Laboratorium Teknologi Manufaktur Depart
Dasar Proses Manufaktur (Fundamentals of Manufacturing Processes)
Dr. Ir. Gandjar Kiswanto, MEng
Pengajar dan Referensi
• Pengajar : Gandjar Kiswanto, Jos Istiyanto • Office : Manufacturing Laboratory, Dept. of Mechanical Eng. UI • Telepon : 7270032 ext. 222 • E-mail : gandjar_kiswantoeng.ui.ac.id • Referensi :
Lindberg, R. A., Process and materials of manufacture , Allyn and Bacon, 4 th edition, 1990.
Black, S. C., et. al., rd Principles of engineering manufacture , Arnold, 3 edition, 1996.
Degarmo P. E., et. al., Materials and Process in Manufacturing , Prentice-Hall, 8 th edition, 1997.
Groover M. P., Fundamentals of modern manufacturing – materials, processes and system, Jhon-Wiley, 1998.
Schey J. A., nd Introduction to manufacturing processes , McGraw-Hill, 2 edition, 1987.
Topik kuliah
1. Proses pengecoran logam (Casting)
2. Proses pembentukan logam : Forging, Rolling, Extrusion, Drawing, Sheet Metal Forming
3. Proses penyambungan (Joining)
4. Proses pemesinan konvensional (Conventional Machining)
5. Optimasi proses pemesinan
6. Proses pemesinan non-konvensional (Non-Conventional Machining)
7. Rekayasa balik (Reverse Engineering)
8. Rapidprototyping
9. Praktikum (Lab section)
Tahap dari desain hingga proses manufaktur
Conceptual design Preliminary design
Verification Revised design Final design
Process selection, design and
Tool selection and design
Tool construction and
ct
Production planning
o
fo u
n d and scheduling
installation
T
la ro P p
Manufacturing
Material untuk proses manufaktur
Evolusi Material
Jenis Material dan Proses Manufaktur
Manufacturing Processes
Materials
Heat treatment
•Cast Iron
•Steel
Joining Surface treatment
Ceramics
Rapidprototyping (Material Incress
Manufacturing)
P
M
ROPERTIES OF
ATERIALS
MATERIALS
METALLIC
NONMETALLIC
Ferrous (Stainless Steel,
Wood
Cast Iron, etc)
Polymer
Non Ferrous (Copper,
Composite
Bronze, Aluminium, etc)
• Physical Properties • Mechanical Properties
Static Properties Dynamic Properties
PHYSICAL PROPERTIES
Beberapa properties fisik penting dari material yang harus dipertimbangkan adl:
Physical Properties
Metallic Materials
Nonmetallic Materials
Specific Heat
Thermal Conductivity
Thermal Expansion
Electrical Conductivity
Magnetic Response
Melting Point
Light Reflection
UNIAXIAL TENSILE TEST
Why ???
Parameter yang akan didapat :
• Engineering Stress-Strain Curve • Yield Strength • Ultimate Tensile Strength • Percent Elongation • Young Modulus • Calculated Fracture Energy • Modulus of Resilience
Standards :
ASTM D638, D882
ENGINEERING STRESS-STRAIN CURVE
STRAIN HARDENING
What is strain hardening? What is Damping Capacity?
n =K
HARDNESS
Hardness : Ketahanan suatu metal untuk mengalami deformasi plastik,
biasanya dilakukan dengan cara indentasi; ketahanan goresan, abrasi atau pemotongan .
Hardness Measurements :
Brinell Hardness Tests Rockwell Test Vickers Hardness Tests Knoop Hardness Test Mohs HardnessTest Durometer Hardness Test (rubber, ASTM D2240) IRHD Test (rubber, ASTM D1415, ISO S48)
BRINELL HARDNESS TESTS
• Invented by J.A. Brinell in 1900 (the oldest hardness testing method) • Using Standard : ISO 6506 (part 1,2,3), ASTM E10 • Dingunakan hanya untuk material dan kondisi yang spesifik. Brinell Test tidak dapat
digunakan bila a.l. :
oMaterial terlalu lunakkeras oSpecimen tidak cukup tebal oTest dikenakan hampir berada di tepi materialspecimen oBila diinginkan tidak ada indentasi pada produkpart akhir oTepi dari indentasi susah untuk dilihat
• 15HBW10100, 15 HBS 10100, Apa artinya ??
Material
Load (kg)
Besi (Fe)
Tembaga (Cu)
Aluminium (Al)
31.25 Mengapa berbeda ?
ROCKWELL HARDNESS 15T SUPERFICIAL TEST
• Keuntungankeunggulan :
Rapid test, biasanya kurang dari 10 detik Direct readout, no questionable optical measurements required. Non-destructive, part normally can be used
• Kekurangan :
Multiple test scales (30) needed to cover the full range of metal hardness. Conversions between scales can be material dependant. Samples must be clean and have a smooth test point to get good results.
• Standards:
ASTM E18 ISO 6508-1
VICKERS HARDNESS TESTS
• HV = Constant x test force indent diagonal squared ; HV = 1.854(FD2) • HV are then kilograms force per square millimetre (kgfmm²) • To convert HV to MPa multiply by 9.807 • 356HV0.5, what does it mean? • Dapat digunakan hampir oleh semua material, hanya terbatas oleh ukuran • Standards yang digunakan :
ASTM E384 - 10g to 1kg ASTM E92 - 1kg to 100kg ISO 6507-1,2,3 – micro and macro ranges
• Digunakan untuk mengecek kekerasan phase
KNOOP TEST
• Digunakan untuk menentukan area suatu permukaan
material dengan akurat • HK = 14.229(FA) (kgmm 2 )
• Standards :
ASTM D1474
organic coatings
ASTM D785
HARDNESS TESTS SELECTION
HARDNESSES COMPARISONS
DYNAMIC PROPERTIES
Dynamic properties is the properties of material due to dynamic
load . In mechanical engineering, many components work in dynamic load.
Impact test Fatigue and the endurance limit Fatigue failures
Beach mark failure type
IMPACT TEST
• Charpy Impact Test (U, V notched) (EN 10045) • Izod Impact Test (ASTM D256) • Transition temperature ??
Mengapa berbentuk seperti ini ?
Transition temp. range Ductile failures
Energy to rupture
Brittle failures Mixed failures
Temperature
FATIGUE , ENDURANCE LIMIT, AND TEMPERTURE EFFECT
Fatigue : Failure due to CYCLIC loads (S
S = stress amplitude case for
unsafe
steel (typ.)
Sfat safe
103 105 107 109 N = Cycles to failure
CREEP
First stage (primary) : Creep rate decrease due to strain hardening
Second stage (secondary) : Creep at constant rate
Third stage (tertiary) : Creep rate
acceleration
(c)2003 BrooksCole, a division of Thomson Learning, Inc. Thomson Learning ™ is a trademark used
herein under license.
CREEP (CONT.)
(c)2003 BrooksCole, a division of Thomson Learning, Inc. Thomson Learning ™ is a trademark used herein under license.
EQUILIBRIUM PHASE DIAGRAMS Dan Sistem IRON CARBON
Dr. Ir. Gandjar Kiswanto, MEng
CHAPTER 4 PHASE
EQUILIBRIUM PHASE DIAGRAM
P-T DIGRAM
TEMPERATURE-COMPOSITION
DIAGRAM
COOLING CURVE
PARTIAL EQUILIBRIUM
DIAGRAM SOLUBILITY
INSOLUBIITY
Utilization of Diagram
Solidification process
IRON-CARBON EQUILIBRIUM DIAGRAM
CAST IRON
EQUILIBRIUM PHASE DIAGRAM
Phase yaitu bentuk sederhana dari material yang memiliki
susunan dan jenis karakteristiknya sendiri. Phase memiliki
Definable structure A Uniform and identifiable chemistry Distinc Boundaries or interfaces
Equilibrium Phase diagram yaitu pemetaan grafik terhadap perlakuan asli suatu material atau sistem material yang disesuaikan dengan semua kondisi.
•
P-T Diagram
•
Temperature-Composition Diagram
•
Cooling Curves
•
Partial Equilibrium diagram
P-T Diagram
Salah satu bentuk diagram paling sederhana dari Phase- Diagram
3 Parameter yang penting dalam diagram ini yaitu
Temperatur Tekanan Komposisi
Temperature-Composition Diagram
Garis Vertikal menunjukkan garis Constant Composition Scan
Garis Horizontal menunjukkan
garis Isothermal Scan
Cooling Curve
Cooling Curve
e
Perkembangan microstructure pada isomorphous alloys Equilibrium (very slow) cooling
Partial Equilibrium Diagram
• Garis a – c – f – h – l menunjukan temperatur terendah dari seluruh material dalam keadaan cair
• Garis d – f – j menunjukan reaksi dari 3 fase berbeda
Solubility
adalah kemampuan suatu material untuk dapat menyatu secara total dengan material lainnya :
• Complete solubility baik
pada fase cair dan fase padat
• Partial solid solibility
Insolubility
Insolubility terjadi apabila satu atau dua komponen tidak dapat
terlarut secara total satu sama lain.
Equilibrium Diagram
of two materials
Liquid A + Liquid B
Solid A + Liquid B
Solid A + Solid B
Pemanfaatan Diagram
Diagram ini berguna untuk menyediakan gambaran keseluruhan dari suatu sistem campuran atau untuk mengidentifikasi titik transisi untuk beragam perubahan dalam suatu phase.
The Phases present The Composition Of Each Phase The Amount Of Each Phase Present
Solidification process
Perubahan dari satu phase ke lainnya tidak terjadi dalam
seketika tapi membutuhkan waktu,yang tergantung dari massa dan koefisien konduktivitas thermal suatu logam.
Proses ini mengalami dua tahapan :
Nukleasi Pertumbuhan
Iron-Carbon Equilibrium diagram
REAKSI TIGA-FASE
INTERMETALLIC COMPOUND
Diagram ini dapat dianggap sebagai dua diagram eutektik yang digabungkan, untuk Mg-Mg2Pb dan Mg2Pb-Pb. Dalam kasus ini gabungancampuran Mg2Pb dapat dianggap sebagai satu komponen
Struktur Fasa Besi karbon
Fasa yang terjadi:
Besi Delta Ferrite Austenite Cementite Perlite Ledeburite
Simplified Iron Carbon Diagram (Steel Portion)
Cast Iron
Suatu campuran besi karbon yang memiliki kandungan karbon lebih dari 2,11
Jenis-jenis cast iron:
Gray Cast Iron • Laju pendinginan rendah White Cast Iron • Laju pendinginan tinggi
Heat Treatment (Perlakuan Panas )
Suatu proses pemanasan dan pendinginan pada suatu
logam untuk mengubah sifat fisismekanik yg diinginkan. Tujuan dari proses Heat Treatment a.l. (tergantung
proses yg dilakukan) :
• Meningkatkan kekerasan dan ketangguhan suatu material.
• Mengurangi tekanan dan regangan pada bagian dalam material.
• Memperhalus kekasaran material. • Mengeluarkan gas. • Meningkatkan ketahanan terhadap panas. • Meningkatkan kemampuan menahan terhadap korosi
dan panas • dll.
Heat Treatment (Perlakuan Panas ) (cont’d)
Pada umumnya Heat Treatment dpt di klasifikasikan atas
3 tahapan
1. Pemanasan sampai suhu dan kecepatan yang tertentu.
2. Mempertahankan suhu untuk waktu tertentu sehingga temperatur merata .
3. Pendinginan dengan media pendingin ( air, minyak, udara ).
Ketiga hal tersebut tergantung dari sifat – sifat yang
diinginkan.
Penjagaan
Pemanasan
Pendinginan
Temperatur
Heat Treatment (cont’d) Syarat proses Heat Treatment :
Suhu Pemanasan harus naik secara teratur dan merata. Alat ukur suhu hendaknya seteliti mungkin.
Klasifikasi proses Heat Treatment :
1. Annealing
2. Normalizing
3. Hardening
4. Tempering
Heat Treatment (cont’d)
1. Annealing
Adalah suatu proses perlunakan sehingga besi baja yang keras dapat dikerjakan melalui permesinan atau dengan pengerjaan dingin
Tujuan :
- Mengurangi kekerasan - Memperbaiki utiliti - Memperbaiki kekuatan - Menghaluiskan ukuran butiran
Macam – macam Proses Annealing :
• Full Annealing • Recrystalisasi Annealing • Stress Relieve Annealing • Spherodizition
Heat Treatment (cont’d)
2. Normalizing
Suatu proses untuk mendapatkan strukutur butiran
yang halus dan segaram dan untuk menghilangkan tegangan dalam
Prosesnya dengan memanaskan sedikit diatas suhu
kritis + 60 0 C , kemudian setelah suhu merata didinginkan di udara
Hasilnya untuk baja – baja konstruksi, baja rol dapat
dimesin dengan baik
Heat Treatment (cont’d)
3. Hardening
Proses pemanasan baja sampai pada suhu didaerah
atau di atas daerah kritis. Tujuannya : untuk mengubah struktur baja sedemikian
rupa sehingga diperoleh struktur baja yang keras. Prosesnya adalah dengan cara menaikkan suhu baja
sampai sekitar 770°C sampai dengan 830°C. Kemudian ditahan beberapa saat kemudian didinginkan secara mendadak dengan mencelupkan kedalam air, oli atau media pendingin lain.
Heat Treatment (cont’d)
3. Hardening (cont’d) Proses hardening dapat dilakukan juga dgn mengeraskan
permukaan benda yang dapat dibagi 4 proses yaitu :
1. Carborizing
2. Flame hardening
3. Nitriding
4. Blaken dan Brownir
Heat Treatment (cont’d)
3. Hardening (cont’d)
Carborizing :
Carborizing adalah salah satu metode yang digunakan
untuk menghasilkan permukaan baja yg berkadar karbon rendah (0,3).
Proses carborizing didasarkan atas kemampuan baja
untuk menyerap carbon pda suhu 900°C - 950°C. Caranya Baja yang akan diproses dimasukkan
kedalam besi yg berisi arang kayu atau batu bara + barium karbonat kemudian suhu dan waktu pemanasan tercapai kemudian dapur didinginkan kira-kira suhu 350°C benda di keluarkan dan didinginkan di udara.
Heat Treatment (cont’d)
3. Hardening (cont’d) Flame Hardening :
•Proses ini sangat cepat untuk menghasilkan permukaan yang keras dari baja yang kandungan carbonnya lebih dari 0,4.
•Permukaan baja dipanaskan dengan cepat hingga suhu kritisnya dgn perantaraan semburan api atau dengan induction coil frekwensi tinggi, kemudian segera di quenching untuk mendapatkan struktur baja.
Heat Treatment (cont’d)
3. Hardening (cont’d) Nitriding :
•Proses menyerapkan nitrogen ke dalam logam, dgn maksud untuk mendapatkan lapisan logam yang lebih keras daripada logam semula.
•Baja yang di nitriding baja paduan rendah yang mengandung molybdenum, chromium, alumunium, dan vanadium.
•Proses nitriding ini dilakukan dalam kotak gas yang berisi sirkulasi gas ammonia. Temperatur yang digunakan adalah 500°C sd 600°C.
Heat Treatment (cont’d)
3. Hardening (cont’d) Blaken dan Brownir :
Blaken adalah proses memberi warna hitam pada
permukaan benda kerja, agar tahan terhadap korosi. Brownir adalah proses memberi warna cokelat pada
permukaan benda kerja agar tahan terhadap korosi.
Heat Treatment (cont’d)
4. Tempering : Proses memanaskan kembali baja yg telah dikeraskan
dan didinginkan secara perlahan-lahan untuk menghilangkan tegangan dalam dan mengurangi kekerasannya . Suhu yg biasa di gunakan dalam proses ini berkisar 150°C sampai 650°C.
Tujuan Tempering a.l. :
Mengurangi tegangan sisa yang timbul selama quenching
mengurangi kekerasan Mengurangi kerapuhan Meningkatkan keuletan baja
Heat Treatment (cont’d)
4. Tempering (cont’d): Macam-macam Tempering :
Tempering suhu rendah ( 150°C sampai 300°C ) :
Untuk mengurangi tegangan dalam dan mengurangi kerapuhan dari baja. Digunakan pada alat-alat yang tidak
mengalami pembebanan yang berat. Misalnya pada : alat-alat potong, mata bor, dll.
Tempering suhu sedang ( 300°C sampai 500°C ) :
Untuk menambah keuletan dan kekerasan. Proses ini digunakan pada alat-alat kerja yang mengalami beban berat. Misalnya : palu, pahat, pegas, dll.
Tempering suhu tinggi ( 500°C sampai 600°C ) :
Pengelompokan Proses Manufaktur
Sand casting Shell casting
Expendable mold
Investment casting
Casting
Lost foam casting Die Casting
Multiple use mold
Permanent mold casting Turning
Drilling, Boring Taping
Machining
Grinding, Honing, Lapping Etching
Electro Discharge machining
Non-conventional
Electro Polishing
Machining
Water jet Laser beam
Forging
Hot Forming
Rolling
Forming
Extrusion Bending
Cold Forming
Deep Drawing Spinning Swaging
Oxyfuel
Welding
Arc Plasma
Soldering Adhesive Bonding
Discrete fastener
Mechanical
Integral fastener
Bonding
Shrink fit Press fit
Shell casting
Expendable mold
Investment casting
Casting
Lost foam casting Die Casting
Multiple use mold
Permanent mold casting Turning
Drilling, Boring Taping
Machining
Grinding, Honing, Lapping Etching
Electro Discharge machining
Non-conventional
Electro Polishing
Machining
Water jet Laser beam
Forging
Hot Forming
Rolling
Forming
Extrusion Bending
Cold Forming
Deep Drawing Spinning Swaging
Oxyfuel
Welding
Arc Plasma
Soldering Adhesive Bonding
Discrete fastener
Mechanical
Integral fastener
Bonding
Shrink fit Press fit
Casting (pengecoran)
Definisi ? : • Sebuah proses dimana metal (logam) atau material cair dialirkan dengan
gravitasi atau gaya lain ke-dalam cetakan (mold) sehingga logam (material) cair tersebut membeku di dalam rongga cetakatan .
• Bentuk produk casting a.l. :
• Ingot • Produk bentukan
• Biasanya dikerjakan di foundry (dapur casting pengecoran -penuangan
History of casting (sejarang pengecoran) : • Dimulai 6000 thn lalu casting perunggu 3000 SM di Mesopotamia
• Pengocaran besi kasar secara besar tjd pada abad ke-14 ketika Jerman-Itali
merubah tanur primitif beralas datar menjadi tanur tiup berbentuk silinder • Pengecoran dgn menggunakan cetakan pasir yang dikenal dengan sand
casting telah dikenal selama beratus-ratus tahun yang lalu . • Secara umum pengecoran modern dibagi atas 3 masa 1) tahun 1700an, 2)
pertengahan 1700-1800an, 3) 1875 sampai dengan sekarang. • Benda cor produk tahun 1900-1940an cenderung tebal dan performancenya
lebih baik. Kualitas proses produksi mencapai puncaknya dimulai pada tahun 1920-1940an.
Keuntungan dan kekurangan Casting :
Casting
Keuntungan dalam penggunaan proses casting (pengecoran)? :
• Part yg dibuat memiliki bentuk internal dan external (cavities) yg kompleks e.g.
asymetric parts tidak dapat atau sulit di jangkau (inaccessible) oleh pahat dalam proses pemesinan .
• Part yg dibuat memiliki cavity (cross sectional area) yg besar dan mungkin
memerlukan penghilangan material yang banyak . • Part yg dibuat dpt mencapai spesifikasi toleransi yang mendekati spesifikasi
toleransi akhir close tolerance (net-shape). • Mengurangi directional properties dari material (metals). Kualitas anisotropic
yang lebih baik dibandingkan dengan material yang di kempa (melalui proses forging) atau pembentukan.
• Metal berharga (precious metals) tidak ada atau sedikit kehilangan material. • Membutuhkan material yg memiliki karakteristik redam (damping) yg baik
e.g. Gray Cast Iron.
Kekurangan dalam proses casting (pengecoran)? :
• Keterbatasan dalam sifat mekanik (mechanical properties) Porositas
• Keterbasan dalam ke-akurasi-an dimensi (ukuran) permukaan akhir utk beberapa proses casting • Keamanan bekerja dengan metal cair yg panas • Tungku peleburan yang mengeluarkan limbah padat dan polusi udara • Part dpt di manufaktur dengan proses lain yg lebih mudah dan hemat biaya
(cost effective) : deep drawing, atau punch-press, dll
Contoh produk casting
Casting
Camera case
Transmission
Disc brake
housing
Alur proses casting (garis besar)
Casting
Pembuatan mold (cetakan)
Peleburan material metal (logam)
Penuangan metal cair ke dalam mold
Proses pembekuan metal cair Pengangkatan produk cetakan
dan pembersihan
Sand casting : Daur ulang sand mold (pasir cetak)
Jenis Mold untuk Casting
1. Tipe MOLD berdasarkan mampu pakainya :
a. Expendable mold (single-use mold) Mold dari produk hasil pengecoran (metal cair yg kemudian mengeras) harus di hancurkan untuk mendapatkan produk tsb. Dibuat dari pasir (sand), plaster material sejenis
Lebih ekonimis laju produksi kecil
b. Multiple-use mold Mold dapat digunakan berulang kali untuk menghasilkan produk casting Dibuat dari metal atau graphite
Biaya tinggi laju produksi besar
2. Tipe MOLD berdasarkan keterbukaan moldnya :
a. Open Mold
b. Close Mold
Jenis Mold untuk Casting (cont’d)
Casting
a) Open mold Mold dgn
b) Closed mold Geometri mold
bentuk sederhaana spt
lebih kompleks dan memerlukan
kontainer (wadah) yg
sistem gating utk bentuk
berbentuk produk yg
produk yg lebih kompleks
diinginkan
(internal eksternal)
Gambar : Jenis mold dan komponen-komponen pada mold
Komponen-komponen Mold
Casting
1. Mold : Cetakan tempat dimana material cair di tempatkan dan memiliki cavity yg merupakan bentuk dari produk yg di inginkan.
2. Mold cavity : Rongga yg memiliki bentuk sesuai dengan bentuk part yg akan di hasilkan dan tempat di mana material cair dituang
3. Pattern : Duplikattiruan dari produk akhir yg di-inginkan dan digunakan dalam pembuatan mold (cavity). Pertimbangkan shringkage allowance lebih besar (e.g.
2 dari aslinya). 4. Flask : Box (wadah) yg men-supportmenampung bahanmaterial mold .
Komponen-komponen Mold (cont’d)
Casting
5. Core : Bagian yg ditambahkan (disisipkan) ke dalam mold cavity sebagai bagian untuk membentuk produk casting (utk menghasilkan bentuk geometrik yg
diinginkan) lubang yg memang ada pada disain dr produk.
6. Core print : Bagian yg ditambahkan ke dalam pattern untuk menyangga core. 7. Riser : Extra rongga yg dibuat di dalam mold yg juga di isi oleh material (e.g.
metal) cair sebagai cadangan (reservoir) metal cair yg dpt juga mengalir kedalam mold cavity untuk kompensasi tjd-nya shringkage proses pembekuan.
Komponen-komponen Mold (cont’d)
Casting
8. Gating system : pouring cup , sprue (kanal vertikal dari gating), runner (kanal horizontal) utk mengalirkan material cair, vents (way-out udaragas di dlm mold).
9. Cope : Bagian atas mold, pattern, core dan flask. 10. Drag : Bagian bawah mold, pattern, core dan flask. 11. Parting surface (line) : interface yg memisahkan cope dan drag termasuk :
flask, pattern atau core (pd sebagian proses castin). 12. Draft : taper yg memungkinkan produk casting dapat di tarik dari mold
Material untuk casting
Casting
Material yang dapat di lebur dan mengalami pembekuan setelahnya :
Metal , alloy , polymers , dll
Contoh yg umum : Metal Ferrous :
Non Ferrous :
• Cast iron (besi cor)
• Alumunium
• Steel (baja)
• Copper (Tembaga) • Zinc (Seng) • Timah
Hampir semua logam dapat dicasting
• Magnesium
Yang lebih baik memiliki sifat :
• Nickel
Titik lebur rendah
• Titanium
Beda titik lebur dengan titik didih cukup jauh Fluiditasnya baik Tidak terlalu reaktif dengan udara pada suhu tinggi
Persyaratan dasar dalam proses casting
Casting
6 syarat dasar yg berhubungan dengan hampir semua proses casting : 1. Mold cavity :
• Memiliki bentuk dan ukuran sesuai yg di inginkan ( spek. geometri dari casted part yg di-inginkan harus ada di cavity ). • Harus mempertimbangkan allowance utk shringkage (penciutan) material yg membeku. • Material Mold harus tahan dan tidak bereaksi terhadap material cair (e.g. metal) produk tidak boleh mengandung material mold.
2. Melting process (Proses pelelehan) :
• Harus dapat menghasilkan metallogammaterial cair pada suhu yg sesuai dan pd jumlah kualitas yang diinginkan dgn harga yg beralasan .
3. Pouring technique (metodateknik Penuangan) :
• Harus memiliki mekanisme untuk mengalirkan material (e.g. metal) cair ke dlm mold • Harus ada mekanisme utk menghilangkan udaragas yg ada (terjebak) didlm cavity sebelum proses penuangan full dense (porositas sesuai spek)
Persyaratan dasar dalam proses casting (cont’d)
Casting
4. Solidification process (Proses pembekuan) : • Harus di rancang dan di kendalikan dengan baik proses pembekuan (solidifikasi) dan penciutan (shringkage) karena pembekuan material (metal) cair tdk boleh menyebabkan porositas dan rongga (void).
• Mold tidak boleh membatasi terjadinya shringkage pada proses pendinginan (cooling) secara berlebihan casting mudah crack (retak) dan kekuatannya rendah .
5. Mold and (casted) part removal : • Harus dapat membuka mold dan melepas produk (casted material) dengan
mudah dan tidak menyebabkan cacat pada part . 6. Finishing operation cleaning, finishing + inpection :
• Pembersihan pada permukaan produk thd : material mold , material lebih (dari material produk itu sendiri) yg terbentuk saat penuangan dan solidifikasi sepanjang parting line !
Penggunaan Energi dalam metal casting
Casting
Melting 55
Energy Use in Metal casting
Heat Treatment 6
Post cast 7 Core making 12 Melting
Heat Treatment
Mold making 12
Post Cast
Lainnya 12
8 Coremaking 55
Moldmaking
7 Other 6
Pemanasan Metal (logam)
Casting
• Energi panas ( heat energy ) yg di butuhkan adalah penjumlahan dari :
Heat ( kalor ) untuk menaikan suhu ke titik lebur Heat of fusion untuk merubah padat (solid) ke cair (liquid) Heat utk menaikan metal cair ke suhu penuangan yg diinginkan
H V C s m T o H f C l p T m (1)
H = total heat required to raise the temperature of the metal to the pouring temperature, Btu (J)
= density, lbmin 3 (gcm 3 )
Cs = weight specific heat for the solid metal, Btulbm- Of (Jg- o C) Tm = melting temperature of the metal To = starting temperature, usually ambient, o F( o C) Hf = heat of fusion, Btulbm (Jg) Cl = weight specific heat of the liquid metal, Btulbm- o F (Jg- o C) Tp = pouring temperature, o F( o C)
V = volume of metal being heated, in 3 (cm 3 )
Pemanasan Metal (cont’d)
Casting
Contoh :
One cubic foot of a certain eutectic alloy will be heated in a crucible from room temperature to 200 o above its melting point for casting. The properties of the alloy are density = 0.15 lbmin 3, Melting point = 1300 o F, specific heat of the liquid metal = 0.082 Btulbm- o F in the solid state; and heat of fusion = 72 Btulbm. How much heat energy must be added to accomplish the heating, assuming no losses?
Solusi :
Assume ambient temperature in the foundry = 80 o F and that the densities of liquid and solid states of the metal are the same. Nothing that 1 ft 3 = 1728 in 3 and substituting the property values into eq. (1), we have :
H = (0.15) (1728) {0.082 (1300 – 80) + 72 + 0.071 (1500 – 1300)} = 48,273.4 Btu
Penuangan Metal cair
Casting
• Pouring temperature (Suhu penuangan)
Suhu penuangan (suhu metal cair saat
dituang ke dalam mold)
• Pouring rate (Laju penuangan)
Laju volumetrik penuangan metal cair ke
dalam mold
• Turbulence
Perubahan kecepatan fluida yg tidak
teratur, baik besar maupun arahnya erosi mold yg berlebihan tjd keausan pada badan mold (karena aliran metal cair)
Analisa proses penuangan ( pouring )
Casting
• Laju aliran (Flow velocity) : v 2 gh (2)
• Laju volumetrik aliran (Volume rate of flow) :
Q v A 1 (3) v A 2
• Waktu pengisian mold dgn volume V (Time required to fill a
mold cavity of volume V) :
V
MFT
Q
MFT = mold filling time, sec (s)
V = volume of mold cavity, in 3 (cm 3 ) Q = volume flow rate, in 3 sec (cm 3 s)
Analisa proses penuangan (cont’d)
Casting
Contoh :
A certain mold has a sprue whose length is 8.0 in. and the cross-sectional area at the base of the sprue is 0.4 in2. The sprue feeds a horizontal runner leading into a mold cavity whose volume is 100 in.3. Determine (a) velocity of the molten metal at the base of the sprue, (b) volumetric flow-rate , and (c) time to fill the mold
Solusi : (a) The velocity of the flowing metal at the base of the sprue is given by eq (2):
v
gh 2 ( 386 . 6 )( 8 . 0 ) 78 . 65 in . sec
(b) The volumetric flow rate is
2 Q 3 vA ( 0 . 4 . )( 78 . 65 . sec) 31 . 5 in . sec
(c) The time required to fill a mold cavity of 100 in.3 at this flow rate is
V 100
MFT
3 . 2 sec
Q 31 . 5
Proses pembekuan (solidification process)
Casting
Pada proses pembekuan : •Karakteristik struktur yg menentukan properties (sifat) dari produk di-set •Dapat terjadi Cacat produk casting (cor) porositas gas dan penciutan produk
Sifat-sifat proses pembekuan diketahui melalui Cooling curve kurva yg menggambarkan transisi pada struktur material (metal) dari liquid ke padat menurut perubahan suhu-waktu penting utk proses penuangan dan pembekuan !!!
Dua tahap pembekuan (Solidification stages) : Nucleation (nukleasi) growth (perambatan beku)
• Nukleasi : terbentuknya partikel solid yg stabil dari material cair (molten
liquid) • Growth : terjadi saat heat-of-fusion yg terlibat terlepas secara kontinyu dari
material cair.
Proses pembekuan (cont’d)
Casting
Pelepasan panas transisi liquid ke solid!
taehre
up s
Figure : Cooling curve for a pure metal during casting
Proses pembekuan (cont’d)
Casting
Total liquid
Freezing range
Two phase Total solid
Figure : (a) Phase diagram for a copper-nickel alloy system , and (b) associated cooling curve for a 50Ni-50Cu composition during casting
Waktu pembekuan ( Solidification Time)
Casting
S (5) = P t - F t
h
•Semakin besar superheat semakin banyak waktu yg di ijinkan bagi material untuk mengalir kedalam detail cavity sebelum mulai pembekuan !
Chvorinov’s Rule (memperkirakan waktu pembekuan) :
n
V
TST (6) C
m
A
Dimana : TST = Total solidification time, min
3 V = volume of the casting, in. 3 (cm )
2 A = surface area of the casting, in. 2 (cm ) N = Sbh exponent (umumnya n = 2)
Cm = mold constant, minin. 2
Penciutan ( Shringkage )
Casting
Volumetric reduction of the casted parts due to solidification and cooling (Penciutan (pengurangan ukuran) volumetrik casted- part karena proses solidifikasi dan pendinginan ).
Shringkage tjd dalam 3 proses :
1. Liquid contraction 2. Solidification 3. Solid thermal
contraction
Penciutan (Shringkage) (cont’d)
Casting
Volumetric contraction due to: Solidification
Solid thermal
Aluminum alloy (typical)
Gray cast iron
Gray cast iron, high carbon
Low carbon cast steel
Bronze (Cu-Sn)
Struktur produk cor (casted part)
Casting
1. Chill zone : zone kristal yg sempit dan ber-orientasi secara random dan membentuk permukaan benda cor . Proses nukleasi yg cepat (pembentukan partikel solid) terjadi pada zone ini karena adanya dinding mold dan pendinginan permukaan yg relatif cepat .
2. Columnar zone : Zone yg berbentuk kolom terbentuk karena saat terjadinya chill zone Laju pelepasan panas + laju pembekuan menurun kristal berkembang ke arah perpendikular (tegak lurus) permukaan casting paralell kristal yg sangat terarah !
3. Equiaxed zone : Kristal spheris yg terorientasi secara random !
Permukaan casting
Permasalahan dalam metal-cair
Casting
1. Dross atau Slag metal oxida (i.e. ceramic material), yg tjd karena reaksi antara Oxygen dengan metal cair dan sekelilingnya, yg terbawa saat penuangan dan pengisian (mold) cavity terjebak dalam produk cor
memperburuk permukaan produk cor (casted part), mampu mesin
(machinibility) dan sifat mekanik (mechanical properties). Pencegahan a.l. :
•
menutupmelindungi metal cair sebelum dan saat penuangan , atau pelelehan (peleburan) dan penuangan material cair dilakukan di dalam ruangan terkendali atau vakum.
•
Membuat pour ladle (alat penuang metal cair) khusus yg dapat menutup kemungkinan reaksi antara lingkungan (udaraoxigen) dgn metal cair.
•
Merancang gating system untuk menjebak dross sehingga tidak masuk kedalam mold cavity.
Permasalahan dalam metal-cair (cont’d)
Casting
2. Gas porosity tjd karena gas bercampur dengan metal cair membentuk ronggagelembung udara (bubbles) di dalam produk cor (casting).
Pencegahan a.l. :
•
Peleburan di lakukan dalam : ruang vakum , lingkungan yg memiliki gas yg solubilitas-nya rendah , atau dengan penutup yg menghindari kontak dengan udara .
•
Menjaga suhu superheat rendah untuk meminimasi solubilitas.
•
Penanganan proses penuangan yg hati-hati untuk mencegah turbulens yg dpt menyebabkan bercampurnya udara dengan material cair.
•
Gas flushing : melewatkan gelembung-gelembung gas reaktif dgn gas yg larut dalam metal cair (e.g. bubles dari nitrogenchlorine menghilangkan hydrogen di dlm alumunium cair).
Tingkat ke-cair-an (Fluiditas fluidity)
Casting
Kemampuan metal cair untuk mengalir (flow) dan kemudian mengisi (fill) mold cavity.
•Cacat produk cor tjd bila metal cair mulai membeku sebelum seluruhnya
mengisi mold cavity misruns atau cold sluts •Tergantung pd : komposisi , suhu pembekuan , range pembekuan dari
materal cair (metal, alloy). Plg dipengaruhi suhu penuangan , atau jumlah superheat !
= Fluiditas
Suhu penuangan
Hindari Suhu Tuang yg terlalu tinggi ! metal cair penetrasi ke permukaan mold (mengisi ronggacelah pada mold) pada sand- casting : metal cair bagian luar menyusup pada permukaan pasir permukaan produk cor mengandung pasir !
Gating system
Casting
Gating system dan Laju Pengisian (penuangan)
• Laju pengisian yg cepat erosi pada gating system dan mold cavity = ikutnya material moldgating kedalam produk cor. • Laju pengisian yg rendah (slow filling) dan heat loss pada metal cair cepat membeku misruns dan cold sluts .
Pertimbangan dalam merancang gating-system
mempengaruhi ke-mampu-aliran (flowdityflowditas) metal cair : Kanal pendek dan penampang bundar atau persegi dari gating system
menghindari Kerugian Panas (Heat loss). Gates lebih dari satu atau dua (Multiple gates) mempercepat distribusi
metal cair ke dalam mold cavity (utk big cavity). Panjang Sprue yg pendek (Short sprue) mempercepat jalannya metal cair
ke-dalam mold.
Gating system (cont’d)
Casting
Riser
Casting
Extra rongga yg dibuat di dalam mold yg juga di isi oleh material (e.g. metal) cair
sebagai cadangan (reservoir) metal cair yg dpt juga mengalir kedalam mold cavity untuk kompensasi tjd-nya shringkage proses pembekuan.
•Riser harus membeku setelah produk cor (casting) bila sebaliknya : metal
cair dari mold cavity akan mengalir ke riser shringkage lebih banyak !!!
•Proses casting harus di rancang agar arah pembekuan berjalan dari mold
cavity ke riser ! shg riser dpt memberikan mold cavity tambahan material (metal) cair utk kompensasi penciutan !
•Pembuatan multiple risers dimungkinkan agar kompensasi shringkage
pada mold cavity : lebih cepat dan merata .
Desain Riser yg BAIK ?:
1. Luas permukaan yg kecil pembekuan yg panjang.
2. Berbentuk spherisconesilinder. 3. Di tmpkan pd bagian casting dgn
ketebalan tertinggi.
Pattern (Pola) : karakteristik
Casting
Pattern (Pola) (cont’d)
Casting
Pattern :
• Pertimbangkan allowance
A) shringkage allowance dibuat lebih besar dari
dimensi asli produk (Kontraksi casting karena proses pendinginan e.g. 2 tergantung dari metalmaterial yang di casting).
B) Machining (finishing)
allowance .
C) Distortion allowance
• Mold dibuat menjadi 2 atau lebih bagian mempermudah pengambilan pattern
dan produk casting. • Buat DRAFT untuk mempermudah pelepasan pattern yg memiliki permukaan
tegak-lurus parting-line ( parallel dgn arah penarikan mold ).
No
Material
Allowance untuk
kontraksi
1 Cast Iron
0.8-1.0
2 Steel
1.5-2.0
3 Alumunium
1.0-1.3
4 Brass
Pattern (Pola) (cont’d)
Casting
Penambahan DRAFT
Contoh Shrink rule dan
allowances
Pattern (Pola) (cont’d)
Casting
Penambahan DRAFT
Pertimbangan dalam perancangan casting
Casting
•Parting plane mempengaruhi :
1. Jumlah core : perubahan parting line dpt menghilangkan core ! 2. Penggunaan gating system yg efektif dan ekonomis 3. Berat akhir produk casting 4. Metode untuk menyangga core 5. Ke-akurasian dimensi akhir 6. Kemudahan molding
•Ketebalan minimum bagian casting :
Pertimbangan dalam perancangan casting (cont’d)
Casting
•Pemakaian fillet pada perpotongan dua bagian casting mengurangi konsentrasi tegangan. Fillet berlebihan Hot Spot !
Gambar : Aturan dalam pemakaian fillet
Hot Spot
Alur Casting pembuatan Baja (Steel)
Casting
Alur Casting pembuatan Baja (Steel)
Casting
Jenis proses Casting
Casting
1. Berdasarkan tipe MOLD :
a. Expendable mold (single-use mold) casting Mold dari produk hasil pengecoran (metal cair yg kemudian mengeras) harus di hancurkan untuk mendapatkan produk tsb.
Dibuat dari pasir (sand), plaster material sejenis Lebih ekonimis laju produksi kecil
b. Multiple-use mold casting Mold dapat digunakan berulang kali untuk menghasilkan produk casting Dibuat dari metal atau graphite Biaya tinggi laju produksi besar
2. Jenis MATERIAL mold : Sand (pasir) sand casting, metal, atau material lain.
3. Proses Penuangan (POURING process): gravity (gravitasi), sentrifugal (centrifuge), vacum, tekanan (lowhigh pressure).
Proses Casting : Keuntungan dan keterbatasannya
Casting
Kekasaran permukaan (Ra) proses casting
Casting
Karakteristik Umum berbagai proses Casting
Casting
Expendable Mold Casting
Casting
1. Single-use mold dengan multiple-use pattern 2. Single-use mold dengan single-use pattern
Sand casting
Casting
Gambar : produk sand-casting frame air compressor (680 kg) (Elkhart foundry, Indiana)
Tahapan Proses Sand Casting
Casting
Core making
Pattern
(if needed)
making
Preparation of
Sand
Mold making
Cleaning and
and cooling
inspection
Removal of sand mold
Finished casting
Gambar : Tahapan proses sand casting (termasuk pembuatan pattern dan mold)
Tahapan Proses Sand Casting (cont’d)
Casting
Tahapan Proses Sand Casting (cont’d)
Casting
Tahapan Proses Sand Casting (cont’d)
Casting
Perhatikan urutan !!!
Drag
Pemampatan pasir di DRAG
Pemampatan pasir di COPE
Drag
Tahapan Proses Sand Casting (cont’d)
Casting
Tipe-tipe Pattern (Pola)
Casting
a. One-piece pattern atau Solid pattern plg mudah dan murah : utk produk sederhana dan jumlah casting sedikit. b. Split pattern jumlah produk casting lebih banyak dari solid pattern. c. Match-plate pattern jumlah produk casting lebih banyak dari split pattern. d. Cope and drag pattern dimensi produk casting besar dan dalam jml besar.
Pembuatan Core (inti)
Casting
Karakteristik Core yang baik untuk casting : • Memiliki kekerasan dan kekuatan yg cukup untuk tahan terhadap
penanganannya dan gaya dari metal cair. Compressive strength berada pada 100-500 psi.
• Kekuatan yg cukup sebelum hardening untuk memungkinkan
penanganan pada kondisi tersebut. • Permeabilitas yg sesuai untuk memungkinkan dilalui oleh gas. • Collapsibility yg cukup spt pattern. • Refractoriness yg baik. • Permukaan yg halus. • Menghasilkan gas yg minimum saat di panaskan selama proses
penuangan.
Pembuatan Core (inti) (cont’d)
Casting
Gambar : Engine blok V-8 dam lima dry-sand core nya
Sand Conditioning ( Pengkondisian Pasir )
Casting
SAND Silica (SiO2), zircon atau olivine (forsterite dan fayalite) + bahan additive .
1. Refractoriness kemampuan utk tahan terhadap suhu tinggi sifat alami dari sand .
2. Cohesiveness (bond atau strength of sand) kemampuan untuk mempertahankan bentuk yg dibuat saat di tempatkan di mold didptkan dengan melapiskan biji (partikel) pasir dgn clay (pelekat) : bentonite, kaolite, atau illite .
3. Permeability kemampuan untuk dilalui gas fungsi dari ukuran partikel pasir, jumlah dan tipe dari pelekat (clay), kelembaban, dan tekanan pemampatan pd pasir .
4. Collapsibility kemampuan untuk membiarkan metal menciut setelah proses pembekuan yg akhirnya berguna utk melepaskan produk casting.
SAND TESTING
Sifat Sand yg baik untuk Casting
Casting
13 sifat 1. Tidak mahal dalam jumlah besar
2. Tahan terhadap proses transportasi dan penyimpanan 3. Dapat mengisi flask secara merata 4. Dapat di mampatkan dgn metode yg sederhana 5. Memiliki elastisitas yg cukup untuk tahan thd proses penarikan (pemisahan) pattern 6. Dapat tahan suhu tinggi dan menjadi ukurannya hingga metal (material) membeku 7. Cukup permeable untuk melepaskan (melewatkan gas) 8. Cukup padat untuk mencegah penetrasi metal cair 9. Cukup cohesive untuk mencegah terlepasnya agregat kedalam penuangan
10. Tahan reaksi terhadap metal (material) yg di cast 11. Dapat membiarkan solidification dan thermal shringkage mencegah
crack (retak) dan sobekan 12. Memiliki collapsibility untuk memungkinkan pelepasan produk casting dengan mudah 13. Dapat di daur ulang (recycled dipakai lagi)
Pembuatan Mold
Casting
Berbagai jenis teknik pembuatan sand mold :
Flat-head squeezing
Profile-head squeezing
Jolting
Equalizing squeez pistons Flexible diaphragma
Pembuatan Mold (cont’d)
Casting
Klasifikasi Sand Mold
Casting
Greensand :
Dibuat dari campuran sand (pasir), clay (tanah liat), and air. Kekuatan yang baik, good collapsibility, good permeability, good
reusability, dan plg tidak mahal. Dry-sand :
Dibuat dari pengikat organik ketimbang tanah liat (clay), dan mold
di panggang dalam sebuah oven yg besar pada suhu antara 400 o to 600 o F (204 o to 316 o C).
Dimensi akhir yg lebih baik tapi lebih mahal .
Skin-dried :
Dengan cara mengeringkan permukaan mold hingga kedalaman 0.5
hingga 1 in (2.5 cm) pada permukaan cavity mold, menggunakan tork (torches), lampu pemanas, dll.
Shell-Mold Casting
Casting
Alur proses Shell molding
Shell-Mold Casting (cont’d)
Casting
Karakteristik Shell-mold casting :
Shell-Mold Casting (cont’d)
Casting
Contoh sand mold casting :
Pattern untuk Sand-mold casting
Dua shell sebelum clamping dan produk akhir Shell mold
Vacuum Molding
Casting
Vacuum molding : Menggunakan cetakan pasir bersamaan dengan
tekanan vakum tidak adanya binder = tidak ada moisture related defects (e. g. fumes = binder yg terbakar) .
Jenis Vacuum molding:
Vacuum assisted molding Vacuum injection molding
Vacuum Molding (cont’d)
Casting
Alur proses Vacuum Molding
Vacuum Assisted Molding
Casting
Menggunakan bentuk plastik reinforced yang harganya murah dalam
tekanan yang mengapit bentukan atas dan bentukan bawah .
Vacuum Injection Molding
Casting
Mesin injection molding
Investment Casting
Casting
Pengecoran presisi menghasilkan produk berukuran teliti dengan permukaan yang sangat halus. Investment casting yang paling khas adalah lost wax process .
Gambar : Contoh investment casting untuk pembuatan Stator Compresor dengan 108 airfoils terpisah (courtesy Howmet Corp.)
Alur proses Investment Casting
Casting
Gambar : urutan proses investment-mold casting (investment casting institute)
Investment Casting (cont’d)
Casting
Keuntungan : Fleksibilitas desain dapat membuat bentuk apapun yang sesuai dengan
keinginan, bentuk yang rumit dan detail yang sangat teliti. Dapat diperoleh permukaan yang rata dan halus tanpa garis pemisah . Banyaknya pilihan logam dan paduan yang dapat menggunakan proses
casting ini. Menghilangkan set-up tooling dengan menawarkan konfigurasi near-
net-shape maka akan mengurangi atau menghilangkan biaya perlengkapan. Mengurangi biaya produksi dan meningkatkan keuntungan investment
casting tidak memerlukan modal atau biaya permesinan yang besar. Kerugian :
Proses mahal. Terbatas untuk benda cor yang kecil. Sulit, bila diperlukan inti. Lubang harus lebih besar dari 1,6 mm dengan kedalaman maksimal 1,5 kali
diameter .
Investment Casting (cont’d)
Casting
Karakteristik Investment-mold casting :
Expanded Polystyrene Casting
Casting
•Casting dimana pattern yg terbuat dari polystyrene tidak perlu di lepas dari mold sebelum dan saat penuangan metal cair ke dalam cavity , karena pattern menguap saat metal cair di tuang kedalam mold cavity keuntungan dibanding investment-mold casting !
•Disebut juga full-mold casting .
Expanded Polystyrene Casting (cont’d)
Casting
Karakteristik Full-mold (expended polystyrene) casting :
Multiple-use Mold Casting
Casting
Permanent Mold casting
Casting
Proses dasar Permanent Mold casting:
Tidak perlu mengalami pergantian cetakan. Dibentuk dari 2 bagian buka tutup. Ditambah cores untuk membentuk bagian dalam produk.
Proses : Pemanasan cetakan sampai 200 0 C.
Pelapisan cetakan + dituangkan (metal cair mengalir karena
gaya gravitasi).
Cetakan dibuka.
Keuntungan :
Kerugian :
Permukaan baik
Terbatas pada logam
Ketelitian dimensi baik
Bentuk sederhana
Produk kuat
Permanent Mold casting (cont’d)
Casting
Karakteristik Permanent-mold casting :
Proses dasar Permanent Mold casting
Casting
Parameter pengaruh umur Mold
Casting
1. Alloy yg di cast (cor) semakin tinggi titik lebur, semakin pendek umur mold. 2. Material mold gray cast iron memiliki thermal fatigue yg terbaik dan dpt di mesin dgn mudah banyak digunakan sbg mold. 3. Suhu penuangan Semakin tinggi suhu penuangan, semakin pendek umur mold, meningkatkan masalah penciutan (shringkage). 4. Suhu mold bila suhu terlalu rendah, misruns dpt terjadi. Bila suhu terlalu tinggi, erosi mold dpt terjadi. 5. Konfigurasi mold perbedaan ukuran dari bagian2 mold atau produk yg di cor, dpt menurunkan umur mold.
Variasi dari Permanent Mold Casting
Casting
Slush Casting hanya memungkinkan metal cair berada di mold cavity
hingga shell dengan ketebalan tertentu terbentuk (metal cair selebihnya di tuang kembali keluar) menghasilkan produk casting yg hollow.
Low-Pressure Casting menggunakan tekanan rendah 5-15 psi thd
metal cair di dlm cavity. Vacuum Permanent Mold Casting pem-vakum-an mold cavity untuk
menarik metal cair ke dalam mold (cavity).
Die Casting
Casting
Pengertian :
Penginjeksian logam cair dengan tekanan tinggi.
Sejarah :
Dari mesin Linotype , dikembangkan oleh O. Margenthaler Digunakan komersial pertama kali di New York oleh The Tribune Pematenan pertama mesin Die Casting oleh H. Doehler (1906) 1907 , E. Wagner menggunakan mesin ini untuk mencetak teropong
dan masker gas.
Gambar : skema umum mesin (cold chamber) die-casting
Siklus cold chamber Die Casting
Casting
Gambar : Siklus dalam cold-chamber casting
Siklus hot chamber Die Casting
Casting
Proses Die Casting
Casting
Die Casting
Casting
Karakteristik Die-casting :
Metalurgi Serbuk (Powder Metalurgy)
Metalurgi Serbuk (Powder Metalurgy)
Metalurgi Serbuk
Sebuah proses manufaktur dimana part yang dihasilkan dari serbuk
metal (plastik injection molding). Serbuk dimampatkan menjadi suatu bentuk tertentu . Lalu di panaskan untuk membuat ikatan dari partikel serbuk menjadi
keras dan kokoh (Sintering)
Mengapa memakai Powder Metalurgy ? :
Part dapat di produksi masal dalam bentuk net-shape atau near net-
shape Sedikit menghasilkan material scraptdk terpakai (waste) Part memiliki tingkat porositas yg dispesifikasikan Metal tertentu sulit untuk di produksi dengan metoda lain tungsten ! Dapat menghasilkan kombinasi metal alloy tertentu Dapat di otomatisasi untuk produksi yg lebih ekonimis
Metalurgi Serbuk (Powder Metalurgy) (cont’d)
Metalurgi Serbuk
Kekurangan Powder Metalurgy ? :
Biaya tooling dan peralatan yg tinggi Serbuk metal yg mahal Kesulitan dalam menyimpan dan menangani serbuk metal (
degradasi kualitas) Keterbatasan geometri part karena serbuk metal tidak langsung
mengalir di dalam die selama proses penekanan Variasi dalam kepadatan material pada part akhir
Metalurgi Serbuk (Powder Metalurgy) (cont’d)
Metalurgi Serbuk
Ukuran Screen Mesh
Metalurgi Serbuk (Powder Metalurgy) (cont’d)
Metalurgi Serbuk
Berbagai bentuk partikel :
Proses Metalurgi Serbuk
Metalurgi Serbuk
Produksi Metalurgi Serbuk
Metalurgi Serbuk
Gas atomization
Water atomization
Centrifugal atomization
Produksi Metalurgi Serbuk (cont’d)
Metalurgi Serbuk
Urutan proses pembuatan serbuk metal
Perangkat Blending dan Mixing Metalurgi Serbuk
Metalurgi Serbuk
Compacting
Metalurgi Serbuk
Sintering
Metalurgi Serbuk
Cold isostatic pressing
Metalurgi Serbuk
Rolling Powder
Metalurgi Serbuk
Produk PM
Metalurgi Serbuk
Produk PM (cont’d)
Metalurgi Serbuk
Proses pembuatan Part Leg Shield kanankiri
Injection
pada Sepeda motor
Molding
Pemilihan Material
Injection Molding
Produk Leg Shield pelindung kaki pada sepeda motor + penahan
angin dari arah depan sifat yang dibutuhkan : kokoh, kuat, tahan terhadap tumbukan dan tahan terhadap cuaca .
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan material plastik yang
digunakan untuk part Leg Shield RL = thermoplastik jenis ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene).
Sifat Material
Injection Molding
Faktor mekanik : kokoh, kuat, stabil, tahan tumbukan, tahan
pengikisan Faktor ketahanan : high electric resistance, chemical resistance Faktor temperatur : baik untuk penggunaan pada temperatur
rendah
Material untuk part LEG SHIELD , RIGHT LEFT
Material yang digunakan :
1. ABS RESIN NATURAL Mpf 100-11XS77
Type : MPF 100 – 11XS77
Made by : Toray Plastics (Malaysia) Sdn. Bhd.
2. HAIMASTER 9802
Grade : Black 9802
Made by : PT. Halim Samudra Interutama Indonesia
CAMPURAN :
ABS Natural 100 kg + Haimaster 1,5 kg
SUHU HOPPER :
85 C - 95 C
Charging
Injection Molding
ClampingDie Closing
Injection Molding
Barrel forward injection
Injection Molding
Barrel backward, cooling metering
Injection Molding
Mold open, ejection pelepasan part
Injection Molding
Injection Molding
Pengambilan dan pelepasan produk
Injection Molding
Metal Forming
Cakupan Topik Metal Forming
Metal Forming
1. Klasifikasi Proses
Proses Bulk Deformation Pengerjaan Logam Lembaran (Sheet Metalworking)
2. Perilaku Material dalam Metal Forming
Flow Stress Average Flow Stress
3. Suhu dalam Metal Forming
4. Efek dari Laju Regangan (strain rate)
5. Gesekan dan Pelumasan (Friction and Lubrication)
Bulk Metal Forming
Metal Forming
4 jenis proses yang umum • Rolling – Proses penekanan (kompresi) untuk mengurangi
ketebalan sebuah slab oleh sepasang mekanisme roll. • Forging – Proses penekanan (kompresi) yang dilakukan oleh
sepasang dies. • Extrusion – Proses penekanan (kompresi) material hingga
mengalir ke bukaan dies. • Drawing – Proses menarik kawat atau batang melalui bukaan
dies.
Bulk Metal Forming (cont’d)
Metal Forming
Rolling
Forging
Extrusion
Drawing
Pengerjaan Logam Lembaran
Metal Forming
(sheet metalworking)
Proses pembentukan pada metal lembaran, strip dan gulungan
kawat (coils). Normalnya proses cold working yang menggunakan satu set punch dan die .
Bending – Peregangan dari lembaran metal (logam) untuk
membentuk sebuah sudut bending. Drawing – Pembentukan sebuah lembaran sehingga berbentuk
hollow (berlubang secara axial) atau cekungan. Shearing – Proses pengguntingan material (logam) bukan
proses pembentukan.
gambar
Pengerjaan Logam Lembaran (cont’d)
Metal Forming
Bending
Drawing
Shearing
Perilaku Material dalam Metal Forming
Metal Forming
Y n
f K
K n Y f
1 n
Y f Flow Stress Maximum strain
untuk proses forming K Strength coefficient
Y f Average flow stress n Strain hardening exponent
Tekanan dan Gaya dalam Metal Forming
Metal Forming
Perhitungan Tekanan dan Gaya pada proses Deformasi Plastik harus mempertimbangkan 4 hal :
1. Analisa stress state (kondisi tegangan) Yield Criteria
2. Flow stress harus di ketahui
3. Efek dari gesekan (friction) harus ditentukan (pengaruhnya)
4. Inhomogenuous deformation (deformasi tidak homogen)
Tekanan dan Gaya dalam Metal Forming (cont’d)
Metal Forming
Stress-state