Hukum Konvensi Internasional
B. Hukum Konvensi Internasional
Sejumlah perjanjian-perjanjian multilateral termasuk draf-draf instrumen yang mencerminkan pandangan komunitas internasional bersesuaian dengan interpretasi pengadilan kasus Furundzija terhadap prinsip-prinsip hukum kebiasaan internasional tentang pertanggungjawaban hukum atas tindakan penyertaan dan pembantuan terhadap tindak kejahatan. Per- tanggungjawaban hukum atas tindakan penyertaan dan pembantuan dan bentuk lain kepenyertaan diberikan, meskipun tidak didefinisikan,
dalam pelbagai statuta pengadilan pidana pasca-Perang Dunia II, 70 dalam Konvensi Genosida 1948, 71 dan dalam ICTY, 72 ICTR, 73 dan statuta
67 Prosecutor v. Delalic, ICTY Case No. IT-96-21 (Trial Chamber Nov. 16, 1998), hlm. 327, tersedia di http:// www.un.org/icty/celebici/trialc2/judgement/index.htm. 68 Ibid., hlm. 321. 69 Dalam kasus Farben, Pengadilan menemukan bahwa kekhilafan beritikad baik seperti keyakinan dari
beberapa industrialis tertentu bahwa gas beracun yang dijual kepada Na�i akan digunakan hanya untuk tujuan-tujuan remeh temeh bisa memperjelas individu-individu dari pertanggungjawaban atas tindakan penyertaan dan pembantuan. U.S. v. Krauch, op. cit., hlm. 1169.
70 Lihat Charter of the International �ilitary Tribunal for the Far East, 19 Januari 1946, pasal 5 ayat 2, T.I.A.S. No. 1589; Nuremberg Tribunal Charter, pasal 6, 59 Stat. at 1547; Allied Control Council Law No. 10, “Punishment of Persons Guilty of War Crimes, Crimes Against Peace and Against Humanity”, Dec. 20, 1945, pasal II ayat 2.
71 Convention on the Prevention and Punishment of the Crime of Genocide, 9 Desember1948, pasal 3(e), 78 U.N.T.S. 277. 72 Statute of the International Tribunal for the Prosecution of Persons Responsible for Serious Violations of Humanitarian Law Committed in the Territory of the Former Yugoslavia, 25 �ei 1993, S.C. Res.
1159 (1993). 73 U.N. Security Council Resolution 955 (1994) tentang pembentukan International Tribunal for Rwanda, 8 November 1994, S.C. Res. 955, U.N. SCOR, 49th Sess., 3453rd mtg., U.N. Doc. S/RES/955 (1994),
Eddie Sius Riyadi Tanggung Jawab Bisnis terhadap Hak Asasi Manusia
Pengadilan Khusus untuk Sierra Leone. 74 Lebih khusus lagi, Draf Kode tentang Kejahatan �enentang Perdamaian dan Keamanan �anusia tahun 1996 (Draft Code of Crimes Against the Peace and Security of �ankind) menyatakan bahwa seorang individu bertanggung jawab jika ia “secara mengetahui membantu, menolong atau menyertai, secara langsung dan secara substansial, dalam pelaksanaan suatu kejahatan, termasuk menye-
diakan wahana untuk pelaksanaannya.” 75 Sebagaimana telah ditekankan oleh pengadilan Furundzija, Draf Kode tersebut merupakan “sebuah instrumen internasional yang otoritatif” yang sekurang-kurangnya “merupakan pandangan legal tentang para publisis yang sangat ber- kualitas yang merepresentasikan sistem-sistem hukum utama di dunia.” 76
Demikian juga, Statuta Roma untuk �ahkamah Pidana Inter- nasional, yang mulai berlaku tahun 2002, menyediakan suatu definisi yang lebih detail tentang kategori kepenyertaan. Secara khusus, Pasal 25(3) menyediakan pertanggungjawaban untuk siapa pun yang, antara lain, “berkontribusi pada pelaksanaan atau percobaan pelaksanaan … suatu kejahatan oleh sebuah kelompok orang-orang yang bertindak dengan suatu tujuan bersama,” sepanjang kontribusi tersebut bersifat “intensional” dan dibuat entah dengan “tujuan untuk meneruskan kegiatan kejahatan atau tujuan kriminal dari kelompok tersebut,” atau entah “dengan pengetahuan akan intensi (niat) dari kelompok tersebut
untuk melakukan kejahatan yang dimaksud.” 77 �eskipun Statuta Roma jelas-jelas mensyaratkan “niat” (intent), definisinya tentang “niat” memperjelas bahwa unsur ini terpenuhi dengan adanya kesadaran (pengetahuan) bahwa suatu konsekuensi partikular “akan terjadi dalam
74 Statute of the Special Court for Sierra Leone, 16 Januari 2002, tersedia di http://www.specialcourt. org/documents/Statute.html. 75 Draft Code of Crimes Against the Peace and Security of Mankind, U.N. GAOR, Int�l Law Comm�n, 48th Sess., pasal 2(3)(d), U.N. Doc. A/CN.4/L.533 (1996), tersedia di http://untreaty.un.org/ilc/documentation/ english/a_cn4_l532.pdf.
76 Furundzija, op. cit., hlm. 227; lihat juga Reg. No. 2000/15 on the Establishment of Panels with Exclusive Jurisdiction over Serious Criminal Offences, U.N. Transitional Administration in East Timor, 14.3, U.N.Doc.UNTAET/REG/2000/15 (2000), tersedia di http://www.un.org/peace/etimor/untaetR/ Reg0015E.pdf; Statute of the Iraqi Special Tribunal, 10 Desember 2003, pasal 15(b), tersedia di http:// www.cpa-iraq.org/human_rights/Statute.htm.
77 Rome Statute of the International Criminal Court, 17 Juli 1998, pasal 25(3), U.N. Doc. A/CONF.183/9, 37 I.L.M. 999 (mulai berlaku pada 1 Juli 2002), tersedia di http://www.un.org/law/icc/statute/romefra. htm.
dignitas Volume V No. II Tahun 2008 fokus kajian
cara yang biasa”, maka unsur niat menjadi terpenuhi. Dengan demikian, Dengan demikian, Statuta Roma, sama seperti Draf Kode, bersesuaian dengan standard Furundzija dan bukti lebih lanjut bahwa standard ini merupakan ungkapan dari hukum kebiasaan internasional. 78