Limbah Peternakan TINJAUAN PUSTAKA

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Limbah Peternakan

Sapi merupakan jenis ruminansia yang mampu menyederhanakan serat kasar dari bahan organik melalui aktivitas bakteri pengurai serat kasar yang ada pada sistem pencernaannya Misra dan Hesse,1983. Hasil samping dari sistem pencernaannya adalah salah satu limbah peternakan. Limbah peternakan adalah semua buangan dari usaha peternakan yang bersifat padat, cair dan gas. Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat kotoran ternak, ternak yang mati dan isi perut dari pemotongan ternak. Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam fase cair air seni atau urine dan air pencucian alat-alat. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas atau berada dalam fase gas Soehadji, 1992. Menurut Jenie dan Rahayu 1993 limbah dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Meskipun limbah ternak tidak terlibat langsung dalam perpindahan penyakit, namun kandungan bahan organik yang tinggi merupakan sumber makanan yang baik untuk pertumbuhan organisme. Limbah ternak merupakan pencemaran bagi air serta mempunyai kandungan BOD yang tinggi dan sedikit kandungan oksigen terlarut dalam air Overcash et al., 1983. Kotoran sapi perah mengadung rata-rata 30 bahan organik yang dapat didekomposisi dengan mudah oleh mikroorganisme seperti bakteri, fungi dan aktinomycetes yang terdapat pada kotoran sapi perah itu Harada et al., 1993. Menurut Misra dan Hesse 1983 faktor utama yang mempengaruhi komposisi kotoran asli hewan adalah jenis kelamin, umur, makanan dan lokasi geografis. A.1. Limbah cair peternakan sapi perah Limbah cair dapat didefinisikan sebagai suatu limbah hasil kegiatan yang secara fisik berbentuk cair, kandungannya didominasi oleh air beserta bahan-bahan kontaminan lainnya atau didominasi oleh bahan cair lain bukan air seperti; minyak, residu senyawa kimia dan sebagainya. Limbah cair merupakan suatu substrat yang kompleks yang terdiri dari berbagai jenis bahan organik, baik yang terurai secara biologi maupun tidak Sugiharto, 1978. Menurut Taiganides 1977 dikatakan limbah cair jika limbah tersebut mengandung bahan padatan kurang dari 10 dan kadar air hampir 90. Banyaknya feses dan urine sapi perah yang dihasilkan sebesar 10 dari bobot badannya, sedangkan rasio feses dan urine yang dihasilkan ternak sapi perah adalah 2:1 69 feses dan 31 urine Taiganides, 1978. Hal ini ditambahkan Azevedo dan Stout 1974 bahwa kotoran ternak yang dihasilkan setiap hari dari seekor ternak sapi perah dengan bobot 400-500 kg adalah 44 kg feses 14 kg dan urine 30 liter. Dengan demikian produksi limbah cair dari usaha peternakan sapi perah setiap hari dengan rata-rata air yang digunakan untuk pencucian sekitar 132 literekorhari. Menurut Tafal 1981 berat badan sapi perah 500 kg menghasilkan feses dan air kencing sebanyak 13,5 ton setahun yaitu 70 feses dan 30 air seni. Menurut Sugiharto 1987 sifat limbah cair dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar yaitu sifat fisik yang terdiri dari warna, suhu, kekeruhan dan zat padat, sifat kimia yaitu pH, BOD, COD, 4 senyawa nitrogen dan fosfat, serta sifat biologi yaitu adanya mikroorganisme. Komposisi limbah cair sapi perah dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rataan komposisi limbah cair sapi di bogor Uraian Nilai Oksigen Terlarut mgl 0,21 BOD mgl 1490,88 COD mgl 6097,35 pH 7,86 TSS mgl 1211,1 TDS mgl 2282 Sumber : Salundik, 1998

B. Kandungan Limbah Cair Peternakan Sapi