berpendapat bahwa membagi kecemasan menjadi 3 tiga, yaitu: Teori Kecemasan

yang tidak menyenangkan dan reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya Purba et al., 2008. Sedangkan Corey 1995, mengartikan kecemasan sebagai suatu keadaan tegang yang memaksa individu untuk berbuat sesuatu. Kecemasan berkembang dari konflik antara sistemis, ego, dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada. Sementara itu, Hall dan Lindzey 1993 dalam Purba et al.,

2008, berpendapat bahwa membagi kecemasan menjadi 3 tiga, yaitu:

a. Kecemasan realita adalah rasa khawatir akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasannya sangat tergantung kepada ancaman nyata. b. Kecemasan neurotik adalah rasa khawatir kalau-kalau insthink akan keluar jalur dan menyebabkan seseorang berbuat sesuatu yang dapat membuatnya terhukum. c. Kecemasan moral adalah rasa khawatir terhadap hati nuraninya sendiri. Individu yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan moral. Fungsinya adalah mengingatkan adanya bahaya yang datang.

2. Teori Kecemasan

Menurut Direktorat Kesehatan Jiwa Depkes RI 1994 dalam Nursalam 2012, mengembangkan teori-teori tentang kecemasan, sebagai berikut: a. Teori Psikoanalisis Kecemasan merupakan konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan super ego. Id melambangkan dorongan insting dan impuls primitif, super ego mencerminkan hati nurani seseorang, sedangkan ego atau aku digambarkan sebagai mediator dari tuntutan id dan super ego. Kecemasan berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu bahaya yang perlu diatasi. b. Teori Interpersonal Kecemasan terjadi dari ketakutan dan penolakan interpersonal, hal ini digabungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan seperti kehilangan atau perpisahan yang menyebabkan seseorang tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami kecemasan berat. c. Teori Perilaku Kecemasan merupakan hasil frustasi segala sesuatu yang mengganggu kemampuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Para ahli perilaku menganggap kecemasan merupakan suatu dorongan, yang mempelajari berdasarkan keinginan untuk menghindari rasa sakit. Pakar teori meyakini bahwa bila pada awal kehidupan dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan maka akan menunjukkan kecemasan yang berat pada masa dewasanya. Sementara para ahli teori konflik mengatakan bahwa kecemasan sebagai benturan-benturan keinginan yang bertentangan. Mereka percaya bahwa hubungan timbal balik antara konflik dan daya kecemasan yang kemudian menimbulkan konflik. d. Teori Keluarga Gangguan kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata dalam keluarga, biasanya tumpang tindih antara gangguan cemas dan depresi. e. Teori Biologi Teori biologi menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor spesifik untuk benzodiasepin. Reseptor ini mungkin mempengaruhi kecemasan.

3. Tingkat Kecemasan