DEFINISI ANAK STATUS REFRAKSI PADA ANAK Simple Myopia, disebut juga miopia fisiologis atau developmental Pathologic Myopia, disebut juga Malignant, progressive atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 DEFINISI ANAK

Pengertian anak menurut pasal 1 ayat 1 Undang-undang nomor 23 tahun 2002 Tentang perlindungan anak, yang dimaksud anak menurut Undang-undang tersebut adalah seseorang yang belum berumur 18 delapan belas tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.

II.2 STATUS REFRAKSI PADA ANAK

Status refraksi pada anak berubah seiring dengan perubahan panjang sumbu bola mata, kornea dan lensa semakin rata. Secara umum, bayi baru lahir Hiperopia, kemudian menjadi lebih hiperopik sampai usia 7 tahun, lalu mengalami Myopic shift menjadi plano, saat bola mata sudah cukup matang yang biasanya terjadi pada usia 16 tahun. Perubahan dalam kesalahan refraksi sangat luas, namun jika Miopia terjadi sebelum usia 10 tahun, resiko Miopia dengan koreksi spheris 6D atau lebih akan mungkin terjadi. Astigmatisma biasa terjadi pada bayi, sering mengalami regresi. Fouraker, Hered, Isbey et all, AAO, 2014 Emmetropization adalah suatu proses perkembangan pada mata dimana kekuatan refraksi dari segmen anterior dengan sumbu bolamata berkesinambungan untuk mencapai Emmetropia. Contoh dari hal ini ialah hilangnya astigmatisma pada bayi dan hilangnya Hiperopia pada anak umur 6-8 tahun. Penelitian pada binatang menunjukkan jika pemaksaan Universitas Sumatera Utara Hiperopia atau Miopia dengan lensa kacamata pada bayi, hal ini akan mengakibatkan sumbu bolamata menjadi lebih panjang sehingga menghilangkan pemaksaan kesalahan refraksi. Fouraker, Hered, Isbey et all, AAO, 2014

II.3 DEFINISI KELAINAN REFRAKSI

Kelainan refraksi atau ametropia adalah suatu keadaan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang berasal dari jarak tak terhingga masuk ke mata tanpa akomodasi dibiaskan tidak tepat di retina. American Academy of Ophthalmology,2011 Kelainan refraksi dikelompokkan atas; khurana AK,2007  Miopia  Hipermetropia  Astigmatisma Kelainan refraksi merupakan penyakit mata nomor 1 22,1 dari 10 penyakit mata di Indonesia, dengan prevalensi 0,14 sebagai penyebab kebutaan setelah katarak dan glaukoma. Sedangkan miopia merupakan kelainan refraksi yang hampir selalu menduduki urutan teratas dibanding hipemetropia dan astigmatisma. Sementara 10 dari 66 juta anak usia sekolah 5-19 tahun menderita kelainan refraksi. Sampai saat ini angka pemakaian kacamata koreksi masih sangat rendah, yaitu 12,5 dari prevalensi. GB Hamurwono,1884,Depkes,1983 Universitas Sumatera Utara

II.3.1 Miopia

Miopia atau rabun jauh merupakan jenis kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar sumbu penglihatan yang datang dari jarak tak terhingga difokuskan didepan retina saat tidak berakomodasi. Untuk dapat melihat dengan jelas sinar yang datang pada mata akan dibiaskan oleh kornea dan lensa sedemikian sehingga sinar-sinar tersebut terfokus tepat di retina. Agar hal ini dapat tercapai, diperlukan keseimbangan antara daya bias kornea dan lensa dengan panjang sumbu bola mata. panjang sumbu bola mata normal antara 23-25 mm, sedangkan daya bias kornea dan lensa masing-masing 43,05 D dan 19,11 D.AAO,2014 Miopia dibedakan menurut derajatnya menjadi miopia rendah, sedang dan tinggi. Sedangkan berdasarkan keadaan klinisnya dibedakan menjadi miopia simplek, intermediate dan patologis. Parera, CA,1957; Pruett, 1994 Menurut American Optometric Association 2006, miopia secara klinis dapat terbagi lima yaitu: 1. Miopia Simpleks : Miopia yang disebabkan oleh dimensi bola mata yang terlalu panjang atau indeks bias kornea maupun lensa kristalina yang terlalu tinggi. 2. Miopia Nokturnal : Miopia yang hanya terjadi pada saat kondisi di sekelilingkurang cahaya. Sebenarnya, fokus titik jauh mata seseorang bervariasi terhadaptahap pencahayaan yang ada. Miopia ini dipercaya penyebabnya adalah pupilyang membuka terlalu lebar untuk Universitas Sumatera Utara memasukkan lebih banyak ,cahaya, sehingga menimbulkan aberasi dan menambah kondisi miopia. 3. Pseudomiopia : Diakibatkan oleh rangsangan yang berlebihan terhadap mekanisme akomodasi sehingga terjadi kekejangan pada otot–otot siliar yang memegang lensa kristalina. Di Indonesia, disebut dengan miopia palsu, karena memang sifat miopia ini hanya sementara sampai kekejangan akomodasinya dapat direlaksasikan. Untuk kasus ini, tidak boleh buru – buru memberikanlensa koreksi. 4. Miopia Degeneretif : Disebut juga sebagai miopia degeneratif, miopia malignaatau miopia progresif. Biasanya merupakan miopia derajat tinggi dan tajam penglihatannya juga di bawah normal meskipun telah mendapat koreksi. Miopia jenis ini bertambah buruk dari waktu ke waktu. 5. Miopia Induksi : Miopia yang diakibatkan oleh pemakaian obat – obatan, naik turunnya kadar gula darah, terjadinya sklerosis pada nukleus lensa dan sebagainya. Pengelompokan miopia berdasarkan penyebabnya : Khurana, 2007 a. Miopia aksial , miopia yang disebabkan oleh peningkatan panjang antero-posterior bola mata. Merupakan bentuk miopia yang paling sering dijumpai. b. Miopia refraktif , miopia yang disebabkan oleh peningkatan kekuatan refraksi mata. Miopia ini dibedakan atas: • Curvatural myopia, miopia yang disebabkan oleh peningkatan kelengkungan kornea, lensa, atau keduanya, sehingga kekuatan Universitas Sumatera Utara refraksi meningkat. Misalnya pada keratokonus, atau pada hiperglikemia sedang ataupun berat, yang menyebabkan lensa membesar. • Index myopia, disebabkan peningkatan indeks refraksi lensa mata. • Positional myopia, miopia yang disebabkan pergerakan lensa mata ke anterior. Pengelompokan miopia secara klinis : Khurana,2007;Lang,2000

a. Simple Myopia, disebut juga miopia fisiologis atau developmental

myopia atau school myopia, yang berhubungan dengan variasi proses pertumbuhan normal dari bola mata atau media refraksinya dan menimbulkan miopia ringan atau sedang.

b. Pathologic Myopia, disebut juga Malignant, progressive atau

degenerative myopia. Merupakan miopia derajat tinggi akibat pertumbuhan panjang aksis bola mata yang berlebihan. Berdasarkan waktu terjadinya, miopia dibedakan atas: AAO,2011; khurana, 2007 a. Congenital myopia, miopia yang timbul sejak lahir, biasanya didiagnosa pada umur 2-3 tahun. Miopia ini biasanya berhubungan dengan kelainan kongenital seperti katarak, mikrophthalmia, aniridia atau megalokornea.

b. Juvenile onset myopia, yaitu miopia yang timbul pada saat usia anak-