Ekperimen 2. Respon Umur Bahan Stek terhadap Perakaran

3.3.1.3.1 Analisis Auksin Bahan Stek

Kandungan auksin diukur dengan menggunakan HPLC yang dilengkapi dengan detector UV-Vis di Laboratorium Pengujian, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Sampel ditimbang sebanyak ± 0,5 gram kemudian potong kecil-kecil. Selanjutnya sampel diekstrak dengan 25 ml metanol yang mengandung 0,02 sodium diethylditiokarbonat, kemudian dikocok dengan shaker pada kecepatan 148 rpm selama ± 2 jam. Filtrat disaring kemudian dikeringkan dengan waterbath pada suhu 40 o C. Setelah kering filtrat dilarutkan dalam 10 ml buffer phospate pH 7,5 – 8 dan disaring lagi dengan miliphore 0,45 mikron, kemudian filtrat diinjek ke HPLC High Performance liquid Chromatography sebanyak 20 µl Linskens Jackson 1987.

3.3.1.3.2 Analisis Hara Bahan Stek

Kandungan hara bahan stek yang diukur meliputi unsur C,N,P,K dan nisbah CN. Nisbah CN dihitung berdasarkan kadungan unsur C karbon dan N nitrogen bahan stek. Pengujian dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Contoh daun dan batang dikeringkan pada suhu 60 o C. Tulang daun dipisahkan karena tidak termasuk contoh daun. Kemudian masing-masing contoh digiling sampai lembut menggunakan mesin penggiling tanaman dan diayak menggunakan saringan 0,2 mm. Kandungan C ditetapkan dengan menggunakan metode C- Mobius, sedangkan unsur N ditetapkan menggunakan metode Kjeldahl. Kandungan P dan K ditetapkan dengan metode bluemolybdate. Penetapan P menggunakan alat spectrophotometer UV-Vis, sedangkan penetapan K menggunakan alat flame photometer.

3.3.2 Ekperimen 2. Respon Umur Bahan Stek terhadap Perakaran

Pengamatan respon umur bahan stek terhadap perakaran menggunakan bahan stek pucuk vertikal orthotrop tanaman meranti tembaga dengan variasi umur ≤ 2 tahun, 10 tahun, 25 tahun . Bahan stek yang digunakan memiliki ukuran minimal 2 ruas daun dengan sepasang daun yang telah dipotong ¾ bagian. Tunas atau daun muda shoot tip dibuang. Bahan stek ditanam pada media campuran sabut kelapa dan sekam padi steril dengan perbandingan 2:1 vv dalam potray ukuran 4,5 cm x 4,5 cm x 12 cm. Media tanam sebelumnya dibuat lubang tanam dengan menggunakan potongan batang kayu yang runcing, agar ujung stek tidak terluka pada saat penanaman. Bagian bawah stek dibubuhi hormon pengatur tumbuh rootone-F Napthalene acetamide NAD sebanyak 0,0678 , Methyl –1- Napthalene Acetic Acid MNAA sebanyak 0,033 , Methyl –1- Napthalene Acetamide MNAD sebanyak 0,013 , Indole – 3- butyric Acid IBA 0,057 dan Tetramethlthiuram disulfida Thiram sebanyak 4 . kemudian ditanam di media pot-tray, selanjutnya media dipadatkan dengan cara ditekan menggunakan dua jari agar stek tidak bergoyang saat penyiraman. Tanaman diletakan di rumah kaca yang dilengkapi dengan sistem pendingin cooling system atau ruang KOFFCO. Selesai penanaman kemudian dilakukan penyiraman dengan percikan air yang halus. Penyiraman dilakukan setiap 3 hari pada minggu pertama, kemudian seminggu sekali pada minggu ke-3 sampai dengan minggu ke-4, selanjutnya penyiraman dilakukan setiap bulan. Pengamatan akhir dilakukan setelah stek berumur 3 bulan setelah tanam. Data pertumbuhan stek yang diukur meliputi: persen stek berakar, stek segar, stek bertunas, panjang akar, jumlah akar, dan biomasa akar. Biomasa akar diukur dengan cara bagian akar dikeringkan dengan oven pada suhu 70 o C selama 2 x 24 jam selanjutnya ditimbang. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap RAL. Setiap ulangan terdiri dari 45 stek. Model statistik yang digunakan adalah sebagai berikut Mattjik Sumertajaya 2006: Y ij = pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = rataan umum τ i = pengaruh perlakuan ke-i ε ij = pengaruh acak perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

3.3.3 Ekperimen 3. Respon Umur Bahan Stek terhadap Keberhasilan Penyambungan