Mikroflora Saluran Pencernaan Ikan

6 mamalia dan burung. Pakan yang dikonsumsi ikan akan menyediakan energi yang sebagian besar digunakan untuk metabolisme yang meliputi energi untuk hidup pokok, energi untuk aktivitas, energi untuk pencernaan makanan dan energi untuk pertumbuhan, sedangkan sebagian yang lainnya dikeluarkan dalam bentuk feses dan bahan ekskresi lainnya Webster Lim 2002. Sumber energi lain yang berperan sebagai protein sparring effect selain karbohidrat adalah lemak. Lemak mempunyai peranan penting bagi ikan karena berfungsi sebagai sumber energi dan asam lemak esensial, memelihara bentuk dan fungsi membran atau jaringan yang penting bagi organ tubuh tertentu, membantu dalam penyerapan vitamin yang larut dalam lemak dan untuk mempertahankan daya apung tubuh NRC 1993. Ikan mas dapat secara efektif memanfaatkan lemak dan karbohidrat sebagai sumber energi non-protein. Energi untuk seluruh aktivitas tersebut diharapkan sebagian besar berasal dari nutrien non protein lemak dan karbohidrat. Apabila sumbangan energi dari bahan non protein tersebut rendah, maka protein akan didegradasi untuk menghasilkan energi, sehingga fungsi protein sebagai nutrien pembangun jaringan tubuh akan berkurang. Menurut Shiau Huang 1990; Peres Teles 1999, menyatakan bahwa, protein sparing effect oleh karbohidrat dan lemak dapat menurunkan biaya produksi pakan dan mengurangi pengeluaran limbah nitrogen ke lingkungan. Kebutuhan vitamin dan mineral pada pakan ikan mas, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ukuran ikan, temperatur media pemeliharaan, dan komposisi pakan. Pada pembuatan pakan komersial pemberian vitamin dan mineral dapat dilebihkan menjadi dua hingga lima kali dari kebutuhan dasar. Hal ini dikarenakan pada proses pembuatan pellet, mengalami tekhnik extrution yang menggunakan suhu tinggi, sehingga memungkinkan vitamin dan mineral rusak dan larut, Takeuchi et al. 2002.

2.3 Mikroflora Saluran Pencernaan Ikan

Mikroflora merupakan mikroorganisme yang umum ditemukan pada saluran pencernaan hewan terrestrial pemakan tumbuhan. Jenis mikroflora yang sering ditemukan adalah bakteri, fungi, protozoa dan flagelata. Mulai dari hewan yang berukuran kecil seperti rayap, hingga hewan vertebrata tingkat tinggi seperti 7 sapi, domba, dan kuda. Pada hewan air, tipe fermentasi mikroba yang mirip dengan hewan darat tidak dikenal kecuali hanya pada ikan herbivore yaitu dari family Kyposidae. Jenis ikan ini merupakan ikan pemakan rumput Browser yang tidak memiliki suatu mekanisme penumbukan atau penghancuran secara mekanik pada bahan makanan yang dikonsumsi. Mekanismenya adalah potongan makanan yang tercabik akan ditelannya, proses pencernaan selanjutnya berlangsung dikantung-kantung caeca pada usus bagian belakang. Di tempat tesebut fermentasi secara mikroba berlangsung secara intensif yang melibatkan berbagai jenis bakteri, flagelata dan protozoa bersilia, Affandi dkk. 2009. Komponen sel tumbuhan yang relatif sulit untuk dicerna adalah dinding sel, hal ini dikarenakan dinding sel tumbuhan tersusun oleh komponen selulosa dan lignin polisakarida. Komponen tersebut di dalam saluran pencernaan hanya dapat dihidrolisis oleh enzim selulase. Pada umumnya ikan tidak dapat memproduksi selulase. Enzim selulase biasa diproduksi oleh mikroflora yang hidup bersimbiosis di dalam saluran pencernaan, sebagaimana yang ditemukan pada ikan mas koki, Carasius auratus, Migita Hashimoto 1995 dan ikan mas, Cyprinus carpio Scherbina Kazlaushene 1994. Menurut Clarke Bouchop 1977 menyimpulkan bahwa aktivitas selulase ada hubungannya dengan kebiasaan ikan mengkonsumsi detritus. Pada saluran pencernaan, mikroflora yang berkembang biak bukan saja sekretor enzim selulase, tetapi juga dapat menghasilkan berbagai jenis enzim dari kelompok enzim protease, lipase dan amylase. Berbagai enzim yang dihasilkan selanjutnya akan berperan dalam pencernaan ekstraseluler pada lumen saluran pencernaan. Jenis mikroflora pada saluran pencernaan sangat beragam, sebagai contoh mikroflora dari kelompok bakteri dapat terdiri dari: Lactobacillus sp, Vibrio sp, Pseudomonas sp, Aeromonas sp, Bacillus sp, Flavobacterium sp, dan Citrobacter sp. Mikroflora berperan dalam proses pencernaan penghasil berbagai jenis enzim, juga berperan sebagai penghambat pertumbuhan mikroba pathogen baik yang hidup di saluran pencernaan maupun di media hidup biota air tersebut. Faktor yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan mikroorganisme adalah suhu. Pencernaan ikan memiliki sifat efisiensi pencernaan 5 sampai 10 kali lebih tinggi pada suhu 25 C di bandingkan pada suhu 5 C. Dengan demikian, pada 8 beberapa isolasi mikrob saluran pencernaan ikan digunakan suhu 25 Pertumbuhan mikroba pada media kultur menurut Gurmmings 2004, dapat dibedakan menjadi 4 model pertumbuhan; a Fase lag, selama tahap ini bakteri beradaptasi dengan lingkungan pertumbuhan. Periode ini merupakan tahap pematangan bakteri dan belum dapat membelah diri. Pada siklus pertumbuhan lag phase, sintesis RNA, enzyme dan molekul lain terjadi, b Fase Log eksponential phase, pada fase ini dicirikan dengan terjadinya penggandaan sel, jumlah dari bakteri yang baru bermunculan per unit waktu yang proporsional dengan populasi awal. Jika pertumbuhan tidak dibatasi , maka penggandaan sel akan terus terjadi hingga lajunya konstan, sehingga perbanyakan sel dan populasinya menjadi dua kali lipat seiring berurutan waktu. Pada fase ini merupakan fase pertumbuhan spesifik, pertambahan sel per unit waktu. Fase ini tidak dapat terjadi secara terus menerus, karena lama-kelamaan nutrien media akan berkurang dan terjadi penumpukan sisa metabolism, c Fase stationer, pada fase ini terjadi pertumbuhan yang lamban karena kekurangan nutrien pada media dan akumulasi produk toksik. Fase ini dicapai ketika bakteri sudah kehabisan energi untuk memenuhi nutrisi dari media hidupnya. Fase ini memiliki nilai yang konstan, laju pertumbuhan bakteri sama dengan tingkat kematian bakteri, pada fase ini mikroba cenderung memproduksi senyawa metabolit sekunder seperti enzim, antibiotik dan lain sebagainya dan d Fase kematian death phase, pada fase ini, bakteri kehabisan nutrien dan mati. C, Clarke dan Bouchop, 1977. Gambar 1. Model pertumbuhan mikroba pada media kultur Gurmmings 2004 9 Mikroba yang mengalami fase lethal, akan lisis dan dapat dijadikan sumber protein bagi inang. Model pertumbuhan mikroba pada media kultur dapat diamati pada Gambar 1. Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, mikroorganisme dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu aerob, anaerob dan fakultatif. Mikroba aerob adalah, mikroorganisme yang dapat tumbuh jika terdapat oksigen di lingkungannya. Oksigen diperlukan karena energi hanya dapat diperoleh melalui respirasi aerobik, seperti halnya hewan dan manusia. Kelompok kedua adalah mikroba anaerob, yaitu mikroorganisme yang tidak membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya, pertumbuhannya akan terhambat dengan adanya oksigen bahkan diantaranya ada yang sangat sensitive dan akan mati. Mikroorganisme ini mendapat energi dengan respirasi anaerobik. Kelompok ketiga adalah mikroba fakultatif, yaitu mikroorganisme yang dapat tumbuh tanpa atau dengan adanya oksigen. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan bergantung pada kondisi lingkungan sekitar, Waluyo 2008.

2.4 Daya Kerja Antibiotik