Kristal Fotonik Satu Dimensi Persamaan-Persamaan Maxwell Persamaan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik EM dapat merambat secara radiatif dalam kristal fotonik. Perambatan ini menarik untuk dipelajari dan memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan. Beberapa kegunaan mencakup difraksi sinar- X dalam kristal dan kemunculan pita “terlarang” dari cahaya dalam medium lapisan periodik. Fenomena ini telah dimanfaatkan dalam berbagai perangkat optik seperti laser distribusi reflektor Bragg, cermin Bragg reflektansi tinggi, filter akusto-optik, filter Solc, dan lain-lain [1] . Kristal fotonik dapat memanipulasi foton dengan banyak cara yang menakjubkan. Aplikasinya banyak diberbagai bidang, seperti: reflektor, laser,dan telekomunikasi optik. Disamping itu,emisi cahaya dapat dipercepat atau diperlambat dengan menggunakan fotonik kristal sehingga dapat mengefisienkan sumber cahaya tiruan seperti pada laser dan light emitted dioda pada sel surya [1] . Kristal fotonik dapat digunakan untuk aplikasi sensor terutama untuk karakterisasi material berupa fluida gas atau cair. Mekanisme yang mungkin digunakan adalah dengan menempatkan kristal fotonik dalam lingkungan yang ingin diketahui subtansi fluida penyusunnya melalui indeks bias yang terukur oleh sistem sensor dan tranduser [2] . Kristal fotonik juga digunakan dalam penelitian pengukuran gas polutan. Diantaranya digunakan dalam karakteristik sifat optic reagent sebelum dan sesudah bereaksi dengan gas nitrogen dioksida yang menjadi sempel penelitian, mengetahui panjang gelombang karakterstik untuk operasi sensor optik, dan kalibarasi serta optimasi sensitifitas sensor optik berbasis kristal fotonik satu dimensi dalam pengukuran gas nitrogen dioksida NO 2 [3] . Variasi kajian penelitian teoritik pada kristal fotonik yang telah dilakukan di antaranya kristal fotonik satu defect, kristal fotonik dua defect,kristal fotonik omnidirectional, dan lain-lain. Melihat perkembangan kajian penelitian tersebut , akan dilakukan kajian simulasi komputasi terhadap kristal fotonik yang ditambahkan apodisasi. Dalam bidang penelitian simulasi komputasi, perkembangan kristal fotonik telah dibuat simulasi perambatan gelombang elektro magnet EM monokromatik pada kristal fotonik satu dimensi dengan membuat suatu sistem piranti lunak yang dirancang berbasis graphic user interface melalui piranti lunak MATLAB 7 [1] . Piranti lunak yang dirancang dapat dijalankan apabila piranti lunak Matlab telah dipasang.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Mempelajari karakteristik kristal fotonik satu dimensi dengan apodisasi analisa pola transmitansi , dengan variasi indeks bias efektif menggunakan piranti lunak C++ sebagai alat analisisnya. 2. Merancang piranti lunak dengan format executable file dengan menggunakan piranti lunak C++.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh dari penambahan apodisasi pada kristal fotonik satu dimensi terhadap transmitansi? 2. Bagaimana compatibility piranti lunak yang dirancang pada sistem operasi Windows 7?

1.4 Hipotesis

1. Terdapat pola transmitansi dan reflektansi yang memberikan manfaat pada sensitifitas kristal fotonik. 2. Piranti lunak yang dirancang dapat dipergunakan pada sistem operasi tanpa terkait dengan piranti lunak lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kristal Fotonik Satu Dimensi

Kristal fotonik satu dimensi merupakan sistem optik periodik yang disusun atas unit- unit sel identik. Masing-masing unit sel tersebut terdiri atas dua atau lebih lapisan material dielektrik dengan indeks bias rendah dan tinggi, dan dengan ketebalan berorde panjang gelombang EM operasional. Interferensi antara gelombang transmisi dengan refleksi dapat mengakibatkan pemblokiran perambatan gelombang EM pada rentang panjang gelombang tertentu yang disebut photonic band gap PBG . Adanya rentang PBG ini mirip dengan energi band gap pada perilaku elektron dalam material semikonduktor [3] . Kristal fotonik terdiri atas dua jenis polarisasi yaitu transfer magnetic TM dan transfer elektric TE dimana medan magnet dan medan listrik saling orthogonal [4] .

2.2 Persamaan-Persamaan Maxwell

Persamaan yang mendasari teori elektromagnetik adalah persamaan Maxwell. Persamaan ini ditulis dalam bentuk diferensial sebagai berikut: 0, t      B E [7] 1 J D H       t [7] 2    D . [7] 3 .   B [7] 4 Keterangan: E adalah vektor medan makroskopik listrik, B adalah rapat fluks magnet atau induksi magnet yang muncul sebagai respon bahan terhadap medan , H adalah intensitas medan magnet, and D adalah medan perpindahan listrik.  dan J adalah rapat muatan listrik bebas dan rapat arus listrik bebas [7] . Persamaan 1 sampai 4 merupakan hukum dasar kelistrikan dan kemagnetan dalam bentuk diferensial. Persamaan 1 merupakan bentuk diferensial dari hukum Faraday tentang induksi, yang menggambarkan pembentukan medan listrik induksi akibat perubahan fluks magnet terhadap waktu. Persamaan 2 merupakan bentuk persamaan diferensial dari hukum Ampere dan menggambarkan timbulnya medan magnet induksi akibat adanya muatan listrik yang mengalir pada suatu penghantar. Gambar 1 Kristal fotonik satu dimensi [4] Gambar 2 Gelombang elektromagnetik EM [5] Persamaan 3 merupakan bentuk diferensial dari hukum Coulomb, yang menyatakan hubungan antara distribusi medan listrik yang ditimbulkan oleh suatu distribusi muatan. Persamaan 4 timbul sebagai akibat dari belum ditemukannya monopol magnet di alam semesta ini [1] . Pada kasus yang linear dan medium yang isotropik, E, D, B, dan H dihubungkan dengan persamaan konstrktif o      D E E P 5 O      B H H M 6 Keterangan:  dan  merupakan besaran tensor dan dikenal sebagai permitivitas listrik dan permeabilitas magnetik. P dan M adalah polarisasi listrik dan magnetik [5] . Berdasarkan fakta, P dan M berasal dari tingkat atomik mikroskopik, yaitu ketika medan listrik dan medan magnetik diberikan pada bahan; medan listrik akan “mengganggu” gerakan elektron dan menghasilkan polarisasi momen dipole listrik persatuan volume P , sedangkan medan magnet akan “mengganggu” arah spin elektron dan menghasilkan polarisasi magnetik persatuan volume M [6] . Secara umum, P dan M mempunyai hubungan yang non-linier dengan E dan H berdasarkan hubungan : P = .... 3 2 2 1    E E E     7

2.3 Persamaan

Gelombang Datar Monokromatik Persamaaan gelombang datar monokromatik TE merupakan salah satu solusi persamaan Maxwell yang bisa didapatkan dengan mensubstitusi persamaan konstitutif ke dalam empat persamaan Maxwell. Gunakan hubungan konstitutif 6 untuk B pada persamaan 1, kemudian bagi ke dua sisi dengan  dan aplikasikan operator curl, sehingga didapat: 1                H E t  8 Differensiasikan persamaan 2 terhadap waktu, kemudian gunakan persamaan 5 dan gabungkan dengan persamaan 8, maka didapatkan: 1 2 2 2 2                     t t t J P E E   9 Gunakan identitas vektor:   1 1 1                         E E E dan     E E E 2 .          Maka persamaan di atas menjadi: 2 2 2 2 2 ln . t t t                       J E E P E E 10 Dengan mensubstitusi D dari persamaan 5 ke persamaan 3:             P E P E . . . . 1 . P E        11 dan mensubstitusikan pada persamaan 10 akan diperoleh: 2 2 2 2 2 1 ln . 0 t t t                            J E E P E P 12 Seperti yang tampak pada persamaan terakhir bahwa solusi persamaan tersebut sangatlah rumit, maka untuk menyelesaikannya digunakan beberapa asumsi-asumsi sebagai berikut : 1. Pada bahan tidak terdapat rapat muatan statis  = 0 maupun dinamis J = 0. Jika melihat persamaan di atas, maka : t      J dan      . Ini berarti bahwa medan EM dapat ada meskipun tanpa ada muatan dan arus. 2. Bahan bersifat isotropis homogen, sehingga tensor  dan  akan berubah menjadi skalar tetap. Jika melihat persamaan di atas maka ln      E  3. Kuat medan yang diberikan harus berada pada daerah linier sehingga efek non- liniernya dapat diabaikan.    P E dan 1 .      P Dengan memasukkan asumsi-asumsi di atas persamaan menjadi: 2 2 2 2 2 t t           E P E 2 2 2 2 2 t t             E E E 2 2 2 1 t         E E 2 2 2 t       E E 13 Persamaan terakhir merupakan persamaan gelombang EM standar yang mempunyai banyak solusi dan salah satu solusi yang dipakai adalah gelombang datar harmonis monokromatik : . , t i e t r    r k E E 14 Istilah datar berkaitan dengan muka gelombang yang berbentuk bidang datar tegak lurus padah arah vektor perambatan k. E dan H adalah vektor amplitudo. Frekuensi sudut  dan vektor gelombang k [6]

2.4 Pemantulan