Pola Kemitraan Eksisting Kelembagaan Hutan Rakyat di Jawa Timur .1 Mekanisme perdagangan kayu rakyat
Kelembagaan berazas koperasi dapat menjadi wadah bagi petani dalam memenuhi kebutuhan baik modal, sarana produksi ataupun kredit lunak lainnya.
Bagi industri keberadaan lembaga ini juga dapat merupakan penghubung terhadap petani. Karena karakteristik petani di Jawa Timur umumnya memiliki
lahan dibawah 1 Ha, maka akan memudahkan bagi industri untuk menyalurkan sarana produksi, membeli hasil panen kayu dan membuat perjanjian kerjasama
apabila petani tergabung dalam suatu kelompok usaha yang lebih besar dengan badan hukum yang jelas.
Bantuan dari industri baik berupa dana CSR atau kredit lunak usaha hutan rakyat dapat diserahkan ke lembaga ini untuk dikelola sebagai modal
usaha hutan rakyat. Dengan cara ini seluruh petani anggota koperasi mendapat hak yang sama untuk modal pengusahaan hutan rakyat.
Koperasi juga dapat bergerak dalam usaha simpan pinjam. Untuk kredit pinjaman, anggota dapat
membayar saat panen kayu. Ini dapat mendorong petani untuk tidak lagi
melakukan tebang butuh tapi sesuai daur tebang sehingga kayu yang dihasil lebih berkualitas dengan harga jual yang lebih tinggi.
Kayu hasil panen sesuai standar perusahaan akan ditampung lembaga dengan harga pasar yang berlaku dan menjual ke industri mitra atau lainnya
dengan harga
ditingkat industri.
Dengan demikian
margin keuntungan
perdagangan kayu akan dinikmati oleh anggota lembaga sendiri, sedangkan industri memperoleh pasokan bahan baku sesuai standar perusahaan.
Menurut Baqa
2006 banyak alasan
yang menyebabkan
bentuk kelembagaan berupa koperasi menjadi suatu hal yang dibutuhkan bagi
pengembangan sektor pertanian meskipun banyak masyarakat tidak percaya nama koperasi karena image yang terlanjur jelek, diantaranya yaitu :
1. Terlepas dari besarnya skala usaha pertanian yang dimiliki, petani umumnya merupakan usaha yang relatif kecil dibandingkan dengan partner dagangnya,
sehingga petani umumnya memiliki posisi rebut tawar bargaining power yang lemah
2. Pasar produk pertanian umumnya dikuasai oleh pembeli yang jumlahnya relatif sedikit dibandingkan jumlah petani yang banyak
3. Besarnya permintaan dari para pembeli produk pertanian ini umumnya baru dapat dipenuhi dai menggabungkan volume produksi banyak petani
4. Pengaruh aspek biologis produksi pertanian menyebabkan kualitas produksi yang bervariasi. Hal ini dapat menyulitkan dalam proses pemasaran hasil
93
produksi pertanian. Disamping itu akan sangat meyulitkan bagi petani yang memasarkan produknya secara individual
5. Karakter sektor pertanian yang secara geografis tersebar menyebabkan hanya sedikit kalangan petani yang berlokasi dekat dengan pasar. Hal ini
juga menyebabkan rendahnya kemampuan petani menjangkau berbagai alternatif pembeli
6. Kualitas sumberdaya manusia petani yang umumnya relatif rendah, sehingga relatif sulit untuk meningkatkan usahanya jika dilakukan secara individual.
7. Suasana kehidupan dan kerja para petani yang dekat dengan alam sedikit banyak berpengaruh pada pola hidup yang mengajak masyarakat secara
berdama-sama berikhtiar untuk memecahkan masalah bersama. Permasalahan yang dihadapi dalam hutan rakyat hampir sama dengan yang
terjadi pada pertanian. Untuk itu peran lembaga berazaz koperasi hutan rakyat menjadi penting dalam meningkatkan produksi serta kesejahteraan hidup petani
hutan rakyat dimana : 1.
Melalui lembaga ini petani dapat memperbaiki posisi tawar baik dalam memasarkan hasil produksi maupun dalam pengadaan input produksi
yang dibutuhkan. Harga jual kayu rakyat tidak lagi bisa dipermainkan oleh tengkulak serta dengan adanya koperasi petani tidak sekedar
penerima hibah berupa top down sesuai keinginan industri atau pemerintah namun memiliki posisi tawar yang tinggi.
2. Lembaga dapat mengupayakan pembukaan pasar baru bagi produk anggotanya
3. Dengan bergabung dalam lembaga, para petani hutan rakyat tidak lagi menjual hasil panen berupa tegakan, akan tetapi lembaga membantu
dalam hal pemanenan dan ijin tebang sampai pemotongan kayu sesuai dengan permintaan pasar sehingga harga kayu tidak lagi rendah
4. Dengan penyatuan sumberdaya para petani dalam suatu lembaga, para petani lebih mudah dalam menangani resiko yang melekat pada produksi
yaitu pengaruh iklim, heterogenitas kualitas produksi dan sebaran daerah produksi
5. Peran lembaga bukan hanya sekedar peningkatan produksi hutan rakyat namun juga sebagai lembaga transfer teknologi dan pengembangan SDM
petani.
6. Berdirinya lembaga berazaz koperasi akan membuka lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi petani anggota maupun masyarakat sekitarnya.
Peran pemerintah dalam keberhasilan pengembangan hutan rakyat dengan pola kemitraan sangat dibutuhkan baik dalam hal penyedia informasi dan
fasilitasi kemitraan, pembinaan kelembagaan dan petani hutan rakyat juga sebagai penentu kebijakan dan peraturan terutama yang berkenaan dengan
hutan rakyat dan pola kemitraan. Kebijakan yang memberikan kemudahan
dalam pola kemitraan dan penyederhanakan sistem tata kelola hasil hutan rakyat akan menciptakan iklim kondusif bagi perkembangan hutan rakyat dengan pola
kemitraan.