30
Gambar 8 Hirarki Bentuk Pola Kemitraan Alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa kuisioner pada
stakeholders yang terlibat dalam kegiatan hutan rakyat. Responden adalah
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Direktur IPHHK di Gresik, Jombang, Lumajang dan Ketua Kelompok Tani Hutan Rakyat di Bangkalan,
Mojokerto, Lumajang dan Tuban. Aspek-aspek dalam penetapan prioritas pola kemitraan adalah modal
usaha, pemasaran dan bimbingan teknis yang merupakan pertimbangan utama dalam suatu pola kemitraan. Modal usaha meliputi semua pengeluaran untuk
produksi termasuk bibit, pupuk, obat-obatan dan biaya tenaga kerja, pemasaran merupakan kemudahan petani untuk menjual hasil produksi dengan adanya
kepastian pasar dan bimbingan teknis meliputi adanya bimbingan dan penyuluhan terhadap petani dalam budidaya tanaman hutan rakyat.
Pola kemitraan yang sering dipergunakan dalam hutan rakyat adalah : 1.
Pola A merupakan pola kemitraan dimana IPHHK memberikan bantuan bibit tanpa ada perjanjian bagi petani untuk menjual hasil panen kayu ke IPHHK
yang bersangkutan 2.
Pola B merupakan kemitraan dimana IPHHK memberikan bantuan bibit, saprodi dan bimbingan teknis dengan perjanjian seluruh hasil panen dijual ke
IPHHK yang bersangkutan 3.
Pola C merupakan kemitraan dimana IPHHK memberikan kredit lunak kepada petani yang pengembalian setelah panen dengan bunga yang telah
disepakati. 4.
Pola D merupakan kemitraan dengan sistem inti plasma. Dimana IPHHK merupakan inti dan petani adalah plasma. Inti memberikan modal, sarana
Bentuk Pola Kemitaan Antara Industri dan Masyarakat
MODAL USAHA PEMASARAN
BIMBINGAN TEKNIS
POLA A POLA B
POLA C POLA D
31
produksi dsb dengan perjanjian penjualan hasil panen ke inti dengan memotong biaya produksi yang telah dikeluarkan
3.8 Penyusunan Arahan Pengembangan Hutan Rakyat
Dalam penyusunan arahan digunakan metode deskriptif berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sebagaimana pada gambar 4.
Arahan pengembangan dibagi menjadi arahan berdasarkan jenis yaitu dengan menggunakan data-data yang diperoleh untuk penentuan jenis tanaman prioritas
yang akan dikembangkan. Arahan berdasarkan lokasi merupakan arahan
pengembangan hutan rakyat berdasarkan ketersediaan lahan dan kesesuaian jenis tanaman.
Arahan kemitraan merupakan arahan bagaimana bentuk pola kemitraan yang akan dikembangkan di Provinsi Jawa Timur untuk IPHHK yang
akan bermitra dengan petani hutan rakyat. Analisis optimasi transportasi digunakan untuk menentukan arahan
pengembangan berdasarkan lokasi. Analisis transportasi yaitu melihat minimum biaya yang harus dikeluarkan untuk pemenuhan suplai bahan baku industri oleh
hutan rakyat Fungsi Tujuan : Minimisasi
ܼ = ∑
Cij. . Xij
ୀଵ
ଵୀଵ
Dengan kendala ∑
Xij ≤ Oij
ଵୀଵ
untuk i=1,2,..,m kendala produksi ∑
Xij ≥ Dij
ଵୀଵ
untuk i=1,2,..,m kendala demand Xij ≥ 0 kendala non negativitas, karena jumlah barang dan jasa yang
dikirim tidak mungkin negatif Dimana :
i = wilayah hutan rakyat
j = wilayah IPHHK
xij = jumlah kayu yang ditransportasikan dari wilayah i ke wilayah j
cij = ongkos transpor yang harus dibayar untuk setiap unit xij yang
ditransport dari wilayah I ke wilayah j Oi
= kapasitas produksi total di wilayah i Dj
= permintaan total total demand wilayah j Selengkapnya alur penelitian sebagaimana pada Gambar 4.
Gambar 4. Skema Alur Penelitian
OPTIMASI KEMITRAAN IPHK DENGAN PETANI
KELEMBAGAAN EKSISTING
PREFERENSI POLA KEMITRAAN
POLA KEMITRAAN POTENSIAL
PETA KETERSEDIAAN DAN KESESUAIAN LAHAN
LANDSAT TM7
PETA LANDUSE EKSISTING
PETA RTRW PETA KAWASAN
HUTAN
PETA KETERSEDIAAN LAHAN
KEBUTUHAN INDUSTRI
PREFERENSI MASYARAKAT
PRODUKSI HUTAN
RAKYAT
JENIS TANAMAN PRIORITAS
overlay
overlay AHP
AHP
ARAHAN PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT
ARAHAN JENIS TANAMAN
ARAHAN LOKASI PENGEMBANGAN
ARAHAN KELEMBAGAAN
KESESUAIAN LAHAN
Analisa Finansial