Profil Umum Desa Srikayangan

2

B. Profil Umum Desa Srikayangan

Desa Srikayangan terletak di Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, memiliki luas 720.855 Ha, terletak pada desa yang sebelah utara berbatasan dengan desa Sukoreno, Kecamatan Sentolo, sebelah selatan berbatasan dengan desa Bumirejo, Kecamatan Lendah, sebelah timur berbatasan dengan desa Gulurejo, Kecamatan Lendah, dan sebelah barat berbatasan dengan desa Demangrejo, Kecamatan Sentolo. Secara umum, penduduk Desa Srikayangan bermata pencaharian sebagai petani, dengan membudidayakan berbagai komoditas, diantaranya Padi, Bawang merah, sayur – sayuran dan beberapa tanaman buah – buahan di pekarangan. Dari sekian banyak komoditas yang dibudidayakan, bawang merah adalah komoditas unggulan yang ada di Desa Srikayangan. Beberapa dari masyarakat juga merupakan peternak ayam petelur. Adapun luas lahan sawah 200 ha, lahan pekarangan 467,944 ha dan 2,6880 ha Jumlah penduduk yang ada di Desa Srikayangan dapat dikatakan sedikit atau kurang lebih 35 , hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan luas desa dengan jumlah penduduk yaitu sebanyak 2.673 jiwa. Dari segi keagamaan, tingkat spritual penduduk desa Srikayangan dapat dikatakan sedang, hal tersebut dapat dinilai dari kurangnya pengajar TPA di beberapa masjid, namun santri yang dibimbing cukup banyak, sehingga perlu penguatan spiritual lagi untuk para remaja. Dalam bulan Ramadhan sendiri, makmum sholat jum’at dan tarawih dapat dikatakan cukup banyak, namun saat hari biasa, hamper tidak ada makmum yang sholat dimasjid. Tingkat pendidikan yang ada di Desa Srikayangan dapat dikatakan cukup rendah, hal tersebut dikarenakan jumlah Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas sama sekali tidak ada di Desa ini hanya ada Sekolah Dasar sebanyak 4 buah, namun semangat dari anak – anak untuk tetap mendapatkan pendidikan yang layak membuat mereka harus menempuh perjalanan ke desa sebelah untuk dapat mengenyam pendidikan SMP dan SMA. Sarana prasarana seperti masjid dapat dikatakan sangat lengkap, karena dari 15 dukuh terdapat 14 masjid dan 2 mushola. Kondisi jalan desa dapat dikatakan 3 bagus sebagai sarana transportasi, Desa Srikayangan juga memiliki pasar desa sebagai tempat tukar menukar barang yang buka setiap hari. Ada juga gudang tempat pengumpulan hasil panen yang nantinya akan di distribusikan ke pasar – pasar di luar desa Srikayangan. Dari hasil observasi kami di lapangan, kami menemukan beberapa kendala yang dihadapi oleh masyarakat.Ada 4 masalah utama, yaitu tentang organisme pengganggu tanaman bawang merah, segi pemasaran dan strategi pasar bawang merah, pengelolaan hasil hutan berupa tanaman jati, dan pengelolaan data di bagian administrasi desa. Kendala yang dihadapi terkait budidaya bawang merah adalah pengendalian OPT, masyarakat sekitar menyebutnya sebagai penyakit “Ngoser”, apabila satu tanaman terserang maka kurang dari 24 jam tanaman bawang merah disekitarnya akan terkena dampak penyakit ngoser tersebut dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil panen, adapun ciri tanaman yang terserang, daunnya berwarna kuning kemudian layu dan mati. Kemudian dari segi pasca panen saat pemasaran, kebanyakan petani merasa merugi saat panen raya, jumlah barang sangat banyak sementara kebutuhan pasar tidak sebanding dengan jumlah barang, sehingga banyak tengkulak yang membeli dengan harga yang murah. Hal tersebut dikarenakan belum adanya Koprasi Unit Desa yang dapat mengelola hasil panen tersebut.Sedangkan untuk masalah pemanfaatan hasil hutan berupa tanaman jati yaitu belum adanya usaha pengelolaan limbah daun jati, selama ini hanya dibakar saja, tanpa ada pengolahan untuk dapat dijadikan sebagai barang yang bernilai ekonomis. Masalah yang terakhir adalah tentang pengelolaan data administrasi desa yang ada di kantor desa. Kendala yang dihadapi berupa tercecernya data dan tidak pernah ada data pembaharuan yang diarsipkan. Hal tersebut menyulitkan saat ada permintaan data terkait profil umum desa. 4

BAB 2. TARGET DAN LUARAN