wisata serta pusat belanja produk kulit yang ternama, dengan memanfaatakan lokasi Manding yang strategis yaitu memotong jalur pantai parang tritis dan kota
Yogyakarta. b. SO2: Melakukan pemasaran berbasis internet S2; S4; S6; S7; O2; O4; O5.
Permasalahan pemasaran yang sangat dirasakan melalui penurunan jumlah penjualan yang dialami oleh industri kulit di Manding, juga disebabkan oleh
lemahnya kegiatan promosi. Strategi yang diusulkan Melakukan pemasaran berbasis internet. Aplikasi dapat berupa pembuatan website, bergabung dalam
forum jual beli seperti jualbeli.com, berniaga.com dan kaskus.com, maupun penggunaan media sosial seperti facebookdan twitter sebagai sarana promosi dan
transaksi online. Disediakan katalog produk beserta harganya, menggunakan Bahasa Indonesia dan Inggris, untuk membidik konsumen lokal dan manca, pada
konsumen kelas menengah keatas dengan menonjolkan kesan eksotis, elegan, dan eksklusif dari produk kulit; Desa wisata pengrajin kulit; informasi berbagai
produk kulit bermutu yang ditawarkan dengan harga bersaing. Serta penawaran layanan pesan produk sesuai keinginan konsumen, yang mana semua dapat
nikmati secara online. Strategi ini dinilai dapat mengatasi permasalahan promosi dan penjualan. Pembuatan website, ID forum jual beli dan media sosial dapat
meminta bantuan dinas perindustrian dan ATK, sedangkan untuk pembuatan Desain website dapat meminta bantuan ISI Yogyakarta.
c. SO3: Pengembangan produk kulit ikan pari yang sedang digemari masyarakat S3; O1; O6.
Perusahaan yang mampu bertahan dalam persaingan yang ketat harus pintar membaca dan mengambil peluang bisnis. Saat ini produk kulit dari ikan pari
sedang diminati, maka strategi yang dapat diterapkan industri kulit di Manding adalah pengembangan produk kulit ikan pari yang sedang digemari masyarakat,
dengan memanfaatkan supplier bahan baku yang dapat diandalkan, dan memanfaatkan peluang ketersediaannya kredit bagi IKM untuk keterbatasan
modal pembelian bahan baku dan peralatan. Memproduksi produk yang sesuai
dengan keinginan konsumen diharapkan mampu mengatasi permasalahan turunan penjualan dan meningkatkan jumlah pendapatan pengrajin kulit di Manding.
2. Strategi WO Weaknesses
– Opportunities :
Merupakan alternatif strategi turn around yang dihasilkan dari pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki, yakni :
a. WO1: Mendirikan showroom milik bersama serta menambahan fasilitas umum W5; W6; O1; O2.
Showroom merupakan sarana yang cukup efektif bagi pengrajin kulit di Manding untuk penjualan produk, namun yang menjadi permasalahan permasaran masih
banyak industri kulit mikro dan kecil di Manding yang belum memiliki showroom, maka strategi yang dapat dilakukan adalah dengan bantuan pemerintah
daerah dan pinjaman kredit bagi IKM mendirikan showroom milik bersama bagi pengrajin yang belum memiliki showroom atau letaknnya tidak dijalan utama
sehingga kurang terekspos pengunjung, serta menambahan area parkir dan fasilitas umum seperti toilet, tempat bermain anak, tempat makan agar memberi
daya tarik dan kenyamanan kepada konsumen. b. WO2: Pemberian informasi produk dan merk dagang W1;W2;W4; W6; O4; O5.
Banyak konsumen yang kesulitan menbedakan produk asli buatan pengrajin Manding dengan produk luar Manding. Strategi pemberian merk dagang produk,
serta pemberian informasi bagi produk mana saja yang asli buatan pengrajin Manding agar konsumen mengenal ciri khas produk asli Manding merupakan
strategi yang dapat dilakukan untuk media promosi dan solusi permasalahan di showroom tentang penjualan produk hasil industri kulit bukan Manding yang
dapat merusak image produk Manding yaitu bermutu dengan harga terjangkau. Adanya merk dagang juga dapat memperluas jaringan kerja sama terutama
dengan konsumen yang loyal terhadap merk tersebut. c. WO3: Kementerian Perindustrian dan ATK memberian pelatihan, pendampingan,
dan pengawasan yang rutin W2; W3; W7; O2; O5; O6. Lemahnya kegiatan promosi dan rendahnya inovasi Desain produk yang dialami
oleh industri kulit di Manding disebabkan oleh rendanya tingkat pendidikan, bukan hanya pendidikan formal namun juga non formal atau berupa kursus
ketrampilan, maka strategi yang dapat dilakukan oleh pihak pemerintah adalah melalui departemen perindustrian dan ATK, dengan memberian pelatihan,
pendampingan, dan pengawasan yang rutin untuk meningkatkan kemampuan pengrajin dalam berinovasi model produk, pencatatan administrasi keuangan
yang teratur, pelatihan ketrampilan, contoh nyatannya berupa pelatihan pembuatan produk dari kulit pari yang sedang digemari masyarakat, atau
pelatihan penggunaan teknologi informasi sebagai media promosi. Pelatihan ini arus dilakukan secara kontinyu dan dilakukan pendampingan dan pengawasan
sampai industri kulit Manding mampu melakukan sendiri. d. WO4: Mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin Manding W1; W2; W5; O1;
O2. Mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin Manding untuk membina para
pengrajin agar aktif mengikuti pelatihan dan acara-acara pameran yang diselenggarakan pemerintah daerah agar memperluas jaringan kerjasama
sekaligus sebagai media promosi, serta paguyuban dapat memfasilitasi dan mendampingi pengrajin Manding dalam administrasi peminjaman kredit bagi
IKM. Ini untuk menangkap peluang ketersediaan kredit IKM dan menanggulangi permasalahan minimnya promosi dan sempitnya jaringan kerjasama, dan
permasalahan minimnya tenaga terampil baik dalam hal produksi, administrasi keuangan maupun kemampuan berinovasi. Pendampingan administrasi dalam
pengajuan pinjaman modal akan menangani permasalahan permodalan.
3. Strategi ST Stregths
– Threats :
Merupakan alternatif strategi difersifikasi yang dihasilkan dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman, yaitu :
a. ST1: Mengetatkan persyaratan pendirian showroom produk kulit di wilayah Manding S1; S2; T2.
Semakin banyak keberadaan industri sejenis maka persaingan untuk