat teacher
center (berpusat pada guru).
4. Siswa cenderung ribut dan tidak menyimak materi yang disampaikan guru.
(15)
5
6. Guru lebih sering terpaku pada buku serta penyajian materi yang bersifat
naratif dan membosankan.
7. Guru belum menggunakan metode yang menunjang proses pembelajaran.
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini perlu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran contectual teaching and
learning pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa tahun pelajaran 2012/2013?
2. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran contectual teaching and
learning pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara dapat meningkatkan hasil belajar siswa tahun pelajaran 2012/2013?
1.4.Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara dengan
menggunakan model pembelajaran contectual teaching and learning tahun
(16)
2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara dengan menggunakan model
pembelajaran contectual teaching and learning tahun pelajaran 2012/2013
1.5.Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Siswa
Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara khususnya pada mata pelajaran IPA.
2. Guru
Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru mengenai
penggunaan model pembelajaran contectual teaching and learning, serta
mengembangkan kemampuan profesional guru dan bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelasnya.
3. Sekolah
Dapat memberikan kontribusi yang berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SD Negeri 6 Metro Utara, sehingga memiliki output yang berkualitas dan kompetitif.
4. Peneliti
Menambah pengetahuan serta wawasan peneliti dalam menerapkan
model pembelajaran contectual teaching and learning pada pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam, serta dapat memecahkan permasalahan yang terdapat di sekolah dasar.
(17)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Aktivitas
Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar tidak hanya sekedar mendengarkan dan mencatat saja. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar, maka proses pembelajaran yang terjadi akan semakin baik.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah keaktifan, kegiatan. Reber (Syah, 2003:109) mengemukakan bahwa aktivitas adalah proses yang berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengan beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya
hasil-hasil tertentu. Menurut Sriyono (Yasa, http://ipotes.wordpress.com)
aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani.
Dimyati & Mudjiono (2006: 236-238) mengemukakan aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses, aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani selama proses pembelajaran. Sardiman (2010: 100) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Aktivitas siswa selama proses belajar
(18)
mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Berdasarkan pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa aktivitas adalah suatu kegiatan yang melibatkan jasmani dan rohani seseorang
untuk tujuan tertentu. Sehingga melalui aktivitas tersebut seseorang dapat
memecahkan masalah atau persoalan-persoalan lainnya.
2.2. Belajar
Belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang dengan
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan berkat latihan dan pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannyan yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lain-lain (Fajar, 2009: 10). Menurut Fathurrohman & Sutikno (2010: 6) belajar
adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan
aktivitas tertentu. Winataputra, dkk. (2008: 1.14) berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perilaku individu sebagai akibat dari proses pengalaman baik yang dialami ataupun sengaja dirancang.
Bruner (Trianto, 2010: 15) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimiliki. Belajar
(19)
9
adalah proses perubahan perilaku, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor (Hernawan, dkk., 2007: 2).
Berdasarkan pengertian belajar di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan seseorang yang memberikan perubahan tingkah laku dari aspek pengetahuan, sikap serta keterampilan, dan merupakan hasil pengalaman yang diperolehnya.
2.3. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar dapat dikatakan sebagai kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Karena tanpa adanya aktivitas, belajar itu tidak akan berjalan dengan baik. Aktivitas belajar yang dimaksud adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis.
Dimyati & Mudjiono (2006: 236-238) mengemukakan aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses, aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani selama proses pembelajaran. Sardiman (2010: 100) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.
(20)
Menurut Purwanto (2003) dalam http://zaifbio.wordpress.com.
aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar, dalam hal ini kegiatan belajar memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu diperoleh dengan pengamatan sendiri,penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.
Kunandar (2010: 277) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Sriyono (http://susilofy.wordpress.com) mendefinisikan bahwa aktivitas
belajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas belajar yang dimaksud adalah aktivitas yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu kegiatan siswa, yang menyangkut partisipasi, minat, perhatian dan presentasi di mana dalam proses pembelajaran yang dilakukan secara aktif serta mendapat pengalaman baru. Sehingga setelah siswa mengalami kegiatan tersebut siswa lebih mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
2.4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran, proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan invormasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya.
(21)
11
Hasil belajar ialah suatu akibat dari proses belajar (Sudjana dalam
Kunandar, 2010: 276). Sedangkan Dimyati & Mudjiono (2006: 3)
mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Soedijarto (Nashar, 2004: 79)
mengemukakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar dan mengajar sesuai yang ditetapkan.
Larasati (2005 : 11) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu proses belajar. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku kognitif, tingkah laku afektif dan tingkah laku psikomotorik. Dengan sumber yang sama prestasi belajar merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia selalu berusaha mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Suatu prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator, keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar yaitu perubahan dalam diri siswa setelah memperoleh
pengalaman belajar terutama dalam aspek pengetahuan, sikap serta
keterampilan yang dimilikinya, dan hasil belajar tersebut didapat dari soal tes yang diberikan oleh guru kepada siswa.
(22)
2.5 Model pembelajaranContectual Teaching and Learning (CTL)
Metode pembelajaran CTL merupakan salah satu bentuk
pembelajaran contectual yang mendorong siswa saling membantu,
memotivasi, serta menguasai ketrampilan yang diberikan oleh guru. CTL
merupakan model pembelajaran contectual yang paling sederhana.
Nurhadi (2004: 116) mengemukakan bahwa model pembelajaran CTL merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa di dalam kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok atau tim yang masing-masing terdiri atas 4 sampai 5 orang anggota kelompok yang
memiliki latar belakang kelompok yang heterogen, baik jenis
kelamin, ras etnik, maupun kemampuan intelektual (tinggi,
rendah, dan sedang). Tiap anggota tim menggunakan lembar
kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk
menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim.
Wina Sanjaya (2010: 122) menjelaskan bahwa CTL adalah suatu model pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa dengan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode
CTL adalah model pembelajaran secara kelompok yang terdiri dari 4 – 5
orang secara heterogen yang menekankan keterlibatan siswa terhadap materi yang dipelajari sehingga dapat mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.5.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran CTL
Langkah-langkah CTL menurut Widyaiswara (2005: 80) adalah
sebagai berikut:
a. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, pengetahuannya.
(23)
13
b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan untuk semua
topik/pokok bahasan.
c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan mengajukan pertanyaan.
d. Menciptakan masyarakat belajar, misalnya belajar dalam
kelompok-kelompok.
e. Menghadirkan metode sebagai contoh pembelajaran.
f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara dan seobjektif mungkin.
2.5.2 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran CTL
Kelebihan dan kelemahan CTL menurut Widyaiswara (2005: 82) adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
Siswa dapat menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang
diperoleh bukan hasil dari mengingat seperangkat
fakta,konsep,dan kaidah melainkan hasil dari menemukan
sendiri.
b. Kelemahan
Materi terlalu luas dan hanya menghafalkan fakta-fakta, juga
model pembelajaran yang dipergunakan oleh guru kurang
menarik bagi siswa, juga muncul materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat perkembangan dan konteks kehidupan anak.
2.6. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetauan alam adalah ilmu yang mempelajarai tentang
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Suyoso dalam (
http://juhji.science-sd.blogspot.com) Ilmu Pengetahuan Alam berasal dari kata sains yang
berarti alam. Sains merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang
bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal.
Abdullah dalam (http://juhji.science-sd.blogspot.com). Ilmu
(24)
disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengait antara cara yang satu
dengan cara yang lain. HW. Fawer dalam (http://technoly.wordpress.com)
berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang sistematis yang berhubungan dengan kebendaan dan didasarkan atas pengamatan dan
induksi. Sedangkan menurut Dampler dalam
(http://technoly13.wordpress.com) mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam yang berhubungan dengan kebendaan yang didasarkan atas eksperimentasi dan observasi.
2.7. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian
tindakan kelas sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam menggunakan model pembelajaran contectual teaching
and learning dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD
(25)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Metode Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas dikenal adanya siklus siklus pelaksanaan berupa pola perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action
research, Wardhani, dkk. (2007: 1.3) mengungkapkan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Secara garis besar, terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi (Arikunto, dkk., 2006: 16).
Pendapat yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Kusumah, dkk. (2009: 26) bahwa ada empat langkah utama dalam PTK yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dalam PTK siklus selalu berulang. Setelah satu siklus selessai, mungkin guru akan menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, maka dilanjutkan ke siklus kedua dengan langkah yang sama seperti pada siklus pertama. Adapun siklus penelitian tindakan kelas tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
(26)
Gambar 3.1. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Modifikasi dari Arikunto (2006: 16)
3.2.Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 6 Metro Utara, yang terletak di Kelurahan Karang Rejo Kecamatan Metro Utara Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013, serta dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dimulai dari bulan November 2012 sampai dengan Februari 2013 dihitung dari perencanaan sampai penggandaan dan pengiriman hasil.
3.3. Subjek Penelitian
Perencanaan
SIKLUS I
Refleksi Pelaksanaan
Obsevasi Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi SIKLUS II
Obsevasi Dst.
(27)
17
Penelitian tindakan kelas ini subjek penelitian adalah 1 orang guru dan siswa kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara, yang terdiri dari 32 siswa dengan komposisi 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Tes
Teknik ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketercapaian hasil belajar siswa terhadap materi yang telah diberikan oleh guru dengan memberikan soal tes.
3.4.2 Teknik Non Tes (observasi)
Teknik ini dilakukan untuk mengamati aktivitas belajar siswa saat mengikuti pembelajaran dan saat mengikuti diskusi serta mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan lembar observasi.
a. Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas peserta didik diperoleh dari observasi selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati aktivitas yang dilakukan peserta didik sesuai dengan deskriptor yang terdapat dalam lembar observasi.
b. Data Kinerja Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran di Kelas
Data kinerja guru dilakukan selama pembelajaran
berlangsung, diadakan observasi untuk mengamati pengelolaan pembelajaran melalui lembar observasi yeng disesuaikan dengan tahap-tahap pembelajaran menggunakan metode contectual
(28)
teaching and learning. Data kinerja guru diperoleh dari pengamatan langsung kinerja guru ketika melaksanakan pembelajaran di kelas, dengan menggunakan lembar Instrumen Penelitian Kinerja Guru (IPKG).
3.5. Alat Pengumpulan Data
3.5.1 Lembar panduan observasi
Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas lain. Lembar panduan observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dengan menggunakan model contectual teaching
and learning.
Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Nama Siswa
Aspek yang Diamati
Total Skor Perse ntase (%) Aktivitas siswa dalam kelompok Partisipasi siswa Motivasi dan semangat Interaksi antar sesama siswa Interaksi siswa dengan guru 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dst
Kriteria Nilai: 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik 4. Sangat Baik
Sumber: dimodifikasi dari Poerwanto (2008:5.27)
(29)
19
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4 5
I Pra pembelajaran
1. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa
II Membuka pelajaran
1. Melakukan apersepsi
2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penugasan materi pembelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar 4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B. Pendekatan / Strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Menguasai kelas
5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar 1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
media
2. Menghasilkan pesan yang menarik
3. Menggunakan media gambar secara efektif dan efisien
4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media D. D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
2. Merespon positif partisipasi siswa
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber belajar
4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 5. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang
kondusif
6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme dalam belajar
E. Kemampuan khusus pembelajaran di SD IPA
1. Mengembangkan keterampilan dalam penggunaan mediapada pembelajaran IPA
(30)
atau menyampaikan informasi (lisan, atau tertulis) F. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Memantau kemajuan belajar
2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)
G. Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancer 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 3. Menyampaikan pesan dengan energi dan perubahannya yang sesuai
IV Penutup
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 3. Melaksanakan tindak lanjut
Jumlah Skor IPKG Persentase Keterangan :
1.Sangat kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik
3.5.2 Tes hasil belajar
Instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar atau prestasi belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan dengan
menggunakan model contectual teaching and learning.
Tabel 3.3 Contoh Lembar Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 2 3 4 ... Jumlah Modus Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata
(31)
21
JS SM
3.6.1 Analisis kualitatif,
Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data yang terdiri data aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Data aktivitas diperoleh berdasarkan perilaku yang sesuai dan relevan dengan kegiatan pembelajaran. Aktivitas siswa dari setiap siklus akan dianalisis dengan rumus
NA = x 100 %
Keterangan:
NA = Nilai aktivitas yang dicari atau diharapkan
JS = Jumlah skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati
100 = Bilangan tetap
Tabel 3.4 Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Rentang Nilai (%) Kategori
> 76 Sangat Aktif
51-75 Aktif
26-50 Cukup
<25 Kurang
Sumber: dimodifikasi dari Poerwanto (2008:5.27)
Analisis kualitatif pada lembar observasi kinerja guru di atas, menggunakan teknik persentase:
(32)
Jumlah Skor Perolehan Skor Maksimal
NK=
%
Keterangan:
NK = Nilai kinerja yang dicari atau diharapkan
JS = Jumlah skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati
100 = Bilangan tetap
Diadopsi dari Aqib dkk. (2009: 41).
Setelah diperoleh persentase mengenai kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran, kemudian dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasi pada tabel berikut:
Tabel 3.6. Kriteria Hasil Observasi Kinerja Guru Tingkat Keberhasilan (%) Kategori
> 80 Sangat Baik
60-79 Baik
40-59 Cukup
20-39 Kurang
< 20 Sangat Kurang
(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)
3.6.2 Analisis Kuantitatif
Analisis Kuantitatif akan digunakan untuk menganalisis data dari instrumen tes. Data hasil penelitian tergolong data kuantitatif secara deskriptif, yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan kentutasan individual dengan rumus sebagai berikut:
(33)
23
NS = X 100 NS = Nilai Siswa
b. Ketuntasan klasikal
S = X 100%
S = Skor Rata-rata Keterangan :
Ketuntasan individual: jika siswa mencapai indikator 60
Ketuntasan klasikal: jika > 75% dari seluruh siswa mencapai KKM
(60).
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang digunakan di SD Negeri 6 Metro Utara, siswa dikatakan berhasil apabila memperoleh nilai > 60, kemudian hasil tersebut akan didistribusikan ke dalam tabel berikut:
Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa
No Nilai f f(x) Kategori
1 2 3 4 Dst
3.7. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan prosedur penelitian dengan 4 (empat) tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan untuk setiap siklus dapat dijabarkan sebagai berikut:
SIKLUS I
a. Perencanaan
Jumlah Siswa Yang Tuntas Belajar Jumlah Seluruh Siswa
(34)
Dalam tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Menetapkan dan mendiskusikan dengan guru mitra, rancangan
pembelajaran yang akan diterapkan kepada peserta didik di kelas sebagai tindakan.
2. Mengambil data hasil ujian semester Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV
semester genap yang digunakan sebagai pedoman pembagian kelompok dan skor awal.
3. Menyiapkan silabus Ilmu Pengetahuan Alam untuk menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
4. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan
model contectual teaching and learning sesuai dengan materi yang telah
ditetapkan
5. Menyiapkan media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran.
6. Menyiapkan lembar instrumen observasi untuk melihat aktivitas belajar
peserta didik ketika pembelajaran berlangsung.
7. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat tindakan guru selama
pembelajaran.
8. Menyiapkan perangkat tes (soal evaluasi) sebagai alat evaluasi peserta
didik.
9. Merencanakan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
(35)
25
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari perencanaan skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perancanaan serta melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru merefeleksikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan, kemudian memberikan penguatan kepada semua siswa untuk meningktakan motivasi belajar siswa. Guru memberikan tindak lanjut yaitu tugas (PR).
1. Kegiatan Awal
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
b. Apersepsi
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
c. Orientasi
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
d. Motivasi
Guru memotivasi siswa dan bertanya jawab mengenai materi sebelumnya.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi Guru :
a. Melibatkan peserta didik mencari informasi mengenai materi yang
(36)
b. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dengan pemberian media dan LKS.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Siswa dibimbing guru untuk membentuk kelompok diskusi yang
beranggota 4-6 siswa secara heterogen (masyarakat belajar).
b. Tiap kelompok diberi tugas dalam bentuk LKS untuk mendiskusikan
tugas yang diberikan guru.
c. Tiap kelompok melakukan diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal
(masyarakat belajar).
d. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Dengan
menunjuk salah satu teman dalam kelompok untuk maju
memprensentasikan hasil diskusi.
e. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menanggapi kelompok lain
yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
f. Guru meminta siswa untuk merapikan tempat duduk, menyimpan buku
dan menyiapkan alat tulis untuk mengerjakan tugas berupa lembar tugas siswa.
g. Guru mengawasi siswa selama kegitatan evaluasi berlangsung agar
berjalan tertib.
h. Setelah kegiatan evaluasi dilaksanakan, siswa diminta untuk
mengumpulkan lembar jawaban dimeja guru. Konfirmasi
(37)
27
1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Akhir
a. Refleksi
b. Kesimpulan dan tindak lanjut
c. Salam Penutup
c. Observasi
Dalam kegiatan observasi kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Menganalisis keadaan siswa untuk mempertimbangkan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
b. Melakukan pengamatan terhadap penggunaan metode CTL dalam
pembelajaran ilmu pengetahuan alam.
c. Mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan yang
terjadi selama proses pembelajaran.
d. Analisis dan Refleksi
a. Menganalisis temuan yang didapatkan pada saat melakukan tahap
observasi.
b. Menganalisis keberhasilan dan kekurangan dalam proses pembelajaran
c. Melakukan refleksi terhadap tes hasil belajar siswa.
SIKLUS II
(38)
1. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I
2. Merencakan perbaikan untuk pembelajaran pada siklus II
berdasarkan refleksi dari siklus I.
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Siklus II.
4. Menyusun alat tes, yaitu bentuk tes uraian (esai) untuk setiap
siklus.
5. Menetapkan cara pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan
pembelajaran melalui metode contectual teaching and learning.
6. Menetapkan jenis data yang akan dikumpulkan yang sesuai dengan
respon terhadap tindakan yang dilakukan, baik data kuantitatif maupun kualitatif.
7. Menetapkan cara refleksi yang dilakukan pada setiap akhir siklus.
a. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan pada siklus II masih sama dengan tahap pelaksanaan siklus I. Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari perencanaan skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perancanaan serta melaksanakan kegiatan pelaksanaan media gambar. Guru merefeleksikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan, kemudian memberikan penguatan kepada semua siswa untuk meningktakan motivasi belajar siswa. Guru memberikan tindak lanjut yaitu tugas (PR)
1. Kegiatan Awal
(39)
29
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
b. Apersepsi
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
c. Orientasi
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
d. Motivasi
Guru memotivasi siswa dan bertanya jawab mengenai materi sebelumnya.
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi Guru :
a. Melibatkan peserta didik mencari informasi mengenai materi
yang akan disampaikan.
b. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dengan
pemberian media dan LKS. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Siswa dibimbing guru untuk membentuk kelompok diskusi yang
beranggota 4-6 siswa secara heterogen (masyarakat belajar).
b. Tiap kelompok diberi tugas dalam bentuk LKS untuk
(40)
c. Tiap kelompok melakukan diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal (masyarakat belajar).
d. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Dengan
menunjuk salah satu teman dalam kelompok untuk maju memprensentasikan hasil diskusi.
e. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menanggapi kelompok
lain yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
f. Guru meminta siswa untuk merapikan tempat duduk, menyimpan
buku dan menyiapkan alat tulis untuk mengerjakan tugas berupa lembar tugas siswa.
g. Guru mengawasi siswa selama kegitatan evaluasi berlangsung agar
berjalan tertib.
h. Setelah kegiatan evaluasi dilaksanakan, siswa diminta untuk
mengumpulkan lembar jawaban dimeja guru. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Akhir
a. Refleksi
b. Kesimpulan dan tindak lanjut c. Salam Penutup
(41)
31
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi. Data yang didapat akan diolah, agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan perbaikan baik teknik, cara penyampaian, atau hal apa pun yang mempengaruhi jalannya proses pembelajaran dalam pelaksanaan siklus yang telah direncanakan dan dilaksanakan.
d. Analisis dan Refleksi
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi agar pada pelaksanaan siklus yang baru, perencanaan yang matang pun dapat dilaksanakan dengan maksimal melalui observasi dan analisis oleh peneliti dan guru guna mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai serta harapan dari penelitian ini. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
3.8. Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dengan menerapkan metode contectual teaching and
learning dikatakan berhasil apabila:
a. Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.
b. Pada akhir penelitian adanya peningkatakan hasil belajar siswa secara
(42)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan perbaikan pembelajaran ini adalah:
1. Penggunaan model CTL pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa yang ditunjukkan dari peningkatan nilai rata-rata serta aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus I rata-rata aktivitas siswa adalah 53,9 dan pada siklus II rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 84,5.
2. Penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA dapat
meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari peningkatan nilai rata-rata serta aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 53,13% dan pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 100%
5.2. Saran
1. Bagi peserta didik, agar senantiasa membiasakan untuk belajar dan bekerja
sama dengan peserta didik lain, guna memperkaya ilmu pengetahuan dan informasi yang maksimal agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
(43)
55
2. Bagi guru, upayakan untuk menggunakan variasi dalam pembelajaran
untuk mencegah kejenuhan peserta didik dalam menerima ilmu, karena dengan adanya variasi atau hal baru yang tepat maka peserta didik akan lebih antusias dan terpancing untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, variasi dalam pembelajaran membuat kita lebih kreatif dan berpikiran luas.
3. Bagi Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang dapatmendukung pembelajaran guna peningkatan prestasi peserta didik dan sekolah.
(44)
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2011. Pengertian IPA http://juhji.science-sd.blogspot.com. Diakses 25 Oktober 2012. Pukul 11.45 WIB.
Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB & TK.
Yrama Widya. Bandung.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara.
Jakarta.
Dampler. 2011. Pengertian IPA http://technoly13.wordpress.com. Diakses 25 Oktober 2012. Pukul 21.45 WIB.
Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Fajar, Erni. 2009. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Rosda. Bandung.
Fathurrohman, Pupuh & Sutikno M Sobry. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Refika Aditama. Bandung.
HW, Fawer. 2011. Pengertian IPA http://technoly.wordpress.com. Diakses 25 Oktober 2012. Pukul 21.00 WIB.
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Pers. Jakarta.
Kusumah, Wijaya dkk. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Malta
Printindo. Jakarta.
Larasati, Riska. 2005. Analisis model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan
pengaruhnya terhadap upaya peningkatan hasil belajar Akutansi pada pokok bahasan pencatatan transaksi perusahaan dagang mata pelajaran Akutansi pada siswa kelas II semester I SMU Negeri 7 Purworejo,
Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Nashar. 2004. Peran Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan
Pembelajaran. Delia Pers. Jakarta
Nurhadi. 2004. ”Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban”.PT.Grasindo.
(45)
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.
Sriyono. 2010. Hakikat Belajar, Prestasi Belajar, dan Aktivitas Belajar.
http://susilofy.wordpress.com. Diakses 7 Oktober 2012. Pukul 10.15 WIB.
Suyoso. 2011. Pengertian IPA. http://juhji.science-sd.blogspot.com. Diakses 25 Oktober 2012. Pukul 21.30 WIB.
Trianto. 2010. Mendesain model pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana.
Jakarta.
Wardhani, IGAK dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas terbuka.
Jakarta.
Widyaiswara. 2005. Model-model Pembelejaran. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung
Winasanjaya 2011. Metode CTL dan Penerapannya http://majalahpendidikan.com
Diakses 17 November 2012 Pukul 19.15 WIB
Winataputra, Udin S dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas
(1)
c. Tiap kelompok melakukan diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal (masyarakat belajar).
d. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Dengan menunjuk salah satu teman dalam kelompok untuk maju memprensentasikan hasil diskusi.
e. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menanggapi kelompok lain yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
f. Guru meminta siswa untuk merapikan tempat duduk, menyimpan buku dan menyiapkan alat tulis untuk mengerjakan tugas berupa lembar tugas siswa.
g. Guru mengawasi siswa selama kegitatan evaluasi berlangsung agar berjalan tertib.
h. Setelah kegiatan evaluasi dilaksanakan, siswa diminta untuk mengumpulkan lembar jawaban dimeja guru.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. 3. Kegiatan Akhir
a. Refleksi
b. Kesimpulan dan tindak lanjut c. Salam Penutup
(2)
31
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi. Data yang didapat akan diolah, agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan perbaikan baik teknik, cara penyampaian, atau hal apa pun yang mempengaruhi jalannya proses pembelajaran dalam pelaksanaan siklus yang telah direncanakan dan dilaksanakan.
d. Analisis dan Refleksi
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi agar pada pelaksanaan siklus yang baru, perencanaan yang matang pun dapat dilaksanakan dengan maksimal melalui observasi dan analisis oleh peneliti dan guru guna mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai serta harapan dari penelitian ini. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
3.8. Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dengan menerapkan metode contectual teaching and learning dikatakan berhasil apabila:
a. Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.
b. Pada akhir penelitian adanya peningkatakan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai ≥ 75% dari seluruh siswa mencapai KKM (60)
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan perbaikan pembelajaran ini adalah:
1. Penggunaan model CTL pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang ditunjukkan dari peningkatan nilai rata-rata serta aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus I rata-rata aktivitas siswa adalah 53,9 dan pada siklus II rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 84,5.
2. Penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari peningkatan nilai rata-rata serta aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 53,13% dan pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 100%
5.2. Saran
1. Bagi peserta didik, agar senantiasa membiasakan untuk belajar dan bekerja sama dengan peserta didik lain, guna memperkaya ilmu pengetahuan dan informasi yang maksimal agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
(4)
55
2. Bagi guru, upayakan untuk menggunakan variasi dalam pembelajaran untuk mencegah kejenuhan peserta didik dalam menerima ilmu, karena dengan adanya variasi atau hal baru yang tepat maka peserta didik akan lebih antusias dan terpancing untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, variasi dalam pembelajaran membuat kita lebih kreatif dan berpikiran luas.
3. Bagi Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang dapatmendukung pembelajaran guna peningkatan prestasi peserta didik dan sekolah.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2011. Pengertian IPA http://juhji.science-sd.blogspot.com. Diakses 25 Oktober 2012. Pukul 11.45 WIB.
Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB & TK. Yrama Widya. Bandung.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.
Dampler. 2011. Pengertian IPA http://technoly13.wordpress.com. Diakses 25 Oktober 2012. Pukul 21.45 WIB.
Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Fajar, Erni. 2009. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Rosda. Bandung.
Fathurrohman, Pupuh & Sutikno M Sobry. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Refika Aditama. Bandung.
HW, Fawer. 2011. Pengertian IPA http://technoly.wordpress.com. Diakses 25 Oktober 2012. Pukul 21.00 WIB.
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Pers. Jakarta.
Kusumah, Wijaya dkk. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Malta Printindo. Jakarta.
Larasati, Riska. 2005. Analisis model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan pengaruhnya terhadap upaya peningkatan hasil belajar Akutansi pada pokok bahasan pencatatan transaksi perusahaan dagang mata pelajaran Akutansi pada siswa kelas II semester I SMU Negeri 7 Purworejo, Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Nashar. 2004. Peran Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Delia Pers. Jakarta
Nurhadi. 2004. ”Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban”. PT.Grasindo. Jakarta
(6)
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta. Sriyono. 2010. Hakikat Belajar, Prestasi Belajar, dan Aktivitas Belajar.
http://susilofy.wordpress.com. Diakses 7 Oktober 2012. Pukul 10.15 WIB.
Suyoso. 2011. Pengertian IPA. http://juhji.science-sd.blogspot.com. Diakses 25 Oktober 2012. Pukul 21.30 WIB.
Trianto. 2010. Mendesain model pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.
Wardhani, IGAK dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas terbuka. Jakarta.
Widyaiswara. 2005. Model-model Pembelejaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
Winasanjaya 2011. Metode CTL dan Penerapannya http://majalahpendidikan.com Diakses 17 November 2012 Pukul 19.15 WIB
Winataputra, Udin S dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta.