Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian

atas secara berimbang dan cepat adalah sesuatu yang mustahil impossible. Namun yang lebih penting adalah apabila alokasi sumberdaya yang terbatas itu direncanakan dan diimplementasikan dalam suatu pemahaman bersama, secara terpadu dan terintegrasi yang berorientasi pada skala prioritas dalam kerangka pengembangan wilayah, maka kesenjangan pembangunan antar sektor dan antar wilayah seharusnya tidak terlalu melebar. Pelaksanaan otonomi daerah akan lebih efektif jika didukung dengan informasi mengenai kesenjangan pembangunan antar sektor dan antar wilayah pembangunan yang konsisten sebagai arah berpijak bagi proses pembangunan yang berimbang. Proses pembangunan yang berimbang tidak selalu berarti bahwa semua wilayah harus mempunyai perkembangan yang sama, atau mempunyai tingkat industrialisasi yang sama, atau mempunyai pola ekonomi yang sama, atau mempunyai kebutuhan pembangunan yang sama. Akan tetapi yang lebih penting adalah adanya pertumbuhan yang seoptimal mungkin dari potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah sesuai dengan kapasitasnya. Dengan demikian diharapkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan merupakan hasil dari sumbangan interaksi yang saling memperkuat diantara semua wilayah yang terlibat Murty , 2000 . Untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dan seberapa besar kesenjangan pembangunan antar wilayah pembangunan, diperlukan suatu kajian sistematis dengan penggunaan alat analisis ekonomi wilayah yang lebih memperjelas adanya kesenjangan wilayah, sehingga menjadi acuan transformasi kebijakan perencanaan pembangunan wilayah ke depan. Hal inilah yang mendorong sebagai langkah awal untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “ Analisis Kesenjangan Pembangunan Antar Wilayah Pembangunan di Kabupaten Alor “

1.3. Perumusan Masalah

Dari deskripsi latar belakang dan permasalahan yang diuraikan diatas, maka di berikan batasan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Seberapa besar tingkat kesenjangan Pembangunan antar wilayah Pembangunan, yang berdampak terhadap pendapatan per kapita dan kesejahteraan masyarakat, yang ditinjau dari aspek : 1 Kesenjangan pendapatan antar Satuan Wilayah Pengembangan SWP 2 Kesenjangan perkembangan infrastruktur sarana dan prasarana antar Satuan Wilayah Pengembangan 3 Kesenjangan proporsi alokasi APBD Pembangunan antar Satuan Wilayah Pengembangan 4 Kesenjangan interaksi spasial antar Satuan Wilayah Pengembangan. 2. Seberapa besar sektor basiskomoditi unggulan antar Satuan Wilayah Pengembanga yang memperkuat struktur ekonomi wilayah dan pendapatan masyarakat.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Menganalisis seberapa besar kesenjangan Pembangunan antar wilayah pembangunan, yang berdampak pada pendapatan per kapita dan kesejahteraan masyarakat; yang ditinjau dari aspek : 1 Kesenjangan pendapatan antar Satuan Wilayah Pengembangan SWP 2 Kesenjangan perkembangan infrastruktur sarana dan prasarana antar Satuan Wilayah Pengembangan. 3 Kesenjangan proporsi alokasi APBD Pembangunan antar Satuan Wilayah Pengembangan. 4 Kesenjangan interaksi spasial antar Satuan Wilayah Pengembangan. 2. Menganalisis seberapa besar sektor basiskomoditi unggulan antar Satuan wilayah Pengembangan yang memperkuat struktur ekonomi wilayah dan pendapatan masyarakat

1.5. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Alor dalam rangka perumusan kebijaksanaan perencanaan pembangunan wilayah kedepan, terutama dalam merumuskan kebijaksanaan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan wilayah yang berorientasi pada skala prioritas serta keterpaduan dan keterkaitan antar sektor dan antar wilayah pembangunan yang konsisten dan simetris.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Deskripsi

Menurut Chaniago et al. 2000, bahwa kesenjangan dapat diartikan sebagai suatu kondisi ketidakseimbangan atau ketidakberimbangan atau ketidaksemetrisan. Sehingga bila dikaitkan dengan pembangunan sektor dan wilayah, maka kesenjangan pembangunan tidak lain adalah suatu kondisi ketidakberimbanganketidaksemetrisan pembangunan antar sektor dan antar wilayah. Ketidakberimbangan pembangunan antar sektor dan antar wilayah lazim ditunjukkan dengan perbedaan pertumbuhan antar wilayah. Dimana kesenjangan pertumbuhan antar wilayah tersebut sangat tergantung pada perkembangan struktur ekonomi perkembangan sektor-sektor ekonomi dan struktur wilayah perkembangan sarana dan prasarana sosial dan ekonomi seperti sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, perumahan, transportasi darat, laut dan udara, telekominikasi, air besih, penerangan serta keterkaitan dalam interaksi spasial secara optimal yang didukung dengan perkembangan peningkatan kualitas sumberdaya manusia pengetahuan dan ketrampilan serta penguatan kelembagaan. Selanjutnya mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk melakukan perubahan. Sehingga secara sederhana pembangunan diartikan sebagai suatu upaya untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik Riyadi dan Bratakusumah 2003. Sedangkan Saefulhakim 2003 mengartikan pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang terencana terorganisasikan kearah tersedianya alternatif-alternatif pilihan- pilihan yang lebih banyak bagi pemenuhan tuntutan hidup yang paling manusiawi sesuai dengan tata nilai yang berkembang di dalam masyarakat. Menurut Siagian 1994 yang diacu Riyadi dan Bratakusumah 2003, Pembangunan sebagai suatu perubahan mewujudkan suatu kondisi kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik dari kondisi sekarang, sedangkan pembangunan sebagai suatu pertumbuhan menunjukkan kemampuan suatu kelompok untuk terus berkembang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dan merupakan sesuatu yang mutlak harus terjadi dalam pembangunan. Definisi ini memberikan suatu pemahaman bahwa pembangunan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti pembangunan dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan pertumbuhan akan terjadi sebagai akibat adanya