Langkah Pokok Peminatan

E. Langkah Pokok Peminatan

Peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran dimulai sedini mungkin, yaitu sejak peserta didik menyadari bahwa dirinya berkesempatan memilih jenis sekolah dan/atau mata pelajaran dan/atau arah karir dan/atau studi lanjutan. Ketika itulah langkah-langkah peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran secara sistematik dimulai, mengikuti sejumlah langkah yang disesuaikan dengan tingkat peminatan tertentu.

1. Langkah Pertama: Pengumpulan Data

Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang : Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang :

b. Keluarga

c. Kondisi lingkungan

d. Mata pelajaran wajib dan pilihan

e. Sistem pembelajaran, termasuk Sistem Kredit Semester (SKS)

f. Informasi pekerjaan/karir

g. Bahan informasi karir

h. Bahan informasi pendidikan lanjutan

i. Data kegiatan belajar j. Data hasil belajar k. Data khusus tentang peserta didik.

2. Langkah Kedua: Informasi Peminatan

Langkah ini dilakukan pada awal masuk sekolah yaitu pada masa orientasi studi, memasuki kelas baru, dan menjelang akhir studi, peserta didik diberikan informasi selengkapnya, sesuai dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan peserta didik, yaitu informasi tentang :

a. Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti dan setamat dari sekolah atau selepas dari kelas yang mereka duduki sekarang.

b. Kurikulum dan berbagai mata pelajaran baik yang wajib maupun pilihan yang diikuti peserta didik, terutama berkenaan dengan pilihan arah minat kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran, pendalaman mata pelajaran serta lintas mata pelajaran.

c. Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami dan/atau yang dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang ditempuh sekarang, terutama berkenaan dengan peminatan vokasi.

d. Informasi tentang studi lanjutan setamat pendidikan yang sedang ditempuh sekarang. Layanan informasi tentang berbagai hal di atas dapat dilakukan melalui layanan klasikal untuk semua peserta didik. Layanan informasi ini dapat dilengkapi dengan layanan orientasi melalui kunjungan ke sekolah/madrasah dan/atau lembaga kerja yang sesuai dengan peminatan/pilihan peserta didik.

3. Langkah Ketiga : Identifikasi dan Penetapan Peminatan

Langkah ini terfokus pada kecocokan antara kondisi pribadi peserta didik dengan syarat-syarat atau tuntutan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran pilihan dan/atau sekolah/madrasah, arah pengembangan karir, kondisi orang tua dan lingkungan pada umumnya, terutama dalam rangka peminatan akademik, kejuruan, pendalaman mata pelajaran, lintas minat mata pelajaran dan studi lanjutan. Keadaan yang diinginkan ialah kondisi pribadi peserta didik benar- benar cocok atau sejajar, atau setidak-tidaknya mendekati, dengan persyaratan dan kesempatan yang ada. Kecocokan itu disertai dengan tersedianya fasilitas yang ada di sekolah dan cukup memadai, serta dukungan moral dan finansial yang memadai pula (terutama dari orang tuanya).

Langkah ketiga itu dilaksanakan melalui kontak langsung Guru BK/Konselor, Guru Mata Pelajaran, dan Guru Wali Kelas dengan peserta didik melalui penyajian angket ataupun modul. Kontak langsung ini disertai pembahasan individual, diskusi kelompok dan kegiatan lain melalui strategi transformasional-BMB3 yang mengajak peserta didik berpikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggung

jawab atas berbagai aspek pilihan yang tersedia dan keputusan yang diambil 1) .

4. Langkah Keempat : Penyesuaian

Langkah ketiga di atas dapat menghasilkan pilihan peminatan kelompok mata pelajaran atau mata pelajaran yang tepat bagi peserta didik dan orang lain yang berkepentingan (terutama orang tua), atau pilihan yang tepat bagi peserta didik tetapi tidak disetujui oleh orang tuanya. Apabila ketidakcocokan itu terjadi maka perlu dilakukan peninjauan kembali melalui layanan konseling individual baik terhadap peserta didik dan/ataupun orang tuanya.

Apabila pilihan dan keputusan peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran tepat tetapi sekolah/madrasah yang sedang atau akan diikuti tidak tersedia pilihan yang diinginkan, maka peserta didik yang bersangkutan dapat dianjurkan untuk mengambil pilihan itu di sekolah lain. Lebih jauh, apabila pilihan dan keputusan tepat dan fasilitas di sekolah/madrasah tersedia, tetapi dukungan finansial tidak ada, maka perlu dilakukan konseling individual (dengan peserta didik

Strategi transformasional-BMB3 juga perlu ditempuh pada layanan informasi dan orientasi pada langkah pertama.

dan orang tuanya untuk membahas kemungkinan mencari bantuan atau beasiswa). Apabila pilihan dan keputusan tidak tepat, maka peserta didik yang bersangkutan perlu mengganti pilihan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran lain dan perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian pada diri peserta didik dan pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk ini diperlukan layananan konseling individual bagi peserta didik yang bersangkutan. Demikian, langkah keempat dilaksanakan seoptimal mungkin demi kesuksesan studi peserta didik sesuai dengan kemampuan dasar (kecerdasan), bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik.

5. Langkah Kelima: Monitoring dan Tindak Lanjut

Guru BK/Konselor, Guru Mata Pelajaran, dan Guru Wali Kelas memonitor penampilan dan kegiatan peserta didik asuhnya secara keseluruhan dalam menjalani program pendidikan yang diikutinya, khususnya berkenaan dengan peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran yang dipilihnya. Perkembangan dan berbagai permasalahan peserta didik perlu diantisipasi dan memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat.

Kegiatan monitoring dapat menggunakan format-format (lihat lampiran) yang diadministrasikan, secara berkala, minimal setiap tengah dan akhir/awal semester, hasil isian format itu kemudian mendapatkan pembahasan dan tindak lanjut secara tepat.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS) DI KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU

0 19 25

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA KURSUS KOMPUTER DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) STICOM EL RAHMA JEMBER

2 37 90

Peranan Pendidik Dalam Pengembangan Fitrah Sebagai Potensi Dasar Manusia Di Sma Dharma Karya Ut Pamulang, Tangerang Selatan

2 38 96

The Effectiveness of group work in teaching reading: a quasi experimental study at the second grade of Mts Neger Parung

0 25 102

ABSTRAK PERSEPSI PASIEN PESERTA ASKES TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN (Studi di Rumah Sakit Umum Kalianda Lampung Selatan)

0 19 113

LEGALITAS UNDIAN BERHADIAH DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PESERTA UNDIAN SIGERMAS (Studi pada PT. Bank Lampung)

8 70 31

PENGARUH CCTV TERHADAP AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PKN DI SMA YP UNILA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

10 91 85

PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP OPTIMALISASI PELAYANAN PENDIDIKAN BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG

0 13 72

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 3 NEGERI SAKTI KABUPATEN PESAWARAN T.P 2012-2013

2 28 44

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU, DAN KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PEMINATAN IPS SMA NEGERI 1 BANDAR SRIBHAWONO LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 114