Uji t hitung (Signifikansi Parsial)
2) Uji t hitung (Signifikansi Parsial)
Uji ini bertujuan untuk melihat seberapa besar variabel bebas (X 1 ,X 2 ,X 3 ,
X 4 ,X 5 ,X 6 ) berpengaruh positif secara parsial terhadap variabel terikat (Y). Metode yang digunakan dalam Uji t hitung adalah :
a. Model hipotesis yang digunakan dalam uji t hitung yaitu :
Ho : b 1 =0
Artinya bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X 1 ,X 2 ,X 3 ,X 4 ,X 5 ,X 6 ) terhadap variabel terikat (Y).
Ha : b 1 ≠0 Artinya bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X 1 ,X 2 ,X 3 ,X 4 ,X 5 ,X 6 ) terhadap variabel terikat (Y).
b. t tabel diperoleh dengan : Derajat bebas = n – k
= 46 Uji t hitung yang dilakukan adalah uji dua arah, maka t tabel yang digunakan pada α 5% adalah t 0,025;46 = 2,021.
c. Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α 5%
Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α 5% Analisa uji parsial dianalisa berdasarkan kolom t pada Tabel 4.16 sebagai berikut :
a) Variabel etika (X 1 ) memiliki thitung 1,574, berarti t hitung < t tabel , maka Ho diterima, artinya variabel etika secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan. Dianalisa bahwa sikap pelayanan karyawan yang adil, jujur, bersih, dan positif tidak selalu berpengaruh nyata terhadap peningkatan kepuasan kerja karyawan. Menunjukkan bahwa sikap-sikap tersebut sudah menjadi kebiasaan dan norma yang berlaku di perusahaan, sehingga tidak dominan menjadi pendongkrak kepuasan kerja karyawan itu sendiri.
b) Variabel taraf internasional (X 2 ) memiliki thitung 4,329, berarti t hitung > t tabel , maka Ha diterima, artinya variabel taraf internasional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Dilihat bahwa fasilitas perusahaan dan sistem kerja yang distandardkan oleh perusahaan setaraf internasional mampu memberikan kemudahan bagi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari. Hal ini tentunya memberikan kepuasan kepada karyawan yang terbiasa bekerja dengan sistem deadline perusahaan asing dan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas karyawan yang melewati perekrutan setaraf internasional. Kondisi ini juga dapat meningkatkan prestise bagi karyawan yang bekerja di perusahaan yang terbaca di masyarakat sebagai perusahaan internasional.
c) Variabel gigih (X 3 ) memiliki t hitung 1,303, berarti t hitung < t tabel , maka Ho diterima, artinya variabel gigih tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan. Dianalisa bahwa motivasi yang dimiliki karyawan dalam bekerja dan optimisme karyawan dalam pencapaian standard kerja perusahaan tidak secara nyata berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Menunjukkan bahwa kegigihan karyawan dalam bekerja telah menjadi gambaran sistem kerja yang ada di PT. Trakindo Utama, dimana seluruh karyawan dituntut menyelesaikan pekerjaan masing-masing dengan rentang waktu yang ditentukan.
d) Variabel proaktif (X 4 ) memiliki t hitung 1,163, berarti t hitung < t tabel , maka Ho diterima, artinya variabel proaktif secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Dianalisa bahwa sikap proaktif karyawan tidak nyata berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan itu sendiri. Menunjukkan bahwa sikap proaktif karyawan dalam bekerja memang sudah membudaya sebab sistem teknologi yang selalu up to date di perusahaan menuntut karyawan untuk bersikap proaktif terhadap informasi-informasi internal maupun eksternal, jika tidak demikian maka karyawan dapat mengalami kesulitan dalam bekerja.
e) Variabel saling menghormati (X 5 ) memiliki t hitung 2,061, berarti t hitung > t tabel , maka Ha diterima, artinya variabel saling menghormati secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Dianalisa bahwa sikap saling menghormati yang tercermin di PT. Trakindo Utama berpengaruh nyata terhadap hubungan karyawan dengan rekan sekerja, dimana setiap karyawan mampu memberikan kepuasan bagi rekan e) Variabel saling menghormati (X 5 ) memiliki t hitung 2,061, berarti t hitung > t tabel , maka Ha diterima, artinya variabel saling menghormati secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Dianalisa bahwa sikap saling menghormati yang tercermin di PT. Trakindo Utama berpengaruh nyata terhadap hubungan karyawan dengan rekan sekerja, dimana setiap karyawan mampu memberikan kepuasan bagi rekan
f) Variabel pengembangan karyawan (X 6 ) memiliki t hitung 0,129, berarti t hitung < t tabel , maka Ho diterima, artinya variabel saling pengembangan karyawan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan. Dianalisa bahwa kegiatan pengembangan karyawan yang dilakukan secara nyata tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Artinya bahwa kegiatan pelatihan yang diberikan bukanlah menjadi dasar bagi perusahaan untuk meningkatkan imbalan bagi karyawan meskipun bagi karyawan yang mendapat pelatihan dapat membuka peluang karyawan untuk dipromosikan. Namun hal imbalan atau peningkatan pendapatan karyawan lebih didasarkan kepada kinerja yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan.