79
Luasan penggunaanpenutupan lahan yang persentasenya besar meliputi sawah dengan luas 1,4 juta Ha 31, hutan seluas 1 juta Ha 21 pertanian
lahan kering 786.000 Ha 16 dan pemukiman seluas 560.000 Ha 11 sedangkan kelas lain memiliki persentase luasan relatif kecil sebagaimana
terlihat pada Tabel 18. Tabel 18 Pengunaan Lahan Eksisting
NO JENIS PENGGUNAAN
LUAS Ha PERSENTASE
1 AIRDANAUSUNGAIWADUK
19.678 0,41
2 BANDARA
758 0,02
3 BELUKARSEMAK
393.863 8,20
4 HUTAN
1.008.212 20,99
5 HUTAN MANGROVE
17.509 0,36
6 INDUSTRI
4.897 0,10
7 PERTANIAN LAHAN KERING
786.984 16,38
8 LAHAN TERBUKA
18.745 0,39
9 PELABUHAN
713 0,01
10 PEMUKIMAN
562.154 11,70
11 PERKEBUNAN
418.690 8,72
12 RAWA
2.282 0,05
13 SAWAH
1.489.414 31,01
14 TAMBAK
79.766 1,66
TOTAL 4.803.665
100
Dari tabel 18 diatas terlihat bahwa luas hutan eksisting di Jawa Timur adalah sekitar 1 juta Ha. Sedangkan luasan penetapan kawasan hutan adalah
1.354.395,82 Ha Dishutprov Jatim, 2011. Lebih kecilnya luas hutan saat ini terjadi karena adanya perubahan tutupan lahan dimana kawasan hutan mulai
terkonversi menjadi pemukiman, ladang, tanah terbuka dan lain-lain.
5.5 Analisis Ketersediaan Lahan
Analisis ketersediaan lahan yang digunakan adalah berdasarkan analisis spasial menggunakan overlay antara peta penggunaan lahan eksisting, kawasan
hutan dan peta rencana penggunaan lahan sesuai arahan RTRW Provinsi Jawa Timur.
Wilayah yang berpotensi untuk pengembangan hutan rakyat secara spasial adalah sebagai berikut :
1. Bukan merupakan kawasan hutan hutan konservasi, hutan lindung, taman
nasional, cagar alam, suaka margasatwa dan taman hutan raya 2.
Merupakan tanah terbuka atau padang rumput yang berpotensi sebagai lahan kritis
3. Merupakan kawasan budidaya pertanian lahan kering non sawah
4. Bukan merupakan kawasan perkebunan
5. Bukan Pemukiman dan kawasan industrijasa
6. Bukan kawasan dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah RTRW yang
ditetapkan sebagai zona khusus seperti zona industri, pemukiman atau
lainnya. Meskipun pada kondisi lapangan hutan rakyat juga dikembangkan pada
pekarangan rumah, pematang sawah dan perkebunan namun pada penelitian ini analisa ketersediaan lahan untuk pengembangan hutan rakyat dibatasi sampai
lahan pertanian semusim.
Gambar 24 Kawasan Hutan Provinsi Jawa Timur
Tumpang tindihoverlay pertama dilakukan antara peta penggunaan lahan eksisting dengan peta kawasan hutan sebagaimana Gambar 24. Selanjutnya
81
dilakukan query area pengguna lain dengan kemungkinan kesesuaian untuk pengembangan hutan rakyat dan area yang merupakan prioritas penghijauan
seperti padang rumput dan tanah kosong. Hasil
query menunjukkan
bahwa lahan
yang tersedia
untuk pengembangan hutan rakyat prioritas adalah seluas 253.605 Ha yang
merupakan padang rumput dan tanah kosong diluar kawasan hutan. Sedangkan apabila pengembangan hutan rakyat mencakup area pertanian kering semusim
maka ketersediaan lahan secara spasial adalah seluas 871.579 Ha.
Gambar 25 Ketersediaan Lahan Pengembangan Hutan Rakyat Dilihat dari grafik pada Gambar 25, maka daerah memiliki ketersediaan
lahan untuk pengembangan hutan rakyat prioritas berupa lahan kosong, belukarsemak adalah kabupaten Sumenep, Pacitan dan Situbondo. Daerah-
daerah tersebut sebagian besar memang terdiri dari lahan kering dan memiliki
86.214 13.916
34.164 9.598
22.248 15.433
24.684 8.351
11.132 3.004
12.567 35.189
11.055 14.524
51.466 8.542
6.814 8.524
71.530 29.950
42.775 18.231
45.474 72.669
21 38.241
100.519 14.843
49.398 10.503
20.000 40.000
60.000 80.000
100.000 120.000
BANGKALAN BANYUWANGI
BLITAR BOJONEGORO
BONDOWOSO GRESIK
JEMBER JOMBANG
KEDIRI KOTA BATU
LAMONGAN LUMAJANG
MADIUN MAGETAN
MALANG MOJOKERTO
NGANJUK NGAWI
PACITAN PAMEKASAN
PASURUAN PONOROGO
PROBOLINGGO SAMPANG
SIDOARJO SITUBONDO
SUMENEP TRENGGALEK
TUBAN TULUNGAGUNG
Lahan Tersedia
Belukarsemak+Lahan Kosong Lahan Pertanian Kering + BelukarSemak + Lahan Kosong
karakteristik kurang subur, jenis tanah kurang sesuai untuk pertanian semusim atau memiliki curah hujan yang rendah.
G a
m b
a r
2 6
P e
ta K
e te
rs e
d ia
a n
L a
h a
n u
n tu
k P
e n
g e
m b
a n
g a
n H
u ta
n R
a ky
a t
d i
Ja w
a T
im u
r