BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang dicari oleh semua orang. Menurut World HealthOrganization WHO kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh
secara fisik,mental, dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit. Salah satu caramenjaga agar tubuh tetap dalam keadaan sehat adalah dengan gaya
hidup yang bersihdan sehat. Agar dapat hidup dengan baik dan sehat, manusia memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, dalam hal ini mutu
makanan tentu besar sekali peranannya teradap kesehatan. Winarno, 1993 dalam Daniaty, 2009.
Makanan yang baik harus bermutu dan aman dikonsumsi. Menurut UU No 07 1996, Mutu pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteriakeamanan
pangan, kandungan gizi, dan standar perdaganganterhadap bahan makanan, makanan, dan minuman.
Secara umum, makanan yang disukai adalah makanan yang memenuhi selera, citarasainderawi yaitu dalam hal rupa, warna, bau, bentuk,citarasa, dan tekstur.
Almatsier, 2001. Bahan tambahan makanan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk membuat makanan lebih menarik, dan tahan lama.
Budaya jajan menjadi salah satu bagian dari keseharian hampir semua kelompok usia dan kelas sosial,termasuk anak usia sekolah dan golongan remaja
untuk memenuhi kebutuhan akan makanan. Kandungan zat gizi pada makanan jajananbervariasi, tergantung dari jenisnya yaitu sebagaimana kita ketahui
makanan utama, makanan kecilsnack, maupun minuman. Besar kecilnya konsumsi makanan jajanan akan memberikan konstribusizat gizi bagi status gizi
seseorang Almatsier, 2001. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makan dan
penggunaan zat gizi. Makanansehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh,
Universitas Sumatera Utara
sebaiknya bila makanan yang tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalamikekurangan zat-zat gizi essensial tertentu Almatsier, 2001.
Penduduk dunia saat ini, berjumlah 6,3 milyar jiwa, memiliki jumlah penduduk remaja lebih dari satu milyar. Pada tahun 2008 jumlah penduduk
Indonesia yang berjumlah 213 juta, 30 diantaranya atau 62 juta adalah remaja usia 10-24 tahun KBI, 2008 dalam Daniaty, 2009.
Kelompok umur remaja merupakan fase pertumbuhan yang pesat selain pada masa balita, sehingga wajar pada masa ini dibutuhkan zat gizi yang relatif lebih
besar jumlahnya. Untuk pertumbuhan normal tubuh memerlukan nutrisi yang memadai, kecukupan energi, protein, lemak dan suplai nutrient dan essensial yang
menjadi basis pertumbuhan. Anak-anak dan remaja umumnya setiap hari menghabiskan 25 waktunya di
sekolah Daniaty, 2009. Berdasarkan hasil survei Badan Pengawas Obat dan MakananBPOM pada 2007 terhadap 4.500 sekolah di Indonesia, 45 persen
jajananyang dijual di sekitar sekolah tercemar bahaya pangan mikrobiologis dankimia.
Dari 2000 makanan yang disurvei di lingkungan sekolah, 45 tercemar bahaya pangan yakni formalin, boraks dan pewarna tekstil. Wujud fisik makanan
berbahaya yang ditemukan di sekolah umumnya berbentuk jeli, sirop, kerupuk dan makanan ringan Evy, 2008.
Dalam memilih makanan, remaja memasuki tahap independensi, yaitu kebebasan dalam memilih makanan apa saja yang disukainya, bahkan tidak
berselera lagi makan bersama keluarga dirumah. Aktivitas fisik yang banyak dilakukan diluar rumah, membuat seorang remaja sering dipengaruhi rekan
sebayanya. Pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi makanan tersebut melainkan sekedar bersosialisasi untuk kesenangan dan agar
tidak kehilangan status Khomsan, 2003. Warna dan jenis kemasan jajanan yang biasa dikonsumsi remaja usia sekolah
kerap memang menarik, tetapi banyak yang tidak tahu seperti apa kandungan gizi jajanan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
SMP Muhammadiyah, Medan terletak tidak jauh dari pusat kota, akses makanan jajanan sangatlah mudah didapat. Dari survei awal yang dilakukan pada
sekolah tersebut, di sekitar lingkungan sekolahnya terdapat banyak pedagang yang menjual beraneka ragam makanan dan minuman jajanan antara lain bakso bakar
dan saos, mie goreng, mie bakso, mie sop, ayam goreng, rujak, molen, makanan kemasan, makanan gorengan, minuman kemasan, es cendol, dan es sirop.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pengetahuan, sikap dan tindakan siswa tentang makanan dan minuman jajanan
yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu.
1.2. Rumusan Masalah