II LANDASAN TEORI
Untuk membuat model optimasi penjadwalan bus Transjakarta diperlukan
pemahaman beberapa teori. Berikut ini akan dibahas satu per satu.
2.1
Penjadwalan 2.1.1 Definisi Penjadwalan
Penjadwalan merupakan proses pengorganisasian, pemilihan, dan penetapan
penggunaan sumberdaya dalam rangka melaksanakan semua aktivitas yang
diperlukan untuk menghasilkan output yang diinginkan pada saat yang telah direncanakan,
dengan pembatas waktu dan hubungan antar- aktivitas dan sumberdaya tertentu.
Morton Pentico 1993
2.1.2 Tujuan Penjadwalan
Beberapa tujuan penjadwalan yang penting yaitu:
1. meningkatkan utilitas atau kegunaan
sumberdaya, 2.
mengurangi total waktu proses seluruh pekerjaan makespan,
3. mengurangi rata-rata banyaknya pekerjaan
yang menunggu untuk diproses oleh suatu sumberdaya,
4. meminimumkan keterlambatan pemenuhan
suatu job. Bedworth Bailey 1986
2.1.3 Kriteria Optimalitas Penjadwalan
Pemilihan kriteria optimalitas merupakan tahap di mana seseorang harus memilih output
yang diinginkan oleh pengambil keputusan dalam pelaksanaan penjadwalan produksi.
Secara umum, kriteria optimalitas dalam proses penjadwalan dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian. 1.
Berkaitan dengan waktu Beberapa kriteria yang terkait dengan
waktu ialah minimasi rata-rata flow time¸ minimasi
makespan, dan minimasi tardiness,
2. Berkaitan dengan biaya
Kriteria ini lebih menekankan pada unsur biaya, dan kurang atau bahkan tidak
memperhatikan kriteria waktu yang ada sehingga dengan suatu penjadwalan
produksi tertentu diharapkan ongkos yang minimal.
3. Kriteria gabungan
Beberapa kriteria optimalitas dapat digabungkan dan dapat dikombinasikan
sehingga menjadi multi kriteria. Heizer Render 2010
2.2 Bus Rapid Transit BRT
Sistem BRT merupakan sistem transportasi publik yang digunakan sebagai
sistem transportasi menuju transportasi berkelanjutan. BRT merupakan moda
angkutan yang berorientasi pada layanan pelanggan dengan mengombinasikan stasiun,
kendaraan, perencanaan, dan elemen-elemen sistem transportasi yang canggih ke dalam
sebuah sistem yang terpadu dan memiliki satu identitas unik.
ITDP 2007 Ciri-ciri utama sistem BRT meliputi:
1. jalur bus terpisah,
2. naik dan turun kendaraan yang cepat,
3. stasiun dan terminal yang bersih, aman,
dan nyaman, 4.
penarikan ongkos sebelum berangkat yang efisien,
5. penandaan yang jelas dan mudah
dikenali, 6.
tampilan informasi yang serta merta real time.
Wright 2003
2.3 Transjakarta
BLUT Badan Layanan Umum Transjakarta ialah lembaga yang dibentuk
oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengelola layanan angkutan umum massal
dengan menggunakan moda bus. Pembangunan BRT merupakan salah satu
strategi dari Pola Transportasi Makro PTM untuk meningkatkan pelayanan dan
penyediaan jasa transportasi yang aman, terpadu, tertib, lancar, nyaman, ekonomis,
efisien, efektif
dan terjangkau oleh masyarakat. BRT yang difasilitasi dengan
jalur, armada bus dan infrastruktur yang dibangun khusus, sistem tiket elektronik yang
saat ini dioperasikan di Koridor 1-3 serta keramahan petugas ialah layanan yang
diberikan kepada masyarakat untuk dapat menggunakan angkutan umum yang lebih
baik. Kini masyarakat mempunyai alternatif angkutan umum yang memberikan
kemudahan menjangkau seluruh wilayah Jakarta dengan pelayanan yang berbeda
dibandingkan dengan angkutan umum lainnya.
Sistem Transjakarta Busway terdiri dari sarana dan prasarana yang memadai, sistem
operasi dan pengendalian bus yang efektif,
sistem tiket yang terkomputerisasi, sistem pengamanan yang handal dan petugas yang
terlatih. Mulai dari perencanaan, pembangunan dan pengelolaan sistem
Transjakarta dilakukan
oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta, sementara kegiatan
operasional bus, operasional tiket dan kegiatan penunjang lainnya dilaksanakan
bekerjasama dengan pihak operator yaitu : PT Jakarta Express Trans, PT Trans Batavia, PT
Jakarta Trans Metropolitan, PT Jakarta Mega Trans, PT Prima Jasa Perdana Raya Utama
dan PT Eka Sari Lorena Transport, sehingga pemerintah BLUT hanya membayar biaya
per kilometer kepada operator bus yang menangani di setiap koridornya.
Transjakarta Busway memiliki 141 halte di sepanjang sepuluh koridor busway dengan
ketinggian platform 110 centimeter dari tinggi permukaan jalan agar tersedia akses yang rata
dengan bus. Setiap halte busway dilengkapi dengan akses untuk pejalan kaki yang
terhubung dengan jembatan penyeberangan orang, yang dirancang khusus untuk
mempermudah pengguna layanan busway. Sarana dan prasarana yang tersedia di halte
antara lain loket pembelian tiket dan pintu barrier sebagai jalan masuk dan jalan keluar
bagi pengguna jasa layanan. Selain itu disediakan fasilitas tempat sampah, informasi
rute dan pintu otomatis untuk memberikan kenyamanan dan keamanan saat menunggu di
halte.
Saat ini banyaknya armada bus adalah 426 unit dan dioperasikan berdasarkan rencana
operasi yang terjadwal di 10 koridor. Bus yang diberangkatkan pada titik awal diatur
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan baik pada jam sibuk maupun jam tidak sibuk.
Selain rute Koridor 1 dan 8, untuk meningkatkan pelayanan dan mengurangi
kepadatan penumpang di halte transit, maka BLUT menambah rute-rute langsung yang
berdasarkan pada sistem jaringan dan dapat diakses penumpang sesuai dengan tujuan
perjalanannya. 2.4 Pemrograman Linear
Pemrograman linear PL atau linear programming
merupakan metode penyelesaian masalah pengoptimuman
dengan tujuan yang diinginkan terhadap kendala tertentu. Model
PL meliputi
pengoptimuman suatu fungsi linear terhadap kendala linear. Salah satunya dapat menjadi
metode penyelesaian dalam masalah pengoptimuman penjadwalan BRT.
Pemrograman linear terdiri atas tiga 3 komponen utama, yaitu:
a. variabel keputusan yang telah ditentukan,
b. tujuan pengoptimuman yang akan
dibutuhkan baik maksimisasi maupun minimisasi,
c. kendala untuk menentukan solusi yang
memenuhi. Taha 2007
Definisi 1 Bentuk Standar PL Suatu PL dikatakan berbentuk standar
jika berbentuk: min z = c
T
x terhadap Ax = b 1
x ≥ 0
dengan x dan c berupa vektor berukuran n, vektor b berukuran m, sedangkan A berupa
matriks berukuran
m n ×
yang disebut juga sebagai matriks kendala.
Nash Sofer 1996 Pemrograman linear PL ialah suatu
masalah optimisasi yang memenuhi kendala sebagai berikut:
a. tujuan masalah tersebut ialah
memaksimumkan atau meminimumkan suatu fungsi linear dari sejumlah variabel
keputusan. Fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan ini
disebut fungsi objektif,
b. nilai variabel-variabel keputusannya harus
memenuhi suatu himpunan kendala. Setiap kendala harus berupa persamaan linear
atau pertidaksamaan linear,
c. ada pembatasan tanda untuk setiap
variabel dalam masalah ini. Untuk sembarang variabel x
i
, pembatasan tanda menentukan x
i
harus taknegatif x
i
≥ 0 atau tidak dibatasi tandanya unrestricted
in sign. Winston 2004
2.4.1 Solusi Pemrograman Linear