Pemrograman Linear Integer Metode Branch and Bound

dinyatakan sebagai A=B N, dengan B ialah matriks yang elemennya berupa koefisien variabel basis dan N merupakan matriks yang elemennya berupa koefisien variabel nonbasis pada matriks kendala. Matriks B disebut matriks basis PL 1. Jika vektor x dapat dinyatakan sebagai vektor       B N x x = x , dengan B x ialah vektor variabel basis dan N x ialah vektor nonbasis, maka Ax = b dapat dinyatakan Sebagai       B N x Ax = B N x 2 . B N = Bx + Nx = b Karena B ialah matriks taksingular, maka B memiliki invers, sehingga dari 2 B x dapat dinyatakan sebagai : − -1 -1 B N x = B b B Nx Kemudian, fungsi objektifnya berubah menjadi: min z = T T B B N N c x + c x Winston 2004 Definisi 2 Solusi Basis Solusi basis ialah solusi PL yang didapatkan dengan mengatur variabel n − m sama dengan nol dan nilai untuk penyelesaiannya adalah dari sisa variabel m. Hal ini dengan mengasumsikan bahwa mengatur variabel n − m sama dengan nol akan membuat nilai yang unik untuk sisa variabel m atau sejenisnya, kolom-kolom untuk sisa dari variabel m adalah bebas linear. Winston 2004 Definisi 3 Solusi Fisibel Basis Solusi fisibel basis ialah solusi basis pada PL yang semua variabel-variabelnya taknegatif. Winston 2004 Ilustrasi solusi basis dan solusi basis fisibel diberikan dalam Contoh 1. Contoh 1 Misalkan diberikan PL berikut : 1 2 min 2 4 , z x x = − − 1 2 3 terhadap 2 5, x x x − + + = 1 2 4 2 7, x x x − + + = 1 5 9, x x + = 1 2 3 4 5 , , , , 0. 4 x x x x x ≥ Dari PL tersebut didapatkan : 2 1 1 5 1 2 1 0 , 7 . 1 1 9 A b −         = − =             Misalkan dipilih X B = x 1 x 2 x 3 T dan X N = x 4 x 5 T , maka matriks basis 2 1 1 = 1 2 0 , 1 −     −       B 1 = 0 1 2 1 2 , 1 1 2 3 2         −   -1 B 0 0 = 1 0 0 1           N 2 4 0, = − − = T T B N c c Dengan menggunakan matriks basis tersebut, diperoleh 0 , T = N x 9 8 15 , T = -1 B x = B b 50. z = − T -1 B = c B b 5 Solusi 5 merupakan solusi basis, karena solusi tersebut memenuhi kendala pada PL 4 dan kolom-kolom pada matriks kendala yang berpadanan dengan komponen taknol dari 5 yaitu B, bebas linear kolom yang satu bukan merupakan kelipatan dari kolom yang lain. Solusi 5 juga merupakan solusi basis fisibel, karena nilai-nilai variabelnya lebih dari atau sama dengan nol. Definisi 4 Daerah Fisibel Daerah fisibel untuk PL ialah himpunan bilangan yang memenuhi semua kendala dan pembatasan tanda pada PL tersebut. Winston 2004 Definisi 5 Solusi Optimal Untuk masalah maksimisasi, solusi optimal pada PL ialah suatu titik pada daerah fisibel dengan nilai fungsi objektif paling besar, sedangkan untuk masalah minimisasi, solusi optimal ialah suatu titik pada daerah fisibel dengan nilai fungsi objektif terkecil. Winston 2004

2.5 Pemrograman Linear Integer

Pemrograman Linear Integer PLI ialah suatu model pemrograman linear dengan variabel yang digunakan berupa bilangan bulat integer. Jika semua variabel harus berupa integer, maka masalah tersebut dinamakan pure integer programming. Jika hanya sebagian yang harus berupa integer, 3 maka disebut mixed integer linear programming MILP. Semua variabel dalam PLI harus bernilai 0 atau 1 disebut 0-1 PLI. Garfinkel Nemhauser 1972 Definisi 8 Relaksasi Pemrograman Linear Relaksasi pemrograman linear atau sering disebut relaksasi-PL merupakan suatu pemprograman linear yang diperoleh dari suatu PLI dengan menghilangkan kendala integer atau kendala 0-1 pada setiap variabelnya. Untuk masalah maksimisasi, nilai optimum fungsi objektif relaksasi-PL lebih besar atau sama dengan nilai optimum fungsi objektif PLI, sedangkan untuk masalah minimisasi, nilai optimum fungsi objektif relaksasi-PL lebih kecil atau sama dengan nilai optimum fungsi objektif PLI. Winston 2004

2.6 Metode Branch and Bound

Dalam penulisan karya ilmiah ini, untuk memperoleh solusi optimum dari masalah PLI digunakan software LINGO 11.0 yaitu program untuk menentukan solusi model linear, nonlinear, dan optimisasi integer dengan lebih cepat, mudah, dan lebih efisien. Software LINGO 11.0 menggunakan metode branch and bound untuk menyelesaikan masalah PLI. Prinsip dasar metode branch and bound ialah memecah daerah fisibel dari masalah relaksasi-PL dengan membuat subproblem- subproblem. Daerah fisibel suatu pemrograman linear ialah daerah yang memuat titik-titik yang dapat memenuhi kendala linear masalah pemrograman linear. 1. Branch Branching pencabangan ialah proses membagi permasalahan menjadi subproblem- subproblem yang mungkin mengarah ke solusi. 2. Bound Bounding pembatasan ialah suatu proses untuk mencari atau menghitung batas atas dalam masalah minimisasi dan batas bawah dalam masalah maksimisasi untuk solusi optimum pada subproblem yang mengarah ke solusi. Metode branch-and-bound diawali dari menyelesaikan relaksasi-PL dari suatu pemrograman linear integer. Jika semua nilai variabel keputusan solusi optimum sudah berupa integer, maka solusi tersebut merupakan solusi optimum PLI. Jika tidak, dilakukan pencabangan dan penambahan batasan pada relaksasi-PLnya kemudian diselesaikan. Winston 2004 menyebutkan bahwa untuk masalah maksimisasi nilai fungsi objektif optimum untuk PLI nilai fungsi objektif optimum untuk relaksasi-PL, sehingga nilai fungsi objektif optimum relaksasi-PL merupakan batas atas bagi nilai fungsi objektif optimum untuk masalah PLI. Diungkapkan pula dalam Winston 2004 untuk masalah maksimisasi bahwa nilai fungsi objektif optimum untuk suatu kandidat solusi merupakan batas bawah nilai fungsi objektif optimum untuk masalah PLI asalnya. Suatu kandidat solusi diperoleh jika solusi dari suatu subproblem sudah memenuhi kendala integer pada masalah PLI, artinya fungsi objektif dan semua variabelnya sudah bernilai integer. Sebelumnya akan dibahas terlebih dulu pengertian subproblem yang terukur. Menurut Winston 2004, suatu subproblem dikatakan terukur fathomed jika terdapat situasi sebagai berikut. 1. Subproblem tersebut takfisibel, sehingga tidak dapat menghasilkan solusi optimum untuk PLI. 2. Subproblem tersebut menghasilkan suatu solusi optimum dengan semua variabelnya bernilai integer. Jika solusi optimum ini mempunyai nilai fungsi objektif yang lebih baik daripada solusi fisibel yang diperoleh sebelumnya, maka solusi ini menjadi kandidat solusi optimum dan nilai fungsi objektifnya menjadi batas bawah dalam masalah maksimisasi dan batas atas dalam masalah minimisasi nilai fungsi objektif optimum bagi masalah PLI pada saat itu. Bisa jadi subproblem ini menghasilkan solusi optimum untuk masalah PLI. 3. Nilai fungsi objektif optimum untuk subproblem tersebut tidak melebihi untuk masalah maksimisasi batas bawah saat itu, maka subproblem ini dapat dieliminasi. Berikut ini ialah langkah-langkah penyelesaian suatu masalah maksimisasi dengan metode branch-and-bound. • Langkah 0 Didefinisikan z sebagai batas bawah dari nilai fungsi objektif solusi PLI yang optimum. Pada awalnya ditetapkan −∞ = z dan i = 0. • Langkah 1 Subproblem PL i dipilih sebagai bagian masalah berikutnya untuk diperiksa. X 2 X 2 Subproblem PL i diselesaikan dan diukur dengan kondisi yang sesuai. a Jika PL i terukur, batas bawah z diperbarui jika solusi PLI yang lebih baik ditemukan. Jika tidak, subproblem baru i dipilih dan Langkah 1 diulangi. Jika semua subproblem telah diperiksa, maka proses dihentikan. b Jika PL i tidak terukur, proses dilanjutkan ke Langkah 2 untuk melakukan pencabangan PL i. • Langkah 2 Dipilih salah satu variabel j x dengan nilai optimumnya ialah j x yang tidak memenuhi batasan integer dalam solusi PL i . Bidang 1 j j j x x x     +     dipecah menjadi dua subproblem, yaitu dan 1 j j j j x x x x     ≤ ≥ +     , dengan j x     didefinisikan sebagai integer terbesar yang kurang dari atau sama dengan j x . Jika PL i masih tidak terukur, maka kembali ke Langkah 1. Taha 1996 Untuk memudahkan pemahaman metode branch-and-bound diberikan contoh sebagai berikut. Contoh 2 Misalkan diberikan PLI berikut: maksimumkan z = 3x 1 +5x 2, dengan kendala x 1 +3x 2 ≤ 15, 5x 1 +6x 2 ≤ 64, x 1 , x 2 ≥ 0, 6 x 1 , x 2 integer. Solusi optimum relaksasi-PL dari masalah PLI 6 ialah x 1 = 11,33, x 2 = 1,2 dan z = 40,11 detail pengitungan dapat dilihat pada Lampiran 1. Batas atas nilai optimum fungsi objektif masalah ini ialah z = 40,11. Daerah fisibel relaksasi-PL masalah PLI 6 ditunjukkan pada Gambar 1 daerah yang diarsir sedangkan titik-titik merupakan solusi fisibel masalah PLI 6. Gambar 1 Daerah fisibel daerah yang diarsir untuk relaksasi-PL dari PLI 6. Langkah berikutnya ialah memartisi daerah fisibel relaksasi-PL menjadi dua bagian berdasarkan variabel yang berbentuk pecahan non-integer. Karena nilai dari kedua variabel yang diperoleh bukan integer, maka dipilih salah satu variabel untuk dasar pencabangan. Misalnya dipilih x 2 sebagai dasar pencabangan. Jika masalah relaksasi-PL diberi nama Subproblem 1, maka pencabangan tersebut menghasilkan 2 subproblem, yaitu: • Subproblem 2: Subproblem 1 ditambah kendala x 2 ≤ 1; • Subproblem 3: Subproblem 1 ditambah kendala x 2 ≥ 2; Hal ini diilustrasikan secara grafis pada Gambar 2. Gambar 2 Daerah fisibel untuk Subproblem 2 dan Subproblem 3. Setiap titik solusi fisibel dari PLI 6 termuat dalam daerah fisibel Subproblem 2 atau Subproblem 3. Setiap subproblem ini saling lepas. Subproblem 2 dan Subproblem 3 dikatakan dicabangkan oleh x 2 . Sekarang dipilih subproblem yang belum diselesaikan. Misalkan dipilih Subproblem 2, kemudian diselesaikan. Solusi optimum untuk Daerah fisibel Subproblem 2 Subproblem 3 X 1 X 1 Subproblem 2 ini ialah x 1 =11,6, x 2 = 1 dan z = 39,8 detail penghitungan dapat dilihat pada Lampiran 1. Karena solusi optimal yang dihasilkan Subproblem 2 bukan solusi integer, maka dipilih pencabangan pada Subproblem 2 atas x 1 , sehingga diperoleh dua subproblem lagi, yaitu: • Subproblem 4: Subproblem 2 ditambah kendala x 1 ≤ 11; • Subproblem 5: Subproblem 2 ditambah kendala x 1 ≥12. Saat ini subproblem yang belum diselesaikan ialah Subproblem 3, 4, dan 5. Salah satu subproblem dipilih, misalnya dengan aturan LIFO last in first out. Dengan adanya aturan ini berarti dipilih Subproblem 4 atau Subproblem 5. Subproblem 4 menghasilkan kandidat solusi optimal x 1 = 11, x 2 = 1 dan z = 38 yang berupa integer detail penghitungan dapat dilihat pada Lampiran 1, sehingga kandidat solusi optimal dari PLI 6 ialah dari subproblem 4. Nilai z baru merupakan batas bawah baru bagi nilai optimal PLI 6. Karena aturan LIFO, dipilih Subproblem 5, yang kemudian menghasilkan solusi optimal x 1 = 12, x 2 = 0,67 dan z = 39,33 detail penghitungan dapat dilihat pada Lampiran 1. Karena x 2 = 0,67 bukan integer, maka dilakukan kembali pencabangan atas 2 x , sehingga diperoleh: • Subproblem 6: Subproblem 5 ditambah kendala x 2 ≤ 0; • Subproblem 7: Subproblem 5 ditambah kendala x 2 ≥ 1. Selanjutnya berdasarkan aturan LIFO, dipilih Subproblem 6. Subproblem yang dipilih menghasilkan solusi optimal 1 12,8 x = , 2 x = , dan 38, 4 z = detail penghitungan dapat dilihat pada Lampiran 1. Karena solusi optimal yang dihasilkan Subproblem 6 bukan solusi integer, maka dipilih pencabangan pada Subproblem 6 atas 1 x , sehingga diperoleh dua subproblem lagi, yaitu: • Subproblem 8: Subproblem 6 ditambah kendala x 1 ≤ 12 ; • Subproblem 9: Subproblem 6 ditambah kendala x 1 ≥ 13. Sekarang dipilih subproblem yang belum diselesaikan, yaitu Subproblem 8, 9, dan 3. Berdasarkan aturan LIFO, dipilih Subproblem 8. Subproblem yang dipilih menghasilkan kandidat solusi optimal x 1 = 12, x 2 = 0 dan z = 36 detail penghitungan dapat dilihat pada Lampiran 1. Nilai solusi optimal Subproblem 8 masih lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai objektif pada Subproblem 4, maka kandidat solusi optimal dari PLI 6 tetap dari Subproblem 4. Tersisa tiga buah subproblem yaitu, Subproblem 9, 7, dan 3. Dengan aturan LIFO dipilih Subproblem 9 lalu Subproblem 7. Karena Subproblem 9 dan 7 takfisibel detail penghitungan dapat dilihat pada Lampiran 1, maka Subproblem 9 dan 7 tidak dapat menghasilkan solusi optimal; yang tersisa hanya Subproblem 3. Dari tiga kandidat solusi optimal, yaitu solusi dari Subproblem 3, 4 dan 8, akan dipilih satu di antaranya untuk menjadi solusi optimum masalah PLI 6. Solusi optimum pada PLI 6 ialah solusi Subproblem 4 dengan x 1 = 11, x 2 = 1 dan z = 38, karena Subproblem 4 memiliki nilai z lebih baik daripada nilai z Subproblem 3 8. Pohon pencabangan yang menunjukkan proses penyelesaian masalah PLI 6 secara keseluruhan ditunjukkan pada Gambar 3. x 2 ≥ 2 x 2 ≤ 1 x 2 ≤ 0 x 2 ≥ 1 Gambar 3 Seluruh pencabangan pada metode branch-and-bound untuk menentukan solusi optimum dari PLI . III DESKRIPSI PERMASALAHAN PENGOPERASIAN BRT Bab ini akan membahas deskripsi pengoperasian BRT, batasan masalah, dan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini. Kemudian, dilanjutkan dengan formulasi matematika terhadap permasalahan tersebut.

3.1 Perumusan Masalah BRT