9 menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi Gandjar dan Rohman, 2007. Pada spektrofotometer, panjang
gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prima. Suatu spektrofotometer tersusun dari spektrum
tampak yang kontinu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan
pembanding Khopkar, 1985.
2.3.1 Penyerapan Radiasi
Jika suatu molekul sederhana dikenakan radiasi ultraviolet maka molekul tersebut akan menyerap radiasi ultraviolet. Interaksi antara molekul dengan radiasi
ultraviolet ini akan meningkatkan energi dari tingkat dasar ke tingkat tereksitasi. Apabila pada molekul yang sederhana tadi hanya terjadi transisi elektronik pada
satu macam gugus yang terdapat pada molekul, maka hanya akan terjadi satu absorpsi yang merupakan garis spektrum. Terjadinya dua atau lebih pita spektrum
diberikan oleh molekul dengan struktur yang lebih kompleks karena terjadi beberapa transisi sehingga mempunyai lebih dari satu panjang gelombang
Gandjar dan Rohman, 2007. Sebagai contoh, molekul organik sederhana yang mempunyai dua jenis
ikatan karbon- karbon seperti pada etilen. Ikatan π lebih lemah dari ikatan σ dan
akibatnya elektron π lebih tinggi energinya dari elektron σ Munson, 1984.
Jika terdapat lebih banyak ikatan rangkap terkonjugasi serapan terjadi pada panjang gelombang yang lebih panjang. Sistem ikatan rangkap terkonjugasi ini
10 merupakan kromofor yang dapat menyerap radiasi ultraviolet. Salah satu
kromofor yang paling sederhana adalah benzen Watson, 2005. Gugus fungsi seperti –OH, -O, -NH
2
, dan –OCH
3
yang memberikan transisi n
→ π disebut gugus auksokrom. Gugus ini adalah gugus yang tidak dapat menyerap radiasi ultraviolet-sinar tampak, tetapi apabila gugus ini terikat
pada gugus kromofor mengakibatkan pergeseran panjang gelombang ke arah yang lebih besar efek batokromik atau pergeseran merah dan disertai peningkatan
intensitas efek hiperkromik Gandjar dan Rohman, 2007.
2.3.2 Hukum Lambert-Beer
Menurut Gandjar dan Rohman 2007 Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel yang disinari. Sedangkan menurut Beer,
serapan berbanding lurus dengan konsentrasi. Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu dalam Hukum Lambert-Beer, sehingga diperoleh bahwa serapan
berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, yang dapat ditulis dengan persamaan :
A = a.b.c gliter atau A = ε. b. c molliter atau A = A
1 1
.b.c g100 ml Dimana: A = serapan
a = absorptivitas b = ketebalan sel
c = konsentrasi ε = absorptivitas molar
A
1 1
= absorptivitas spesifik
11 Menurut Denney dan Sinclair 1991 hukum Lambert-Beer terdapat
beberapa pembatasan yaitu: 1.
Larutan yang menyerap cahaya adalah campuran yang homogen. 2.
Menggunakan sinar monokromatis. 3.
Rendahnya konsentrasi dari senyawa yang menyerap cahaya. Absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2
sampai 0,6. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran nilai absorbansi tersebut kesalahan fotometrik yang terjadi adalah paling minimal
Gandjar dan Rohman, 2007. Parameter kekuatan energi radiasi yang diabsorpsi oleh molekul adalah
absorbansi A yang dalam batas konsentrasi tertentu nilainya sebanding dengan banyaknya molekul yang mengabsorpsi radiasi. Senyawa yang tidak
mengabsorpsi radiasi ultraviolet - sinar tampak dapat juga ditentukan dengan spektrofotometri ultraviolet - sinar tampak, apabila ada reaksi kimia yang dapat
mengubahnya menjadi kromofor atau dapat disambungkan dengan suatu pereaksi kromofor Gandjar dan Rohman, 2007.
2.3.3 Kegunaan Spektrofotometri Ultraviolet - Visibel UV-Vis