Hormon Pertumbuhan Akar Stek

namun dihambat oleh konsentrasi auksin yang tinggi. Keempat, pertumbuhan dan munculnya akar primodial yang keluar melalui jaringan batang ditambah pembentukan sambungan pembuluh antara akar primordial dengan jaringan pembuluh dari stek itu sendiri. Menurut Pandit 1991, susunan anatomi akar stek pucuk meranti terdiri dari epidermis, korteks, endodermis, perisikel, xilem, floem, dan kambium. Hasil penelitian secara mikroskopis terhadap beberapa jenis meranti yang dilakukan oleh Kosasih et al. 1997, menunjukkan bahwa akar yang terbentuk pada stek meranti adalah akar liar akar adventif, yang tumbuh dan berkembang dari jaringan kambium di dasar stek. Sebagian dari akar tersebut tumbuh secara geometris, mirip dan berfungsi sama dengan akar tunggang dan mulai tampak pada umur 6 bulan.

2.2.1.2 Hormon Pertumbuhan Akar

Hormon tumbuh auksin sangat penting peranannya dalam proses inisiasi pembentukan akar adventif Hackett 1988. Auksin alami diketahui sebagai asam indoleasetat IAA yang merupakan gugus asam amino yang disintesis dari triptofan yang terdapat di jaringan muda, seperti meristem tajuk, daun dan buah yang sedang tumbuh Salisbury Ross 1995. Hormon ini diangkut dari daun ke arah bawah basipetal secara polar dan lambat melalui sel parenkima yang bersinggungan dengan berkas pembuluh, tidak melalui tabung tapis floem atau xilem. Untuk meningkatkan pertumbuhan akar stek dapat dilakukan penambahan hormon tumbuh auksin buatan dari luar. Hormon pertumbuhan auksin buatan yang sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar di antaranya yaitu: IBA indole butyric acid, IAA indole acetic acid, NAA naphthalene acetic acid dan IPA indole propionic acid Heddy 1987; Hartmann et al. 1997. Menurut Salisbury dan Ross 1995, IBA mempunyai sifat kimia dengan mobilitas yang rendah sampai sedang dibandingkan dengan hormon pengatur tumbuh lainnya, sehingga banyak digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar dan tunas pada stek. Selanjutnya menurut Hartmann et al. 1997, bahwa sifat kimia IBA lebih stabil sehingga penggunaannya lebih efektif karena daya kerjanya lebih lama dan tidak mudah menyebar. IBA mengandung unsur nitrogen N yang terdapat sebagai gugus amino yang terikat kuat. IBA yang diberikan pada stek hanya berperan untuk membantu pembelahan sel dan pembentukan kalus yang diikuti oleh pembentukan primordia akar yang berkembang dari sel-sel meristematik, selanjutnya perkembangan akar primordia tersebut akan banyak dipengaruhi oleh karbohidrat cadangan hasil fotosintesis Weaver 1972. Menurut Yasman dan Smith 1988, konsentrasi dan jenis hormon pengatur pertumbuhan akar stek dipterokarpa tergantung jenis tanaman, unsur bahan stek dan teknik pemberian hormon pengatur pertumbuhan. Teknik pemberian hormon pertumbuhan akar stek dengan konsentrasi rendah umumnya menggunakan metode perendaman selama 60 menit. Diana 1992 melalui penelitian terhadap stek Shorea leprosula dan S. seminis yang diberi kombinasi perlakuan umur bahan stek dan IBA. Umur bahan stek terdiri dari bahan stek yang berumur di bawah 2 tahun dan di atas 2 tahun, sedang IBA dengan konsentrasi 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, dan 200 ppm. Kombinasi IBA 200 ppm dengan umur bahan stek di bawah 2 tahun memberikan persen tumbuh stek tertinggi yaitu 75,5 untuk S. leprosula dan 67,4 untuk S. seminis . Aminah et al.1995 melakukan penelitian terhadap Shorea leprosula berumur 10 bulan yang diberi IBA 20µg per stek dapat menghasilkan stek berakar sebanyak 70 dengan jumlah akar sebanyak 5,05 setiap stek. Lastini 1995 melaporkan bahwa stek S. platyclados dan S. leprosula yang diberi perlakuan IBA dengan konsentrasi 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, dan 200 ppm yang dikombinasikan dengan media tumbuh gambut, pasir, dan campuran pasir dengan tanah 1:1 pada kelembaban udara di bawah 90 menghasilkan menghasilkan persentase stek tumbuh sebesar 20 untuk S. leprosula dan 7,5 untuk S. platyclados pada media pasir dengan konsentarsi IBA 200 ppm. Hendromono et al. 1996 melakukan penelitian terhadap S. selanica, S. leprosula dan S. pinanga yang diberi hormon pengatur tumbuh Rootone F pada lingkungan yang optimum. Rootone F mengandung lima macam senyawa bahan aktif dengan komposisi sebagai berikut : napthalene acetamide NAD sebanyak 0,0678 , methyl –1- napthalene acetic acid MNAA sebanyak 0,033 , methyl –1- napthalene acetamide MNAD sebanyak 0,013 , indole – 3- butyric acid IBA 0,057 dan tetramethlthiuram disulfida Thiram sebanyak 4 . Umur bahan stek terdiri dari stek yang berumur 3-4 tahun dan di atas 10 tahun. Media tumbuh yang digunakan adalah campuran gambut, verlit, vermikulit 1:1:1. Rootone F dapat meningkatkan persen tumbuh pada bahan stek S. selanica, S. leprosula dan S. pinanga yang berumur 3-4 tahun masing-masing sebesar 94,3 , 87,0 , dan 33,87 sedangkan bahan stek yang berumur di atas 10 tahun masing- masing sebesar 61,6 , 14,7 dan 17,5 .

2.2.2 Grafting