F w pdL Y f wL gaya tanpa gesekan ! semakin tinggi
F w pdL Y f wL gaya tanpa gesekan ! semakin tinggi
0 koefisien gesek = semakin besar perbedaan dgn gaya sebenarnya.
5. Regangan deformasi
o ln
t f K n
6. Tegangan alir rata-rata (average flow stress) Y f
1 n
7. Torsi yang dibutuhkan untuk proses deformasi T 0 . 5 FL
8. Daya yang dibutuhkan oleh proses P 2 FL
Analisa proses Rolling (cont’d)
Metal Forming
1. Suatu strip tembaga yg mengalami proses annealing mempunyai lebar 9 in.(228
mm) dan tebal 1 in.(25 mm), diroll menjadi setebal 0.8 in.(20 mm). Jari-jari roll sebesar 12 in.(300 mm) dan berotasi pada 100 rpm. Diketahui, tegangan saat tidak teregang 12000 psi dan tegangan saat ketebalan 0.8 in adalah 40000 psi. Hitung gaya roll dan daya dalam operasi ini .!
Jawaban :
L = R (ho – hf) = 12 ( 1 - 0.8 ) = 1.55 in. = 0.13 ft
• True strain =
= ln ( 1 0.8 ) = 0.223
• Y f sebesar = (12000 + 40000)2 psi = 26000 psi. Jadi F = L w Yrata-rata = (1.55) (9) (26000) = 363000 lb = 1.6 MN
• Daya per roll dimana N = 100 dan L = 0.13 ft. Maka :
Daya = 2 F L N 33000 = 2 (363000) (0.13) (100) 33000 = 898 hP = 670 kN • Maka daya total dalam rolling adalah 1796 hP = 1340 kN
Analisa proses Rolling (cont’d)
Metal Forming
2. Baja slab AISI 1015 dari tebal h o = 300mm, lebar w o = 1000mm, di lakukan
pengerolan panas (hot-rolled) pd 1000 o C dgn rol berdiameter 600mm. Gesekan = 0.3. Pengurangan ketebalan hingga 27 mm. Kecepatan roll 1.2
ms. Hitung gaya rol dan kebutuhan daya. Jawaban : • Ketebalan setelah rolling = h1 = 273 mm.
• Pengurangan ketebalan = e c = 27300 = 9.
• Regangan (true strain), e = ln(300273) = 0.094 h ave = (300+273)2 =
286.5mm.
• L = [(300)(27)] -1 = 90mm = 0.09 m. έ= (1.2)(0.094)0.09 = 1.25 s . • Diketahui C=120 MPa, m=0.1. Y 0.1
f = 120(1.25) = 123 MPa.
• Cek hL = 286.590 = 3.2 inhomogenous deformation. • Jadi Gaya rol = F = (1.15)(123)(2)(0.09)(1)= 25.46 MN (2800 tonf). • Daya yg dibutuhkan = (25.46)(0.09)(1.2)0.3 = 9170 kW.
Parameter Material dan Proses Rolling
Metal Forming
Parameter Material :
Keuletan (ductility) Koefisien gesek (coefficient of friction) Kekuatan (strength), modulus dan Poisson’s ratio
Parameter Proses :
Kecepatan roller (vr) Daya (power) Draft (pengurangan ketebalan) Pelumasan (lubrication)
Penge-rol-an Bentuk (Shape Rolling)
Metal Forming
• Sebagai tambahan thd parameter material dan proses, roller
(penge-rol) berlaku spt satu set dies dan harus di pra-bentuk (pre-formed) untuk mendapatkan bentuk negatif dari penampang .
• Mungkin terdapat lebih dari satu set roller yang dibutuhkan
untuk mengurangimembentuk bendakerja hingga berbentuk sesuai yg di inginkan .
gambar
Konfigurasi Rolling Mill
Metal Forming
a) two high
b) three high
c) four high
d) cluster mill
e) tandem rolling mill
Penge-rol-an Cincin (Ring Rolling)
Metal Forming
• Untuk membuat sbh cincin yg lebih besar atau lebih kecil dari
ukuran cincin awal. • Biasanya proses hot-rolling digunakan untuk cincin (ring)
besar dan cold rolling untuk cincin kecil. • Aplikasi umumnya : bearing races, steel tires, cincin untuk
pressure vessel.
Penge-rol-an Thread (Thread Rolling)
Metal Forming
• Proses manufaktur thread luar (external). • Menggunakan proses Cold rolling. • Laju produksi yang tinggi kompetitif hingga 8 part
per detik.
Penge-rol-an Roda Gigi (Gear Rolling)
Metal Forming
• Proses pengerjaannya sama dengan proses untuk
screw thread. • Umumnya diterapkan pada roda-gigi helix (helical
gears). • Menghasilkan keuntungan-2 :
Penggunaan material yg lebih baik. Permukaan yang lebih halus. Thread yg lebih kuat karena pengerasan yg tjd selama proses
pengerjaan. Ketahanan lelah (fatigue) yg lebih baik karena faktor tekanan
(kompresi).
Roll Piercing
Metal Forming
• Merupakan proses Hot working. • Biasa digunakan untuk menghasilkan tabung dinding tebal
tanpa sambungan (seamless thick-wall tubes)
Forging - Pendahuluan
Metal Forming
Penempaan (Forging): Sebuah proses dimana benda kerja
dibentuk dengan gaya tekan (kompresif) melalui cetakan (die) dan tool.
Dikenal sejak 4000 SM – mungkin lebih dari 8000 SM. Produk tempa: bolts rivet, connecting rods, shafts untuk
turbin, gear, hand tools, structural components untuk permesinan, pesawat terbang, rel, dan berbagai peralatan transportasi.
Forging – Pendahuluan (cont’d)
Metal Forming
Part yang ditempa memiliki kekuatan dan ketangguhan, sangat
baik diaplikasikan pada kondisi high stress dan kritis.
Proses Tempa
Tempa Dingin (Cold forging) • Membutuhkan daya yang lebih besar • Benda kerja harus ulet dalam temperatur ruang • Menghasilkan part dengan permukaan akhir dan akurasi dimensi
yang baik Tempa Panas (warmhot forging) • Membutuhkan daya yang lebih kecil
• Part yang dihasilkan memiliki permukaan akhir dan akurasi dimensi yang tidak begitu baik
Forging – Pendahuluan (cont’d)
Metal Forming
Gambar : outline proses forging dan operasi2 yg berhubungan
Forging
Metal Forming
Open-die forging
Flashless forging
(Closed die forging)
Impression-die forging
Mekanika proses Forging
Metal Forming
Dibawah kondisi ideal :
Dimana F = gaya forging
o ln
h
Y f = Tegangan alir (flow stress)
F Y f A
A = Penampang bendakerja
Produk Forging
Metal Forming
Produksi Connecting Rod
Metal Forming
Forging
Metal Forming
•Pada open-die forging terjadi barreling (lihat gambar atas). •Pada hot forging issue menjadi lebih kompleks karena distribusi
thermal di dalam bendakerja dan aliran metal yg terjadi.
Faktor Bentuk (Shape factor)
Metal Forming
Load-stroke curve
Gaya aktual proses Forging lebih
besar dari kondisi ideal :
F K Y f A (1)
Faktor bentuk diperlukan untuk mengoreksi efek barelling dan gesekan.
0 . 4 D (2) K f 1
h
2 2 r
F Y f 1
3 h (3)
Faktor Bentuk (Shape Factor)
Metal Forming
Perhitungan Gaya Forging
Metal Forming
Soal: Sebuah logam silinder terbuat dari stainless steel 304 dengan
diameter 150 mm dan tinggi 100 mm. Benda tersebut akan dikurangi tingginya 50 pada temperatur ruang menggunakan open-die forging dengan die yang datar. Diasumsikan koefisien friksi adalah 0,2, hitunglah gaya tempa pada bagian ujung langkah (stroke).
Jawab: Tinggi akhir h = 1002 = 50 mm, dan radius akhir, r, didapatkan
dengan volume konstan. Dengan menghitung volume awal dan akhir, didapatkan:
() (75) 2 (100) = () (r) 2 (50) r = 106 mm.
Perhitungan Gaya Forging (cont’d)
Metal Forming
Nilai true strain benda kerja :
= ln (10050) = 0,69
Berdasarkan kurva stress strain, didapatkan tegangan aliran
untuk stainless steel pada regangan aktual 0,69 adalah kurang lebih 1000 MPa. Sehingga besar gaya tempa adalah:
F = (1000) (10 6 ) () (0.106) 2 {1 + (2) (0.2) (0.106) ((3) (0.050))} = 4,5 x 10 7 N = 45 MN = 10 7 lb = 5000 tons
Open-die Forging
Metal Forming
Fullering
Edging
Cogging
Open-die Forging
Metal Forming
3 Jenis Open-die Forging :
Fullering
Pengurangan penampang workpiece (benda kerja) yang diperlukan untuk proses pembentukan selanjutnya.
Menggunakan Dies dengan permukaan cembung (convex surface cavity).
Edging
Sama dengan Fullering, tapi dies memiliki permukaan cekung (concave surface cavitiy).
Cogging
Dies terbuka dengan permukaan rata atau sedikit berkontur mengurangi penampang dan meningkatkan panjang.
Tidak menghasilkan net-shape produk masih memerlukan
proses pemesinan untuk mendapatkan net-shape produk.
Impression-die Forging
Metal Forming
Dies memiliki bentuk kebalikan dari bentuk benda-kerja . Flash dimungkinkan pada bagian parting surface . Flash
berfungsi untuk menjaga aliran logam dan membantu untuk mengisi bagian-bagian dies yang dalam dari cavity (intricate part).
Membutuhkan Gaya forging yang lebih dibanding open-
die forging . Faktor bentuk (Shape factor) memiliki nilai yg lebih tinggi.
Impression-die Forging
Metal Forming
Gaya yang paling besar terjadi pada bagian akhir
proses ketika proyeksi penampang benda-kerja awal (blank) dan gesekan adalah yang terbesar .
Progessive dies diperlukan untuk merubah bentuk
awal benda-kerja menjadi geometri akhir yang di- inginkan.
Pemesinan diperlukan untuk menghasilkan
toleransi akhir yang diinginkan.
Impression-die Forging
Metal Forming
Pros:
Laju produksi tinggi
Forging
Machining
conservation of metal Menghasilkan kekuatan produk yg lebih baik Orientasi grain yang diinginkan
Flashless Forging
Metal Forming
Conventional forging part Precision forging part
Flashless Forging (Closed Die Forging)
Metal Forming
Pengendalian volume adalah penting Menghasilkan produk akhir yang presisi yang kebalikan dari
geometri cavity (dies) Biasanya digunakan untuk material aluminum dan magnesium
alloy.
Perbandingan Closed-die dan Flash Forging
Metal Forming
Corning
Metal
Forming
Drop Hammer dan Dies
Metal Forming
Webs – Bagian tipis paralel thd parting line. Ribs – Bagian tipis tegak-lurus thd parting line Gutter – Area untuk menampung flash
Dies normalnya dibuat dari baja dengan high impact strength dan high wear resistance.
Upsetting dan Heading
Metal Forming
Bagian awal dari benda-kerja (stock) di tempa untuk membentuk bagian kepala menggunakan closed-die forging.
Upsetting dan Heading
Metal Forming
Upsetting digunakan untuk membentuk kepada dari mur dan baut dengan bentuk geometri yang berbeda.
Swaging
Metal Forming
Swaging digunakan untuk mengurangi penampang dari batang atau tabung yang telah di tempa (forging) menggunakan sepasang Dies yg berputar (rotating dies).
Sebuah mandrel kadang- kadang digunakan untuk mengendalikan bentuk internal dari tube (tabung).
Roll Forging
Metal Forming
Orbital Forging
Metal Forming
Kontak area yang kecil mengurangi gaya forging yg dibutuhkan secara substansial.
Hobbing
Metal Forming
Proses penekanan die terhadap benda-kerja yang lebih lunak untuk
menghasilkan bentuk akhir.
Trimming
Metal Forming
adalah sebuah proses pengguntingan untuk menghilangkan flash dari benda-kerja
Cacat Forging
Metal Forming
Cacat Forging
Metal Forming
Jika volume material tidak mencukupi untuk mengisi rongga cetak, akan muncul web buckle atau lap
Jika web buckle terlalu tebal, material sisa akan mengalir ke bagian yang telah dibentuk sehingga menimbulkan retak internal.
Penyebab lain adalah: Radius yang bervariasi dari rongga cetak Material yang tidak uniform Gradien temperatur selama penempaan Perubahan mikrostruktur yang disebabkan oleh tranformasi
fase Cacat tempa dapat menyebabkan kerusakan fatik sehingga
menimbulkan masalah korosi dan keausan komponen.
Design Considerations
Metal Forming
1. Material
2. Die design
3. Machine
Machine processing range Machine process setting
Design Considerations
Metal Forming
1. Material
2. Die Design
Ductility
Number of die stations
(progressive die) Strength
Geometric complexity of the Plastic deformation law part (constitutive
relationship)
Die geometric details
• Coefficient Draft angle, fillet, radii
(Dieworkpiece)
• Webs and ribs
• Variation of properties at Flash
processing temperature
Parting surface and parting
range
direction Die material Die life
Design Considerations
Metal Forming
3. Machine processing range
Maximum forging force Maximum power Maximum speed Maximum die size
4. Machine process setting
No. of stations Velocity profile Temperature time profile Force
Proses Ekstrusi (Extrusion)
Metal Forming
Gambar :
• Ekstrusi: Sebuah billet (biasanya bundar) yg diberikan gaya
melalui sebuah cetakan dengan cara seperti keluarnya pasta gigi dari tube.
• Material ekstrusi: aluminum, copper, steel, magnesium dan lead
Produk Ekstrusi
Metal Forming
Gambar :
• Produk ekstrusi: rel sliding door, tabung, bentuk struktural dan arsitektur, frame pintu dan jendela.
Tipe Proses Ekstrusi
Metal Forming
Gambar :
Proses Ekstrusi (cont’d)
Metal Forming
Gambar :
Circumscribing Circle Diameter (CCD): diameter lingkaran terkecil penampang melintang benda kerja yang diekstrusi
Faktor bentuk: kompleksitas sebuah proses ekstrusi merupakan fungsi rasio dari keliling produk yang diekstrusi terhadap luas penampang melintangnya.
Proses Ekstrusi (cont’d)
Metal Forming
Gaya Ekstrusi :
F o A k ln A
f
k adl konstanta ekstrusi, A o dan A f adl billet dan penampang produk yg di ekstrusi.
Gambar :
Contoh Perhitungan Ekstrusi Panas
Metal Forming
Soal : Sebuah billet bundar dengan bahan kuningan (brass)
diekstrusi pada temperatur 675 o C (1250 F). Diameter billet adalah 5 in (125 mm) dan diameter ekstrusi adalah 2 in. (50
o
mm). Hitunglah gaya ekstrusi yang dibutuhkan
Jawab : Gaya ekstrusi menggunakan persamaan 1, dimana konstanta ekstrusi, k, didapatkan pada grafik konstanta k. Untuk material ini, didapatkan k = 35.000 psi (250 MPa) pada temperatur ekstrusi. Sehingga:
2 2 2 F = (2,5) 6 (35.000) ln [ (2.5) ( (1.0) ) ] = 1,26 x 10 lb = 630 ton = 5.5 MN
Aliran Logam Proses Ekstrusi
Metal Forming
Gambar :
Ekstrusi Panas
Metal Forming
Jangkauan (range) temperatur ekstrusi untuk berbagai logam
Aluminum and its alloys 375 – 475 Copper and its alloys
Refractory alloys
975 - 20
Gambar :
Ekstrusi Panas (cont’d)
Metal Forming
Gambar :
Ekstrusi Panas (cont’d)
Metal Forming
Gambar :
Material Pelumas Ekstrusi Panas
Metal Forming
Biasanya digunakan hot-work die steel. Coating seperti zircona dapat diberikan pada die
untuk memperpanjang umurnya Glass adalah pelumas yang baik untuk baja,
stainless steel, dan logam serta paduan temperatur tinggi.
Ekstrusi Dingin
Metal Forming
Gambar :
• Ekstrusi dingin memiliki keuntungan dibanding ekstrusi panas :
Perbaikan sifat mekanik yang dihasilkan dari pengerasan kerja (work-
hardening), dimana panas yang ditimbulkan oleh deformasi plastis dan friksi tidak merekristalisasi logam yang diekstrusi.
Pengendalian toleransi dimensi yang baik, mengurangi kebutuhan operasi permesinan maupun finishing lanjut.
Perbaikan permukaan akhir, karena tidak adanya lapisan film oksida. Tidak diperlukannya pemanasan billet. Laju produksi dan biaya yang kompetitif dengan metode lain untuk
memproduksi part yang sama.
Ekstrusi Impak
Metal Forming
Gambar :
Ekstrusi Hidrostatik
Metal Forming
• Medium yang digunakan untuk menekan adalah fluida
incompressible . • Tidak terdapat friksi container-dinding. • Tekanan yang diberikan sebesar 1400 MPa (200 ksi). • Biasanya dilakukan pada temperatur ruang, menggunakan minyak
tumbuhan karena viskositasnya tidak berubah karena tekanan. • Untuk temperatur tinggi, digunakan fluida lilin, polimer dan glass. • Material yang rapuh dapat diproses karena tekanan hidrostatik
dapat meningkatkan keuletan material. • Aplikasinya terbatas di dunia industri, karena peralatan yang
kompleks dan waktu siklus yang lama.
Cacat Ekstrusi
Metal Forming
Retak permukaan (surface cracking):
Karena temperatur, friksi atau kecepatan terlalu tinggi Retak yang terjadi adalah intergranular (sepanjang batas butiran) Sering terjadi pada aluminum, magnesium dan zinc Cacat bambu (Bamboo defect): pada tempertur lebih rendah, akibat
tekanan yang tidak konstan Pipa
Diminimalkan dengan memdofikasi bentuk aliran logam agar seragam
Menghilangkan kotoran (impurities) pada permukaan billet dengan etching kimia
Retak internal (internal cracking)
Bertambah seiring meningkatnya sudut die Bertambah dengan meningkatnya jumlah pengotor Menurun dengan bertambahnya rasio ekstrusi dan friksi
Cacat Ekstrusi (cont’d)
Metal Forming
Gambar :
Peralatan Ekstrusi
Metal Forming
Gambar :
• Peralatan dasar ekstrusi adalah sebuah press hidrolik horisontal • Kapasitas gaya ram setinggi maksimal 120 MN (14.000 ton) untuk
memproduksi billet besar dengan ekstrusi panas • Pres hidrolik vertikal digunakan untuk ekstrusi dingin dan
kapasitasnya lebih rendah dibanding ekstrusi panas.
Proses Penarikan (Drawing)
Metal Forming
• Penarikan (Drawing): Sebuah operasi dimana penampang
melintang rod solid, kawatkabel (wire) atau tabung dikurangi atau diubah bentuknya dengan menariknya melalui cetakan .
• Rod yang ditarik digunakan untuk as, spindel, dan piston kecil • Rod memiliki penampang melintang lebih besar daripada
kawatkabel (wire). • Di industri, wire didefinisikan sebagai sebuah rod yang telah
ditarik melalui cetakan minimal sekali. Aplikasi: kabel listrik, kabel, tension-loaded structural members, elektroda las, per (springs), paper clips, dan kawat instrumen musik.
Proses Penarikan (Drawing) (cont’d)
Metal Forming
Gambar :
• Gaya penarikan:
Y avg adalah tegangan aktual rata-rata material dalam gap cetakan.
• Jika reduksi bertambah, gaya penarikan semakin tinggi. • Idealnya, reduksi maksimum luas penampang melintang per
laluan adalah 63.
Operasi Penarikan (drawing)
Metal Forming
Gambar :
Sheet Metal Forming
Karakteristik Pembentukan Logam Lembaran
Metal Forming
Proses
Karakteristik
Roll Forming
Part panjang dengan penampang konstan, permukaan akhir baik, laju produksi tinggi, biaya tool tinggi
Stretch Forming
Part besar dengan kontur yang rendah, cocok untuk jumlah produksi rendah, biaya pekerja tinggi, biaya peralatan dan tool tergantung ukuran part
Drawing
Part sederhana dengan kontur rendah atau dalam, laju produksi tinggi, biaya peralatan dan tool tinggi
Stamping
Terdiri dari: blanking, embossing, bending, flanging dan coining; bentuk sederhana dan kompleks pada laju produksi tinggi, biaya peralatan dan tool, biaya pekerja rendah
Rubber forming
Drawing dan embossing bentuk sederhana dan kompleks, permukaan lembaran diproteksi dengan membran karet, operasi fleksibel, biaya tool rendah
Spinning
Part aksisimetris kecil atau besar, permukaan akhir baik, biaya tool rendah, biaya pekerja dapat tinggi kecuali proses diotomasikan
Karakteristik Pembentukan Logam Lembaran
Metal Forming
Bentuk kompleks, detail dan toleransi yang kecil, waktu
Forming
pembentukan lama, laju produksi rendah, part tidak cocok untuk temperatur tinggi
Peen Forming
Kontur yang rendah pada lembaran yang lebar, operasi fleksibel, biaya peralatan dapat tinggi, prosse menggunakan part pengencang
Explosive Forming Lembaran yang sangat lebar dengan bentuk yang kompleks
meskipun biasanya aksisimetris, biaya tooling rendah, biaya pekerja tinggi, cocok untuk jumlah produksi rendah, waktu siklus rendah
Magnetic-pulse
Pembentukan kontur rendah, bulging dan embossing pada
Forming
lembaran dengan kekuatan yang rendah, cocok untuk bentuk tabung, laju produksi tinggi, membutuhkan tool khusus
Punching Force (gaya pemukulan)
Metal Forming
• Gaya maksimum pemukulan , F :
F = 0,7 x T x L x (UTS)
dimana: T = ketebalan lembaran L = panjang total yang dipotong (misalnya keliling lubang
pemotongan) UTS = Ultimate Tensile Strength material.
Contoh perhitungan
Metal Forming
Soal :
Hitunglah gaya yang dibutuhkan untuk memukul sebuah lubang dengan diameter 1 in. (25 mm) pada sebuah lembaran paduan titanium annil Ti-6Al-4V dengan ketebalan 18 in. (3,2 mm) pada temperatur ruang.
Jawab :
Dari tabel UTS untuk paduan material tersebut adalah 1000 MPa, atau 140.000 psi, sehingga :
F = 0,7 x (18) x () x (1) x (140.000) = 38.500 lb = 19,25 ton = 0,17 MN
Shearing Dies (cont’d)
Metal Forming
Tipe Dies • Compound dies
Beberapa operasi pada lembaran yang sama dapat dilakukan dalam satu kali langkah pada satu stasiun dengan menggunakan compound die
• Progressive dies
Logam lembaran diumpankan dan operasi yang berbeda dilakukan pada stasiun yang sama dalam setiap langkah oleh rangkaian pukulan.
• Transfer dies
Logam lembaran mengalami operasi yang berbeda pada stasiun yang berbeda, dengan aliran proses berbentuk lurus atau melingkar.
Material Tool dan die
Biasanya tool steels, karbida Pelumasan dibutuhkan untuk mengurangi keausan tool dan die dan
memperbaik kualitas tepi pemotong
Tipe Cutting (pemotongan) yg lain
Metal Forming
1. Band Saw (Gergaji pita), untuk plat dan lembaran
2. Flame Cutting , untuk plat tebal dan komponen struktur berat
3. Laser Beam Cutting , untuk bentuk dan ketebalan yang bervariasi.
4. Friction Sawing , menggunakan sebuah piringan atau pisau pada kecepatan yang tinggi
5. Water Jet Cutting , efektif untuk material logam atau non logam.
Operasi Bending lainnya (cont’d)
Metal Forming
Gambar :
Peralatan Sheet Metal Forming
Metal Forming
Gambar :
Machining Proses (Proses Pemesinan)
Kisaran Kekasaran Permukaan Proses Pemesinan
Kisaran Toleransi Dimensi Proses Pemesinan
Kisaran Cutting Speed dan Feed-rate Material Pahat Potong
Gambar : Gambar :
a -r
d
e
F
d
ep
S
g in
tt Cu
d t’ no
(c te
a -r
d
e
F
d
ep
S
g in
tt Cu
Cutting Speed Feed-rate (cont’d)
Mekanisme Sudut dlm Pemesinan (pemotongan)
1. Orthogonal Cutting : • Cutting edge lurus dan tegak-lurus thd arah gerakan. • Terdpt dua gaya Gaya Potong (cutting force) P c dan
Gaya Tekan (thrust Force) P t .
Mekanisme Sudut dlm Pemesinan (cont’d)
1. Orthogonal Cutting (cont’d) :
Pada Orthogonal Cutting : Rake-angle mungkin positif, nol (a) atau negative (b). Kecepatan2 (c) dan gaya (d) yg bekerja pada chip, tool, dan tool holder telah terdefinisi.
Mekanisme Sudut dlm Pemesinan (cont’d)
1. Orthogonal Cutting (cont’d) :
h l c
r
P n Gaya Normal c cos t sin
h l
F Gaya Gesek P c t cos
r cos
tan F
tan Sudut Gesek
1 sin
P n
Mekanisme Sudut dlm Pemesinan (cont’d)
1. Orthogonal Cutting (cont’d) : Mekanisme pembentukan chips ideal
Mekanisme pembentukan chips real
Mekanisme dlm Pemesinan (cont’d)
1. Orthogonal Cutting (cont’d) :
Mekanisme dlm Pemesinan (cont’d)
1. Orthogonal Cutting (cont’d) :
Gambar : Pembentukan Chips dgn terjadinya BUE pada 30mmin (a) dan 100mmin (b)
Mekanisme dlm Pemesinan (cont’d)
2. Oblique Cutting : •Di hampir semua praktek pemesinan (pemotongan), tool edge (tepi pahat) di buat membentuk sudut inklinasi (inclination angle) i .
Mekanisme dlm Pemesinan (cont’d)
2. Oblique Cutting (cont’d) : Oblique cutting berbeda dengan Orthogonal cutting dalam beberapa
hal :
1. Chip melingkar membentuk helix ketimbang bentuk spiral. Umumnya didptkan chips mengalir pada kecepatan v c , pada sudut c inklinasi (hukum Stabler gambar b slide sebelumnya).
2. Normal rake angle n diukur pada bidang yg mengandung normal ke permukaan bendakerja dan kecepatan tool v. Effective
rake angle e diukur pada bidang yg mengandung v dan v c dan lebih besar dari n .
sin 2
e
i cos sin n
3. Gaya potong lebih kecil dibanding dgn orthogonal dgn rake angle yg sama. Dgn kata lain dgn efektif rake-angle yg sama Oblique cutting lebih kuat dari orthogonal.
Gaya dan Energi dlm Proses Pemesinan
Penghitungan gaya dan daya didasarkan pada konstanta material yg ditentukan melalui ekperimen !
Tiga pendekatan yg umum :
1. Nominal cutting stress = specific cutting pressure p c gaya pemotongan P c dibagi luas penampang dari ‘undeformed chips’ .
P c N p 2
hw m 2. Specific cutting energy (energi pemotongan spesifik) E1 gaya P c
dikalikan jarak l antara gaya yg bekerja dibagi oleh volume material yg dibuang V =hwl.
3 atau 2
hwl m
m
3. Material removal factor K1 kebalikan dari specific cutting energy. 3 m K 1
E Ws .
Gaya dan Energi dlm Proses Pemesinan (cont’d)
Daya yg dihasilkan oleh mesin (machine tool) dpt di perkirakan jika laju pelepasan material ( material removal rate V t ) dan efisiensi mesin diketahui
EV 3
t W s mm .
Power(W)
Gaya pemotongan yg harus di tahan oleh tool-holder (pemegang pahat) dpt dihitung dengan membagi daya dengan gaya pemotongan (cutting speed) v
power(W)
P c
N
v
Gaya dan Energi dlm Proses Pemesinan (cont’d)
Suhu dalam Pemesinan (pemotongan)
vh T T E
kc
dimana: T Temperatur permukaan pahat
(tool face temerature) k konduktifitas panas (heat conductivity) densitas c panas spesifik (heat specific)
Temperatur pemotongan semakin tinggi bila memotong material yg lebih kuat (E yg lebih besar) pada kecepatan potong yg lebih tinggi.
Pendinginan (cutting fluids) dalam Pemesinan
Cutting fluids dlm Pemesinan (cont’d)
Turning Process (Proses Pemesinan Bubut)
Skema Proses Turning
a) Ilustrasi skematik dari proses turning memperlihatkan depth of cut, d, dan feed,
Gambar f. Cutting speed (kecepatan potong) adl kecepatan permukaan dr benda-kerja pd
tool-tip. b) Gaya-gaya yg bekerja pd sebuah pahat potong (cutting tool) dlm turning. Fc = gaya potong (cutting force), Ft = thrust atau gaya pemakananfeed force (pd arah pemakanan), dan Fr adl gaya radial yg cenderung mendorong pahat lepas dr benda kerja yg sdg dipotong.
Skema Proses Turning (cont’d)
Mesin Turning Manual
Gambar
Mesin Turning Manual (cont’d)
Mesin Turning CNC
Gambar :
Jenis-jenis Proses Turning
Facing
Taper Turning
Contour Turning
Form Turning
Chamfering
Cutoff
Threading
Boring
Drilling
Knurling
Sudut dalam Pemotongan Turning
Pahat Potong Turning
Pahat insert :
Gambar
Pahat Potong Turning (cont’d)
Pahat insert :
Pahat Potong Turning (cont’d)
Pemutus chip (chip breaker) pada pahat :
Grooves pd pahat potong sebagai pemutus chip (chip breaker)
Collet
Gambar :
Metode Pencekaman (clamping) Benda Kerja
Gambar :
Mandrel
Gambar :
Proses Pemotongan Ulir (thread cutting)
Gambar
Pemesinan Turning dengan Turret Turning
Gambar
Proses Boring (pembesaran lubang)
Gambar :
Boring Bar Boring Mill
Gambar :
Perhitungan Proses Turning
1. Kecepatan Potong
3. Waktu Pemotongan (Cutting time)
(Cutting Speed)
L tot , mmen
1000 L tot =L+L a ,m L a = Allowance
d avg = (d o +d f ) 2 , mm
4. Kecepatan Pelepasan Geram
2. Kecepatan Makan (Feed)
( Material Removal RateMRR )
v f = f.N
, mmen
MRR = Volume terbuang waktu(t m )
= v.f.d
, mm 3 men
Perhitungan Proses Turning (cont’d)
1. Waktu Pemotongan
1. Waktu Pemotongan
L tot =L+L a ,m
L tot =L+L a ,m
L a = Allowance
L = D2 (pejal) atau
(D - D 1 ) (tabung)
2. MRR
L a = Allowance
(mm 3 men)
4 L
Perhitungan Proses Turning (cont’d)
1. Waktu Pemotongan
L tot , mmen t m v f
L tot =L+L a ,m L a = Allowance
2. MRR
2 . D l. . f . N
MRR
1 4 L
, mm 3 men
Contoh Soal Proses Turning
Sebuah silinder besi pejal diameter 10 cm, panjang 63,5 cm akan diproses bubut menggunakan mesin bubut manual dan pahat cemented-carbide sehingga diameternya menjadi 8,8 cm, dengan kondisi permesinan: v =
90 mmen, f = 0,4 mmput, dan d = 3,2 mm. Silinder akan dipasang pada sebuah pencekam dan ditahan pada bagian
akhir dengan sebuah live center. Dengan pemasangan seperti ini, kedua bagian akhir dari benda kerja harus dibubut (dengan cara dibalik). Dengan menggunakan sebuah overhead crane, waktu yang dibutuhkan untuk memasang dan membongkar benda kerja adalah 5 menit, dan waktu untuk membalik benda kerja adalah 3 menit.
Untuk setiap pemotongan bubut, sebuah allowance harus ditambahkan pada panjang pemotongan pada saat sebelum dan sesudah proses pemotongan (approach overtravel). Allowance total (approach + overtravel) = 12,5 mm. Carilah waktu total proses permesinan MRR !
Proses Pemesinan Milling
Produk Pemesinan Milling
Gambar :
Proses Pemesinan Milling
PeripheralPlane Milling
Face Milling
Proses Pemesinan Milling (cont’d)
Up Milling (Conventional
Down Milling (Climb
Milling)
Milling)
Perbedaan Up Milling Down Milling
Up Milling
Down Milling
Kelebihan :
Kelebihan :
Kerja gigi tidak dipengaruhi oleh
Gerak potongnya menimbulkan gaya yang
karakteristik permukaan benda
menahan benda kerja untuk tetap berda di
kerja
tempatnya
Kontaminasiserpihan-serpihan
Kekurangan :
kecil pada permukaan benda kerja Pada saat gigi memotong benda kerja, tidak mempengaruhi usia alat
terjadi resultan gaya impact yang besar
Proses pemotongannya lembut,
sehingga peralatan dalam operasi ini
sehingga gigi pemotong tetap tajam
harus di set up dengan kuat.
Kekurangan :
Tidak cocok untuk permesinan benda
Ada kecenderungan peralatan
kerja dengan permukaan yang kasar
gemeretak (karena longgar)
(banyak serpihan scale), seperti logam yang di kerjakan dengan hot working,
Ada juga kecenderungan benda
ditempa (forging), ataupun dicor kerja terangkat ke atas, sehingga
(casting).Karena serpihan-serpihan pengontrolan terhadap penjepit
tersebut bersifat abrasif, sehingga sangat penting
menyebabkan pemakaian yang berlebihan, merusak gigi pemotong sehingga mempersingkat usia alat
Jenis Proses Milling
Slab Milling
Slotting
Side Milling
Straddle Milling
Conventional Face Milling Partial Face Milling
End Milling
Jenis Proses Milling (cont’d)
Profile Milling
Pocket Milling
Surface Countouring
Proses Face Milling
Gambar :
Proses Face Milling (cont’d)
Gambar : Pengaruh bentuk insert thd permukaan hasil proses milling.
Proses Face Milling (cont’d)
Gambar :
Efek Lead Angle
Gambar
Pahat Potong T-Slot Shell Mill
Gambar :
Arbor
Gambar :
Kapasitas Mesin dan Dimensi Benda Kerja
Tabel :
Biaya Pahat Potong untuk Pemesinan
Tabel :
gn li il
M s
se ro
pk tu
nu
si
a
dn
em
ko
e R
Cacat Pemesinan Milling
Gambar :
Geometri Pahat Potong
Cutting Speed
Approach Distance
(Kecepatan potong)
Cutting Time
(Laju pemakanan)
z = number of teeth
w = width of machined
workpiece d = depth of machined
workpiece
Approach dan Overtravel
Gambar : Approach Distance D
A O
Approach Distance A O wD ( w )
Jenis Mesin Milling (Knee-and-Column) 3-axis
Ram Type
Jenis Mesin Milling 5-axis
a) Table-tilting type
b) Spindle-tilting type
c) Table-Spindle-tilting type
Jenis Mesin Milling 5-axis : PKM
Keuntungan :
1. Payload-to-weight rasion yg lebih besar.
2. Non-cumulative joint error. 3. Struktur yg lebih rigid. 4. Modularitas.
Kekurangan :
1. Singularity 2. Rasio workspace-to-work yg rendah 3. Sistem kontrol yg lebih rumit 4. Stifness yg rendah pada posisi
singularitas
Parallel Kinematics Machine (PKM)
5. Stabilitas thermal yg rendah 6. Kalibrasi kinematik error yg susah 7. Dll.
Permasalahan Pemesinan Milling
Gambar :
Panduan Menghindari Vibrasi dan Chatter Pada Pemesinan Milling
Pahat potong dipasang sedekat mungkin pada
spindel untuk mengurangi defleksi Pemegang mata pahat harus dipasang sekuat
mungkin Apabila terjadi vibrasi dan ketukan, bentuk
peralatan dan kondisi operasi harus dimodifikasi. Pahat potong dengan banyak gigi dan spasi gigi secara acak dianjurkan untuk digunakan
Soal
Benda awal silinder Ø60 mm x 50 mm. Dilakukan proses permesinan sebagai berikut:
Mesin Milling
Kecepatan potong
= 700 rpm
Laju pemakanan
= 100 mmmenit
Diameter pahat
= 10 mm
Kedalaman potong
= 2 mm
Mesin Bubut
Kecepatan potong
Kedalaman potong
Mesin Drill
Kecepatan potong
Waktu setup mesin milling = 15 menit Waktu setup mesin bubut = 15 menit Waktu setup mesin drill = 10 menit Waktu persiapan dan pembersihan seluruh alat permesinan = 20 menit Upah pekerja = Rp. 15.000,-jam Harga material = Rp. 20.000,-komponen Biaya listrik, pemakaian mesin dan pemeliharaan = Rp. 25.000,-jam
Hitung:
a. Waktu pemesinan b. Waktu total pembuatan benda kerjakomponen tersebut c. Estimasi biaya pembuatan satu komponen tersebut
Proses Drilling (Proses Gurdi)
Pahat Potong Drilling
Gambar :
Pahat Potong Drilling (cont’d)
Gambar :
Rekomendasi Geometri Pahat Drilling
Tabel : Rekomendasi umum untuk Geometri Pahat Drilling (High Speed Twist Drill)
Pahat Potong Drilling (cont’d)
Gambar :
Gun Drilling
Awalnya dikembangkan untuk
penggurdian laras senapan, gun drilling digunakan untuk menggurdi lubang yang dalam dan pekerjaan yang membutuhkan gurdi yang khusus
Rasio kedalaman terhadap
diameter lubang yang dihasilkan dapat mencapai 300:1 atau bahkan lebih tinggi
Kecepatan potong gun drilling
biasanya tinggi dan umpannya rendah.
Fluida pemotong didorong dengan
tekanan yang tinggi melalui lubuang memanjang di dalam badan gurdi
Fluida juga membilas chip yang
terjebak dalam lubang yang digurdi
Trepanning
Gambar
• Pahat potong menghasilkan lubang dengan membuang bagian berbentuk piringan (core) biasanya plat datar.
• Dapat menghasilkan piringan sampai diameter 150 mm (6 in.), atau groove sirkuler dimana O-ring diletakkan.
Kemampuan Pahat Drilling untuk Pelubangan
Jangkauan
Kedalaman
Tipe Pahat Diameter
lubangdiameter
(mm)
Tipikal
Maksimum
Twist
0,5-150
Spade
25-150
Gun
2-50
Trepanning
40-250
Boring
3-1200
Rekomendasi Umum untuk Cutting Speed dan Feed-rate dalam Drilling
Umpan (Feed),
Material Benda
Permukaan
Diameter pahat
Aluminum Alloy
Magnesium Alloy
Copper Alloy
Stainless Steel
Titanium Alloy
Cast Iron
20-60
4300-12.000
500-1500
Thermoplastics
30-60
6400-12.000
800-1500
Thermosets
20-60
4300-12.000
500-1500
Umur Pahat Drilling
Diperlukan penajaman atau penggantian pahat drilling yang telah tumpul.
Umur pahat drilling didefinisikan sebagai jumlah lubang yang dapat di-drill (gurdi) sampai proses transisi (pahat tumpul) terjadi.
Gambar :
Mesin Drilling
Gambar :
Reaming
Suatu operasi yang digunakan untuk :
Membuat sebuah lubang yang secara dimensional akurat dan dilakukan dengan proses drilling. Memperbaiki permukan akhir (menghaluskan).
Langkah operasi yg umum sebelum proses reaming :
1. Centering 2. Drilling 3. Boring 4. Reaming
Reamer
Gambar :
Pahat potong dengan banyak sisi potong lurus atau flute heliks dan mengambil sedikit material
Untuk logam lunak, reamer mengambil minimum 0,2 mm dari diamter sebuah lubang yang digurdi
Untuk logam keras, 0,13 mm.
Tapping dan Tap
Tapping : operasi untuk membuat ulir dalam pada
benda kerja Tap : pahat potong ulir dengan gigi potong banyak.
Gambar :
Tapping dan Tap
Tersedia dengan flute berjumlah dua (paling
umum), tiga (paling kuat) atau empat. Ukuran tap sampai dengan 100 mm. Tap tirus didesain untuk mengurangi torsi yang
dibutuhkan. Tapping dapat dilakukan pada:
Mesin drilling Mesin Turning Mesin ulir otomatis Mesin milling CNC Vertikal
Dengan menggunakan pelumasan yang tepat,
umur tap bisa lebih dari 10.000 lubang.
Pertimbangan Desain untuk Drilling, Reaming dan Tapping
Lubang yang di-drill pada plat datar harus tegak lurus
terhadap gerakan drilling, jika tidak akan terjadi defleksi dan letak lubang tidak akan akurat.
Permukaan lubang yang terinterupsi harus dihindari untuk
memperbaiki akurasi dimensi. Bagian bawah lubang, jika memungkinkan harus sesuai
dengan sudut titik drilling. Permukaan yang rata sebaiknya dihindari
Diperlukan lubang pendahuluan untuk menghasilkan
lubang yang lebih besar. Part harus didesain sehingga penggurdian dapat dikerjakan
dengan fixturing yang minimum dan tanpa mereposisi benda kerja.
Dari Desain ke Mesin NC
CAM-system NC-machine
Concept
CAD-system
Tool path
Tool path generation
Collision check
Cutting Tools (Pahat Potong)
Material Pahat Potong , Waktu Pemotongan , dan Kecepatan Potong
Perbaikan material cutting tool telah mengurangi waktu pemesinan
Karakteristik pahat potong yang diinginkan
1. Kekerasan yang tinggi
2. Ketahanan terhadap pengikisan, aus, pembentukan chip (chipping) pada sisi pemotong
3. Ketangguhan (toughness) yang tinggi (kekuatan impak)
4. Kekerasan panas (hot hardness) yang tinggi
5. Kekuatan untuk menahan deformasi
6. Stabilitas kimiawi yang baik
7. Sifat termal yang mencukupi
8. Modulus elastisitas tinggi (stiffness)
9. Umur alat yang konsisten
10. Geometri dan permukaan akhir yang baik
Pemilihan Material dan geometri Pahat Potong dan Kondisi Pemotongan
BATASAN (CONSTRAINT)
Proses manufaktur (kontinyu vs intermiten) Kondisi kapabilitas dari mesin yang tersedia (rigiditas)
Persyaratan geometry, finish, akurasi integritas permukaan
Peralatan pemegang benda kerja (rigiditas) Waktu proses yang dibutuhkan (jadwal produksi)
Material kerja
(komposisi keadaan metalurgi)
Tool yang dipilih
Tipe pemotongan
(material tool spesifik, grade, bentuk dan geometri tool)
I (pengerjaan kasar vs halus,
O
kontinyu vs intermitten)
P Ukuran geometri part
PEMILIHAN
T
U Ukuran Lot
TOOL
Parameter pemotongan
P
T (produksi batch kecil vs massal)
Kecepatan (rpm)
yg dibutuhkan
Kedalaman potong
Pengalaman lalu dari
Fluida pemotongan
pembuatan keputusan
Ketersediaan (Material, komposisi, sifat, dan aplikasi, ukuran, bentuk geometri, jadwal pengiriman, biaya dan data kinerja)
Sifat-sifat Material Pahat Potong
Kekerasan Material Pahat Potong (Vickers)
Material Pahat
TOOL STEEL
Baja karbon dan baja campuran rendahmenengah. Baja karbon 0,9 sampai dengan 1,3 karbon, ketika
mengalami proses pengerasan (hardening) dan tempering memiliki kekerasan, kekuatan dan ketangguhan yang baik sehingga menghasilkan sisi pemootongan yang tajam.
Akan tetapi tool steels kehilangan kekerasannya pada
suhu di atas 400F yang dikarenakan proses tempering dan umumnya digantikan dengan material lain untuk pemotongan logam.
Material Pahat (cont’d)
BAJA KECEPATAN TINGGI (HIGH SPEED STEELHSS)
Pertama kali ditemukan tahun 1900 oleh Taylor dan White Baja campuran tinggi sangat baik untuk tool steel yang memiliki kemampuan potong
pada suhu di atas 1100F. Kandungan HSS: W, Mo, Co, V dan Cr selain Fe dan C. W, Mo, Cr dan Co dalam ferrite adalah larutan padat yang memperkuat matriks pada
sekitar suhu tempering, hal ini juga meningkatkan kekerasan panas (hot hardness). Vanadium (V) bersama dengan W, Mo dan Cr dapat meningkatkan kekuatan dan
ketahanan pakai. Kelarutan padat yang merata pada matriks juga meningkatkan kekerasan yang baik
pada baja jenis ini. Meskipun banyak formulasi yang digunakan, tetapi komposisi khususnya adalah
tipe18-4-1 (Tungsten 18, Chromium 4, Vanadium 1), disebut T1. Baja kecepatan tinggi secara umum masih digunakan pada mesin bor dan jenis-jenis
umum dari mesin frais, sedangkan single-point tools digunakan pada mesin-mesin umum.
Untuk mesin produksi, sebagian besar materialnya dapat diganti dengan carbide,
coated carbide dan coated HSS.
Material Pahat (cont’d)
CAST COBALT ALLOYS
Stellite tools adalah suatu material yang kaya akan cobalt,
campuran chromium-tungsten-karbon dan memiliki sifat serta aplikasinya ada di antara baja kecepatan tinggi dan cemented carbides.
Meskipun dibandingkan dalam kekerasan pada suhu
kamar alat dengan material baja kecepatan tinggi, pahat dengan material cast cobalt alloys mempertahankan kekerasannya pada suhu yang lebih tinggi.
Hal ini menyebabkan material cast cobalt alloys dapat
digunakan pada kecepatan potong yang lebih tinggi (25 lebih tinggi) dari alat bermaterial HSS.
Cast cobalt alloys sendiri merupakan material yang sangat
keras dan tidak bisa dilunakkan dengan pemberian perlakuan panas.
Geometri Pahat
Tool Wear (Keausan pahat)
Kurva keausan pahat
Kurva umur pahat Taylor
vt n C v cutting speed (mmin)
t tool life(min) n Taylor exponent = karaketeristik tool material
C konstanta material benda-kerja
Biaya per unit vs Kecepatan Potong
Proses Pemesinan non-Konvensional
Keterbatasan Kondisi Pemesinan Konvensional
Kekerasan dan kekuatan material yang sangat
tinggi (di atas 400 HB), atau material terlalu rapuh.
Benda kerja terlalu fleksibel. Bentuk part kompleks termasuk profil internal
dan eksternal, atau diameter lubang kecil (e.g. pada nosel injeksi bahan bakar).
Persyaratan permukaan akhir dan toleransi
dimensi cukup tinggi. Menghindari kenaikan temperatur dan tegangan
sisa (residual stress) benda kerja.
Contoh Part hasil Proses Pemesinan non- Konvensional
Gambar :
Chemical Machining : Chemical Milling
Gambar :
Chemical Machining : Chemical Milling (cont’d)
Gambar :
Memproduksi rongga yang rendah pada plat, lembaran,
tempa dan ekstrusi sampai dengan 12 mm. Pembentukan dengan reagent kimia pada luasan yang
berbeda di permukaan benda kerja dan dikendalikan oleh lapisan material removabel disebut masking.
Kemampuan: produksi komponen pesawat, panel kulit
misil, airframe, divais mikroelektronik.
Kekasaran Permukaan dan Toleransi Pemesinan
Gambar :
Chemical Machining : Chemical Blanking
Gambar :
Mirip seperti proses blanking, hanya saja menggunakan bahan kimia.
Produknya: printed-circuit board, panel dekorasi, stamping logam lembaran tipis.
Chemical Machining : Photochemical Blanking
Disebut juga photoetching atau photochemical
machining, menggunakan teknik fotografi. Material yang dapat dibentuk setipis 0,0025 mm.
Kemampuan: pembuatan fine screen, printed-circuit card,
lapisan motor listrik, mask untuk tv berwarna . Skill pekerja dibutuhkan, biaya peralatan rendah, proses dapat
diotomasikan, ekonomis untuk volume produksi berskala medium sampai tinggi.
Chemical Machining : Pertimbangan Desain
Karena etchant mengenai semua permukaan secara kontinyu,
desain dengan sudut tajam, rongga yang dalam dan rendah, tirus, sambungan lipatan harus dihindari.
Karena etchant mengenai material dalam arah vertikal dan
horisontal, maka undercut akan muncul. Untuk memperbaiki laju produksi, benda kerja harus dibentuk
dengan proses lainnya sebelum chemical machining. Variasi dimensi dapat terjadi karena perubahan kelembaban dan
temperatur. Gambar kerja yang didesain harus cocok dengan peralatan
photochemical.
Electrochemical Machining (ECM)
Gambar :
Seperti kebalikan prinsi electroplating, dan elektrolit berfungsi sebagai
pembawa muatan. Benda kerja (anoda), pahat (katoda) Pahat dibuat dari kuningan, tembaga, brons atau stainless steel. Elektrolit: sodium klorida dicampur dengan air atau sodium nitrat Arus yang diberikan mesin maksimal 40.000 A dan minimal 5 A. Laju penetrasi pahat proporsional terhadap kerapatan arus.
Electrochemical Machining (cont’d)
Gambar :
Kemampuan proses ECM : produksi rongga pada material dengan
kekuatan tinggi, seperti bilah turbin, part mesin jet, nosel, rongga cetakan tempa.
Electrochemical Machining : Pertimbangan Desain
Karena kecenderungan elektrolit mengerosi profil
yang tajam, ECM tidak cocok untuk memproduksi tepi persegi yang tajam atau bagian bawah yang rata.
Pengendalian aliran elektrolit sulit, sehingga bentuk
rongga yang tidak teratur tidak dapat diproduksi sesuai bentuk yang diinginkan.
Desain harus dapat dimesin bila dihasilkan bentuk
tirus untuk lubang atau rongga.
Contoh ECM untuk Implantasi Biomedis
Gambar :
Electrochemical Grinding
Gambar :
Gabungan ECM dan gerinda konvensional. Gerinda terbuat dari aluminum oksida berputar pada kecepatan
permukaan 1200 mmin – 2000 mmin
2 Kerapatan arus 1 Amm 2 – 3 Amm . Gerinda berfungsi sebagai:
Insulator antara roda dan benda kerja Secara mekanis membuang produk elektrolitik dari daerah kerja
Desain harus menghindari bentuk radius dalam yang tajam
Electrical-Discharge Machining (EDM)
Gambar :
Electrical-Discharge Machining (cont’d)
Discharge kapasitor bekerja pada 50 kHz dan 500 kHz dan voltase
antara 50 dan 380 V, serta arus 0,1 – 500 A. Fungsi dielektrik:
Sebagai insulator sampai beda potensialnya menjadi tinggi Sebagai media pembilas dan membawa kotoran di bagian gap Sebagai media pendingin
Volume material yang dibuang per discharge berkisar 10 -4 - 10 mm. Elektroda terbuat dari grafit, kuningan, tembaga atau coper-
tungsten dan berdiameter 0,1 mm dan rasio kedalaman terhadap diameter lubang 400:1.
Keausan pahat berkaitan dengan titik lebur material, semakin
rendah titik leburnya semakin tinggi laju keausannya.
Electrical-Discharge Machining (cont’d)
Gambar :
Wire EDM
Gambar :
Wire EDM (cont’d)
Dapat memotong plat setebal 300 mm. Kawat terbuat dari kuningan, tembaga atau tungsten,
zinc atau brass coated dan multicoated wire. Diameter kawat kurang lebih 0,30 mm untuk
pemotongan kasar dan 0,20 mm untuk pemotongan akhir.
Kecepatan gerakannya konstan berkisar 0,15 – 9
mmenit dan gap (kerf) yang konstan selama proses pemotongan.
Laser Beam Machining
Gambar :
LASER = Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation
Laser Beam Machining (cont’d)
Gambar :
Bahan laser:
-CO 2 (gelombang pulsa atau kontinyu) -Nd: YAG (neodymium: yttrium-aluminum-garnet) -Nd: glass, ruby -Excimer laser (Excited dimer, artinya dua mermolekul pada komposisi kima yg sama
Laser Beam Machining (cont’d)
Parameter fisik yang penting adalah sifat reflektif dan
konduktivitas termal benda kerja, termasuk panas spesifik dan panas laten saat melebur atau menguap.
Semakin rendah nilai parameter tersebu, proses semakin efisien. Dapat dikombinasikan dengan gas seperti oksigen, nitrogen atau
argon (laser-beam torch) untuk pemotongan material lembaran tipis.
Dapat memotong lubang diameter 0,005 mm dengan rasio
kedalaman dan diameter 50:1. Ketebalan plat yang dapat dipotong setebal 32 mm.
Penggunaan lain: pengelasan, perlakukan panas, marking
(penanda).
Water Jet Machining
Gambar :
Water Jet Machining (cont’d)
Disebut juga dengan Hydrodynamic Machining Tekanan yang digunakan adalah 400 MPa, atau bisa mencapai 1400
MPa. Diameter nosel jet antara 0,05 mm – 1 m. Material yang dipotong: plastik, kain, karet, produk kayu, kertas,
kulit, material insulasi, batu bata, material komposit. Ketebalan dapat mencapai 25 mm atau lebih. Kelebihan:
Pemotongan dapat dilakukan pada setiap lokasi tanpa pelubangan awal
Tidak terjadi panas Tidak terdapat defleksi benda kerja Hanya sedikit saja material yang terbasahi Produksi burr yang minim
Abrasive-Jet Machining
Gambar :
Abrasive-Jet Machining (cont’d)
Menggunakan udara kering, nitrogen atau karbon dioksida
dicampur dengan partikel abrasif dengan kecepatan tinggi. Digunakan untuk pemotongan:
Lubang kecil, slot, pola pada material yang sangat keras atau rapuh
Deburring atau pembuangan flash pada part Trimming dan bevelling Pembuangan oksida dan permukaan film lainnya Pembersihan komponen terhadap permukaan yang
tidak beraturan Tekanan suplay gas sebesar 850 kPa dan kecepatan abrasif
hingga mencapai 300 ms dikendalikan dengan katup. Ukuran abrasif dari 10 – 50 µm.
Micromachining
Gambar :
MEMS = Microelectromechanical System
Micromachining (cont’d)
Menggunakan chemical etching. Contoh:
Assembly roda gigi yang digerakkan oleh rotor berdiameter 55µm dan berputar dengan kecepatan 300.000 rpm searah maupun berlawanan arah jarum jam.
Probe dan piranti pengukuran pada aplikasi pesawat luar angkasa, aliran fluida.
Sistem fiber optik.
Nanofabrication
Gambar :
Nanofabrication (cont’d)
Melibatkan pembentukan dan manipulasi struktur dengan
karakteristik panjang kurang dari 1 µm. Proses nanofabrikasi seperti photolithography, lithography, dll.
Atomic Force Microscope (AFM) telah banyak digunakan dalam
litografi berskala nano, dengan resolusi atomis, telah dapat digunakan untuk memanipulasi molekul tunggal dan atom pada permukaan.
Contoh produk:
Media informasi, dimana 1 bit informasi dapat disimpan dalam 100 atom, maka buku dapat disimpan dalam 0,5 mm 3 .
Robot mikroskopis untuk membawa obat.
Proses Penyambungan : Welding (pengelasan)
Proses Penyambungan (Joining Processes)
Gambar :
Alasan menggunakan Proses Penyambungan
1. Produk tidak mungkin di manufaktur dalam satu benda. 2. Produk lebih mudah dan ekonomis di manufaktur dan di kirim
(transport) sebagian komponen-komponen yg kemudian di rakit (assembly).
3. Memungkinkan untuk mengambil komponen untuk perbaikan atau pemeliharaan thd bagian yg rusak.
4. Sifat material yg berbeda mungkin lebih diinginkan untuk tujuan fungsional dari produk.
Klasifikasi Proses Penyambungan
Gambar :
Contoh Penyambungan dengan Welding
Gambar :
Tiga Proses Penyambungan : Shielded Metal, Gas Metal, dan Gas Tungsten Arc Welding
Kesamaan dari tiga proses :
1. Setiap proses menggunakan arus DC untuk menghasilkan arc antara electroda dan benda kerja.
2. Setiap proses menggunakan shielding untuk melindungi weld dari kontaminasi.
3. Setiap proses menggunakan material pengisi (filler), yang memiliki komposisi kimia yg sama dengan benda kerja.
Shielded Metal Arc Welding
• Dikembangkan pada awal abad ke 20. Penggunaan
utamanya di dalam pengelasan baja (steel welding). • Shielded metal arc welding dilaksanakan dengan membuat
arc antara elektroda metal berlapis dan benda kerja. Sesaat arc terbentuk benda kerja menjadi cair pada titik lokasi arc.
• Batang elektroda memiliki dua fungsi Pertama : sebagai
media utk arus listrik. Kedua : material pengisi digunakan untuk menghasilkan sambungan.
• Lapisan yg mengelilingi elektroda membentuk gas yg
membantu melindungi lasan.
Shielded Metal Arc Welding (cont’d)
Gas Metal Arc Welding
• Gas metal arc welding (GMAW), juga dinamakan Metal Inert Gas
(MIG) atau Metal Active Gas (MAG) welding, melindungi las-an dengan gas eksternal spt : argon, helium, carbon dioxide, atau campuran gas lain.
• GMAW digunakan untuk mengelas semua metal-metal komersial
penting a.l. baja (steel), aluminum, tembaga (cooper), dan stainless steel.
• Pemilihan metal pengisi (filler metal) memiliki komposisi kimia
yang sama dengan material yg di las. • Proses dapat dilakukan dalam berbagai posisi : datar, horizontal,
vertical, dan overhead.
Gas Metal Arc Welding (cont’d)
Parameter dalam proses GMAW
1. Ada empat metode pemindah metal : short circuit, globular, spray, dan pulsed spray. Setiap metode membutuhkan
setting dan penggunaan yg berbeda.
2. Gas pelindung (shielding gas).
3. Ukuran elektroda (electrode size).
4. Parameter elektrik : Tegangan (voltage) dan Arus (current) (GMAW menggunakan arus kontinyu).
5. Laju pengumpanan (feed rate : kecepatan penyuplai-an pengisi).
6. Laju penge-las-an (travel speed).
Gas Tungsten Arc Welding
• Dalam GTAW, elektroda tungsten digunakan sebagai pengganti
elektroda metal dlm shielded metal arc welding. • Gas inert yg bersifat kimia (chemically inert gas), spt argon,
helium, atau hydrogen, digunakan utk melindungi metal dari oksidasi.
• Panas dari arc (busur) yg dibentuk oleh elektroda dan metal
melebur bagian tepi metal. • Proses ini dpt digunakan untuk hampir semua metal dan
menghasilkan las-an dgn kualitas tinggi. Namun laju pege-las- an cukup lambat.
Gas Tungsten Arc Welding (cont’d)
Gas Tungsten Arc Welding (cont’d)
Elektroda Tungsten memiliki titik lebur yg tinggi hal ini membuat GTAW memiliki keuntungan spesifik :
Pengelasan (Welding) dapat di lakukan dalam setiap posisi. Hasil las-an memiliki komposisi yg sama dengan metal benda kerja. Tidak digunakan Flux; sehingga, hasil las-an tidak membutuhkan
pembersihan dari sisa las-an yg bersifat korosif. Tidak ada asap atau gas yg merusak penglihatan. Penyimpangan dari metal benda kerja adalah minim karena panas
terkonsentrasi pada luasa yg kecil. Tidak ada cipratan api yg dihasilkan karena metal tidak di transfer
melewati arc (busur).
Faktor Keamanan dlm Pengelasan
Protection clothes and Burn hazard gloves
Eye protection against splatters
Helmet or special
and ultraviolet and infrared rays
glasses
Toxic gases: - carbon monoxide (CO)
Well ventilated area - ozone (O2)
- phosgene gases produced with some metals when welded
The ESAB CaB 600 installed at AB Martin Larsson in Pålsboda, Sweden.
Rapid Prototyping
(Material Increst Manufacturing)
Rapid Prototyping (RP)
Juga dinamakan :
Layered Manufacturing (LM) Desktop Manufacturing Solid Freeform Fabrication (SFF )
Rapid Prototyping : Layered Manufacturing ?
Rapid Prototyping : Layered Manufacturing ?
Awal dari teknologi
rapid mechanical prototyping
Topography • Pada 1890,
metode pelapisan untuk membuat mold untuk peta relief topografi.
Photosculpture • Pada 1879, usaha
untuk membuat replika obyek 3- dimensi,
Layered mold dari
termasuk bentuk
stacked sheets oleh
manusia.
DiMatteo (1974)
Produk Rapid Prototyping
Embedded copper
Invar core
Internal cooling
channels
S.S 316L surfaces
PolyurethaneEpoxy turbines
Alumina vane
Kualitas Produk : Shrouded Fan
Rapid Prototyped Part
Proses Rapid Prototyping
CAD
Process Planning
Mesin RP
+ Mudah dalam
– Akurasi : ketebalan
perencanaan utk 3D
layer (lapisan)
+ Berbagai jenis material + Fast turn around
Rapid Prototyping : Stereolithography
Liquid Photopolymer . Menghasilkan akurasi dan permukaan akhir yg sangat baik Kecepatannya rata2 + biaya 100~500K Belakangan dapat menghasilkan produk metal dan ceramic green
Rapid Prototyping : Mesin Stereolithography
Rapid Prototyping : Kimia Photopolymer
• Photoinitiator dan
cairan reactive monomers
• Cross-linking • Solidified
photopolymer tidak meleleh, tapi melunak (soften)
Gambar :
Rapid Prototyping : Keuntungan
1. Dapat menghasilkan geometri 3D yg kompleks.
2. Automatic process planning berdasarkan CAD model.
3. Mesin fabrikasi yg umum, i.e., tidak membutuhkan spesifik fixturing dan tooling.
4. Membutuhkan minimum atau tanpa intervensi dari operator.
Rapid Prototyping : Keuntungan (cont’d)
5. Mudah untuk visualisasi, verifikasi, iterasi, dan optimasi desain .
6. Sebagai alat komunikasi dalam simultaneous engineering.
7. Studi pemasaran thd keingingan konsumen.
8. Prototipe produk metal dan tooling dibuat dari polymer.
Rapid Prototyping : Urutan Proses
1. Model solid CAD. 2. ‘ .STL ’ file. 3. Slicing file.
Slicing 4. Final build file.
5. Fabrikasi produk. 6. Post processing.
Product
Model
Deposition Process
Description
Planning
• STL
Deposition codes
Rapid Prototyping : Contoh Aplikasi
Model Stereolithography dari telepon selular.
Rapid Prototyping : Contoh Aplikasi (cont’d)
Pembuatan patung melalui proses Solid Photography