Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung lokasi industri kulit Manding,
penyebaran kuesioner kepada 30 konsumen dan lima pelaku industri kulit Manding, serta wawancara langsung dengan empat pakar industri kulit.
Data primer yang dibutuhkan adalah identifikasi karakteristik konsumen, harapan konsumen, profil industri kulit Manding, kondisi lingkungan internal
perusahaan yang meliputi 1 faktor manajemen : struktur organisasi, pendidikan, pelatihan, penghargaan, pengawasan, turnover pegawai. 2 faktor pemasaran :
segmentasi, area pemasaran, promosi, merk dagang, penetapan harga, kendala pemasaran. 3 faktor akuntansi : pencatatan, pemasukan, modal. 4 faktor produksi :
ketersediaan bahan baku, proses produksi, teknologi, pengendalian mutu, penggudangan. 5 faktor pengembangan : inovasi produk. Kondisi lingkunga
eksternal industri meliputi: faktor ekonomi: pengaruh nilai tukar rupiah, suku bunga, ketersediaan energy. 2 faktor social, budaya, demografi dan lingkungan: gaya
hidup, loyalitas, penyebaran konsumen, frekuensi pembelian. 3 faktor pemerintah dan hukum: PE kulit, peran pemerintah, ATK, dan BBKKP. 4 faktor teknologi:
teknologi produksi, dan teknologi informasi sebagai media promosi. 5 faktor kompetitif: ancaman pendatang baru, kekuatan pemasok, kekuatan pelanggan, produk
substitusi, persaingan industri sejenis. Penentuan bobot dan peringkat pada penyusunan EFE, IFE, dan QSPM.
Data sekunder diperoleh melalui studi literatur dari buku, majalah, jurnal, laporan penelitian terdahulu, laporan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul,
laporan Kementerian Perindustrian dan situs internet. Data sekunder meliputi : kebijakan pemerintah dan data pendukung penelitian.
Penentuan Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi, populasi adalah keseluruhan elemen yang diteliti. Penentuan jumlah sampel mengacu kepada teori Gay dan Diehl 1992 yaitu,
penentuan jumlah sampel untuk penelitian deskriptif adalah minimal 10 dari populasi. Alasan peneliti menggunakan sampel adalah penelitian yang dilakukan
terhadap sampel lebih reliable daripada terhadap populasi, karena banyaknya elemen yang harus ditanyakan kepada objek penelitian, sehingga dapat menimbulkan
kekeliruan, serta keterbatasan waktu penelitian Gay dan Diehl, 1992. Populasi industri kulit di Manding berjumlah 32 industri dengan berbagai
skala industri. Industri berskala mikro atau rumah tangga 12 industri, industri berskala kecil 18 industri, serta 2 industri berskala menengah. Pengambilan sampel
dilakukan sesuai dengan proporsi skala industri. Total sampel 5 industri 2 dari industri berskala mikro dan 3 industri berskala sedang, yang diharapkan mampu
mewakili populasi yang ada. Penunjukan sampel juga dibantu oleh pengurus paguyuban Manding yaitu Bapak Suyono, atas dasar pertimbangan sampel tersebut
dapat mewakili karakteristik populasi. Data primer direkap dan dianalisi untuk menentukan kondisi umum lingkungan internal dan eksternal, berdasarkan
pertimbangan kecenderungan data serta masukan para pakar. Seseorang dapat dikatakan ahli apabila mampu melaksanakan sesuatu dengan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk itu, yaitu berupa kemampuan mengumpulkan data dan informasi kompleks, serta kemampuan menginterpretasikan data sebagai
suatu kegiatan terencana seperti proses pengambilan keputusan Han dan Kim 1989. Pakar yang dilibatkan dapat dibagi empat kelompok yaitu : 1 Pakar yang
mendapatkan pendidikan formal S2S3 pada bidang yang dikaji. 2 Pakar yang berpengalaman pada bidang yang dikaji tetapi memiliki pendidikan formal di bidang
lain. 3 Pakar yang berpendidikan formal dan berpengalaman pada bidang yang dikaji. 4 Pakar yang berasal dari praktisi di dalam kehidupan sehari-hari kaya akan
pengalaman empiris di suatu sektor kegiatan ekonomi, politik sosial. Klasifikasi pakar ini lebih didasarkan pada lama kerja dan kewenangannya dapat terdidik secara
formal maupun otodidak di suatu posisi kegiatan teknik tertentu. Pakar yang diambil dalam diskusi ini berasal dari bidang yang berbeda, yaitu Drs. Sugiyanto, S.Sn.,
M.Sc. pakar dari bidang akademik, memiliki pengalaman sebagai dosen ATK Akademi Teknologi Kulit lebih dari 10 tahun. Bapak Suyono merupakan pengurus
Paguyuban Pengrajin Manding sekaligus karyawan Balai Besar Kulit Karet dan Plastik, berpengalaman dalam industri kulit lebih dari 20 tahun. Bapak Miftakhul
Khoir merupakan praktisi industri kulit yang cukup sukses di Bantul dengan pengalaman bisnis kulit ikan pari lebih dari 5 tahun. Serta Bapak H. Suharyono
merupakan penyuluh dari Kementerian Perindustrian Kabupaten Bantul, dengan pengalaman dibidang UKM lebih dari 20 tahun. Penunjukan empat pakar industri
kulit dirasa sudah mencukupi untuk sumber informasi dalam penelitian ini. Penyebaran kuesioner kepada konsumen produk kulit di Manding sebagai
salah satu sumber data primer untuk mengidentifikasikan permasalahan dan memberi masukan bagi industri kulit di Manding. Penetapan responden dilakukan secara
acak, karena tidak diketahui jumlah populasi konsumen. Penentuan jumlah 30 responden didasarkan pada literature statistic yang menyebutkan bahwa angka 30
merupakan pembatas untuk mengkatagorikan jumlah sampel sebagai sampel besar. Kategori ini berimplikasi pada rumus statistika, sampel berjumlah 30 dianggap
mampu mewakili karakter populasi, karena sampel 30 merupakan nilai kritis, pada n=30 kecenderungan distribusi sampel yang terbentuk mendekati asumsi distribusi
normal. Data primer yang diperoleh dari konsumen mengenai harapan dan penilaian produk kulit Manding menurut berbagai kriteria selanjutnya, data diuji validitas
reliabilitasnya menggunakan teknik corrected item-total correlation dengan SPSS Priyatno 2008.