Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida di RSUD Dr. Pirngadi Medan

(1)

TIN

P

NGKAT S

PRIMIGR

UN

SPIRITU

RAVIDA

Ab

FAKULT

NIVERSIT

UALITAS

di RSU d

SKRIP

Oleh bdur Rasy 1011011

TAS KEP

TAS SUM

2014

DAN KE

dr. PIRNG

PSI

: id Sirait 132

PERAWA

MATERA

4

ECEMAS

GADI ME

ATAN

UTARA

SAN IBU

EDAN


(2)

(3)

Judul : Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida di RSUD Dr. Pirngadi Medan

Nama : Abdur Rasyid Sirait

NIM : 101101132

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Tahun : 2014

Abstrak

Spiritualitas dan kecemasan merupakan dua hal yang selalu dihadapi oleh ibu Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat spiritualitas dan kecemasan ibu primigravida. Desain penelitian adalah deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu primigravida yang kontrol di PIH RSU dr. Pirngadi yang berjumlah 37 orang. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling dan diperoleh responden sebanyak 31 orang ibu primigravida. Alat pengumpulan data berupa pernyataan dalam bentuk kuesioner. Hasil penelitian terhadap ibu primigravida ditinjau dari tingkat spiritualitas, mayoritas responden memiliki tingkat spiritualitas tinggi dengan persentase 83,9% dengan jumlah responden sebanyak 26 orang, 5 orang responden memiliki tingkat spiritualitas ringan dengan persentase sebanyak 16,1%. Hasil penelitian terhadap ibu primigravida ditinjau dari tingkat kecemasan, mayoritas responden memiliki tingkat kecemasan ringan dengan persentase 61,3% dengan jumlah responden sebanyak 19 orang, 12 orang responden memiliki tingkat kecemasan sedang dengan persentase sebanyak 38,7% dan tidak ada responden yang memiliki tingkat kecemasan berat. Berdasarkan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mayoritas ibu primigravida memiliki tingkat spiritualitas tinggi dan memiliki tingkat kecemasan rendah.


(4)

Title : Spirituality Level and Primigravida Mother Anxiety in dr. Pirngadi Hospital Medan

Name : Abdur Rasyid Sirait

NIM : 101101132

Major : Bachelor of Nursing

Year : 2014

Abstract

Spirituality and anxiety are two things often faced by pregnant woman. This research has a purpose to identify spirituality level description and primigravida mother anxiety. The research design was descriptive. The population of this research was all primigravida mothers who have been doing check-up in PIH RSU dr. Pirngadi which has 37 people. The sample of this research used total sampling technique and obtained 31 respondents of primigravida mothers.The results of the research toward the primigravida mothers from the spirituality level, the majority of respondents had high level of spirituality with the percentage of 83,9% with 26 respondents, 5 respondents with light level of spirituality with the percentage of 16,1%. The result of the research toward the primigravida mother from the anxiety rate, majority of respondents had light level of anxiety with 19 respondents, 12 respondents had mid level of anxiety with the percentage of 38,7% and no respondents having heavy level of anxiety. Based on the research, we can conclude that majority of primigravida mothers have high level of spirituality and low level of anxiety.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida Trimester Tiga”. Salawat beserta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW atas semangat perjuangan dan suri teladan bagi umatnya.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan. Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Erniyati S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing proposal dan skripsi, yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ismayadi S.Kep, Ns, M.Kes CWCCA, CHt.N dan Cholina Trisa Siregar S.Kep, M.Kep Sp KMB sebagai Penguji 1 dan Penguji 2.

4. Terima kasih kepada pihak Rumah Sakit Umum dr.Pirngadi Medan yang telah memberikan izin dan membantu dalam proses pengambilan data pada saat penelitian.

5. Terima kasih kepada seluruh staf pengajar di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberi ilmu dan pelajaran yang sangat bermanfaat bagi saya.


(6)

6. Teristimewa kepada Ayahanda H. Amran Sirait dan Ibunda Hj. Saddiah Nasution, abang saya Abdurrahman Sirait, kakak saya Ely Rahmayani Sirait dan adik saya Abdurrahim Sirait yang telah menjadi sumber motivasi penulis.dalam penyelesaian proposal ini

7. Sahabat spesial dan teman seperjuangan penulis yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis: Resdilla Pratiwi, Siti Eni Saphitri, Rahmania Waluyo, Indah Siregar, Mutiara Kristine Hutahaean Priskawati Sitompul, Indah Lestari Napitupulu, Anindiah Widyaningrum, Bambang Permadi, Ma’wah Iqbal Tanjung, M. Syawal Harahap, Ilham Fahri, Devi Cordi Asdo, Pangihutan Situmorang, Benny Sutana Situmorang, Agus Irwandi, Fischa Agustina, Dewi Yuliana RH, Winda Silaban, Febri Wibowo, dan teman-teman seperjuangan angkatan 2010 yang tak bisa saya sebut namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak khususnya dosen pembimbing skripsi dan dosen peguji demi perbaikan dan kualitas yang lebih baik di masa mendatang.

Medan, 6 Juli 2014

Abdur Rasyid Sirait 101101132


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

Bab 1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1

2. Perumusan Masalah ... 3

3. Tujuan Penelitian ... 3

4. Manfaat Penelitian ... 4

4.1 Bagi Praktik Keperawatan ... 4

4.2 Bagi Pendidikan Keperawatan ... 4

4.3 Bagi Penelitian Selamjutnya ... 4

Bab 2. TINJAUAN PUSAKA 1. Spiritualitas 1.1 Definisi Spiritualitas ... 5

1.2 Aspek Spiritualitas ... 6

1.3 Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas ... 7

a. Tahap Perkembangan ... 7

b. Keluarga ... 7

c. Latar Belakang Etnik dan Budaya... 8

d. Pengalaman Hidup Sebelumnya ... 8

e. Krisis dan Perubahan ... 8

f. Asuhan Keperawatan Yang Kurang sesuai ... 8

g. Isu Moral Terkait Terapi ... 9

h. Terpisah dari ikatan spiritual ... 9

1.4 Karakteristik Spiritualitas ... 10

a. Hubungan dengan diri sendiri ... 10

b. Hubungan dengan orang lain ... 11

c. Hubungan dengan alam ... 12

d. Hubungan dengan Tuhan ... 13

1.5 Spiritualitas Ibu Hamil ... 13

2. Kecemasan 2.1 Defenisi Kecemasan ... 16

2.2 Penyebab Kecemasan ... 16

2.3 Gejala Kecemasan ... 16

2.4 Tingkat Kecemasan ... 17


(8)

Bab 3. KERANGKA KONSEP

1. Kerangka Konseptual ... 21

2. Definisi Operasional ... 21

Bab 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 23

4.2 Populasi dan Sampel ... 23

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

4.4 Pertimbangan Etik ... 24

4.5 Instrumen Penelitian ... 24

4.6 Pengumpulan Data ... 27

4.7 Analisa Data ... 28

Bab 5. HASIL & PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 30

5.1.1 Karakteristik Responden ... 30

5.1.2 Gambaran Tingkat Spiritualitas Ibu Primigravida ... 31

5.1.3 Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida ... 32

5.2 Pembahasan ... 32

5.2.1 Tingkat Spiritualitas Ibu Primigravida ... 33

5.2.1.1 Hubungan dengan Tuhan ... 33

5.2.1.2 Hubungan dengan diri sendiri ... 34

5.2.1.3 Hubungan dengan orang lain ... 34

5.2.1.4 Hubungan dengan Alam ... 35

5.2.2 Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida ... 35

Bab 6. KESIMPULAN & SARAN 6.1 Kesimpulan ... 39

6.2 Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN ... 43 1. Inform Consent

2. Instrumen Penelitian 3. Komisi Etik Penelitian

4. Surat Izin Reliabilitas dari RSU Pandan 5. Surat izin penelitian dari RSU dr. Pirngadi 6. Jadwal Tentatif Penelitian

7. Taksasi Dana


(9)

Judul : Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida di RSUD Dr. Pirngadi Medan

Nama : Abdur Rasyid Sirait

NIM : 101101132

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Tahun : 2014

Abstrak

Spiritualitas dan kecemasan merupakan dua hal yang selalu dihadapi oleh ibu Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat spiritualitas dan kecemasan ibu primigravida. Desain penelitian adalah deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu primigravida yang kontrol di PIH RSU dr. Pirngadi yang berjumlah 37 orang. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling dan diperoleh responden sebanyak 31 orang ibu primigravida. Alat pengumpulan data berupa pernyataan dalam bentuk kuesioner. Hasil penelitian terhadap ibu primigravida ditinjau dari tingkat spiritualitas, mayoritas responden memiliki tingkat spiritualitas tinggi dengan persentase 83,9% dengan jumlah responden sebanyak 26 orang, 5 orang responden memiliki tingkat spiritualitas ringan dengan persentase sebanyak 16,1%. Hasil penelitian terhadap ibu primigravida ditinjau dari tingkat kecemasan, mayoritas responden memiliki tingkat kecemasan ringan dengan persentase 61,3% dengan jumlah responden sebanyak 19 orang, 12 orang responden memiliki tingkat kecemasan sedang dengan persentase sebanyak 38,7% dan tidak ada responden yang memiliki tingkat kecemasan berat. Berdasarkan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mayoritas ibu primigravida memiliki tingkat spiritualitas tinggi dan memiliki tingkat kecemasan rendah.


(10)

Title : Spirituality Level and Primigravida Mother Anxiety in dr. Pirngadi Hospital Medan

Name : Abdur Rasyid Sirait

NIM : 101101132

Major : Bachelor of Nursing

Year : 2014

Abstract

Spirituality and anxiety are two things often faced by pregnant woman. This research has a purpose to identify spirituality level description and primigravida mother anxiety. The research design was descriptive. The population of this research was all primigravida mothers who have been doing check-up in PIH RSU dr. Pirngadi which has 37 people. The sample of this research used total sampling technique and obtained 31 respondents of primigravida mothers.The results of the research toward the primigravida mothers from the spirituality level, the majority of respondents had high level of spirituality with the percentage of 83,9% with 26 respondents, 5 respondents with light level of spirituality with the percentage of 16,1%. The result of the research toward the primigravida mother from the anxiety rate, majority of respondents had light level of anxiety with 19 respondents, 12 respondents had mid level of anxiety with the percentage of 38,7% and no respondents having heavy level of anxiety. Based on the research, we can conclude that majority of primigravida mothers have high level of spirituality and low level of anxiety.


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Wanita hamil terutama ibu primigravida (ibu yang hamil pertama kali) sebagian besar mengalami kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan baik selama hamil, saat menghadapi persalinan, maupun sesudah mengalami persalinan. Kecemasan yang ibu hamil rasakan saat menjalani kehamilan umumnya mulai dari khawatir tidak bisa menjaga kehamilan, tidak tahu kapan dimulainya persalinan, khawatir keguguran, takut sakit dan nyeri akan melahirkan kelak, bahkan yang lebih ditakutkan lagi yaitu takut akan komplikasi kematian (Aprilia, 2010). Kecemasan merupakan keadaan perasaan yang tidak menyenangkan yang menganggap adanya sesuatu sebagai ancaman (Purba, 2008).

Faktor spiritualitas merupakan unsur penting dari kesehatan dan kesejahteraan. Para penyelenggara perawatan kesehatan semakin sadar untuk memusatkan perhatian pada hubungan antara spiritualitas dan kesehatan (Young, 2007). Spiritualitas merupakan kesadaran dalam diri seseorang dan rasa terhubung dengan sesuatu yang lebih tinggi, alami, atau kepada beberapa tujuan yang lebih besar dari diri sendiri (Mauk dan Schmidt, dalam Potter Perry, 2010). Spiritualitas menawarkan pengertian keterhubungan secara intrapersonal, interpersonal dan transpersonal (Milner-Williams, dalam Potter Perry, 2010). Spiritualitas merupakan rasa terhubung dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan.

Menurut Hawari (2006) rasa terhubung dengan Tuhan salah satunya dapat dilihat dari komitmen beragama. Komitmen agama berperan penting dalam


(12)

pencegahan penyakit, mengurangi penderitaan saat sakit serta mempercepat penyembuhan selain terapi medis yang diberikan (Hawari, 2006). Survei yang dilakukan Time dan CNN & USA Weekend (dalam Hawari, 2006) melaporkan bahwa : ”lebih dari 70% pasien berkeyakinan bahwa keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berdoa dan berzikir dapat membantu proses penyembuhan penyakit. Kemudian setelah dilakukan survey dari 70% pasien tadi mengenai apakah perlu dokter memberikan terapi psikoreligius, doa dan zikir pada intervensi yang akan dilakukan lebih dari 64% pasien menyatakan bahwa sebaiknya dokter memberikan terapi psikoreligius, doa dan zikir. Dari survei ini terungkap bahwa sebenarnya pasien membutuhkan terapi keagamaan selain terapi dengan obat-obatan dan tindakan medis lainnya (Hawari, 1999). Penelitian Darwanti, dkk (2007) mengenai bimbingan rohani dan pengaruhnya terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu primigravida dengan persalinan kala I di RSU Banyumas didapatkan hasil bahwa ibu hamil primigravida mengalami kecemasan keseluruhan walaupun tingkatannya berbeda-beda. Berdasarkan penelitian tersebut juga didapatkan hasil bahwa ibu yang mendapatkan bimbingan rohani kecemasannya lebih rendah daripada ibu yang tidak mendapatkan bimbingan rohani selama menjalani persalinan kala I.

Selain rasa terhubung dengan Tuhan, spiritualitas juga dapat diartikan dengan hubungan dengan manusia dan lingkungan. Bagi ibu hamil dukungan dari keluarga sangat penting, mendapat dukungan pada saat kehamilan dan persalinan merupakan faktor penting dalam menciptakan pengalaman persalinan yang positif bagi ibu (Junita, 2004 dalam Tursilowati, 2007). Pernyataan ini sesuai dengan


(13)

penelitian yang telah dilaporkan oleh Pitt (1994) bahwa dukungan sosial yang diterima oleh individu akan berpengaruh bagi individu tersebut untuk mengurangi tingkat kecemasan, hal ini dikarenakan keyakinan akan adanya orang terdekat membuat individu nyaman yang berdampak pada penurunan kecemasan. Penelitian Diponegoro dan Hastuti (2009), mengenai pengaruh dukungan suami terhadap lamanya proses persalinan kala II didapatkan hasil bahwa ibu yang mendapat dukungan dari suami lebih cepat dalam melewati proses persalinan kala II. Sementara ibu yang tidak mendapat dukungan dari suami lebih lama dalam melakukan persalinan kala II.

Berdasarkan uraian diatas spiritualitas dan kecemasan dapat mempengaruhi salah satu respon psikologis ibu dalam menghadapi kehamilan dan persalinan yaitu kecemasan. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah penelitian mengenai Bagaimanakah Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida? 3. Tujuan Penelitian

3.1 Untuk mengidentifikasi gambaran tingkat spiritualitas ibu primigravida. 3.2 Untuk mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan ibu primigravida.


(14)

4. Manfaat Penelitian 4.1 Praktik Keperawatan

Sebagai pertimbangan bagi perawat agar memperhatikan tingkat spiritualitas dan kecemasan ibu primigravida sehingga dapat merujuk ke intervensi yang sesuai.

4.2 Pendidikan Keperawatan

Sebagai pengetahuan bagi perawat khususnya keperawatan maternitas mengenai gambaran tingkat kecemasan dan spiritualitas ibu primigravida. 4.3 Peneliti Selanjutnya

Sebagai rujukan dan pegetahuan bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian yang sejenis.


(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 1. Spiritualitas

1.1Defenisi Spiritualitas

Spiritualitas didefinisikan sebagai kesadaran dalam diri seseorang dan rasa keterhubungannya dengan sesuatu yang lebih tinggi, alami, dan tujuan yag lebih besar dari diri sendiri. Spiritualitas menawarkan pengertian keterhubungan secara intrapersonal (keterhubungan dengan diri sendiri), interpersonal (keterhubungan dengan orang lain), dan transpersonal (yang tidak terlihat, Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi) (Milner-Williams, dalam Potter Perry, 2010).

Menurut Mickley, et al (dalam Hamid, 2009) menyatakan bahwa spiritualitas diartikan multidimensi yang terdiri dari dimensi eksistensial dan dimensi agama. Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan, sedangkan dimensi agama lebih berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan. Sementara itu Stoll (1989 dalam Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995) menyatakan bahwa spiritualitas merupakan suatu konsep dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi vertikal merupakan hubungan individu dengan Tuhan Yang Maha Esa yang menuntun kehidupan seseorang, sedangkan dimensi horizontal merupakan hubungan seseorang dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

1.2Aspek Spiritualitas

Kebutuhan spiritual adalah harmonisasi dimensi kehidupan. Kebutuhan akan harapan dan keyakinan hidup, kebutuhan akan keyakinan pada diri sendiri,


(16)

dan Tuhan. Ada 5 dasar kebutuhan spiritual manusia yaitu: arti dan tujuan hidup, perasaan misteri, pengabdian, rasa percaya dan harapan di waktu kesusahan (Hawari, 2002). Menurut Burkhardt (dalam Hamid, 2009) spiritualitas meliputi aspek sebagai berikut:

1) Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan.

2) Menemukan arti dan tujuan hidup.

3) Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri.

4) Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi.

Menurut Schreurs (dalam Potter Perry, 2010) spiritualitas terdiri dari tiga aspek yaitu aspek eksistensial, aspek kognitif, dan aspek relasional. Pada aspek eksistensial, seseorang belajar untuk “mematikan” bagian dari dirinya yang bersifat egosentrik dan defensif. Aktivitas yang dilakukan seseorang pada aspek ini dicirikan oleh proses pencarian jati diri (true self). Pada aspek kognitif aktivitas spiritual seseorang merupakan kegiatan pencarian pengetahuan spiritual. Seseorang mencoba untuk menjadi lebih reseptif terhadap realitas transenden. Biasanya dilakukan dengan cara menelaah literatur atau melakukan refleksi atas suatu bacaan spiritual tertentu, melatih kemampuan untuk konsentrasi, juga dengan melepas pola pemikiran kategorikal yang telah terbentuk sebelumnya agar dapat mempersepsi secara lebih jernih pengalaman yang terjadi serta melakukan refleksi atas pengalaman tersebut. Aspek relasional, merupakan tahap kesatuan


(17)

dimana seseorang merasa bersatu dengan Tuhan. Pada aspek ini seseorang membangun, mempertahankan, dan memperdalam hubungan personalnya dengan Tuhan.

1.3Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

Menurut Taylor (1997) dan Craven & Hirnle (1996) dalam Hamid (2009), faktor penting yang dapat mempengaruhi spiritual seseorang adalah:

a. Tahap perkembangan

Spiritual berhubungan dengan kekuasaan non material, seseorang harus memiliki beberapa kemampuan berfikir abstrak sebelum mulai mengerti spiritual dan menggali suatu hubungan dengan yang Maha Kuasa. Hal ini bukan berarti bahwa keSpiritual tidak memiliki makna bagi seseorang.

b. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terdekat dan pengalaman pertama anak dalam mempersepsikan kehidupan di dunia. Pandangan anak pada umunya diwarnai oleh pengalaman mereka dalam berhubungan dengan saudaranya dan orang tua. Oleh karena itu peran orang tua sangat penting untuk perkembangan spiritualitas anak.

c. Latar belakang etnik dan budaya

Sikap, keyakinan dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan sosial budaya. Pada umumnya seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Anak belajar pentingnya menjalankan kegiatan agama, termasuk nilai moral dari hubungan keluarga dan peran serta dalam berbagai bentuk kegiatan keagamaan.


(18)

d. Pengalaman hidup sebelumnya

Pengalaman hidup baik yang positif maupun negatif dapat mempengaruhi Spiritual sesorang dan sebaliknya juga dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengartikan secara spiritual pengalaman tersebut. Peristiwa dalam kehidupan seseorang dianggap sebagai suatu cobaan yang diberikan Tuhan kepada manusia menguji imannya.

e. Krisis dan perubahan

Krisis dan perubahan dapat menguatkan kedalam spiritual seseorang. Krisis sering dialami ketika seseorang menghadapi penyakit, penderitaan, proses penuaan, kehilangan dan bahkan kematian, khususnya pada pasien dengan penyakit terminal atau dengan prognosis yang buruk. Perubahan dalam kehidupan dan krisis yang dihadapi tersebut merupakan pengalaman spiritual yang bersifat fisikal dan emosional.

f. Asuhan Keperawatan yang Kurang Sesuai

Ketika memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat diharapkan untuk peka terhadap kebutuhan spiritualitas klien, tetapi dengan berbagai alasan ada kemungkinan perawat menghindar untuk memberikan asuhan keperawatan spiritualitas. Hal tersebut terjadi karena perawat merasa kurang nyaman dengan kehidupan spiritualnya, kurang menganggap penting kebutuhan spiritualitas, tidak mendapatkan pendidikan tentang aspek spiritualitas dalam keperawatan atau merasa bahwa pemenuhan kebutuhan spiritualitas klien bukan merupakan tugasnya tetapi tanggung jawab pemuka agama.


(19)

Asuhan keperawatan untuk kebutuhan spiritualitas mengalir dari sumber spiritualitas perawat. Perawat tidak dapat memenuhi kebutuhan spiritualitas tanpa terlebih dahulu memenuhi kebutuhan spiritualitas mereka sendiri. Perawat yang bekerja digaris terdepan harus mampu memenuhi semua kebutuhan manusia termasuk juga kebutuhan spiritualitas klien. Berbagai cara perawat untuk memenuhi kebutuhan klien mulai dari pemenuhan makna dan tujuan spiritualitas sampai dengan menfasilitasi untuk mengekspresikan agama dan keyakinannya.

g. Isu Moral Terkait Terapi

Prosedur medik sering kali dapat dipengaruhi oleh pengajaran agama, misalnya transplantasi organ, pencegahan kehamilan, dan sterilisasi. Tidak jarang terapi medis yang diberikan tidak sesuai atau tidak dapat diterima oleh sebagian kepercayaan klien sehinggan timbul konflik.

h. Terpisah dari ikatan spiritual

Ketika individu mengalami penyakit akut sering kali individu merasa terisolasi dan kehilangan kebebasan peribadi dan sistem dukungan sosial. Sebagai contoh pasien yang sedang dirawat di rumah sakit terhalang untuk menghadiri kegiatan keagamaan atau tidak dapat berkumpul dengan keluarga dan teman dekat. Terpisahnya klien dari ikatan spiritual dapat beresiko terjadinya perubahan fungsi spiritualnya.

1.4Karakteristik Spiritualitas

Spiritualitas memiliki beberapa karakteristik, adapun karakteristik spiritualitas antara lain:


(20)

a. Hubungan dengan diri sendiri

Merupakan kekuatan dari dalam diri seseorang yang meliputi pengetahuan diri yaitu siapa dirinya, apa yang dapat dilakukannya dan juga sikap yang menyangkut kepercayaan pada diri sendiri, percaya pada kehidupan atau masa depan, ketenangan pikiran, serta keselarasan dengan diri-sendiri. Kekuatan yang timbul dari diri seseorang membantunya menyadari makna dan tujuan hidupnya, diantaranya memandang pengalaman hidupnya sebagai pengalaman yang positif, kepuasan hidup, optimis terhadap masa depan, dan tujuan hidup yang semakin jelas (Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995).

Kepercayaan (Faith). Menurut Fowler dan keen (1985 dalam Astria, 2009) kepercayaan bersifat universal, dimana merupakan penerimaan individu terhadap kebenaran yang tidak dapat dibuktikan dengan pikran yang logis. Kepercayaan dapat memberikan arti hidup dan kekuatan bagi individu ketika mengalami kesulitan atau stress. Mempunyai kepercayaan berarti mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau seseorang sehingga dapat memahami kehidupan manusia dengan wawasan yang lebih luas.

Harapan (Hope). Harapan merupakan suatu proses interpersonal yang terbina melalui hubungan saling percaya dengan orang lain, termasuk dengan Tuhan. Harapan sangat penting bagi individu untuk mempertahankan hidup, tanpa harapan banyak orang menjadi depresi dan lebih cenderung terkena penyakit (Grimm, dalam Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995 ).


(21)

Makna atau arti dalam hidup (Meaning of live).

Merasakan hidup sebagai suatu pengalaman yang positif seperti membicarakan tentang situasi yang nyata, membuat hidup lebih terarah, penuh harapan tentang masa depan, merasa mencintai dan dicintai oleh orang lain (Puchalski, 2004).

b. Hubungan dengan orang lain

Hubungan dengan orang lain lahir dari kebutuhan akan keadilan dan kebaikan, menghargai kelemahan dan kepekaan orang lain, rasa takut akan kesepian, keinginan dihargai dan diperhatikan, dan lain sebagainya. Dengan demikian apabila seseorang mengalami kekurangan ataupun mengalami stres, maka orang lain dapat memberi bantuan psikologis dan sosial (Carm & Carm, 2000).

Hubungan ini terbagi atas harmonis dan tidak harmonisnya hubungan dengan orang lain. Keadaan harmonis meliputi pembagian waktu, ramah dan bersosialisasi, mengasuh anak, mengasuh orang tua dan orang yang sakit, serta meyakini kehidupan dan kematian. Sedangkan kondisi yang tidak harmonis mencakup konflik dengan orang lain dan resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan, serta keterbatasan hubungan (Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995).

Maaf dan pengampunan (forgiveness). Dengan pengampunan, seorang individu dapat meningkatkan koping terhadap stres, cemas, depresi dan tekanan emosional, penyakit fisik serta meningkatkan perilaku sehat dan perasaan damai (Puchalski, 2004).


(22)

Cinta kasih dan dukungan sosial (Love and social support). Keinginan untuk menjalin dan mengembangkan hubungan antar manusia yang positif melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih. Teman dan keluarga dekat dapat memberikan bantuan dan dukungan emosional untuk melawan banyak penyakit dan situasi krisis. (Hart, 2002 dalam Kozier erb & Wilkinson, 1995).

c. Hubungan dengan alam

Harmoni merupakan gambaran hubungan seseorang dengan alam yang meliputi pengetahuan tentang tanaman, pohon, margasatwa, iklim dan berkomunikasi dengan alam serta melindungi alam tersebut (Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995).

Kedamaian (Peace). Kedamaian merupakan keadilan, rasa kasihan dan kesatuan. Dengan kedamaian seseorang akan merasa lebih tenang dan dapat meningkatkan status kesehatan (Hamid, 2009).

Rekreasi (Joy). Rekreasi merupakan kebutuhan spiritual seseorang dalam menumbuhkan keyakinan, rahmat, rasa terima kasih, harapan dan cinta kasih. Dengan rekreasi seseorang dapat menyelaraskan antara jasmani dan rohani sehingga timbul perasaan kesenangan dan kepuasaan dalam pemenuhan hal-hal yang dianggap penting dalam hidup seperti nonton televisi, dengar musik, olah raga dan lain-lain (Puchalski, 2004).

d. Hubungan dengan Tuhan

Meliputi agama maupun tidak agamais. Keadaan ini menyangkut sembahyang dan berdoa, keikutsertaan dalam kegiatan ibadah, perlengkapan keagamaan, serta bersatu dengan alam (Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995).


(23)

Dapat disimpulkan bahwa seseorang terpenuhi kebutuhan Spiritual apabila mampu merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaannya di dunia/kehidupan, mengembangkan arti penderitaan serta meyakini hikmah dari satu kejadian atau penderitaan, menjalin hubungan yang positif dan dinamis, membina integritas personal dan merasa diri berharga, merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan dan mengembangkan hubungan antar manusia yang positif (Hamid, 2009).

1.5 Spiritualitas Ibu Hamil

Faktor spiritualitas merupakan unsur penting dari kesehatan dan kesejahteraan. Para penyelenggara perawatan kesehatan semakin sadar untuk memusatkan perhatian pada hubungan antara siritualitas dan kesehatan (Young, 2007). Pemenuhan kebutuhan spiritualitas pada individu didasarkan pada kebutuhan spiritualitas individu yang terdiri dari kebutuhan spiritualitas yang berkaitan dengan Tuhan, hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, dan hubungan dengan lingkungan (Bukhardt 1993 dalam Kozier, Erb, & Blais, 1995).

Menurut Hawari (2006) pada saat cemas salah satu respon individu yaitu mencari dukungan dari keyakinan agamanya. Hal ini sesuai dengan peneltian yang dilakukan oleh Darwanti dkk (2007) mengenai pengaruh bimbingan rohani terhadap kecemasan ibu yang akan melakukan persalinan kala I. Dalam penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa klien yang mendapat bimbingan rohani tingkat kecemasannya terhadap persalinan mejadi menurun. Sebaliknya klien yang tidak diberikan bimbingan rohani tigkat kecemasannya meningkat. Respon


(24)

akan pentingnya keyakinan agama dalam penurunan kecemasan juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Maimunah & Retnowati (2011) mengenai pengaruh relaksasi dzikir untuk kecemasan. Hasil penelitian mereka terhadap sepuluh ibu hamil yang sedang mengalami kecemasan melaporkan bahwa kecemasan ibu berkurang dan ibu menjadi lebih rileks setelah diberikannya terapi dzikir. Hasil penelitian ini juga menguatkan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah membuktikan bahwa terapi berbasis keyakinan agama yang dimiliki dapat membantu meningkatkan kesehatan mental seseorang (Trimulyaningsih dalam Maimunah & Retnowati, 2011). Nilai-nilai spiritual yang ditanamkan dapat memberikan kekuatan atau energi untuk beradaptasi terhadap stress fisik maupun emosional. (Darwanti dkk, 2007).

Selain dari keterhubungan dengan Tuhan, spiritualitas juga merupakan menggambarkan keterhubungan dengan manusia (Bukhardt 1993 dalam Kozier, Erb, & Blais, 1995). Salah satu bentuk spiritualitas dalam keterhubungan dengan manusia khususnya ibu hamil adalah adanya dukungan keluarga pada saat kehamilan dan persalinan. bagi ibu hamil dukungan dari keluarga sangat penting, mendapat dukungan pada saat kehamilan dan persalinan merupakan faktor penting dalam menciptakan pengalaman persalinan yang positif bagi ibu (Junita, 2004 dalam Tursilowati, 2007). Pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang telah dilaporkan oleh Pitt (1994) bahwa dukungan sosial yang diterima oleh individu akan berpengaruh bagi individu tersebut untuk mengurangi tingkat kecemasan, hal ini dikarenakan keyakinan akan adanya orang terdekat membuat individu nyaman yang berdampak pada penurunan kecemasan.


(25)

Hal ini diperkuat juga oleh adanya penelitian oleh Gladieux (Dagun, 1990 dalam Diponegoro dan Hastuti, 2009) mengenai “dukungan suami terhadap kecemasan ibu hamil” terhadap 26 pasangan suami istri. Hasil penelitiannya menggambarkan bahwa istri yang mendapat dukungan emosional dari suami lebih mudah menyesuaikan diri dengan situasi kehamilannya. Penelitian ini didukung Kartono (1992) bahwa dukungan suami pada ibu hamil sangat berharga, ibu hamil menginginkan suami melakukan tindakan yang suportif dan memberikan rasa aman. Diponegoro dan Hastuti (2009) juga melakukan penelitian sejenis mengenai ‘pengaruh dukungan suami terhadap lama persalinan kala II pada ibu primipara, hasil penelitian mereka melaporkan bahwa ibu yang mendapat dukungan dari suami lebih mudah dan cepat dalam melalui persalinan kala II. Sementara ibu yang tidak mendapat dukungan dari suami lebih lama dalam melalui persalinan kala II dikarenakan ibu mengalami kecemasan dan merasakan kurang nyaman dalam melakukan proses persalinan tanpa dukungan dan dorongan dari suami.

2. Kecemasan

2.1Defenisi Kecemasan

Kecemasan adalah perasaan was-was, khawatir, atau tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasseakan-akan sebagai ancaman. Kecemasan merupseakan-akan suatu perasaan yang tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi fisiologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan pernafasan. Kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi fisiologis, dengan


(26)

kata lain kecemasan adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya (Purba dkk, 2008).

2.2 Penyebab Kecemasan

Kecemasan dapat disebabkan oleh adanya perasaan takut tidak diterima dalam lingkungan tertentu, adanya pengalaman traumatis seperti trauma akan berpisah, kehilangan atau bencana, adanya rasa frustasi akibat kegagalan dalam mencapai tujuan, adanya ancaman terhadap integritas diri meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan kebutuhan dasar serta adanya ancaman terhadap konsep diri; identitas diri, harga diri, dan perubahan peran (Purba dkk, 2008).

2.3 Gejala Kecemasan

Kecemasan ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas

(Reality Testing Ability/RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak

mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2006).

Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan antara lain: cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut, takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang, gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi dan daya ingat, keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan


(27)

pencernaan, gangguan perkemihan dan sakit kepala (Hawari, 2006). Sue, dkk (dalam Purba dkk, 2008) menyebutkan bahwa manifestasi kecemasan terwujud dalam empat hal berikut ini:

a. Manifestasi kognitif, yang terwujud dalam pikiran seseorang, seringkali memikirkan tentang malapetaka atau kejadian buruk yang akan terjadi.

b. Perilaku motorik, kecemasan seseorang terwujud dalam gerakan tidak menentu seperti gemetar.

c. Perubahan somatik, muncul dalam keadaaan mulut kering, tangan dan kaki dingin, diare, sering kencing, ketegangan otot, peningkatan tekanan darah dan lain-lain. Hampir semua penderita kecemasan menunjukkan peningkatan detak jantung, respirasi, ketegangan otot dan tekanan darah

d. Afektif, diwujudkan dalam perasaan gelisah, dan perasaan tegang yang berlebihan.

2.4 Tingkat Kecemasan

Peplau (dalam Stuart dan Sundeen, 1998) mengidentifikasi ansietas dalam 4 tingkatan. Setiap tingkatan memiliki karakteristik lahan persepsi yang berbeda tergantung pada kemampuan individu dalam menerima informasi/pengetahuan mengenai kondisi yang ada dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya.

Tingkat ansietas yaitu :

1. Ansietas ringan: cemas yang berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.


(28)

2. Ansietas sedang: cemas yang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan suatu yang lebih terarah.

3. Ansietas berat: cemas yang sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang lebih terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal yang lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

4. Panik : tingkat panik dari suatu ansietas berhubungan dengan terpengarah, ketakutan, dan teror. Rincian terpecah dari proporsinya. mengalami kehilangan kendali, orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan jika berlangsung terus-menerus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian.


(29)

Rentang Respon kecemasan

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

2.5 Kecemasan Ibu Primigravida

Wanita hamil terutama ibu primigravida (ibu yang hamil pertama kali) sebagian besar mengalami kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan baik selama hamil, saat menghadapi persalinan, maupun sesudah mengalami persalinan. Kecemasan yang mereka rasakan umumnya mulai dari khawatir tidak bisa menjaga kehamilan, tidak tahu kapan dimulainya persalinan, khawatir keguguran, khawatir keadaan bayi setelah lahir, tidak memiliki gambaran mengenai persalian, takut sakit dan nyeri akan melahirkan kelak, bahkan yang lebih ditakutkan lagi yaitu takut akan komplikasi kematian dan takut persalinan dilakukan dengan tidak normal (Aprilia, 2010). Selain itu, beberapa keluhan ringan yang sering dirasakan ibu hamil juga dapat menimbulkan kecemasan, seperti kejang kaki, kelelahan, kembung, mual muntah, sakit kepala, sakit punggung, sakit gigi, sembelit, sering buang air kecil, sulit tidur, sesak nafas dan varises (Kasdu dkk, 2004). Puncak kekhawatiran muncul bersamaan dengan dimulainya tanda-tanda akan melahirkan. Kontraksi yang lama-kelamaan meningkat menambah beban ibu, sehingga kekhawatiran pun bertambah. Pada kondisi inilah perasaan khawatir, bila tidak ditangani dengan baik, bisa merusak konsentrasi ibu sehingga


(30)

persalinan yang diperkirakan lancar dapat menjadi tidak lancar akibat ibu panik (Amalia, 2009). Setelah melahirkan ibu primigravida juga dicemaskan oleh adanya resiko infeksi, takut terjadi perdarahan, dan keadaan bayi setelah melewati persalinan (Mika, 2010 dalam Maimunah & Retnowati, 2011).


(31)

1. Keran Ke mengident Primigrav

Skema 1 K Tingkat

Tin

Ren

ngka Kons erangka k

tifikasi ga vida. Kerangka K t Spiritualit ggi ndah KERAN sep konseptual ambaran T

Konsep tas : BAB NGKA KO dalam Tingkat Sp Ibu Primig 3 ONSEPTUA penelitian piritualitas ravida AL ini be dan K

Tingkat K – RinganSedanBerat

ertujuan u Kecemasan Kecemasan an ng untuk Ibu :


(32)

2. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur 1 2 Tingkat Spiritualitas Tingkat Kecemasan Perasaan keterhubungan ibu primigravida dengan Tuhan yang diyakini, dirinya sendiri, keluarga, dan lingkungan tempat tinggal.

Respon yang timbul akibat ibu primigravida mempersepsikan adanya ancaman terhadap dirinya dan kehamilannya.   Kuesioner yang berjumlah 20 pernyataan. Kuesioner kecemasan Spielberger yang di modifikasi Yang berjumlah 20 pernyataan Ordinal Ordinal Spiritualitas Rendah (20-49) Spiritualitas Tinggi (50-80) Kecemasan ringan = 20-39

Kecemasan sedang = 40-59

Kecemasan berat = 60-80


(33)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan mengidentifikasi gambaran tingkat spiritualitas dan tingkat kecemasan ibu primigravida.

4.2Populasi dan Sampel 1. Populasi

Penelitian ini populasinya adalah Seluruh Ibu Hamil Primigravida yang kontrol di Poliklinik Ibu Hamil (PIH) Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, data yang diperoleh peneliti pada saat melakukan penelitian adalah sebanyak 37 orang.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik “total sampling”, yaitu jika populasi berjumlah <100 maka dilakukan pengambilan sampel dengan keseluruhan jumlah populasi (Arikunto, 2006). Sampel yang diperoleh dan bersedia diteliti pada saat penelitian di RSU dr. Pirngadi adalah sebanyak 31 responden.

4.3Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ruang Poliklinik Ibu Hamil (PIH) Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi. Adapun rumah sakit ini dipilih oleh peneliti dengan pertimbangan bahwa penelitian mengenai tingkat spiritualitas dan kecemasan ibu primigravida belum pernah dilakukan di rumah sakit ini. Penelitian ini


(34)

dilaksanakan setelah melewati tahap sidang proposal penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data di RSU dr.Pirngadi dimulai pada tanggal 15 April sampai dengan 15 Mei 2014.

4.4Pertimbangan Etik

Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari pihak rumah sakit dr. Pirngadi. Dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik, yaitu memberi penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan menandatangani informed consent dan calon responden yang tidak bersedia tidak akan dipaksakan dan berhak untuk menolak atau mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden baik faktor fisik maupum psikis. Kerahasiaan catatan data responden dijaga dan tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian setelah proses penelitian selesai. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. 4.5Instrumen Penelitian

4.5.1 Kuesioner Penelitian

Untuk memperoleh data dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner ini dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama adalah data demografi meliputi nomor responden, umur, pendidikan terakhir, suku, agama, pekerjaan, penghasilan keluarga. Bagian kedua


(35)

memperlihatkan kecemasan ibu primigravida dalam menjalani kehamilan. Bagian ketiga memperlihatkan spiritualitas ibu primigravida saat menjalani kehamilan. Kuesioner kecemasan ini terdiri dari 20 pernyataan yang dimodifikasi dari kuesioner kecemasan spielberger, kuesioer ini terdiri dari 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif. Pernyataan positif terdapat pada nomor 1, 2, 5, 8, 10, 11, 15, 16, 19, 20 dan pernyataan negatif terdapat pada nomor 3, 4, 6, 7, 9, 12, 13, 14, 17, 18. Kuesioner tingkat kecemasan ibu primigravida dalam menjalani kehamilan ini menggunakan skala Likert dalam 4 alternatif jawaban yaitu tidak pernah (TP), kadang-kadang (K), sering (SR) dan selalu (SL). Kuesioner spritualitas ibu primigravida dalam menjalani kehamilan terdiri dari 19 pernyataan, dengan 16 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Pernyataan positif terdiri dari nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20 dan pernyataan negatif terdiri dari nomor 9, dan 14. Kuesioner spiritualitas ibu primigravida ini menggunakan skala Likert dalam 4 alternatif jawaban yaitu tidak pernah (TP),kadang-kadang (KK), sering (SR) dan selalu (SL).

4.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Untuk menguji validitas instrumen, maka dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi (content

validity). Uji validitas dilakukan kepada pakar yang dalam hal ini adalah dosen

dari Fakultas Keperawatan USU yang berada di departemen keperawatan jiwa dan medikal bedah yang memiliki kemampuan memberikan penilaian terhadap instrumen peneliti, yaitu Mahnum Lailan Nasution, Sri Eka Wahyuni, dan


(36)

Nunung F. Sitepu. Saran yang diberikan oleh para pakar untuk kuesioner spiritual ialah dengan membagi kuesioner penelitian berdasarkan hubungan dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain dan alam. Ada 10 pernyataan yang diubah dan diperbaiki oleh ketiga pakar tersebut dalam pengujian validitas instrumen kuesioner spiritualitas. Untuk kuesioner kecemasan saran yang diberkan oleh para pakar yaitu dengan membagi keadaan ibu hamil primigravida pada saat hamil, pada saat mendekati persalinan dan setelah persalinan. Ada 7 item kuesioner kecemasan yang diubah dan diperbaiki dalam pengujian validitas instrumen kecemasan oleh pakar.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan alat ukur untuk mendapatkan hasil yang konsisten saat dipakai ulang. Uji reliabilitas dilakukan pada 30 orang responden yang memiliki kemiripan karakteristik dengan sampel yang diteliti diluar lokasi populasi yang diteliti. Peneliti melakukan uji reliabilitas kuesioner dengan melakukan penelitian di RSU Pandan Sibolga dengan responden sebanyak 30 orang ibu hamil. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan uji Cronbach Alpha dengan menggunakan program komputerisasi. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai alpha (α) lebih besar atau sama dengan 0,70 sesuai dengan Arikunto (2006). Nilai reliabilitas yang diperoleh peneliti yang dilakukan di RSU Pandan terhadap 30 responden ibu hamil yaitu 0,829 untuk kuesioner kecemasan dan 0,825 untuk kuesioner spiritualitas. Ini menandakan bahwa kuesioner spiritualitas dan kecemasan yang diuji peneliti sudah bisa dibawa untuk melakukan pengumpulan data penelitian.


(37)

4.6Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah seminar proposal penelitian dan mendapatkan izin penelitian dari Fakultas Keperawatan, peneliti selanjutnya membawa surat izin penelitian dan juga ethical clereance ke rumah sakit dr. Pirngadi. Setelah mendapat izin dari direktur rumah sakit dr. Pirngadi, peneliti melakukan pengumpulan data penelitian di PIH RSU dr.Pirngadi Medan. Pada saat pengumpulan data, peneliti menjelaskan waktu, tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada calon responden. Jumlah Ibu hamil primigravida yang kontrol di PIH RSU dr.Pirngadi selama peneliti melakukan pengumpulan data sebanyak 37 orang, 31 orang responden yang bersedia untuk dijadikan sebagai sampel penelitian, 3 orang responden menolak untuk dilakukan penelitian dan 3 orang lainnya tidak sempat bertemu dengan peneliti dikarenakan ketidaktahuan peneliti mulainya jadwal pemeriksaan di PIH pada hari pertama peneliti melakukan penelitian. Pengisian kuesioner oleh responden ada yang dilakukan setelah melakukan pemeriksaan terlebuh dahulu dan ada juga yang mengisi sambil menunggu giliran masuk ruangan PIH. Responden yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani informed consent. Setelah menandatangani informed consent, peneliti menjelaskan prosedur pengisian kuesioner dan memberikan kuesioner kepada responden yang akan diisi sendiri oleh responden, apabila responden menolak mengisi sendiri maka peneliti memfasilitasi pengisian kuesioner tanpa mempengaruhi responden memberikan jawaban terhadap pengisian kuesioner.


(38)

4.7Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisis dan melalui beberapa tahap, pertama editing, yaitu memeriksa kelengkapan data responden serta memastikan semua jawaban sudah diisi. Tahap kedua coding, yaitu memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk memudahkan peneliti dalam memasukkan data kedalam komputer (entry). Kuesioner kecemasan peneliti terdiri dari 20 pernyataan, 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif. Pernyataan positif terdapat pada nomor 1, 2, 4, 5, 7, 11, 12, 13, 14, 18, dan pernyataan negatif terdapat pada nomor 3, 6, 8, 9, 10, 15, 16, 17, 19, 20. Kuesioner ini menggunakan skala Likert dalam 4 alternatif jawaban yaitu tidak pernah (TP), kadang-kadang (K), sering (SR) dan selalu (SL). Bobot nilai yang diberikan bagi pernyataan untuk pernyataan positif jawaban TP=4, KK=3, SR=2, SL=1 sedangkan untuk pernyataan negatif jawaban TP=1, KK=2, SR=3, SL=4. Hasil pengukuran dari kuesioner kecemasan ini adalah kecemasan ringan, sedang dan berat. Kecemasan ringan dengan rentang skor (20-39), kecemasan sedang dengan rentang skor (40-59) dan kecemasan berat dengan rentang skor (60-80). Kuesioner spritualitas ibu primigravida dalam menjalani kehamilan terdiri dari 20 pernyataan, dengan 16 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Pernyataan positif terdiri dari nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 20 dan pernyataan negatif terdiri dari nomor 9 dan 14. Kuesioner spiritualitas ibu primigravida ini menggunakan skala Likert dalam 4 alternatif jawaban yaitu tidak pernah (TP),kadang-kadang (KK), sering (SR) dan selalu (SL). Untuk pernyataan positif pengukurannya dengan skor TP=1, K=2, SR=3, SL=4 untuk pernyataan


(39)

negatif pengukurannya dengan skor TP=4, KK=3, SR=2, SL=1. Hasil pengukuran dari kuesioner spiritualitas ini adalah spiritualitas tinggi dan rendah. Spiritualitas tinggi dengan rentang skor (50-80), spiritualitas rendah dengan rentang skor (20-49). Setelah itu melakukan tabulating data dengan memasukkan data ke dalam bentuk distribusi frekuensi.


(40)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida di RSU dr. Pirngadi Medan yang telah dilaksanakan mulai dari 15 April sampai 15 Mei 2014 dengan jumlah responden sebanyak 31 orang.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini seluruh responden adalah ibu primigravida yang melakukan pemeriksaan di ruang PIH RSU dr. Pirngadi Medan. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden yang akan dipaparkan mencakup umur, agama, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan dan penghasilan perbulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukkan karakteristik data demografi responden, yaitu diperoleh semua usia ibu primigravida yang menjadi sampel yaitu usia 20-35 tahun (tidak beresiko) dengan jumlah 31 orang dengan persentase 100%. Mayoritas responden bersuku batak dengan jumlah responden sebanyak 14 orang dengan persentase 45,2%. Dilihat berdasarkan agama mayoritas responden beragama islam dengan jumlah responden sebanyak 23 orang dengan persentase 74,2%. Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan SMA dengan persentase 45%. Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden bekerja sebagai PNS (45,2%) dengan mayoritas jumlah pendapatan perbulan > Rp 1.500.000,- dengan persentase 72,4%.


(41)

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di RSU dr. Pirngadi, Medan

Data Demografi Frekuensi (n) Persentase (%) Usia

Beresiko <20 & >35 tahun Tidak Beresiko 20-35 tahun

0 31 0 100 Suku Batak Jawa Minang Aceh Melayu 14 12 3 1 1 45,2 38,7 9,7 3,2 3,2 Agama Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Pendidikan SD SMP SMA Diploma Sarjana 23 5 3 1 6 14 3 7 74,2 16,1 9,7 3,2 19,4 45,2 9,7 22,6 Pekerjaan PNS

Ibu Rumha Tangga Wiraswasta 14 13 4 45,2 41,9 12,9 Penghasilan

< Rp. 1.500.000,- > Rp. 1.500.000,-

8 23

25,8 74,2

5.1.2 Gambaran Tingkat Spiritualitas Ibu Primigravida

Hasil penelitian terhadap ibu primigravida ditinjau dari tingkat spiritualitas, mayoritas responden memiliki tingkat spiritualitas tinggi dengan persentase 83,9% dengan jumlah responden sebanyak 26 orang, 5 orang responden memiliki tingkat spiritualitas ringan dengan persentase sebanyak 16,1%.


(42)

Tabel 5.1.2.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Spiritualitas Ibu Primigravida di RSU dr. Pirngadi Medan

No Tingkat Spiritualitas Frekuensi (n) Persentase (%)

1 Tinggi 26 83,9

2 Rendah 5 16,1

5.1.3 Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida

Hasil penelitian terhadap ibu primigravida ditinjau dari tingkat kecemasan, mayoritas responden memiliki tingkat kecemasan ringan dengan persentase 61,3% dengan jumlah responden sebanyak 19 orang, 12 orang responden memiliki tingkat kecemasan sedang dengan persentase sebanyak 38,7% dan tidak ada responden yang memiliki tingkat kecemasan berat.

Tabel 5.1.3.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida di RSU dr. Pirngadi Medan

No Tingkat Kecemasan Frekuensi (n) Persentase (%)

1 Ringan 19 61,3

2 Sedang 12 38,7

3 Berat 0 0

5.2 Pembahasan

Pada Penelitian akan dibahas mengenai pembahasan hasil penelitian, yakni tingkat spiritualitas dan kecemasan ibu primigravida di RSU dr. Pirngadi Medan. 5.2.1 Tingkat Spiritualitas Ibu Primigravida

Hasil pengolahan data penelitian mengenai tingkat spiritualitas ibu primigravida di RSU dr.Pirngadi Medan diperoleh hasil bahwa mayoritas ibu primigravida di RSU dr. Pirngadi memiliki spiritualitas tinggi. Hal ini dikarenakan rasa syukur yang dirasakan ibu primigravida dalam menjalani kehamilannya. Spiritualitas dalam hal ini mencakup hubungan dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain dan alam.


(43)

5.2.1.1 Hubungan dengan Tuhan

Dari keseluruhan responden yang menjawab 5 item kuesioner spiritualitas yang berhubungan dengan Tuhan menunjukkan jawaban mayoritas Sering dan Selalu. Ini dikarenakan salah satu cara mengatasi masalah yang mereka rasakan ketika mengalami masalah dalam kehamilan adalah dengan meningkatkan aktivitas spiritualitas. Salah satu masalah yang dihadapi ibu hamil adalah rasa cemas akan kehamilan yang ia rasakan. Hal ini sesuai dengan penelitian Maimunah (2011) mengenai pengaruh pelatihan relaksasi dzikir untuk mengatasi kecemasan hamil pertama yang memperoleh kesimpulan bahwa responden yang mendapatkan pelatihan relaksasi dzikir mengalami penurunan kecemasan dalam menghadapi kehamilan. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Darwanti (2007), mengenai pengaruh bimbingan rohani terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu primigravida yang juga mendapatkan kesimpulan bimbingan rohani mampu menurunkan tingkat kecemasan ibu primigravida. Secara langsung dapat dikatakan bahwa hubungan dengan Tuhan mempengaruhi krisis yang dihadapi oleh ibu primigravida.

5.2.1.2 Hubungan dengan Diri Sendiri

Dari keseluruhan responden yang menjawab 5 item kuesioner spiritualitas yang berhubungan dengan diri sendiri menunjukkan mayoritas jawaban sering dan selalu. Hal ini sesuai dengan pendapat Fowler dan Keen (dalam Astaria, 2010) yang menyatakan bawwa kepercayaan pada diri dapat memberikan arti hidup dan kekuatan bagi individu ketika mengalami kesulitan dan stres, sesuai juga menurut Kozier, Erb, Blais & Wilkinson (1995) yang memaparkan bahwa kekuatan yang


(44)

timbul dari diri seseorang mampu membantunya menyadari makna dan tujuan hidupnya, diantaranya memandang pengalaman kehidupan sebagai pengalaman yang positif.

5.2.1.3 Hubungan dengan Orang Lain

Dari keseluruhan responden yang menjawab 5 item kuesioner spiritualitas yang berhubungan dengan orang lain menunjukkan mayoritas responden memberikan jawaban yang sering dan selalu. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Charm dan Charm (2000) apabila seseorang mengalami stres, maka orang lain dapat memberi bantuan bantuan psikologis dan sosial. Kehamilan memerlukan respon adapatasi fisiologis dan psikologis bagi ibu, sehingga untuk mampu beradaptasi ia memerlukan dukungan dari keluarga maupun orang lain. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Hart (dalam Astaria, 2010) teman dan keluarga dekat mampu memberikan bantuan dan dukungan emosional untuk lawan ketidaknyamanan fisik dan psikis. Adanya dukungan dari orang lain secara langsung dapat memberikan kekuatan mengatasi masalah yang dihadapi.

5.2.1.4 Hubungan dengan Alam

Pada hasil penelitian diperoleh mayoritas responden berusaha memenuhi kebutuhan spiritualitas yang berkaitan dengan alam terutama tentang kebersihan lingkungan, menjaga untuk tidak menyiksa binatang dan menjaga makanan ketika hamil. Walaupun Puchalski (2004) mengatakan dengan rekreasi seseorang dapat menyelarasakan kebutuhan akan jasmani dan rohani sehingga timbul kepuasan dalam hidup dalam pemenuhan hal-hal penting dalam hidup, namun dalam pernyataan mengenai merawat hewan dan tumbuhan serta mengunjungi tempat


(45)

wisata dalam kuesioner penelitia sebagian besar responden jarang melakukannya. Ini mungkin dikarenakan pada budaya Indonesia hal ini masih belum diprioritaskan oleh ibu primigravida dalam penatalaksanaan sehari-hari. Kesulitan dalam memilih waktu yang tepat dan juga banyaknya pekerjaan membuat ibu-ibu primigravida khususnya di Indonesia belum membuat pilihan merawat binatang dan mengunjungi tempat wisata sebagai prioritas,

5.2.2 Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida

Hasil pengolahan data penelitian mengenai tingkat kecemasan ibu prmigravida di RSU dr. Pirngadi Medan diperoleh mayoritas ibu primigravida mengalami kecemasan ringan. Hal ini dikarenakan kebanyakan ibu primigravda di RSU dr. Pirngadi Medan mengatakan bahwa kehamilan yang mereka rasakan merupakan kesyukuran. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Setyaningrum (2013) yang meneliti tentang kecemasan ibu primigravida dengan hasil yang diperoleh mayoritas ibu primigravida mengalami kecemasan ringan. Tidak ada responden yang memiliki kecemasan berat, ini mungkin dikarenakan dari segi usia, pendidikan, penghasilan dan agama mayoritas responden tidak rentan terpapar kecemasan.

Ditinjau dari segi usia, semua responden dalam penelitian ini memiliki usia 20-35 tahun. Usia 20-35 tahun termasuk usia pada tingkat dewasa awal dan merupakan usia yang tidak beresiko dalam menjalani kehamilan. Astria (2009) dalam penelitiannya mengenai hubungan karakteristik ibu hamil dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan mendapatkan kesimpulan bahwa jika ibu hamil di usia < 20 tahun akan rentan terhadap kecemasan karena belum


(46)

memiliki kematangan emosi, sedangkan ibu hamil di usia > 20 tahun mayoritas sudah memiliki kematangan emosi walaupun terkadang masih rentan terhadap kecemasan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Setyaningrum (2013) dengan judul hubungan usia ibu primigravida dengan tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan diperoleh hasil bahwa mayoritas responden yang diperoleh berusia 20-35 tahun dengan tingkat kecemasan yang ringan. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Manuaba (1998 dalam Setyaningrum, 2013) yang menyatakan bahwa pernikahan pada usia muda lebih mudah terkena tekanan (stress) psikologis, sosial oleh karena kesiapan mental dan jiwa yang belum matang. Rendahnya tingkat kecemasan ibu primigravida di RSU dr.Pirngadi mungkin dikarenakan usia ibu hamil yang sudah cukup untuk memiliki kematangan emosi dan juga mental dalam menghadapi kehamilan.

Ditinjau dari segi pendidikan ibu primigravida dalam penelitian diperoleh hasil mayoritas ibu primigravida merupakan lulusan SMA atau lebih tinggi. Kecemasan pada ibu hamil dipengaruhi oleh faktor pengetahuan ibu hamil tentang pengetahuan seputar proses kehamilannya, ibu hamil yang memiliki pengetahuan tentang kehamilannya dengan baik memungkinkan dirinya tidak rentan terhadap kecemasan (Budi, 2007 dalam Utami 2009). Tingginya tingkat pendidikan membuat seseorang mudah dalam menyerap pengetahuan (Sukarni, 2000 dalam utami 2009). Hal ini sesuai dengan penelitian Utami (2009) yang memperoleh hasil bahwa ibu hamil dengan pendidikan yang tinggi rentan terhadap kecemasan. Hal ini sesuai juga dengan penelitian Astria (2009) yang memperoleh kesimpulan dalam penelitian mengenai kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan


(47)

bahwa ibu hamil yang memiliki pendidikan akhir SMP lebih rentan mengalami kecemasan dari pada ibu yang memiliki pendidikan akhir SMA. Rendahnya tingkat kecemasan ibu hamil di yang diperoleh dalam penelitian di RSU dr.Pingadi mungkin dikarenakan sudah tingginya mayoritas pendidikan dari responden sehingga ia lebih cepat dalam menyerap pengetahuan.

Ditinjau dari segi agama, semua responden memiliki kepercayaan agama, dengan mayoritas memeluk agama Islam. Menurut Hamid (2008) keyakinan spiritual merupakan hal penting dalam kehidupan yang dapat memengaruhi tingkat kesehatan dan perawatan terhadap diri sendiri. Hal ini sesuai dengan penelitian Darwanti (2007) mengenai Bimbingan rohani dan pengaruhnya terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu primigravida dengan persalinan kala 1 yang memperoleh hasil dalam penelitiannya bahwa ibu primigravida yang mendapat bimbingan rohani pada saat kala 1, kecemasan dan nyeri persalinan yang dirasakannya berkurang. Melalui pendapat Darwanti (2007) rendahnya tingkat kecemasan ibu primigravida mungkin dikarenakan adanya kepercayaan ibu primigravida kepada agama yang dianutnya.

Ditinjau dari segi pekerjaan, mayoritas responden bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil). Ibu hamil yang bekerja akan cenderung tersita waktunya sehingga pikirannya akan rasa cemas terhadap kehamilannya akan teralihkan (Utami, 2009). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang memperoleh hasil bahwa mayoritas ibu primigravida di RSU dr.Pirngadi mengalami kecemasan ringan, ini mungkin karena sebagian responden memiliki pekerjaan yang mampu mengurangi pikiran akan rasa cemas terhadap kehamilannya.


(48)

Ditinjau dari jumlah pendapatan, mayoritas responden memperoleh pendapatan perbulan sebanyak > Rp 1.500.000,-. Masalah ekonomi berkaitan dengan biaya dan persiapan persalinan sering menimbulkan kecemasan tersendiri dalam menghadapi persalinan. Keadaan ekonomi yang rendah atau tidak memadai dapat mempengaruhi peningkatan kecemasan (Lutfa & Maluya, 2008 dalam Utami 2009). Rendahnya tingkat kecemasan ibu primigravida di RSU dr.Pingadi mungkin dikarenakan penghasilan rata-rata responden sudah memadai yang membuat ibu primigravida tidak khawatir akan biaya selama kehamilan.


(49)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RSU dr. Pirngadi dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

6.1.1 Semua ibu primigravida berusia antara 20-35 tahun yang berada pada usia dewasa muda produkif dan tidak beresiko apabila hamil. Sebagian ibu primigravida bersuku Batak dan berpendidikan SMA atau yang lebih tinggi. Semua ibu primigravida memiliki agama, mayoritas agamanya adalah Islam. Sebagian besar ibu primigravida bekerja sebagai PNS dan berpenghasilan > Rp. 1.500.000,- perbulan.

6.1.2 Mayoritas ibu primigravida memiliki tingkat spiritualitas tinggi. 6.1.3 Mayoritas ibu primigravida memiliki tingkat kecemasan yang rendah

6.2Saran

6.2.1 Praktik Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perawat maternitas agar lebih memperhatikan tingkat kecemasan dan spiritualitas ibu primigravida dan dapat memberikan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan ibu primigravida.

6.2.2 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bacaan dan informasi tambahan serta masukan bagi pendidikan keperawatan khususnya keperawatan


(50)

maternitas mengenai gambaran tingkat spiritualitas dan kecemasan ibu primigravida.

6.2.3 Peneliti Selanjutnya

Pada penelitian tidak diketahui general ibu primigravida berada di usia kehamilan berapa dan apakah ada hubungannya usia kehamilan ibu yang semakin dekat dengan persalinan mempengaruhi spiritualitas dan kecemasan ibu primigravida, maka saran untuk penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian tersebut.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Astria, Yonne. (2009). Hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di poliklinik kebidanan dan

kandungan RSUP Fatmawati. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah. Jakarta. 

Amalia, T. (2009). Kecemasan ibu menanti persalinan, Dibuka pada website: http://titianamalia.wordpress.com/2009/03/31/kecemasan-ibu-menanti-persalinan/. Pada tanggal 23 September 2013.

Aprillia, Y. (2009). Hand out Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan, dibuka pada website : http://bidankita.com/?p=137. Pada tanggal 28 November 2013.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Putra

Bobak, Lowdermilk. (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC. Carm, H.B. & Carm, J.H. (2000). Spiritual persaudaraan.

http://www.brothers-fic.org/archives/spin_brotherhood-ind.html diunduh pada tanggal 14 September 2013

Darwanti, dkk. (2007). Bimbingan rohani dan pengaruhnya terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu primigravida dengan persalinan kala I di

RSU Banyumas. Jurnal Keperawatan Sudirman Volume 2 no. 1.

Dempsey, P. A., & Dempsey, A. D. (2002). Riset keperawatan: Buku ajar dan latihan/penulis. Jakarta: EGC

Diponegoro, A & Hastuti, Budi. (2009). Pengaruh dukungan suami terhadap

lama persalinan kala II pada ibu primipara. Politeknik Kesehatan

Yogyakarta.

Fowler & Keen. (1985). Kepercayaan yang bersifat Universal. http://www.natn.org.uk/results.asp di unduh tanggal 10 Oktober 2013.. Hamid, A. Y. (2009). Bunga rampai asuhan keperawatan jiwa. Jakarta: EGC Hawari, D. (1999). Doa dan dzikir sebagai pelengkap terapi medis. Jakarta: FKUI Hawari, D. (2002). Dimensi religi dalam praktek psikiatri dan psikologi. Jakarta:


(52)

Kartono, K. (1992). Psikologi wanita jilid 2: Mengenal wanita sebagai ibu dan

nenek. Bandung: Mandar Maju.

Kasdu, D. (2003). Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta: Puspa Swara. Kasdu, D. (2004). Info lengkap kehamilan & persalinan bacaan bagi calon ayah

& ibu. Jakarta: 3G Publisher.

Kozier, B., Erb, G., & Blais, K. (1995). Fundamentals of nursing: concepts,

process, and practice. (5th ed). California: Wesley Publishing Company.

Maimunah, A. & Retnowati, S. (2011). Pengaruh pelatihan relaksasi dengan

dzikir untuk mengatasi kecemasan ibu hamil pertama. Jurnal Psikologi

Islam Universitas Gajah Mada.

Nolan, M. (2003). Kehamilan dan melahirkan, Jakarta: Arcan.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pitt, B. (1994). Kehamilan dan Persalinan: Menikmati Tugas Sebagai Ibu

(Terjemahan Bosco Arcals) Jakarta: Arcan.

Potter, P. A. & Perry, A. G. (2010). Fundamental keperawatan: konsep, proses,

dan praktik. Edisi 7. Buku 2. Jakarta: Salemba Medika

Puchalski, C. (2004). Spirituality and health. Diambil dari http://www.s spirituality health.com/gr/drop down.cgi? url: % 2 frewsh % 2 fit ems 5 2 fblank/ % 2 fitem 215. html & x = 22 & y=10 pada 20 September 2013. Purba dkk. (2008). Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah psikososial

dan gangguan jiwa. Medan: USU Press. 

Setyaningrum, R.F. (2013). Hubungan usia ibu primigravida dengan tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan diwilayah kerja

puskesmas pembantu kandangan bawen. Jurnal STIKES Ngudi Waluyo.

Stuart, G. W., & Sundeen, S. J. (1987). Principles and practice of psyhiatric

nursing. Washington D.C: Mosby.

Spielberger, C. D. (1997). State-trait anxiety inventory for adults. Redwood City: Mind Garden.


(53)

Tursilowati, Sri Yuni. (2007). Pengaruh peran serta suami terhadap tingkat kecemasan ibu hail dalam menghadapi proses persalinan didesa Jepat

Lor Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. Jurnal Kesehatan Surya Medika

Yogyakarta.

Utami, Agnita & Lestari, Widya. (2009). Perbedaan tingkat kecemasan

primigravida dan multigravida dalam menghadapi kehamilan. Jurnal

Ners Indonesia, No.1 Vol.2.

Young, C., Koopsen, C. (2007). Spiritualitas, kesehatan, dan penyembuhan. Medan: Bina Perintis.


(54)

No. Kode Responden ___

(Diisi Oleh Peneliti) FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Judul : Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida di RSU dr.Pirngadi Medan

Nama peneliti : Abdur Rasyid Sirait

Nim : 101101132

Saya adalah mahasiswa program S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan melihat gambaran Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida di RSU dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya mengharapkan partisipasi ibu dalam memberikan jawaban atas kuesioner ini sesuai dengan fakta ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban ibu, informasi yang ibu berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, ibu bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika ibu bersedia menjadi responden, silahkan menanda tangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti ibu bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Terimakasih atas perhatian ibu untuk penelitian ini.

Medan, April 2014 Responden


(55)

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan baik kemudian berikan tanda checklist (√) pada jawaban yang menurut bapak/ibu benar.

Kode Responden : A. Data Demografi

1. Umur :……Tahun

2. Suku : 1. ( ) Aceh 4. ( ) Minang 2. ( ) Batak 5. ( ) Melayu 3. ( ) Jawa 6. ( ) Lain-lain,

sebutkan ………. 3. Agama : 1. ( ) Islam 4. ( ) Hindu

2. ( ) Protestan 5. ( ) Budha 3. ( ) Katolik 6.Lain-lain,

sebutkan…... 4. Pendidikan Terakhir : 1. SD 4. Diploma

2. SMP 5. Sarjana 3. SMA

5. Pekerjaan : 1. Ibu rumah tangga 2. Wiraswasta 3. PNS

6. Jumlah Pendapatan Perbulan : 1. ( ) < Rp. 1.500.000/bln 2. ( ) > Rp. 1.500.000/bln


(56)

KUESIONER TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA

Petunjuk

Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dan beri tanda checklist (√) yang

menunjukkan perasaan anda saat ini. Tidak ada pernyataan yang benar ataupun salah. Jangan terlalu banyak menghabiskan waktu utuk menjawab satu pernyataan tetapi berilah jawaban untuk menggambarkan perasaan anda saat ini.

Keterangan: TP = Tidak pernah K = Kadang-kadang SR = Sering

SL = Selalu

No Pernyataan TP K SR SL

1 Saya merasa tenang dan nyaman dalam menjalani proses kehamilan saat ini

2 Saya merasa mantap kehamilan saya akan baik - baik saja

3 Saya merasa tersiksa menjalani kehamilan saat ini karena adanya gejala sulit tidur, mual dan muntah, kembung dan kaki kejang)

4 Saya merasa senang hati menjalani proses kehamilan saat ini karena merasa didukung oleh keluaga


(57)

5 Saya merasa santai menjalani kehamilan karena saya sering konsultasi ke tenaga kesehatan

6 Saya merasa bingung sesuatu akan terjadi kepada kehamilan apabila muncul gejala varises, sembelit, BAK yang sering

7 Saya merasa nyaman dan senang melakukan aktivitas menyapu, membersihkan rumah, memasak walaupun dalam keadaan hamil

8 Saya merasa gugup jika melakukan konsultasi kehamilan dikarenakan khawatir kondisi bayi dalam kandungan saya dinyatakan tidak normal 9 Saya merasa gelisah dengan kondisi kehamilan

saya saat ini yang membuat saya kelelahan

10 Saya merasa tegang jika merasakan gejala sesak nafas dan sakit punggung pada saat kehamilan 11 Saya merasa puas terhadap apa yang telah saya

lakukan dalam menjaga kehamilan saya (seperti konsultasi rutin dan olahraga ringan)

12 Saya merasa mampu melewati persalinan nanti walaupun saya belum mengetahui gambaran bagaimana persalinan

   


(58)

13 Saya merasa aman dengan kondisi kehamilan saat ini karena rajin mengikuti senam kehamilan dan menjaga asupan makanan bergizi

14 Saya merasa menyenangkan saat pemeriksaan kehamilan bayi dalam kandungan saya dinyatakan sehat

15 Saya merasa takut menjalani persalinan yang akan saya jalani nanti karena takut rasa sakit saat persalinan

16 Saya merasakan khawatir yang berlebihan jika telah muncul tanda persalinan seperti keluar air dari kemaluan tiba-tiba

17 Saya merasa cemas atas kemungkinan kehilangan bayi jika muncul gejala perdarahan pada saat persalinan

18 Saya merasa percaya diri mampu menjalani kehamilan ini hingga persalinan nanti

19 Saya merasa sedih jika membayangkan resiko buruk persalinan nanti (kondisi bayi saya yang tidak normal)

20 Saya merasa cemas membayangkan resiko keguguran pada saat persalinan


(59)

KUESIONER SPIRITUALITAS IBU PRIMIGRAVIDA Petunjuk pengisian :

Berilah tanda checklist ( √ ) pada setiap kolom jawaban yang tersedia dibawah ini

sesuai dengan situasi dan kondisi yang anda alami saat ini. Kuesioner ini bertujuan untuk melihat tingkat spiritualitas ibu primigravida. Tidak ada pernyataan yang salah atau benar. Jawablah sesuai yang menggambarkan yang anda rasakan.

Keterangan: TP = Tidak pernah KK = Kadang-kadang SR = Sering

SL = Selalu

No Pernyataan TP KK SR SL

1 Saya meyakini bahwa Tuhan yang menentukan hidup dan semua yang terjadi adalah kebaikan bagi diri saya

2 Saya lebih meningkatkan ibadah saya kepada Tuhan di usia kehamilan saya yang semakin dekat dengan persalinan

3 Saya berupaya menerapkan tuntunan agama dalam kehidupan sehari-hari

4 Saya memulai setiap aktivitas dengan berdoa terlebih dahulu

5 Saya merasa ibadah adalah cara untuk menghilangkan ketegangan selama kehamilan

6 Saya menjadikan hambatan-hambatan yang saya alami selama kehamilan sebagai sebuah pengalaman yang positif untuk berbuat lebih baik 7 Saya merasa optimis kehamilan saya akan

baik-baik saja sampai persalinan nanti  


(60)

8 Saya mengambil hikmah dari setiap kesulitan yang saya alami saat kehamilan

9 Saya merasa kehamilan menghalangi aktivitas rutin yang saya lakukan setiap hari

10 Saya tabah menghadapi cobaan yang saya alami selama kehamilan

11 Saya menginginkan orang lain berdoa untuk kelancaran kehamilan saya

12 Saya menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan orang lain selama kehamilan

13 Saya menjaga perkataan untuk tidak menghina orang lain selama saya hamil karena takut berdampak pada kehamilan saya

14 Saya merasa cemas ketika saya tidak mendapat perhatian dari keluarga selama kehamilan saya 15 Saya mencari tahu informasi mengenai kehamilan

dari teman, keluarga dan petugas kesehatan

16 Saya senang menghabiskan waktu kosong selama kehamilan dengan merawat hewan peliharaan saya atau merawat tanaman

17 Saya menghindari menyiksa atau membunuh hewan dan tumbuhan selama kehamilan

18 Saya menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan tempat tinggal saya

19 Saya menjaga makanan yang saya makan ketika hamil, seperti tidak makan nanan ataupun makanan lain yang berbahaya bagi kehamilan

20 Saat kehamilan saya merasa senang mengunjungi tempat-tempat wisata untuk menenangkan pikiran


(61)

Tabel 5.1.2.2 Distribusi Frekuensi Hasil Gambaran Tingkat Spiritualitas Ibu primigravida di RSU dr. Pirngadi

NO PERNYATAAN

TP

KK SR SL

f (%) F (%) F (%) F (%) Hubungan Dengan Tuhan

1 Saya meyakini bahwa Tuhan yang menentukan hidup dan semua yang terjadi adalah kebaikan bagi diri saya

0 (0) 3 (9,7) 13 (41,9) 15 (48,4)

2 Saya lebih meningkatkan ibadah saya kepada Tuhan di usia kehamilan saya yang semakin dekat dengan persalinan

0 (0) 0 (0) 19 (61,3) 12 (38,7)

3 Saya berupaya menerapkan tuntunan agama dalam kehidupan sehari-hari

0 (0) 10 (32,3) 13 (41,9) 8 (25,8)

4 Saya memulai setiap aktivitas dengan berdoa terlebih dahulu

0 (0) 10 (32,3) 14 (45,2) 7 (22,6)

5 Saya merasa ibadah adalah cara

untuk menghilangkan ketegangan selama kehamilan

0 (0) 2 (6,5) 19 (61,3) 10 (32,3)

Hubungan Dengan Diri Sendiri 6 Saya menjadikan

hambatan-hambatan yang saya alami selama kehamilan sebagai sebuah pengalaman yang positif untuk berbuat lebih baik

0 (0) 10 (32,3) 13 (41,9) 8 (25,8)

7 Saya merasa optimis kehamilan saya akan baik-baik saja sampai persalinan nanti

0 (0) 2 (6,5) 20 (64,5) 9 (29,0)

8 Saya mengambil hikmah dari setiap kesulitan yang saya alami saat kehamilan

0 (0) 10 (32,3) 14 (45,2) 7 (22,6)

9 Saya merasa kehamilan menghalangi aktivitas rutin yang saya lakukan setiap hari

10 (32,3) 14 (45,2) 7 (22,6) 0 (0)

10 Saya tabah menghadapi cobaan yang saya alami selama kehamilan

0 (0) 6 (19,4) 14 (45,2) 11 (35,5)

 

Hubungan dengan Orang lain 11 Saya menginginkan orang lain

berdoa untuk kelancaran kehamilan saya


(62)

12 Saya menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan orang lain selama kehamilan

0 (0) 3 (9,7) 18 (58,1) 10 (32,3)

13 Saya menjaga perkataan untuk tidak menghina orang lain selama saya hamil karena takut berdampak pada kehamilan saya

0 (0) 6 (19,4) 14 (45,2) 11 (35,5)

14 Saya merasa cemas ketika saya tidak mendapat perhatian dari keluarga selama kehamilan saya

5 (16,1) 14 (45,2) 9 (29,0) 3 (9,7)

15 Saya mencari tahu informasi mengenai kehamilan dari teman, keluarga dan petugas kesehatan

0 (0) 3 (9,7) 20 (64,5) 8 (25,8)

Hubungan dengan Alam

16 Saya senang menghabiskan waktu kosong selama kehamilan dengan merawat hewan peliharaan saya atau merawat tanaman

11 (35,5) 19 (61,3) 1 (3,2) 0 (0)

17 Saya menghindari menyiksa atau membunuh hewan dan tumbuhan selama kehamilan

6 (19,4) 5 (16,1) 9 (29,0) 11 (35,5)

18 Saya menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan tempat tinggal saya

1 (3,2) 5 (16,1) 14 (45,2) 11 (35,5)

19 Saya menjaga makanan yang saya makan ketika hamil, seperti tidak makan nanan ataupun makanan lain yang berbahaya bagi kehamilan

0 (0) 11 (35,5) 5 (16,1) 15 (48,4)

20 Saat kehamilan saya merasa senang mengunjungi tempat-tempat wisata untuk menenangkan pikiran


(63)

Tabel 5.1.3.2 Distribusi Frekuensi Hasil Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu primigravida di RSU dr. Pirngadi

NO PERNYATAAN TP

KK SR SL

f (%) f (%) F (%) f (%) 1 Saya merasa tenang dan nyaman

dalam menjalani proses kehamilan saat ini

0 (0) 4 (12,9) 18 (58,1) 9 (29,0)

2 Saya merasa mantap kehamilan saya akan baik - baik saja

0 (0) 3 (9,7) 15 (48,4) 13 (41,9)

3 Saya merasa tersiksa menjalani kehamilan saat ini karena adanya gejala sulit tidur, mual dan muntah, kembung dan kaki kejang)

16 (51,6) 15 (48,4) 0 (0) 0 (0)

4 Saya merasa senang hati menjalani proses kehamilan saat ini karena merasa didukung oleh keluaga

0 (0) 2 (6,5) 12 (38,7) 17 54,8)

5 Saya merasa santai menjalani kehamilan karena saya sering konsultasi ke tenaga kesehatan

0 (0) 5 (16,1) 8 (25,8) 18 (58,1)

6 Saya merasa bingung sesuatu akan terjadi kepada kehamilan apabila muncul gejala varises, sembelit, BAK yang sering

8 (25,8) 19 (61,3) 2 (6,5) 2 (6,5)

7 Saya merasa nyaman dan senang melakukan aktivitas menyapu, membersihkan rumah, memasak walaupun dalam keadaan hamil

0 (0) 3 (9,7) 7 (22,6) 21 (67,7)

8 Saya merasa gugup jika melakukan konsultasi kehamilan dikarenakan khawatir kondisi bayi dalam kandungan saya dinyatakan tidak normal

9 (29,0) 17 (54,8) 2 (6,5) 3 (9,7)

9 Saya merasa gelisah dengan kondisi kehamilan saya saat ini yang membuat saya kelelahan

8 (25,8) 18 (58,1) 0 (0) 5 (16,1)

10 Saya merasa tegang jika merasakan gejala sesak nafas dan sakit punggung pada saat kehamilan

7 (22,6) 16 (51,6) 5 (16,1) 3 (9,7)

11 Saya merasa puas terhadap apa yang telah saya lakukan dalam menjaga kehamilan saya (seperti konsultasi rutin dan olahraga ringan)

0 (0) 3 (9,7) 12 (38,7) 16 (51,6)


(64)

12 Saya merasa mampu melewati persalinan nanti walaupun saya belum mengetahui gambaran bagaimana persalinan

0 (0) 3 (9,7) 14 (45,2) 14 (45,2)

13 Saya merasa aman dengan kondisi kehamilan saat ini karena rajin mengikuti senam kehamilan dan menjaga asupan makanan bergizi

0 (0) 4 (12,9) 14 (45,2) 13 (41,9)

14 Saya merasa menyenangkan saat pemeriksaan kehamilan bayi dalam kandungan saya dinyatakan sehat

0 (0) 0 (0) 14 (45,2) 17 (54,8)

15 Saya merasa takut menjalani persalinan yang akan saya jalani nanti karena takut rasa sakit saat persalinan

8 (25,8) 14 (45,2) 4 (12,9) 5 (16,1)

16 Saya merasakan khawatir yang berlebihan jika telah muncul tanda persalinan seperti keluar air dari kemaluan tiba-tiba

7 (22,6) 18 (58,1) 3 (9,7) 3 (9,7)

17 Saya merasa cemas atas kemungkinan kehilangan bayi jika muncul gejala perdarahan pada saat persalinan

2 (6,5) 19 (61,3) 2 (6,5) 8 (25,8)

18 Saya merasa percaya diri mampu menjalani kehamilan ini hingga persalinan nanti

0 (0) 1 (3,2) 17 (54,8) 13 (41,9)

19 Saya merasa sedih jika membayangkan resiko buruk persalinan nanti (kondisi bayi saya yang tidak normal)

2 (6,5) 19 (61,3) 7 (22,6) 3 (9,7)

20 Saya merasa cemas

membayangkan resiko keguguran pada saat persalinan


(65)

Hasil Penelitian

1. Tingkat Spiritualitas

TingkatSpiriualitas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Rendah 5 16.1 16.1 16.1

Tinggi 26 83.9 83.9 100.0 Total 31 100.0 100.0

2. Tingkat Kecemasan

TingkatKecemasan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Ringan 19 61.3 61.3 61.3

Sedang 12 38.7 38.7 100.0 Total 31 100.0 100.0


(66)

TAKSASI DANA

No Kegiatan Biaya

1. Skripsi 1. Internet

2. Kertas A4 80gr 1 rim 3. Print

4. Fotocopy memperbanyak Skripsi

Rp. 100.000 Rp. 72.000 Rp. 200.000 Rp. 50.000 2. Pengumpulan Data

1. Transportasi 2. Cenderamata

3. Biaya Administrasi Rumah Sakit

Rp. 150.000 Rp. 100.000 Rp. 400.000,-

3. Sidang skripsi Rp. 300.000

4. Biaya Tak Terduga Rp.100.000


(67)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Abdur Rasyid Sirait

Tempat/Tanggal Lahir : Padangsidimpuan / 23 April 1992 Jenis Kelamin : Laki - Laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Dr.Mansur Gang sipirok no. 3 Medan.

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 200212 Padangsidimpuan 1998-2004 2. SLTP N 2 Padangsidimpuan 2004-2007

3. SMU N 3 Padangsidimpuan 2007-2010 4. S1 Keperawatan USU 2010


(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(1)

   


(2)

   


(3)

   


(4)

   


(5)

   


(6)