Formulasi Strategi TINJAUAN PUSTAKA
kerja ditunjukkan pada Gambar 2.
Tahap 1: Tahap Input Input Stage
Evaluasi Faktor Eksternal Evaluasi Persaingan
Evaluasi Faktor Internal
Tahap 2 : Tahap Pencocokan Matching Stage
Matriks Internal Eksternal IE SWOTStrengths-Weakness-Opportunities-Threats
Tahap 3 : Tahap Keputusan Decision Stage
QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix Gambar 2 Kerangka kerja analisis untuk perumusan strategi David, 2009
1. Tahap Input Input Stage Pada tahap ini mengkuantifikasi secara subjektif selama tahap awal
dari proses perumusan strategi. Tahap ini menghasilkan faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan.
2. Tahap Pencocokan Matching Stage Tahap pencocokan merupakan pencocokan antara sumber daya dan ketrampilan
internal serta peluang dan resiko yang diciptakan oleh faktor-faktor eksternal. Alat analisis yang dipakai adalah matriks internal
– eksternal IE dan analisis matriks SWOT
3. Tahap Keputusan Decision Stage Tahap keputusan menggunakan alat analisis QSPM Quantitative Strategic Planning
Matrix. Alat analisis ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik.
Evaluasi Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan
Menurut Umar 2005, kondisi lingkungan internal dan eksternal yang merupakan kondisi lingkungan bisnis beserta perusahaan adalah sebagai suatu sistem
yang akan berkait dengan sekumpulan faktor tertentu dapat mempengaruhi arah dan kebijakan perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Lingkungan eksternal dibagi
menjadi dua kategori, yaitu lingkungan jauh remote dan lingkungan industri,
sementara lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada di dalam perusahaan. Deskripsi lingkungan bisnis ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Mencocokkan faktor keberhasilan internal dan eksternal adalah kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak secara efektif. Sehingga upaya perusahaan
mengembangkan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengapitalisasi peluang dapat dianggap sebagai serangan, sementara strategi yang didesain untuk
memperbaiki kelemahan guna menghindari ancaman dapat dianggap pertahanan. Setiap perusahaan memiliki beberapa peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan
dan kelemahan internal yang dapat dihubungkan untuk merumuskan alternatif strategi yang layak David, 2009.
Gambar 3 Lingkungan eksternal dan lingkungan internal David, 2009
Evaluasi Internal Internal Assessment
Lingkungan internal perusahaan menggambarkan kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia, fisik, finansial perusahaan dan juga dapat memperkirakan
kelemahan weakness dan kekuatan strength struktur organisasi maupun manajemen perusahaan. Faktor-faktor internal yang dapat dianalisis menurut Pearce
dan Robinson 2004 adalah : 1. Pemasaran
Menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pemasaran, termasuk pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan informasi pasar, strategi penetapan harga,
dan loyalitas terhadap merek. 2. Keuangan dan Akunting
Faktor keuangan yang diperhitungkan terdiri dari kemampuan perusahaan untuk mendapatkan modal jangka pendek dan jangka panjang, hubungan dengan pemilik,
investor dan pemegang saham, biaya masuk industri dan hambatan masuk, harga jual produk, efisiensi dan efektivitas sistem akunting biaya, anggaran, dan rencanaan laba.
3. Kegiatan Produksi dan Operasi Kegiatan produksi-operasi perusahaan dapat dilihat dari efisiensi, efektivitas dan
produktivitas. Berdasarkan ketiga hal tersebut, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah biaya dan ketersediaan bahan baku, hubungan dengan pemasok, sistem
pengendalian persediaan, lokasi fasilitas, pemanfaatan teknologi, pengendalian kualitas, riset dan pengembangan.
4. Sumber Daya Manusia Faktor yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kemampuan sumber daya
manusia adalah keterampilan dan modal kerja karyawan, efektivitas insentif yang digunakan untuk memotivasi prestasi, tingkat keluar masuk dan kemangkiran
karyawan. 5. Sistem Informasi
Menganalisis ketepatan waktu dan akurasi informasi tentang penjualan, relevansi informasi untuk keputusan-keputusan taktis, informasi untuk memanajemen masalah
kualitas dan dan kemampuan karyawan untuk menggunakan informasi yang tersedia. Evaluasi internal menekankan pada identifikasi dan evaluasi kekuatan dan
kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuanganakuntansi, produksioperasi, penelitian dan pengembangan,
sistem informasi manajemen. Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan
dalam area fungsional bisnis. Kekuatankelemahan internal, digabungkan dengan peluangancaman eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk
penetapan tujuan dan strategi David, 2009. Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan
internal dan mengatasi kelemahan. Kekuatan perusahaan yang tidak dapat dengan mudah disamakan atau ditiru oleh pesaing disebut kompetensi yang unik
distinctive competencies. Menciptakan kompetensi yang unik melibatkan pemanfaatan kompetensi yang unik. Strategi didesain sebagai bagian dari usaha
memperbaiki kelemahan perusahaan, mengubahnya menjadi kekuatan dan bahkan menjadi kompetensi yang unik.
Evaluasi Eksternal External Assessment
Kunci bagi kelangsungan hidup perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk melakukan perubahan diri ketika lingkungan berubah dan menuntut perilaku
yang baru. Perusahaan yang mampu menyesuaikan diri, mengikuti terus perubahan lingkungan serta melakukan perubahan melalui perencanaan ke masa depan dan akan
mempertahankan strategi yang ada sesuai dengan perubahan lingkungan Kotler, 2002. Evaluasi eksternal menekankan pada identifikasi dan evaluasi tren dan
kejadian yang berada di luar kendali perusahaan. Evaluasi eksternal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan, sehingga dapat
memformulasikan strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang dan menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman. Tujuan evaluasi eksternal
adalah untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Evaluasi eksternal tidak
ditujukan untuk mengembangkan daftar yang sangat panjang tentang semua faktor yang mungkin mempengaruhi suatu bisnis, sebaliknya ditujukan untuk
mengidentifikasi variabel kunci yang menawarkan respons yang dapat dijalankan. Perusahaan harus dapat merespons secara agresif atau defensif terhadap faktor-
faktor tersebut dengan memformulasikan strategi yang mengambil keuntungan
dari peluang eksternal atau yang meminimalkan pengaruh dari ancaman potensial. Kekuatan eksternal secara langsung mempengaruhi pemasok dan distributor.
Identifikasi dan evaluasi peluang dan ancaman eksternal memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan misi bisnis yang jelas, mendesain strategi untuk mencapai
tujuan jangka panjang dan mengembangkan kebijakan untuk mencapai tujuan tahunan.
Lingkungan eksternal adalah suatu kondisi yang berada di luar perusahaan yang mana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadapnya
uncontrolable sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan dalam industri tersebut Wahyudi, 1996. Menurut
Pearce dan Robinson 2004, lingkungan eksternal perusahaan dapat dibedakan menjadi lingkungan jauh kondisi eksternal makro, lingkungan industri kondisi
eksternal mikro.
Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh remote terdiri dari sekumpulan kekuatan yang timbul dan berada di luar jangkauan perusahaan dan terlepas dari situasi operasional perusahaan,
dalam arti perusahaan tidak mampu mempengaruhi tetapi kegiatan perusahaan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berada di lingkungan jauh tersebut Pearce dan
Robinson, 2004. Menurut David 2009, lingkungan jauh remote dapat dibagi menjadi lima kategori besar: 1 kekuatan ekonomi; 2 kekuatan sosial, budaya,
demografi, dan lingkungan; 3 kekuatan politik, pemerintah, dan hukum; 4 kekuatan teknologi. Perubahan dalam kekuatan eksternal mengakibatkan
perubahan dalam permintaan konsumen untuk barang industri, konsumsi serta jasa.
Kekuatan eksternal memengaruhi tipe produk yang dikembangkan, karakteristik dari strategi segmentasi pasar dan positioning, tipe jasa yang
ditawarkan dan pilihan bisnis yang ingin diakuisisi atau dijual. 1. Kekuatan ekonomi.
Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kekuatan
ekonomi adalah siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas dan tenaga kerja.
2. Kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan. Kondisi sosial yang berubah-ubah yang dapat mempengaruhi perusahaan
seharusnya dapat diantisipasi. Aspek-aspek sosial ini antara lain: sikap, gaya hidup, adat istiadat dan kebiasaaan dari orang-orang di lingkungan eksternal
perusahaan, kondisi kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan dan etnis. 3. Kekuatan politik, pemerintah dan hukum.
Arah kebijakan dan stabillitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha. Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan agar
bisnis dapat berkembang dengan baik, adalah Undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan, Peraturan tentang perdagangan luar negeri, Stabilitas pemerintahan,
Peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, Sistem perpajakan. 4. Kekuatan teknologi.
Setiap kegiatan usaha yang berjalan terus-menerus harus selalu mengikuti perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk atau jasa yang
dihasilkan atau pada cara operasinya. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah kecepatan transfer teknologi oleh para pekerja; masawaktu
keusangan teknologi; serta harga teknologi yang akan diadopsi.
Lingkungan Industri
Sektor persaing berkaitan dengan keadaan pasar yang dihadapi perusahaan Jauch dan Glueck, 1995. Sebagai suatu industri sudah selayaknya secara ekonomi
memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan, dan diharapkan dapat memberikan nilai tambah pula kepada konsumen sebagai pihak yang menikmati suatu
produk atau jasa yang dihasilkan dengan mengupayakan nilai yang lebih dibandingkan dengan kompetitor. Menurut Porter 1997, penentu dasar pertama dari
kemampulabaan suatu perusahaan adalah daya tarik industri. Kemampulabaan industri tidak bergantung pada bagaimana tampaknya produk bersangkutan atau
apakah fungsi itu mencakup teknologi tinggi atau rendah, tetapi pada struktur industri.
Di dalam industri apapun aturan persaingan dicakup dalam lima kekuatan bersaing, yang dikenal dengan
Porter’s five Model of Competitions. Lima kekuatan persaingan yang terdiri dari 1 masuknya pendatang baru; 2 ancaman produk
pengganti; 3 kekuatan tawar menawar pembeli; 4 kekuatan tawar menawar pemasok dan 5 persaingan di antara para pesaing yang ada, mencerminkan
kenyataan bahwa persaingan dalam suatu industri tidak hanya terbatas pada para pemain yang ada. Pelanggan, pemasok, produk pengganti serta pendatang baru
potensial semuanya merupakan pesaing bagi perusahaan-perusahaan dalam industri dan dapat lebih atau kurang menonjol tergantung pada situasi tertentu. Model tersebut
dapat dilihat pada Gambar 4. Secara lebih rinci kelima kekuatan persaingan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Gambar 4 Porter’s five Model of Competitions Porter, 1997