Proses Pengembangan Produk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan Produk

besar, tetapi bila berhasil, perusahaan akan sukses dalam jangka waktu yang panjang. Contoh: mesin fotokopi Xerox yang pertama

2.2 Proses Pengembangan Produk

Proses dapat didefinisikan sebagai serentetan langkah yang mengubah input menjadi output. Sedangkan proses pengembangan produk merupakan serentetan langkah atau kegiatan yang dikerjakan oleh suatu perusahaan untuk memikirkan, mendesain, dan mengkomersialisasikan suatu produk seperti pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Tahapan Pengembangan Produk • Penciptaan Ide Ide merupakan hal yang paling mendasar dalam pengembangan produk. Seluruh proses pengembangan produk mempunyai tahapan penemuan ide. Ide dapat muncul dari berbagai sumber antara lain : ƒ Bagian pemasaran dan penjualan ƒ Organisasi riset dan pengembangan teknologi ƒ Team pengembangan produk ƒ Bagian operasional dan manufaktur ƒ Pelanggan pasar ƒ Pihak ketiga seperti pemasok, investor, rekan kerja dan sebagainya. • Penyaringan Gagasan Berbagai ide yang muncul dari sumber-sumber diatas akan diseleksi, sehingga ide yang akan dikembangkan adalah ide yang dianggap paling realistis dan mungkin untuk diwujudkan secara nyata. Formulasi perencanaan produk dan pengembangan pernyataan misi mengawali proses pengembangan produk. Ada lima tahap untuk mengembangkan perencanaan produk dan pernyataan misi proyek, yaitu: a. Identifikasi peluang Menurut Ulrich dan Eppinger, ide produk baru atau fitur produk dapat datang dari beberapa sumber, antara lain staf pemasaran dan penjualan, pengembangan riset dan teknologi, tim pengembangan produk, manufaktur dan operasi organisasi, pelanggan potensial, pemasok, penanam modal dan partner bisnis. b. Evaluasi dan memprioritaskan proyek Beberapa perspektif dasar yang sangat berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluang produk baru dengan kategori produk yang sudah ada: i. Strategi bersaing: beberapa strategi yang mungkin antara lain: • Technology leadership: perusahaan harus mengadakan pendekatan pada riset dan pengembangan teknologi baru dan pengembangan teknologi ini dilakukan melalui pengembangan produk. • Cost leadership: perusahaan harus bersaing dalam efisiensi produksi, entah melalui skala ekonomi, menggunakan metode superior manufaktur, gaji buruh yang rendah, atau pun manajemen sistem produksi yang lebih baik. • Customer focus: perusahaan harus bekerja lebih dekat dengan pelanggan untuk memperkirakan perubahan kebutuhan dan kesukaan mereka. Dengan cermat mendesain platform produk akan menciptakan pengembangan derivative product dengan fitur atau fungsi yang baru untuk menarik perhatian pelanggan. Strategi ini akan mengarah pada heterogenisasi segmen pelanggan dengan variasi produk yang semakin bertambah. • Imitative: perusahaan harus mengikuti trend di pasaran, membiarkan pesaing menciptakan produk baru dan berhasil di segmen mereka. Kemudian ketika peluang sudah teridentifikasi, perusahaan harus dengan cepat meluncurkan produk baru dengan meniru pesaing yang berhasil. ii. Segmentasi pasar: proses mengelompokkan pelanggan ke dalam segmen- segmen berdasarkan kriteria tertentu. Klasifikasi segmentasi pasar dipengaruhi oleh: • Faktor geografis yang meliputi wilayah, ukuran kota, kepadatan, iklim. • Faktor demografis yang meliputi usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, kelas sosial. • Faktor psikografis yang meliputi gaya hidup dan kepribadian. • Faktor perilaku yang meliputi kejadian biasa atau khusus, manfaat, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, sikap terhadap produk. c. Alokasi sumber daya dan waktu perencanaan - Alokasi sumber daya Perencanaan agregat membantu organisasi untuk menggunakan sumber dayanya dengan efisien sesuai dengan yang telah dianggarkan. - Pembagian waktu proyek, meliputi: • Waktu pengenalan produk: lebih cepat produk sampai ke pasar akan semakin baik. Tetapi meluncurkan produk sebelum mencapai kualitas yang memadai dapat merusak reputasi perusahaan. • Kesiapan teknologi yang digunakan akan terintegrasi ke dalam produk yang lebih cepat dan andal. Hal ini penting dalam proses perencanaan. • Kesiapan pasar: melepaskan produk baru terlalu cepat dapat membuat pelanggan frustasi untuk menjadi pelanggan setia, namun melepaskan produk baru terlalu lambat juga akan ketinggalan oleh pesaing. d. Membuat perencanaan sebelum proyek pre-project planning Hal ini dapat dilakukan dengan membuat pernyataan misi, yang meliputi: - Penggambaran secara singkat mengenai produk tidak spesifik: gambarkan sisi keuntungan pelanggan terhadap produk yang akan dibuat. - Sasaran kunci bisnis: yang meliputi sasaran waktu, biaya, dan kualitas - Target pasar untuk produk baru yang dibuat: yang meliputi pasar utama dan pasar sekunder yang diharapkan dalam usaha pengembangan - Asumsi dan hambatan yang mendukung usaha pengembangan produk: berisi batasan konsep produk yang akan dibuat - Stakeholder: sekelompok orang yang akan berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan produk. e. Merefleksi hasil dan proses Hal ini dilakukan dengan memperhatikan apakah rencana produk mendukung strategi persaingan perusahaan, apakah rencana produk mengarah pada peluang perusahaan, apakah sumber daya yang dialokasikan kepada pengembangan produk cukup untuk mengejar strategi persaingan perusahaan, apakah tim inti menerima tantangan dalam menghasilkan pernyataan misi, apakah elemen pernyataan misi konsisten, apakah asumsi yang tertera dalam pernyataan misi benar-benar perlu atau apakah proyek mengalami hambatan yang berlebihan, bagaimana proses perencanaan produk ditingkatkan. • Pengembangan Konsep Konsep produk di sini adalah deskripsi dari bentuk, fungsi dan fitur dari produk dan biasanya dibarengi dengan spesifikasi, analisis produk saingan, dan perkiraan ekonomis proyek yang berjalan. Ada beberapa macam proses pengembangan produks secara umum, antara lain dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1. Tabel variasi proses pengembangan produk Generik Market Pull Technology Push Platform Products Process Intensive Customized Deskripsi Perusahaan mulai dengan peluang pasar, kemudian menemukan teknologi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan Perusahaan mulai dengan teknologi baru, kemudian menemukan pasar yang tepat Perusahaan berasumsi bahwa produk baru akan dibuat dengan sub sistem teknologi yang sudah ditetapkan Karakteristik produk sangat dipengaruhi oleh proses produksi Produk baru mempunyai variasi yang sedikit dari konfigurasi yang sudah ada Perbedaan dengan respek terhadap proses generik Fase perencanaan harus mencocokkan teknologi dengan pasar. Pengembangan konsep disesuaikan dengan teknologi yang ada Pengembangan konsep disesuaikan dengan platform produk Baik produk maupun proses harus dikembangkan bersama dari awal, atau proses produksi yang sudah ada harus dispesifikasi dari awal Kemiripan proyek menyebabkan proses pengembangan yang sangat terstruktur Contoh Barang-barang olah raga, mebel, alat-alat jas hujan Gore- tex, amplop Tyvek Barang-barang elektronik, komputer, printer Makanan snack, sereal, bahan kimia, semikonduktor Jam tangan, motor, batere, kontener Proses pengembangan konsep produk meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini: 1. Identifikasi kebutuhan konsumen Produk yang sukses adalah produk yang dapat mendatangkan keuntungan bagi pelanggan dapat memuaskan kebutuhan. 2. Spesifikasi Produk Spesifikasi produk berarti penggambaran yang menunjukkan bagaimana produk harus didesain dan diatur sehingga dapat menerjemahkan apa yang harus dilakukan oleh produk supaya sukses. Spesifikasi harus mencakup kebutuhan pelanggan, diferensiasi produk, serta dapat diterima secara teknis dan ekonomis. Spesifikasi produk meliputi penetapan target spesifikasi dilakukan setelah identifikasi kebutuhan pelanggan berdasarkan kebutuhan pelanggan dan benchmarking dan penetapan spesifikasi akhir dilakukan setelah uji konsep berdasarkan konsep yang diseleksi, kelayakan, model, dan trade-offs. Penetapan target spesifikasi produk meliputi penyiapan daftar metrik, tingkat kepentingan dan satuan unitnya, pembuatan matriks kebutuhan-metrik, benchmarking berdasarkan kebutuhan dan metric, penentuan target nilai ideal dan menengah untuk setiap metric, merefleksi hasil dan proses untuk perbaikan yang berlangsung. Sedangkan spesifikasi akhir meliputi pengembangan model produk secara teknis, baik analitis maupun fisis, pengembangan biaya produk dengan merincikan jumlah dan harga masing-masing komponen produk, perbaikan spesifikasi, pembuatan peta persaingan competitive map, pembuatan spesifikasi yang tepat dari nilai ideal dan marginal yang ditentukan pada target spesifikasi, merefleksi hasil dan proses. Pemunculan konsep meliputi klarifikasi masalah yang dapat dilakukan dengan membuat diagram fungsi dan sub-fungsi pohon klasifikasi; penyelusuran eksternal yang dapat dilakukan dengan wawancara dengan pengguna suatu produk yang memiliki pengalaman dalam beberapa bulan atau bahkan tahun sebelum mayoritas pasar dan telah merasakan banyak sekali keuntungan dari inovasi produk lead users, konsultasi dengan para ahli, pencarian hak paten, pencarian literature dan perbandingan persaingan competitive benchmarking; penyelusuran internal, dengan menggunakan pengetahuan perorangan dan tim serta kreativitas untuk memunculkan penyelesaian masalah; penyelidikan sistematis dengan menggunakan pohon klasifikasi dan table kombinasi; refleksi hasil dan proses, dengan mengidentifikasi peluang untuk perbaikan dalam iterasi berikutnya atau proyek yang akan datang. Empat hal yang bisa dilakukan guna membantu penyelusuran internal yaitu: • Menunda keputusan: Keputusan konsep produk tidak dapat diambil begitu saja, namun butuh waktu yang lama bahkan bertahun-tahun. Sehingga, menunda evaluasi dalam beberapa hari atau minggu dibutuhkan untuk membuat alternatif kritis untuk berhasil. • Membangkitkan banyak ide: setiap ide akan merangsang keluarnya ide-ide yang lain. Jadi, semakin banyak ide yang keluar akan merangsang keluarnya ide lebih banyak lagi. • Menerima ide yang nampaknya tidak layak: semakin tidak layak suatu ide, semakin luas area pemecahan masalah dan mendorong tim untuk berpikir mengenai batas kemungkinan. • Gunakan media grafik dan fisik: menjelaskan informasi fisikal dan geometric sulit bila dilakukan dengan kata-kata. Tahap selanjutnya adalah pemilihan konsep. Pemilihan konsep adalah proses mengevaluasi konsep yang berorientasi pada kebutuhan pelanggan dan kriteria lain, membandingkan kekuatan dan kelemahan relative dari konsep-konsep yang ada, dan memilih satu atau beberapa konsep untuk penyelidikan atau pengembangan lebih lanjut. Dalam pemilihan konsep, tim pengembangan produk dapat menggunakan beberapa metode, antara lain: • Keputusan eksternal: konsep ditawarkan kepada pelanggan atau entity lain • Produk juara: dengan memilih konsep berdasarkan kesukaan pribadi anggota tim pengembangan yang berpengaruh • Intuisi: konsep dipilih berdasarkan perasaan, kriteria eksplisit, pertentangan trade-offs tidak digunakan, hanya konsep yang terlihat baik saja. • Suara terbanyak: setiap anggota tim mengambil suara untuk beberapa konsep, konsep dengan suara terbanyaklah yang akan dipilih. • Pro dan kontra: tim mendaftar kelebihan dan kelemahan dari setiap konsep dan membuat pilihan berdasarkan pendapat kelompok. • Prototipe dan tes: organisasi mementuk dan menguji prototipe dari setiap konsep, membuat pilihan berdasarkan data uji. • Matriks keputusan: tim menranking konsep berdasarkan kriteria seleksi yang ditentukan sebelumnya dengan cara pembobotan. Metodologi pemilihan konsep yang digunakan melalui dua tahap. Tahap pertama adalah penyaringan konsep concept screening dan yang kedua adalah penilaian konsep concept scoring. Penyaringan konsep menggunakan konsep referensi untuk mengevaluasi ragam konsep terhadap criteria seleksi, menggunakan sistem perbandingan kasar untuk mengetahui posisi konsep satu dengan yang lain. Sedangkan penilaian konsep menggunakan poin referensi yang berbeda dengan penyaringan konsep untuk setiap kriteria seleksi menggunakan bobot kriteria seleksi dan skala peringkat. Penilaian konsep dapat tidak dilakukan bila penyaringan konsep sudah menghasilkan konsep yang dominan. Keduanya didukung oleh matriks seleksi yang digunakan oleh tim untuk menilai, menggolongkan dan memilih konsep terbaik. Keduanya dilakukan dengan tahapan: 1. Menyiapkan matriks seleksi 2. Menilai konsep 3. Meranking konsep 4. Mengkombinasi dan memperbaiki konsep 5. Memilih satu atau beberapa konsep 6. Merefleksi hasil dan proses Konsep yang dipilih sebagai konsep referensi adalah konsep yang sesuai dengan standar industri, konsep yang familiar bagi anggota tim. Konsep referensi juga dapat berupa produk pesaing terbaik yang dipelajari tim, generasi produk yang sebelumnya, atau salah satu dari konsep yang sedang dipertimbangkan. Sedangkan kriteria seleksi yang diidentifikasikan dapat berupa atribut-atribut produk, antara lain kenyamanan, kemudahan dibawa portability, ketahanan durability, kecepatan, biaya, keamanan, utilitas, keandalan, perawatan, polusi, penampilan produk warna, bentuk, model dan keadaan permukaan. • Pengujian Konsep Konsep tersebut diuji apakah sesuai dengan target pasar yang ingin dituju. Jika sesuai, maka konsep tersebut akan menjalani tahap selanjutnya. Tapi jika konsep tersebut ternyata belum sesuai dengan keinginan pasar, tim pengembang harus menyusun konsep baru yang merupakan perbaikan dari konsep sebelumnya. Pengujian konsep mencari respon secara langsung dari pelanggan potensial dalam target pasar mengenai gambaran konsep produk. Pengujian konsep didasarkan data yang dikumpulkan secara langsung dari pelanggan potensial dan mengurangi penilaian yang dibuat oleh tim pengembangan produk. Pengujian konsep dapat membuktikan bahwa konsep produk sudah memenuhi kebutuhan pelaggan, memperkirakan potensial pejualan dari konsep produk dan mengumpulkan informasi dari pelanggan untuk memperbaiki konsep produk. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian konsep adalah: i. Menetapkan tujuan dari pengujian konsep dengan mempertanyakan konsep yang mana yang harus dilanjutkan, bagaimana memperbaiki konsep agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, berapa unit yang harus dijual, dan apakah pengembangan perlu dilanjutkan. ii. Memilih populasi survei iii. Memilih format survei. Survei dapat dilakukan dengan interaksi tatap muka, telepon, surat-menyurat, e-mail, atau internet. iv. Mengkomunikasikan konsep, bisa dengan kata-kata, sketsa, foto dan hasil render, video, simulasi, multimedia interaktif, model fisik, atau prototip. v. Mengukur respon pelanggan, bisa dengan skala likert vi. Interpretasi hasil, memperkirakan jumlah produk yang diharapkan untuk dijual dalam periode tertentu. vii. Merefleksi hasil dan proses • Pengembangan Strategi Pemasaran Pada tahap ini, ada beberapa hal yang tercakup didalamnya, yaitu : ƒ Rencana penempatan produk, target penjualan dan keuntungan. ƒ Perencanaan harga produk, saluran distribusi dan anggaran pemasaran. ƒ Perencanaan jangka panjang dari produk. • Analisis Bisnis Pada tahap ini, perusahaan harus dapat memperkirakan mengenai hasil penjualan, keuntungan serta biaya yang berkaitan dengan produk tersebut. • Prototype Yang dimaksud prototype adalah suatu pendekatan atau perkiraan dari suatu produk, berdasarkan satu dimensi kepentingan atau lebih. • Uji Coba Pemasaran Pada tahap ini, produk yang telah jadi dicoba untuk dipasarkan. Kemudian dilakukan pengamatan mengenai reaksi pasar terhadap produk ini. Dengan demikian, tim pengembang dapat menganalisa apakah produk ini sudah diterima konsumen atau perlu dimodifikasi lagi sebelum benar-benar dikomersialisasikan. • Komersialisasi Tahap ini merupakan tahap akhir dari siklus pengembangan produk. Ada 4 keputusan yang harus dibuat pada tahap ini, yaitu : ƒ Kapan waktu peluncurannya. ƒ Dimana produk akan dipasarkan terlebih dahulu. ƒ Target pasar potensial yang akan dibidik. ƒ Anggaran biaya untuk pemasaran produk.

2.3 Desain Industri