tersebut. Keempat jenis ukuran tersebut yang sesuai dengan UU RI NO.20 Tahun 2008 antara lain:
a. Perusahaan dengan usaha ukuran mikro, yaitu memiliki kekayaan
bersih ≤ Rp50.000.000, - tidak termasuk tanah dan bangunan dan
memiliki jumlah penjualan ≤ Rp. 300.000.000, -.
b. Perusahaan dengan usaha ukuran kecil, yaitu memiliki kekayaan
bersih Rp. 50.000.000,- sampai Rp. 500.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan serta memiliki jumlah penjualan Rp.
300.000.000,- sampai dengan Rp. 2.500.000.000,-.
c. Perusahaan dengan usaha ukuran menengah, yaitu memiliki
kekayaan bersih Rp. 500.000.000,- sampai Rp. 10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan serta memiliki jumlah
penjualan Rp. 2.500.000.000,- sampai dengan Rp. 50.000.000.000,-.
d. Perusahaan dengan usaha ukuran besar, yaitu memiliki kekayaan
bersih ≥ Rp. 10.000.000.000, - tidak termasuk tanah dan bangunan
serta memiliki jumlah penjualan ≥ Rp. 50.000.000.000, -.
b. Ukuran Komite Audit
Komite audit merupakan komite yang bertugas membantu dewan komisaris dalam melakukan mekanisme pengawasan terhadap manajemen.
Menurut Forker 1992 dalam Said et.al 2009, komite audit dianggap sebagai alat yang efektif untuk melakukan mekanisme pengawasan,
sehingga dapat mengurangi biaya agensi dan meningkatkan kualitas pengungkapan informasi perusahaan. Komite audit mempunyai tanggung
jawab dalam tiga bidang, yaitu dalam laporan tahunan, tata kelola
perusahaan dan pengawasan perusahaan.
1. Laporan keuangan financial reporting, untuk memastikan bahwa
laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen telah memberikan gambaran yang sebenarnya tentang kondisi keuangan, hasil
usahanya, serta rencana dan komitmen jangka panjang.
2. Tata kelola perusahaan corporate governance, adalah untuk
memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai undang- undang dan peraturan yang berlaku, melaksanakan usahanya dengan
beretika, melaksanakan pengawasannya secara efektif terhadap
Universitas Sumatera Utara
benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan.
3. Pengawasan perusahaan corporate control, tanggung jawab komite
audit untuk pengawasan perusahaan termasuk di dalamnya pemahaman tentang masalah serta hal-hal yang berpotensi
mengandung risiko dan sistem pengendalian intern serta memonitor proses pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal. Ruang
lingkup audit internal harus meliputi pemeriksaan dan penilaian tentang kecukupan dan efektivitas sistem pengawasan intern
Waryanto, 2010.
Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep- 29PM2004 yang termuat dalam peraturan Nomor IX.I.5 disebutkan bahwa komite audit yang
dimiliki oleh perusahaan minimal terdiri dari tiga orang, dimana sekurang- kurangnya satu orang berasal dari komisaris independen dan dua orang
berasal dari anggota lainnya yang berasal dari luar kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan.
Keberadaan komite audit membantu menjamin pengungkapan dan sistem pengendalian akan berjalan dengan baik. Semakin besar ukuran komite
audit, maka pengawasan yang dilakukan akan semakin baik dan kualitas pengungkapan informasi sosial yang dilakukan perusahaan semakin
meningkat atau semakin luas Collier, 1993 dalam Nasir dan Abdullah, 2004.
c. Profitabilitas