3. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi
perusahaan terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Anggraini 2006 menyatakan bahwa tuntutan
terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang baik, memaksa perusahaan
untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan sudah
melaksanakan aktivitas sosialnya sehingga hak masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan karyawan, dan keamanan mengkonsumsi makanan
dapat terpenuhi. Menurut Anggusti 2010 : 39, cara pandang perusahaan melaksanakan
CSR umumnya diklasifikasikan dalam tiga kategori. 1.
Sekedar basa basi dan keterpaksaan. CSR diterapkan lebih karena tekanan faktor eksternal.
2. Sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban compliance. CSR
diimplementasikan karena memang ada regulasi, hukum dan aturan yang memaksanya.
3. Bukan lagi sekedar kewajiban, tapi lebih dari sekedar kewajiban
beyond compliance. CSR diimplementasikan karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam internal driven. Perusahaan telah
menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya,
melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sangat perlu dilakukan, karena bagaimanapun juga perusahaan memperoleh nilai tambah dari
kontribusi masyarakat di sekitar perusahaan termasuk dari penggunaan
Universitas Sumatera Utara
sumber-sumber sosial. Aktivitas perusahaan yang menyebabkan kerusakan sumber-sumber sosial akan dapat menimbulkan adanya biaya sosial yang
harus ditanggung oleh masyarakat. Sebaliknya, perusahaan yang
meningkatkan mutu sumber sosial akan menimbulkan manfaat sosial. Pengungkapan tanggung jawab sosial dapat diukur dengan proksi
Corporate Social Responsibility Disclosure Index CSRDI berdasarkan Global Reporting Initiatives
GRI yang diperoleh dari website
www.globalreporting.org. Indikator GRI ini terdiri dari tiga fokus pengungkapan, yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial sebagai dasar
sustainability. Pengukuran CSRDI dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Marpaung 2009 yang mengelompokkan informasi CSR ke dalam
kategori: masyarakat, konsumen dan tenaga kerja, karena item-item pengungkapan CSR di dalamnya sangat cocok dijadikan pengukur variabel
dependen untuk industri perbankan dan keuangan. Kategori pengungkapan CSR terlampir pada daftar kategori pengungkapan corporate social
responsibility yang terlampir dalam lampiran ii. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan content analysis dalam mengukur variety dari CSRDI.
Pendekatan ini pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai
0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
4. Teori yang Mendasari Kebijakan Tanggung Jawab Sosial