METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Muara Siambak Kecamatan

Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) atas dasar bahwa 93% atau sebanyak 203 petani di desa ini merupakan petani penggarap dari total petani berjumlah 218 petani pada usahatani padi sawah dengan lahan yang digarap relatif kecil <0,5 ha dengan sistem bagi hasil sehingga diharapkan mudah untuk mengetahui dan memahami pelaksanaan bagi hasil pertanian (lampiran 5). Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan mulai dari 26 Februari sampai 26 Maret 2016.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Menurut Nazir (2005:56), metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Metode survey membedah, menguliti dan mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung.

Dalam metode survey juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan- perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam perbuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang. Penelitian survey merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur sistematis yang sama kepada banyak orang, yang diperoleh peneliti dicatat, diolah dan dianalisis (Prasetyo:2005:143).

Dengan metode survey ini dapat memperoleh fakta-fakta di lapangan dan terkait dengan pelaksanaan sistem kerjasama dan bagi hasil antara petani penggarap dengan pemilik lahan di Desa Muara Siambak. Sehingga peneliti dapat Dengan metode survey ini dapat memperoleh fakta-fakta di lapangan dan terkait dengan pelaksanaan sistem kerjasama dan bagi hasil antara petani penggarap dengan pemilik lahan di Desa Muara Siambak. Sehingga peneliti dapat

C. Metode Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah petani penggarap yang mengusahakan tanaman padi sawah di Desa Muara Siambak Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal yang berjumlah 203 orang. Dari populasi penelitian ini, untuk responden dipilih dengan cara simple random sampling. Menurut Sugiyono (2011:82), simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Karena dalam penelitian ini, responden bersifat homogen, yaitu petani penggarap yang mengusahakan padi sawah dengan luas lahan yang relatif sama, yaitu <0,5 ha, maka peneliti mengambil sampel sebanyak 30 orang petani penggarap. Menurut Soekartawi (2003:198), sampel yang berjumlah paling sedikit

30 sampel dibutuhkan untuk menghindari bias pada perhitungan data dan agar variasi tersebut dapat ditangkap pengaruhnya. Pihak-pihak terkait sebagai infrman kunci dipilih secara sengaja (purposive). Informan kunci yang digunakan dalam penelitian ini adalah Camat Kecamatan Kotanopan, Kepala Desa Muara Siambak, dan Tokoh Adat (hatobangon).

Tabel 1. Informan Kunci No.

Informan Kunci

Jumlah Sampel (Orang)

1. Camat Kecamatan Kotanopan

2. Kepala Desa Muara Siambak

3. Tokoh Adat (hatobangon)

Total

D. Metode Pengumpulan Data

1. Data primer Pengambilan data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan petani penggarap dengan menggunakan daftar panduan wawancara serta pengamatan langsung di lapangan.

Jenis data primer yang dikumpulkan dari petani sampel terdiri dari: sistem kerjasama dan bagi hasil antara petani penggarap dengan pemilik lahan ( latar belakang perjanjian bagi hasil, bentuk perjanjian (tertulis atau tidak tertulis), isi perjanjian yang mencakup hak dan kewajiban pihak-pihak (pengadaan bibit, saprodi), resiko, imbangan atau pembagian dari hasil panen, (penjualan hasil panen, bentuk imbangan atau bagi hasil dalam bentuk padi, beras atau uang), dan lamanya waktu atau berakhirnya perjanjian bagi hasil), teknik budidaya (pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen, dan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam budidaya, biaya selama produksi sampai panen, yaitu pada musim tanam terakhir, yaitu bulan Juni-Oktober 2015 (biaya bibit, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya transportasi, biaya panen).

2. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh dari subyek penelitian: instansi yang berhubungan dengan penelitian antara lain Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Mandailing Natal, literatur serta sumber lain yang terkait dengan judul penelitian. Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi keadaan umum daerah penelitian (letak geografis, luas wilayah, topografi), dan kondisi ekonomi sosial masyarakat daerah penelitian (jumlah penduduk, mata pencaharian penduduk).

E. Variabel dan Data yang Diamati

Variabel yang diamati untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah:

1. Variabel tujuan pertama, yaitu mendeskripsikan sistem bagi hasil pada usahatani padi sawah di Desa Muara Siambak Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal, meliputi:

a. Identitas petani responden Identitas petani yaitu, nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan terakhir, pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusahatani.

b. Model sistem kerja sama dan bagi hasil Meliputi latar belakang perjanjian bagi hasil, bentuk perjanjian (tertulis atau tidak tertulis), isi perjanjian yang mencakup hak dan kewajiban pihak-pihak b. Model sistem kerja sama dan bagi hasil Meliputi latar belakang perjanjian bagi hasil, bentuk perjanjian (tertulis atau tidak tertulis), isi perjanjian yang mencakup hak dan kewajiban pihak-pihak

2. Variabel tujuan kedua, yaitu menganalisis besarnya pendapatan petani penggarap pada usahatani padi sawah di Desa Muara Siambak Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal, variabel yang diamati adalah:

a. Jumlah produksi, yaitu hasil yang diperoleh petani dari usahatani padi sawah yang dinyatakan dalam satuan per kg (kg/ha/MT)

b. Harga (Hx), adalah harga hasil penjualan gabah yang diperoleh petani yang dinyatakan dalam satuan (Rp/kg).

c. Penerimaan yang terdiri dari jumlah produksi yang diperoleh petani (kg) dan harga jual di tingkat petani (Rp).

d. Biaya yang ditanggung petani penggarap Biaya yang ditanggung petani penggarap adalah biaya yang dibayarkan meliputi: biaya benih, pupuk, obat-obatan, upah tenaga kerja luar keluarga, panen, biaya irigasi, biaya angkut, dan imbangan bagi hasil (kg/MT)

e. Biaya yang ditanggung pemilik tanah Biaya yang ditanggung oleh pemilik tanah, meliputi biaya benih, biaya pupuk, obat-obatan, dan biaya irigasi.

f. Pendapatan petani penggarap (Yi), adalah pengurangan dari penerimaan usahatani dengan biaya yang dibayarkan (Rp) (Adelina, 2014).

F. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah:

1. Analisis data yang digunakan untuk tujuan pertama, yaitu mendeskripsikan sistem bagi hasil pada usahatani padi sawah di Desa Muara Siambak Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal. Analisis data yang dipakai adalah analisis secara deskriptif, yaitu prosedur penelitian yang menggambarkan secara keseluruhan dari fenomena sosial yang ada di daerah penelitian. Dimana data yang diperoleh dengan melakukan wawancara, dokumentasi dan observasi. Hal ini ditujukan untuk mengetahui dan memaparkan tentang pelaksanaan kerjasama dan bagi hasil antara petani penggarap dengan pemilik lahan di Desa Muarasiambak Kecamatan Kotanopan kabupaten Mandailing Natal.

2. Besarnya pendapatan usahatani padi sawah dan petani penggarap dengan sistem kerjasama dan bagi hasil di Desa Muara Siambak Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal, diketahui dengan analisis kuantitatif.

a. Penerimaan usahatani Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan pada usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut:

TR = (Py.Y) (Suratiyah, 2011:61)

Dimana: TR = Total Penerimaan (Rp/ha/MT)

Py = Jumlah Produksi (Kg/ha/MT) Y = Harga Jual (Rp/kg)

b. Pendapatan Usahatani Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan biaya yang dibayarkan. Pendapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pd = TR – Bt (Soekartawi, 1995:58)

Dimana: Pd = Pendapatan usahatani (Rp/ha/MT) TR = Total penerimaan (Rp/ha/MT) Bt = Biaya yang dibayarkan (Rp/ha/MT)