Tujuan Analisis Risiko Operasional Menggunakan Pendekatan Distribusi Kerugian dengan Metode Agregat.

I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sektor jasa keuangan merupakan salah satu sektor industri yang sering menghadapi hambatan strategis. Industri keuangan menghadapi perubahan peraturan seiring dengan perkembangan teknologi. Asuransi sebagai institusi keuangan yang sedang berkembang saat ini dalam menjalankan aktivitasnya juga dihadapkan pada risiko, karena pada dasarnya risiko selalu melekat pada seluruh aktivitas perusahaan. Besarnya risiko dalam suatu perusahaan pada hakikatnya menunjukkan besarnya potensi masalah oleh perusahaan tersebut. Salah satu risiko yang belum banyak diketahui karakteristiknya dibandingkan beberapa risiko lainnya adalah risiko operasional. Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya ketidakcukupan atau tidak berfungsi proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya masalah eksternal yang mempengaruhi operasional perusahaan. Meskipun terlihat sederhana, jika tidak dikelola dengan baik risiko ini akan menimbulkan dampak yang besar. Menurut BASEL II peraturan perbankan internasional ukuran besarnya risiko operasional Operational Value at Risk disingkat dengan OpVaR. BASEL II memberikan beberapa metode pengukuran risiko operasional, di antaranya Basic Indicator Approach pendekatan indikator dasar, Standardized Approach pendekatan standar dan Advance Measurement Approach pendekatan pengukuran lanjutan. Pada dua metode pertama mensyaratkan sebaran normal, padahal dalam kenyataannya kerugian seringkali menyebar tidak normal Situngkir dan Surya 2006. Oleh karena itu, dalam peraturan BASEL II ini diperbolehkan menggunakan metode alternatif pendekatan pengukuran lanjutan. Salah satu teknik yang digunakan yaitu Loss Distribution Approach pendekatan distribusi kerugian yang dipercaya sangat relevan dalam pengukuran risiko operasional pada perusahaan asuransi. Pencatatan kerugian operasional khususnya di perusahaan asuransi, masih belum terlaksana dengan baik sehingga berdampak pada terbatasnya data untuk kerugian dalam risiko operasional. Pada karya ilmiah ini data kerugian operasional yang diamati diperoleh dari pembayaran klaim. Secara umum, klaim asuransi dapat dimodelkan dengan menggunakan sebaran yang memiliki sifat yang sama seperti sebaran Poisson, di mana nilai harapan dari klaim sama dengan ragamnya dan sebaran binomial negatif, di mana nilai harapan lebih kecil dari ragamnya.

1.2 Tujuan

Tujuan dari karya ilmiah ini yaitu: 1. Mempelajari karakteristik statistik risiko operasional OpVaR pada perusahaan asuransi. 2. Menentukan nilai risiko operasional dengan metode agregat. II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Risiko Operasional Terdapat beberapa pendekatan untuk mengukur risiko operasional sebagaimana yang disarankan oleh lembaga keuangan internasional Bank for International Settlement, BIS yaitu: a. Pendekatan indikator dasar. b. Pendekatan standar. c. Pendekatan pengukuran lanjutan. Pada dua pendekatan pertama, lembaga keuangan internasional BIS telah menentukan standar baku perhitungan risiko operasionalnya, sementara untuk pendekatan pengukuran lanjutan, lembaga keuangan internasional BIS menyerahkan pada internal bank atau perusahaan untuk perhitungannya, dengan syarat metode ini memenuhi kriteria kelayakan perhitungan. Salah satu teknik dari pendekatan pengukuran lanjutan adalah pendekatan distribusi kerugian. Pendekatan distribusi kerugian didasarkan pada data kerugian operasional internal. Data kerugian operasional dikelompokkan dalam distribusi frekuensi kejadian atau events dan distribusi severitas besarnya kerugian operasional. Distribusi data frekuensi kejadian operasional merupakan distribusi yang bersifat diskret dan proses stokastik data umumnya mengikuti distribusi Poisson. Sedangkan distribusi data severitas kerugian operasional merupakan distribusi yang bersifat kontinu. Distribusi severitas kerugian operasional umumnya mengikuti karakteristik distribusi eksponensial Muslich 2007. Alat analisis yang digunakan dalam pengukuran potensi kerugian adalah pendekatan distribusi kerugian dengan metode agregat. Dalam metode agregat, data kerugian operasional didistribusikan dalam distribusi frekuensi dan severitas. Dengan dua jenis distribusi frekuensi dan severitas tersebut, distribusi total kerugian operasional tinggal menggabungkannya menjadi satu distribusi total kerugian. Distribusi total kerugian ini yang kemudian digunakan untuk memproyeksikan potensi kerugian risiko operasional. 2.2 Percobaan Acak, Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang Definisi 1 Percobaan Acak Percobaan acak adalah percobaan yang dapat dilakukan berulang-ulang dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul dapat diketahui, tetapi hasil pada percobaan berikutnya tidak dapat ditebak dengan tepat. Hogg et al. 2005 Definisi 2 Ruang Contoh Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak, dan dinotasikan dengan Ω. Grimmet dan Stirzaker 1992 Definisi 3 Kejadian Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang contoh Ω. Grimmet dan Stirzaker 1992 Definisi 4 Kejadian Saling Lepas Kejadian A dan B disebut saling lepas jika irisan dari keduanya adalah himpunan kosong . Grimmet dan Stirzaker 1992 Definisi 5 Medan- Medan- adalah suatu himpunan yang anggotanya terdiri atas himpunan bagian ruang contoh , yang memenuhi syarat berikut: 1. . 2. Jika , maka 3. Jika , maka ⋃ Grimmet dan Stirzaker 1992 Definisi 6 Ukuran Peluang Ukuran peluang P pada merupakan fungsi yang memenuhi: 1. 2. bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan maka ∑ Pasangan disebut ruang peluang. Grimmet dan Stirzaker 1992

2.3 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran Definisi 7 Peubah Acak

Dokumen yang terkait

Analisis Keandalan Transformator Daya Menggunakan Metode Distribusi Weibull (Studi Kasus Transformator Daya GI. Titi Kuning PT. PLN Persero)

5 89 98

Pengukuran Risiko Operasional Dengan Pendekatan Bayesian Bootstrapping

3 43 45

Pengukuran Risiko Operasional Dengan Pendekatan Peak Over Threshold – Generalized Pareto Distribution

5 73 55

Pengukuran Risiko Operasional Dengan Menggunakan Metode Standarisasi (The Standardized Approach)

4 91 51

Pengukuran Risiko Operasional Dengan Pendekatan Internal Generalized Extreme Value-Teori Nilai Ekstrem

1 60 55

ANALISIS PERBANDINGAN ORIENTASI AGREGAT DAN DISTRIBUSI VOID MENGGUNAKAN AGREGAT BARU DAN RAP YANG DIPADATKAN Analisis Perbandingan Orientasi Agregat Dan Distribusi Void Menggunakan Agregat Baru Dan Rap Yang Dipadatkan Dengan Alat Pemadat Roller Slab.

0 4 20

ANALISIS PERBANDINGAN ORIENTASI AGREGAT DAN DISTRIBUSI VOID MENGGUNAKAN AGREGAT BARU DAN Analisis Perbandingan Orientasi Agregat Dan Distribusi Void Menggunakan Agregat Baru Dan Rap Yang Dipadatkan Dengan Alat Pemadat Roller Slab.

0 2 23

ANALISIS PERBANDINGAN ORIENTASI AGREGAT DAN DISTRIBUSI Analisis Perbandingan Orientasi Agregat Dan Distribusi Void Menggunakan Agregat Baru Dan Rap Yang Dipadatkan Dengan Alat Marshall Hammer.

0 2 19

ANALISIS PERBANDINGAN ORIENTASI AGREGAT DAN DISTRIBUSI Analisis Perbandingan Orientasi Agregat Dan Distribusi Void Menggunakan Agregat Baru Dan Rap Yang Dipadatkan Dengan Alat Marshall Hammer.

0 2 34

Analisis Risiko Operasional di PT TELKOM dengan pendekatan Metode ERM

0 0 17