Overlay citra penutupan lahan tahun 2005-2006

Pertambahan daerah pemukiman yang diiringi dengan berkurangnya daerah persawahan mengindikasikan pengalihan fungsi persawahan menjadi lahan pemukiman penduduk sebesar 7,865 Ha. Sedangkan perubahan-perubahan yang terjadi antara vegetasi-lahan basah-persawahan adalah diakibatkan oleh kekurang akuratan dalam menginterpretasi suatu wilayah dengan nilai piksel yang sama. Perubahan yang terjadi pada masing-masing kelas dapat dijadikan acuan dalam menentukan kebijakan arah pembangunan di daerah wisata Pangandaran

4.1.2.3 Overlay citra penutupan lahan tahun 2005-2006

Kedua citra hasil klasifikasi penutupan lahan tahun 2005 dan 2006 di- overlay untuk melihat perubahan yang terjadi. Seperti pada hasil overlay tahun 2001 dan 2005, citra hasil overlay tahun 2005 dan 2006 juga memiliki 36 kelas hasil perkalian matriks dari 6 kelas penutupan lahan pada masing-masing citra. Gambar 25 menunjukkan citra hasil overlay tahun 2005-2006. Perbandingan luasan kelas penutupan lahan yang ditunjukkan pada Tabel 13 menunjukkan terjadinya penambahan luas wilayah pada empat kelas dan pengurangan luas wilayah pada dua kelas. Perubahan terbesar terjadi pada kelas pemukiman. Kelas pemukiman mengalami penambahan luas wilayah sebesar 12,48 atau sebesar 65,936 Ha dari total wilayah penelitian. Hal ini disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk yang diiringi pula dengan pertambahan jumlah luasan area yang terkonversi menjadi pemukiman. Pertambahan pemukiman jika dilihat dari Gambar 24 bertambah padat di sepanjang pesisir Pantai Barat Pangandaran. Bencana alam tsunami yang terjadi 3 bulan sebelum pemotretan citra tidak berpengaruh banyak terhadap pengurangan luasan pemukiman. Pemukiman yang mengalami perubahan fungsi akibat terkena bencana tsunami hanya pemukiman yang berada di sebagian kecil Pantai Barat Pangandaran di daerah Cikembulan. Pertambahan luasan pemukiman juga berpengaruh terhadap luasan vegetasi yang mengalami penurunan luasan sebesar 6,9. Luasan lahan kering juga mengalami penyusutan sebesar 1,6 Ha atau sebesar 3,1 . Sedangkan, luas persawahan dan lahan basar mengalami kenaikan masing-masing 4,3 dan 0,3. Tabel 13. Perubahan luasan masing-masing kelas penutupan lahan tahun 2005-2006 Kelas Tahun 2005 Ha Tahun 2006 Ha Luas perubahan Ha Perubahan Perairan 3936,016 3953,608 17,592 0,2 Pemukiman 231,241 297,204 65,963 12,48 Vegetasi 829,489 722,372 -107,117 -6,9 Persawahan 227,099 247,675 20,576 4,3 Lahan Basah 718,428 723,014 4,586 0,3 Lahan Kering 25,808 24,208 -1,6 -3,19 Tabel 13 menunjukkan luas konversi penutupan lahan tahun 2005 hingga tahun 2006 di Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis, dimana banyak terjadi perubahan di masing-masing kelas. Vegetasi darat mengalami perubahan paling besar yaitu beralih fungsi menjadi pemukiman sebesar 9,422 Ha, menjadi lahan basah sebesar 166,033 Ha dan menjadi persawahan 2,987 Ha. Tabel 14 menunjukkan luasan konversi penutupan lahan tshun 2005 dan 2006 Tabel 14. Luas konversi penutupan lahan tahun 2005-2006 di Pantai Pangandaran No 2005 2006 Luas Perubahan Ha Persentase 1 Perairan Perairan 3893,709 65.242 2 Perairan Vegetasi 21,395 0.358 3 Perairan Pemukiman 7,894 0.132 4 Perairan Persawahan 0,000 0.000 5 Perairan Lahan Basah 3,343 0.056 6 Perairan Lahan Kering 2,543 0.043 7 Vegetasi Perairan 13,260 0.222 8 Vegetasi Vegetasi 642,048 10.758 9 Vegetasi Pemukiman 9,422 0.158 10 Vegetasi Persawahan 7,027 0.118 11 Vegetasi Lahan Basah 166,003 2.782 12 Vegetasi Lahan Kering 5,122 0.086 13 Pemukiman Perairan 15,559 0.261 14 Pemukiman Vegetasi 9,117 0.153 15 Pemukiman Pemukiman 135,702 2.274 16 Pemukiman Persawahan 2,984 0.050 17 Pemukiman Lahan Basah 67,238 1.127 18 Pemukiman Lahan Kering 0,367 0.006 19 Persawahan Perairan 0,365 0.006 20 Persawahan Vegetasi 0,680 0.011 21 Persawahan Pemukiman 6,344 0.106 22 Persawahan Persawahan 153,505 2.572 23 Persawahan Lahan Basah 62,036 1.039 24 Persawahan Lahan Kering 0,016 0.0003 25 Lahan Basah Perairan 7,774 0.1303 26 Lahan Basah Vegetasi 61,297 1.027 27 Lahan Basah Pemukiman 129,369 2.168 28 Lahan Basah Persawahan 83,234 1.395 29 Lahan Basah Lahan Basah 428,470 7.179 30 Lahan Basah Lahan Kering 4,378 0.073 31 Lahan Kering Perairan 3,680 0.062 32 Lahan Kering Vegetasi 1,355 0.023 33 Lahan Kering Pemukiman 7,547 0.126 34 Lahan Kering Persawahan 0,000 0.000 35 Lahan Kering Lahan Basah 2,481 0.042 36 Lahan Kering Lahan Kering 10,748 0.180 Total 5869,081 100 Gambar 25. Peta overlay penutupan lahan Pantai Pangandaran tahun 2005 dan tahun 2006 4.2 Analisis perubahan daratan pantai dan penutupan lahan 4.2.1. Analisis perubahan daratan pantai Perubahan daratan pantai yang terjadi di sepanjang Pantai Pangandaran diakibatkan oleh dua peristiwa penting yaitu akresi dan abrasi. Akresi dan abrasi yang terjadi disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia. Secara umum faktor alam yang mempengaruhi daratan pantai adalah angin, arus, gelombang, pasang surut, bencana alam seperti tsunami, dan faktor lingkungan lainnya, sedangkan faktor manusia yang mempengaruhi perubahan daratan pantai contohnya adalah pertambahan pemukiman, penanaman hutan pantai, reklamasi pantai dan penambangan pasir di sekitar pantai.

4.2.1.1 Angin, arus dan gelombang

Angin dapat mempengaruhi perubahan daratan pantai baik secara langsung, seperti abrasi, pengangkutan material dan pengendapan sedimen; maupun tidak langsung, seperti angin sebagai pembangkit gelombang dan penentu arah arus permukaan. Kekuatan gelombang tergantung dari kekuatan angin yang membangkitkannya. Semakin besar energi angin yang bertiup di atas permukaan air laut maka semakin besar gelombang yang ditimbulkannya. Data mengenai arah dan kecepatan angin maksimum dan minimum di Pantai Pangandaran dalam kurun waktu 6 tahun dari tahun 2001 – 2006 dibuat dalam diagram Windrose seperti pada Gambar 26 dan 27.