Laju pengumpanan TINJAUAN PUSTAKA

7 Dari persamaan kimia Gambar 1 memperlihatkan bahwa banyak produk sampingan yang dihasilkan selama proses fermentasi dalam kondisi yang anaerobik sebelum akhirnya metana diproduksi. menurut Wahyuni 2009 banyak faktor yang memfasilitasi dan menghambat telah memainkan peranan dalam proses, antara lain; a nilai pH, b suhu, c laju pengumpanan, d waktu retensi, e toxicity dan f sludge. Nilai pH Produksi biogas secara optimum dapat dicapai bila nilai pH dari campuran di dalam digester berada pada kisaran 6 dan 7. Derajat keasaman pH dalam digester juga merupakan fungsi dari waktu di dalam digester tersebut. Pada tahap awal proses fermentasi, asam organik dalam jumlah besar diproduksi oleh bakteri pembentuk asam, pH dalam digester dapat mencapai di bawah 5. Keadaan ini cenderung menghentikan proses pencernaan atau proses fermentasi. Bakteri-bakteri metaorganik sangat peka terhadap pH dan tidak dapat bertahan hidup di bawah pH 6,6. Kemudian proses pencernaan berlangsung, konsentrasi NH 4 bertambah pencernaan nitrogen dapat meningkatkan nilai pH di atas 8. Ketika produksi metana dalam kondisi stabil, kisaran nilai pH adalah 7,2 – 8,2. Suhu Pada prinsipnya dalam pembentukan biogas diperoleh melalui proses anaerobik. Didalam proses pembentukan biogas ini terdapat 4 mikroba yang berperan penting, yaitu: bakteri hisrolik, bakteri fermentatif, mikroorganisma asidogenik dan bakteri methanogenik yang menghasilkan biogas dari asam asetik, hidrogen dan karbondioksida. Menurut House 1981, bakteri-bakteri ini sangat sensitif terhadap perubahan suhu, sehingga suhu biodigester harus diatur diatas 20 o C untuk mendapatkan biogas yang baik. Umumnya pada suhu yang lebih tinggi maka proses pencernaan akan lebih singkat dan kebutuhan tangki digester akan lebih kecil. Berdasarkan suhu, bakteri anaerobik dapat dikelompokkan menjadi bakteri psychrophylic 25 o C, mesophylic 32-38 o C, dan thermophylic 42-55 o

C. Laju pengumpanan

Laju pengumpanan adalah jumlah bahan yang dimasukkan ke dalam digester per unit kapasitas per hari. Pada umumnya, 6 kg kotoran sapi per m 3 volume digester adalah direkomendasikan pada suatu jaringan pengolah kotoran sapi. Apabila terjadi pemasukkan bahan yang berlebihan, akan terjadi akumulasi asam dan produksi metana akan terganggu. Sebaliknya, bila pengumpanan kurang dari kapasitas digester, produksi gas juga menjadi rendah. Waktu tinggal dalam digester Waktu tinggal dalam digester adalah rata-rata periode waktu saat input masih berada dalam digester dan proses fermentasi oleh bakteri metanogen. Dalam jaringan dari digester dengan kotoran sapi, waktu tinggal dihitung dengan pembagian volume total dari digester oleh volume input yang ditambah setiap hari. Waktu tinggal juga tergantung pada suhu. Di atas suhu 35 o C atau suhu lebih tinggi, waktu tinggal semakin singkat. Toxicity Ion mineral, logam berat, dan detergen adalah beberapa material racun yang mempengaruhi pertumbuhan normal bakteri patogen di dalam digester. Ion mineral dalam jumlah kecil sodium, potasium, kalsium, amonium dan belerang juga mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Namun, bila 8 ion-ion ini dalam konsentrasi yang tinggi akan berakibat meracuni. Sebagai contoh, NH 4 pada konsentrasi 50 hingga 200 mgl, dapat merangsang pertumbuhan mikroba. Namun, bila konsentrasinya di atas 1500 mgl, akan mengakibatkan keracunan. Sludge Sludge adalah limbah keluaran berupa lumpur dari lubang pengeluaran digester setelah mengalami proses fermentasi oleh bakteri metana dalam kondisi anaerobik. Setelah ekstraksi biogas energi, sludge dari digester sebagai produk samping dari sistem pencernaan secara aerobik. Kondisi ini, dapat dikatakan manur dalam keadaaan stabil dan bebas patogen serta dapat dipergunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan produksi tanaman. C.2. Kandungan biogas dari berbagai bahan baku Pada Tabel 3 dapat dilihat kadar biogas yang dapat dihasilkan dari berbagai macam bahan baku Tabel 3. Hasil biogas dari beberapa bahan baku Bahan baku Hasil Biogas m 3 ton padatan Kandungan metana Kotoran ternak Feses sapi 260-280 50-60 Feses babi 561 Feses kuda 200-300 Limbah pertanian Rumput segar 630 70 Batang stalk 369 Jerami gandum 432 59 Dedaunan hijau 210-294 58 Batang padi 615 Limbah sewage 640 50 Limbah cair pabrik bir 300-600 58 Senyawa-senyawa Karbohidrat 750 49 Lemak 1440 72 Protein 980 50 Sumber : Yani, 1991 Tabel 4. Produksi biogas dari beberapa kotoran Jenis kotoran feses Biogas per kg feses liter Peternakan sapi dan banteng 22-40 Babi 40-60 Peternakan ayam 65.5-115 Manusia 20-28 orang pengguna toilet Limbah perkebunan yang diberikan perlakuan pendahuluan 34-40 Eceng gondok 40-50 Sumber : Yani, 1991 9

D. Sistem Penyimpanan Biogas