Ciri Utama PAI di Perguruan Tinggi Umum

Dari sajian tabel di atas dapat disimpulkan sebuah universitas jika tidak diberikan label agama tertentu misalnya adalah Universitas Islam atau Universitas Katolik maka itu merupakan perguruan tinggi umum, salah satunya Universitas Nusantara PGRI yang menjadi lokasi penelitian tesis ini. Lebih lanjut lagi karena penelitian ini adalah pengkajian tentang sebuah universitas yaitu Universitas Nusantara PGRI Kediri maka didasarkan pada peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dincatumkan ”universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik danatau pendidikan vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.” 103 Oleh Karena itu dapat disimpulkan bahwa UNP Kediri merupakan salah satu dari Perguruan Tinggi Umum atau perguruan tinggi yang jenis pendidikannya adalah pendidikan umum yang ada di Kota Kediri yang berbentuk Universitas.

2. Ciri Utama PAI di Perguruan Tinggi Umum

Salah satu ciri utama perguruan tinggi umum adalah adanya tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian yang mana menurut Muhammad Nuh dari ketiganya harus dilakukan secara utuh 103 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. tidak boleh dibeda-bedakan. 104 Sebagaimana pada amanat Undang-undang Sisdiknas pada bab VI tentang Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan pada Bagian keempat Pasal pasal 20 ayat 2 “perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.” 105 Dari pernyataan tersebut konsekuensi logisnya adalah seluruh dosen tidak terkecuali dosen PAI dituntut menjadi contoh bagi mahasiswa dan elemen lainnya di kampus untuk aktif dalam tiga hal tersebut, terutama dalam dunia penelitian. Namun berdasarkan temuan Nana Sudjana dan Awalkusumah bahwa penelitian yang dilakukan oleh para dosen di perguruan tinggi masih belum optimal, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Hal ini karena umumnya dosen lebih tertarik pada tugas pengajaran jika dibandingkan dengan penelitian. 106 Padahal dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, bab VI, pasal 24, ayat 2 dinyatakan “perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat .” 107 Dengan demikian maka kegiatan penelitian di perguruan tinggi beserta hasil yang diperolehnya sangat penting sebagai penunjang dalam pengembangan pembelajaran. 104 Dinna Handini, “Nuh: Tri Dharma Perguruan Tinggi Harus Ditumbuhkan dan Ditegakkan,” Dikti on Line, http:www dikti.go.id?p=8628lang=id, 22 Maret 2013, diaksess tanggal 12 Juni 2013. 105 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. 106 Nana Sudjana dan Awalkusumah, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi: Panduan bagi Tenaga Pengajar Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008, 21-22. 107 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Secara spesifik tugas utama dosen dalam amanat Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional pada BAB XI Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pasal 39 ayat 2 diterangkan “pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.” 108 Oleh karena itu secara umum pada perguruan tinggi strategi pendidikan ditujukan pada penguasaan IPTEK Ilmu Pengetahuan Teknologi agar dapat berkarya dan bersaing dalam forum internasional, atau paling tidak mampu dalam penanggunalan arus globalisasi yang lambat laun pasti terjadi. Namun IPTEK saja tidak cukup perlu penekanan pada budaya kerja atau etos kerja yang positif. Etos kerja sangat penting sebagai pembentukan karakter masyarakat walaupun pembentukannya relatif sulit karena sifatnya yang sangat mendasar. pembentukan etos kerja dapat dilakukan melalui pembentukan pribadi dengan berbagai kegiatan pendidikan, keteladanan, dan bimbingan. 109 Secara Ideal ciri lain Pendidikan Agama Islam di PTU adalah “perguruan tinggi mengupayakan terwujudnya suasana lingkungan kampus yang kondusif dan tersedianya fasilitas yang mampu menumbuhkan interaksi lintas agama yang religius untuk seluruh sivitas akademika.” Oleh 108 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat 3. 109 Satryo Soemantri Brodjonegoro, “Strategi Kebijakan Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada PTU,” dalam Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, ed. FuaduddinCik Hasan Bisri Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, 10. karena itu guna terwujudnya tujuan tersebut diperlukan sarana fisik meliputi perpustakaan dengan literatur berbagai agama dalam judul dan jumlah yang memadai serta ruang serbaguna untuk kegiatan akdemik secara kelompok. Sedang sarana non fisiknya adalah adanya peraturan yang menjadi pengantar sistem interaksi akademik yang religius. 110 Sebagai penunjang dicapainya tujuan pembelajaran PAI perlu diadakan kegiatan keagamaan di perguruan tinggi yang mana kegiatan tersebut tidak hanya pengulangan-pengualan rutinitas aspek ritual semata, namun lebih berperan sebagai manifestasicelupan sibghah bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sunguh-sungguh bermanfaat bagi kesejahteraan dan kebahagiaan umat. Serta diupayakan kehadiran PAI di perguran tinggi umum mampu memayungi kemajuan ilmu pengetahuan teknologi yang senantiasi berada pada rel agama dan diperoleh dari inspirasi wahyu Allah. 111

3. Kedudukan PAI di Perguruan Tinggi Umum