Lampu Pengaruh Perbedaan Posisi Penempatan Lampu Tabung terhadap Hasil Tangkapan Bagan Apung

Keterangan : E : Iluminasi cahaya lux; I : Intesitas cahaya candela; dan R : Jarak dari sumber cahaya m. Gelombang cahaya tersebar dari ultraviolet hingga infrared. Cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang kurang dari 390 µm dan infrared memiliki panjang gelombang lebih dari 770 µm. Gelombang yang terdapat antara cahaya ultraviolet dan cahaya infrared adalah gelombang cahaya tampak yang terdiri dari violet 390 – 455 µm, biru 455 – 492 µm, hijau 492 – 577 µm, kuning 577 – 497 µm, orange 597 – 622 µm, dan merah 622 – 770 µm. Namun, hanya cahaya yang berasal dari gelombang 400 - 750 µm termasuk ke dalam gelombang cahaya tampak Ben Yami 1988. Gambar 2 menunjukkan penyebaran gelombang cahaya tampak Ben Yami 1987. Gambar 2 Penyebaran cahaya tampak Ben Yami 1987

2.3 Lampu

Lampu berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia adalah alat untuk menerangi atau pelita KBBI 2011. Terdapat empat jenis lampu listrik yaitu lampu tabung atau lampu TL tubular lamp, lampu LED light emitting diode, lampu halogen, dan lampu pijar. Hindarto 2011. Salah satu jenis lampu listrik yang banyak digunakan adalah lampu tabung. Pada lampu tabung terdapat elektron yang dipancarkan dari dalam tabung dan menyebabkan atom-atom media gas di dalam tabung berpendar atau melepaskan energi cahaya. Pendar cahaya inilah yang kemudian biasa dilihat dalam bentuk cahaya berwarna putih. Lampu tabung lebih hemat energi dibanding lampu pijar, karena tidak terjadi hubungan langsung antara kutub positif dan negatif untuk membuat filamen berpijar dan menghasilkan cahaya seperti pada cara lampu pijar. Cahaya yang dihasilkan oleh lampu tabung juga lebih terang dibandingkan dengan cahaya lampu pijar Pratiwi

2011. 2.4 Fisiologi ikan

Iluminasi cahaya pada umumnya menurun seiring dengan meningkatnya jarak dari sumber cahaya. Hal ini terjadi karena beragam sebab. Untuk alasan geometris, iluminasi akan memberikan efek secara proporsional terhadap objek dan permukaan air di sekitarnya. Selain itu, hal mendasar yang memberikan pengaruh besar adalah transparansi. Cahaya yang melalui air yang bening akan tiba dengan lebih baik dibandingkan dengan air yang keruh. Pada saat cahaya bulan kuat, seperti saat terjadi purnama, cahaya di permukaan air menjadi lebih terang. Hal ini berakibat pada tingkah laku ikan yang memiliki ketertarikan pada cahaya tidak begitu terlihat Ben Yami 1988. Mata adalah reseptor penglihatan yang sempurna untuk sebagian besar ikan. Cahaya memasuki mata melalui kornea, selaput bening pada bagian depan mata. Selanjutnya cahaya membentuk fokus bayangan untuk dianalisis oleh retina. Pada ikan, peran kornea dalam memfokuskan cahaya sangat kecil karena perbedaan indeks bias antara kornea dan air sangat kecil. Hal ini membuat lensa mata menjadi lebih bulat dan dilakukan pergerakan lensa untuk meningkatkan pemfokusan. Pada siang hari, distribusi pigmen yang terdapat pada kornea akan berfungsi sebagai penyaring cahaya. Sensitivitas dan ketajaman mata tergantung pada terangnya bayangan yang mencapai retina. Penerimaan cahaya pada retina mata ikan secara langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi pergerakan dan tingkah laku ikan Fujaya 2004. Tingkah laku ikan terhadap cahaya, menurut Gunarso 1988 dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fototaksis positif dan fototaksis negatif. Tingkah laku ikan yang tertarik untuk mendekati sumber cahaya disebut dengan fototaksis positif. Adapun tingkah laku menjauhi sumber cahaya disebut fototaksis negatif. Ikan yang menjadi hasil tangkapan bagan terdiri dari ikan yang bersifat fototaksis positif dan fototaksis negatif. Ikan yang bersifat fototaksis positif diantaranya cumi-cumi, rebon dan teri. Adapun contoh ikan yang fototaksis negatif, biasanya merupakan termasuk dalam jenis ikan predator contohnya adalah layur dan tongkol Subani dan Barus 1989. 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat