grafting meranti tembaga, dan 2 memperoleh teknik grafting untuk rejuvenasi bahan stek pucuk meranti tembaga.
Gambar 1 Rumusan Masalah dan Kerangka Pemikiran.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menginformasikan faktor bahan stek yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan perakaran stek meranti
tembaga. Diketahuinya pola hubungan antara umur dan tingkat juvenilitas bahan stek dan metode rejunevasinya, diharapkan dapat mendukung program
penanaman, pemuliaan dan konservasi tanaman jenis-jenis dipterokarpa, khususnya meranti tembaga.
Morfologi Anatomi
Kandungan Hara
Kandungan Hormon
Pemangkasan Pemupukan
Lingkungan Bahan stek
umurgenetik Zat Pengatur
Tumbuh Perakaran Stek
Tingkat Juvenilitas Bahan Stek
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Mempelajari faktor-faktor internal yang mempengaruhi juvenilitas tanaman S. leprosula
, meliputi morfologi, anatomi, kandungan auksin dan hara pada bagian pucuk bahan stek dan kemampuan perakarannya. Selain itu, dipelajari juga teknik
grafting yang dapat digunakan untuk merejuvenasi bahan stek.
1.6 Hipotesis Penelitian
Umur tanaman jenis meranti tembaga S. leprosula Miq. mempengaruhi tingkat juvenilitas yang ditunjukan dengan karakteristik morfologi dan anatomi,
kandungan auksin, kandungan hara bahan stek dan kemampuan perakaran stek serta grafting.
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Umum Meranti Tembaga
Shorea leprosula Miq.
Shorea lepropsula Miq meranti tembaga sinonim Hopea maranti Miq.,
Shorea maranti Burck, S. astrostricta Scort. Ex Foxw. termasuk famili
Dipterocarpaceae, tumbuh dominan di hutan tropis Asia Tenggara, termasuk Indonesia Bawa 1998. Jenis ini tumbuh menyebar di daerah dataran rendah. Di
banyak tempat 80 dari individu-individu pohon ini berada pada lapisan tajuk atas dan 40 berada pada lapisan bagian bawah Ashton 1992; Bawa 1998. Di
Indonesia pohon ini terdapat di Sumatera, Kalimantan dan Maluku Heyne 1987. Sebagian besar jenis ini terdapat pada daerah beriklim basah dan kelembaban
tinggi di bawah 800 m dpl dengan curah hujan rata-rata di atas 2000 mmtahun dengan musim kemarau yang pendek Al Rasyid et al. 1991.
Pohon ini memiliki tajuk berwarna tembaga. Tinggi pohon dapat mencapai 60 m dengan tinggi banir 1,5 m, diameter 100 cm dan tinggi batang bebas cabang
30 m Newman et al. 1999. Batang pohon berwarna abu-abu atau coklat beralur tidak dalam, mengelupas agak besar, kulit hidup berwarna coklat muda sampai
merah atau kuning muda. Daun bulat telur terbalik atau lonjong, ujung runcing, pangkal membulat, panjang ± 3-13 cm,
lebar 3-6 cm, permukaan helai daun mengkilap, urat daun primer dan sekunder pada permukaan bawah berbulu
bintang, urat sekunder berjumlah 12-17 pasang, kadang-kadang terdapat kelenjar domatia pada ketiak urat sekunder, tangkai daun berbulu halus, panjang tangkai 1-
2 cm Al Rasyid et al. 1991. Benih meranti tembaga termasuk jenis rekalsitran, sehingga benih tanaman ini tidak dapat disimpan lama. Benih meranti umumnya
hanya dapat disimpan selama 6 sampai dengan 12 minggu Soetisna et al. 1998, dan musim buahnya hanya 2 tahun sampai 5 tahun sekali serta tidak menentu
J ǿker 2002.
Secara alami tanaman ini memiliki produktivitas 1,1 – 1,4 m
3
hath, sedangkan pada hutan tanaman di Peninsular Malaysia dapat mencapai 7,7
m
3
hath pada umur 35 tahun Appanah Weinland 1993, bila dilakukan input pemuliaan dan perlakuan silvikultur yang tepat dapat mencapai produktivitas 10
m
3
hatahun Mulyana et al. 2005; Soekotjo 2009. Kayunya dapat digunakan
untuk berbagai keperluan seperti kayu lapis, kayu gergajian dan bahan bangunan Heyne 1987; Al Rasyid et al. 1991; Ashton 1992; Bawa 1998.
Gambar 2 Ciri morfologi pohon Shorea leprosula Miq. 1 Bentuk pohon; 2 Daun dan buah ; 3 Buah Soerianegara Lemmens 1993
2.2 Perbanyakan Vegetatif