Gambaran Umum Sektor Pertanian Kabupaten Temanggung

A. Gambaran Umum Sektor Pertanian Kabupaten Temanggung

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian yang penting di Kabupaten Temanggung dan merupakan sektor penyumbang PDRB yang besar terhadap PDRB Kabupaten Temanggung. Tahun 2009 sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Temanggung adalah 31,19% meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 30,59%. Distribusi presentase PDRB berbagai sektor ekonomi di Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Tahun 2005-2009 Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung

Lapangan Usaha

0,98 1,03 Industri Pengolahan

19,88 20,15 Listrik & Air Bersih

5,32 5,31 Perdagangan, Hotel & Rumah makan

5,61 5,43 Keuangan, Persewaan &

Jasa Perusahaan

Sumber: Data BPS Kabupaten Temanggung, (2010:42) Sumbangan masing-masing subsektor pertanian terhadap perekonomian

Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada tabel 4.2:

46

commit to user

Tabel 4.2 PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Temanggung 2005-2009 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Milyar Rupiah)

Sub Sektor

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, (2010:44) Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2005-

2009 sub sektor tanaman bahan makanan menyumbang PDRB terbesar jika dibandingkan dengan sub sektor lainnya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar lahan di Kabupaten Temanggung digunakan untuk lahan sawah dan didukung dengan kondisi alam yang cocok untuk lahan pertanian maka subsektor tanaman bahan makanan akan dapat terus dikembangkan. Subsektor yang memberikan kontribusi paling sedikit adalah subsektor perikanan karena pemanfaatan lahan untuk pengembangan perikanan di Kabupaten Temanggung masih rendah dibanding potensi lahan yang ada.

1. Kondisi Umum Sub Sektor Pertanian Kabupaten Temanggung

Sektor pertanian terdiri dari lima subsektor pertanian, yaitu subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Keadaan masing-masing subsektor pertanian di Kabupaten Temanggung dijelaskan sebagai berikut:

commit to user

a. Subsektor Tanaman Bahan Makanan Subsektor ini mencakup komoditas tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai, sayuran dan buah-buahan.Data produksi tanaman bahan makanan ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung.Subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian di Kabupaten Temanggung. Data produksi tanaman bahan makanan disajikan pada tabel 4.3:

Tabel 4.3

Produksi dan Nilai Produksi Tanaman Bahan Makanan

Di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 Atas Dasar Harga Konstan 2000

No

Komoditas

Produksi (ton)

Nilai Produksi (Rp)

3 Ketela pohon

286.292

123.964.436

4 Ketela rambat

73.791

45.529.047

5 Kacang tanah

6.958

25.501.070

6 Kacang kedelai

14 80.010

7 Bawang merah

95.511.273 Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa tanaman padi memiliki nilai produksi yang paling besar dibandingkan dengan komoditas tanaman bahan makanan yang lain yaitu 173.027 ton dengan nilai total produksi Rp. 428.587.879,-.

commit to user

Ini berarti bahwa tanaman merupakan salah satu jenis tanaman yang dikelola oleh petani di Kabupaten Temanggung. Tanaman palawija yang banyak diusahakan di Kabupaten Temanggung adalah jagung, kacang tanah, kedelai, ketela pohon dan ketela rambat.Produksi jagung pada tahun 2009 mencapai 136.057 ton.Ketela pohon dan ketela rambat banyak diusahakan karena budidayanya mudah dan bahkan bisa tumbuh dengan baik di pekarangan rumah. Tanaman palawija yang paling sedikit dibudidayakan adalah kedelai dengan total produksi 14 ton pada tahun 2009.

Tanaman sayuran yang paling banyak diusahakan adalah cabai dengan total produksi 9.789 ton pada tahun 2009. Para petani banyak tertarik untuk budidaya cabai karena saat harga cabai naik atau tinggi, keuntungan yang didapatkan akan berlimpah. Peningkatan produksi cabai dan harganya juga diikuti oleh naiknya harga pupuk dan obat-obatan sehingga saat ini mulai banyak petani kecil di Kabupaten Temanggung yang kesulitan untuk mendapatkan modal awal penanaman cabai.

b. Subsektor Perkebunan Perkebunan merupakan sektor yang mengusahakan tanaman perkebunan baik tanaman tahunan maupun tanaman semusim. Tanaman perkebunan memiliki peranan sebagai salah satu sumber devisa sektor pertanian, penyedia bahan baku industri dan juga mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri serta dalam kelestarian lingkungan hidup.

Komoditas dari sektor perkebunan yang diusahakan di Kabupaten Temanggung adalah kopi arabika, kopi robusta, cengkeh, kapok, aren, kakao,

commit to user

lada, kemukus, tembakau, kelapa, panili, tebu dan lain sebagainya. Adapun jumlah produksi dan nilai produksi perkebunan di Kabupaten Temanggung pada tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Produksi dan Nilai Produksi Tanaman Perkebunan Di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 Atas Dasar Harga Konstan 2000

Nilai Produksi (Rp)

1 Kopi Arabika

373,30

5.968.000

2 Kopi Robusta

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa komoditas tembakau memberikan nilai produksi yang paling banyak di Kabupaten Temanggung yaitu Rp.270.176.895,-. Tanaman tembakau banyak diusahakan di Kabupaten Temanggung seperti Kecamatan Bulu, Kedu, Parakan, Bansari, Ngadirejo dan Tembarak pada bulan Mei hingga September setiap tahunnya. Tanaman perkebunan yang memiliki produksi dan nilai produksi paling kecil adalah kapok dengan total produksi 4,46 ton per tahun dan nilai produksi Rp.64.940,-.

c. Subsektor Peternakan Subsektor peternakan di Kabupaten Temanggung dimanfaatkan sebagai sumber protein hewani dalam memenuhi kebutuhan penduduk Temanggung

commit to user

serta dapat menghasilkan pendapatan bagi penduduk sehingga kesejahteraan penduduk meningkat. Selain itu tenaga dari beberapa hewan ternak seperti kerbau bisa digunakan dalam proses pengolahan sawah atau ladang. Komoditas peternakan yang diusahakan di Kabupaten Temanggung adalah kuda, sapi, kerbau, kambing/domba, babi, ayam, itik, telur dan juga susu. Pada tabel 4.5 akan dijelaskan secara rinci mengenai jumlah produksi dan nilai produksi dari subsektor peternakan.

Tabel 4.5

Populasi dan Nilai Produksi Subsektor Peternakan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 Atas Dasar Harga Konstan 2000

No

Komoditas

Populasi (ekor)

Nilai Produksi (Rp)

4 Kambing/domba

Sumber: PDRB Kabupaten Temanggung 2009, 2009:22

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa ayam merupakan komoditas yang paling banyak dibudidayakan dan memiliki nilai produksi yang paling tinggi yaitu Rp.80.526.340.000,-. Hal tersebut karena di Kabupaten Temanggung banyak terdapat budidaya ayam baik ayam petelur, pedaging maupun ayam ras dan kampung.Populasi ternak paling sedikit adalah populasi babi yaitu 225 ekor.

commit to user

d. Subsektor Kehutanan

Subsektor kehutanan di Kabupaten Temanggung mencakup kegiatan penebangan kayu yang dilakukan di wilayah hutan negara dan tanaman yang dikelola oleh rakyat serta pengambilan hasil hutan lainnya.

Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu gelondong dan kayu bakar, sedangkan hasil hutan lainnya berupa getah pinus, telur sutera alam dan sebagainya.Beberapa produksi kehutanan Kabupaten Temanggung dapat dilihat secara rinci pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Produksi dan Nilai Produksi Subsektor Kehutanan Kabupaten Temanggung Tahun 2009 Atas Dasar Harga Konstan 2000

No

Komoditas

Satuan Produksi

Nilai Produksi (Rp)

1 Kayu Jati Pertukangan

M 3 2.909,79

3.204.240.000

2 Kayu Mahoni Pertukangan M 3 8.846,36

3.930.740.000

3 Kayu Rimba Pertukangan

M 3 82.739,53

12.728.060.000

4 Kayu Bakar

5 Getah Pinus

6 Telur Sutera Alam

Box

0,00

0,00 Sumber: PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2009, 2009:22

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa nilai produksi yang paling tinggi pada subsektor kehutanan adalah kayu rimba pertukangan dengan nilai produksi Rp.12.728.060.000,-. Begitu juga dengan tingkat produksi kayu rimba pertukangan merupakan komoditas kehutanan dengan tingkat produksi

yang paling tinggi yaitu 82.739,53 M 3 . Hasil hutan yang paling sedikit berproduksi pada tahun 2009 adalah telur sutera alam atau bahkan bisa dikatakan tidak berproduksi.

commit to user

e. Subsektor Perikanan

Komoditas yang dicakup dalam kegiatan perikanan di Kabupaten Temanggung adalah semua hasil kegiatan darat yang meliputi perikanan kolam, mina padi, ikan sungai dan ikan waduk/cekdam.Jenis komoditas perikanan di Kabupaten Temanggung memang sangat terbatas hal ini dikarenakan Kabupaten Temanggung jauh dari laut.Data produksi perikanan di Kabupaten Temanggung disajikan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Nilai Produksi Perikanan Kabupaten Temanggung Tahun 2009

Atas Dasar Harga Konstan 2000

No

Komoditas

Nilai Produksi (Rp)

1 Ikan Kolam 10.421.470.000

2 Ikan Mina Padi 10.635.780.000

3 Ikan Sungai 558.560.000

4 Ikan Waduk 80.120.000 Sumber: PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2009, 2009:24

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, ikan mina padi merupakan komoditas perikanan yang paling banyak memberikan nilai produksi yaitu Rp.10.635.780,-. Komoditas dengan nilai produksi paling kecil adalah ikan waduk yaitu Rp.80.120.000,- pada tahun 2009.

2. Pertumbuhan dan Kontribusi Tanaman Bahan Makanan dan Perkebunan Kabupaten Temanggung

Sektor pertanian di Kabupaten temanggung dibagi menjadi lima subsektor yaitu: sub sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan,

commit to user

kehutanan dan perikanan. Dari kelima subsektor tersebut, subsektor tanaman bahan makan memberikan kontribusi yang paling besar terhadap PDRB sektor pertanian di Kabupaten Temanggung.Hal ini dapat diketahui karena banyaknya jenis komoditas yang dihasilkan oleh subsektor tanaman pangan.

Subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Temanggung menghasilkan komoditas tanaman pangan, komoditas sayuran dan buah- buahan.Masing-masing komoditas tanaman bahan makanan memiliki tingkat laju pertumbuhan dan kontribusi yang berbeda-beda terhadap sektor pertanian di Kabupaten Temanggung. Keadaan laju pertumbuhan dan kontribusi dari masing-masing komoditas tanaman bahan makanan dan perkebuanan terhadap sektor pertanian di Kabupaten Temanggung secara kesekuruhan adalah sebagai berikut:

1) Laju pertumbuhan komoditas tanaman bahan makanan dan perkebunan di Kabupaten Temanggung

Laju pertumbuhan komoditas tanaman bahan makan dan perkebunan dapat menunjukkan tingkat perkembangan masing-masing komoditas yang dihasilkan di Kabupaten Temanggung.Laju pertumbuhan komoditas tanaman pangan dan perkebunan di Kabupaten Temanggung pada tahun 2009 dapat dilihat secara rinci pada tabel 4.8:

commit to user

Tabel 4.8

Laju Pertumbuhan Komoditas Tanaman Bahan Makanan dan

Perkebunan

di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 Atas Dasar Harga Konstan

2000 (%)

No Komoditas Laju Pertumbuhan (r ik )

1 Jagung

13,57

2 Ketela Rambat

5 Kopi Arabika

7 Bawang Merah

11,28

8 Kacang Tanah

10 Kopi Robusta

13 Ketela Pohon

21 Kacang Kedelai

0,75

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.8 di atas diketahui bahwa laju pertumbuhan jagung adalah yang paling tinggi yaitu 13,57% dan disusul oleh komoditas ketela rambat 13,33%. Kedua komoditas tersebut termasuk tanaman palawija yang mudah dikembangkan di Kabupaten Temanggung.Selain itu penduduk di Kabupaten Temanggung juga masih banyak yang mengkonsumsi jagung sebagai pengganti padi, sehingga tanaman jagung masih banyak dikembangkan di Kabupaten Temanggung.

commit to user

Berdasarkan tabel 4.8, komoditas yang memiliki laju pertumbuhan paling kecil adalah kacang kedelai yaitu 0,75%. Hal ini bisa disebabkan karena sedikitnya minat petani di Kabupaten Temanggung untuk membudidayakan kedelai. Sehingga kebutuhan kedelai untuk produksi tempe dan tahu lebih banyak didatangkan dari luar daerah Temanggung.

2) Kontribusi komoditas tanaman bahan makanan dan perkebunan di Kabupaten Temanggung

Besarnya kontribusi suatu komoditas akan berperan dalam pembangunan suatu daerah. Besarnya kontribusi suatu komoditas dapat diketahui dengan membandingkan nilai produksi suatu komoditas pada masing-masing komoditas pertanian terhadap nilai produksi total komoditas sektor pertanian yang dihasilkan di Kabupaten Temanggung. Kontribusi masing-masing sektor pertanian di Kabupaten Temanggung dapat dilihat secara rinci pada tabel 4.9:

commit to user

Tabel 4.9

Kontribusi Tanaman Bahan Makanan dan Perkebunan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 Atas Dasar Harga Konstan

Kontribusi (y ik )

4 Ketela Pohon 0,09

5 Cabai 0,07

6 Kopi Robusta 0,06

7 Ketela Rambat 0,03

8 Kacang Tanah 0,02

9 Bawang Merah 0,01

14 Kacang Kedelai 0,00

15 Kopi Arabika 0,00

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.9 tersebut, bisa dilihat bahwa dari 21 komoditas pertanian yang diteliti padi memberikan kontribusi yang paling besar terhadap PDRB sektor pertanian yaitu sebesar 0,31%. Banyaknya kontribusi padi dikarenakan tanaman padi merupakan komoditas yang banyak ditanam oleh penduduk di Kabupaten Temanggung.

Kontribusi yang paling kecil ada pada beberapa komoditas seperti kacang kedelai, kopi arabika, kapok, kakao, panili dan tebu, akan tetapi kontribusi

commit to user

paling kecil adalah tanaman kacang kedelai dan kapok. Hal ini dikarenakan kedua komoditas tersebut tidak banyak dikembangkan di Kabupaten Temanggung.

3. Strategi pengembangan komoditas tanaman bahan makanan dan perkebunan di Kabupaten Temanggung

Hasil klasifikasi komoditas berdasarkan Tipologi Klassen dapat digunakan sebagai acuan dalam merumuskan perencanaan pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Temanggung dengan membuat strategi pengembangan komoditas pertanian. Dalam penentuan strategi pengembangan komoditas pertanian Kabupaten Temanggung ini didasarkan pada hasil klasifikasi Tipologi Klassen di atas yang dibagi menjadi tiga periode waktu yaitu strategi pengembangan jangka pendek (1-5 tahun), strategi pengembangan jangka menengah (5-10 tahun) dan strategi pengembangan jangka panjang (10-25 tahun).

Strategi pengembangan komoditas pertanian di Kabupaten Temanggung merupakan sebuah perencanaan yang akan dilakukan selama periode waktu tertentu. Penjelasan secara lebih rinci mengenai strategi pengembangan komoditas pertanian akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Strategi pengembangan jangka pendek (1-5 tahun)

Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan selama 1 hingga 5 tahun. Strategi pengembangan jangka pendek dapat dilakukan dengan berbagai usaha yang dapat dilakukan seperti berikut:

commit to user

1). Pengolahan produk

Pengolahan produk dengan produk hasil pertanian akan meningkatkan nilai jual dari produk tersebut. Di Kabupaten Temanggung juga mulai banyak dikembangkan hal serupa akan tetapi belum semua komoditas pertanian bisa dikembangkan. Selain meningkatkan nilai jual pengolahan produk akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat dan hal ini juga merupakan salah satu solusi untuk menghindari kerugian bagi petani apabila terjadi gagal jual. Misalnya saja produk tembakau Rajang yang biasanya dijual kepada pengumpul terkadang harus dikembalikan lagi kepada petani karena kualitasnya tidak sesuai dengan keinginan pabrik.

Selama ini, dalam kondisi tersebut para petani akan menjual hasil panennya dengan harga yang lebih murah dari ongkos produksinya. Pengolahan lebih lanjut produk tembakau gagal tersebut akan lebih meningkat pendapatan petani. Peran pemerintah ataupun civitas pendidikan tentu saja sangat dibutuhkan agar bisa mengarahkan dan memberikan penyuluhan kepada para petani dalam pengolahan dan pemasaran produk tersebut.

2). Pemasaran

Komoditas seperti jagung, kopi arabika, ketela rambat, kacang tanah, dan aren sebagai komoditas dengan laju pertumbuhan dan kontribusi yang besar memiliki nilai produksi yang besar pula dimana

commit to user

dalam setiap panen diperoleh hasil produksi yang melimpah. Jumlah produksi yang melimpah tersebut tentu saja akan memerlukan perluasan pemasaran agar komoditas tersebut dapat bermanfaat dan menghindari penurunan harga yang biasa terjadi saat panen tiba. Perluasan pemasaran dapat dilakukan misalnya dengan penjualan ke luar daerah maupun dengan peran BULOG untuk komoditas pangan.

3). Meningkatkan peran kelompok tani

Adanya kelompok tani diharapkan dapat menjadi tempat diskusi bagi para petani dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi seperti pemasaran pasca panen, budidaya, permodalan maupun mempermudah petugas ketika akan memberikan penyuluhan. Di Kabupaten Temanggung, sebenarnya terdapat berbagai kelompok tani seperti Gabungan Petani Tembakau, Gabungan petani Kopi dan lain-lain maupun Koperasi Unit Desa (KUD) akan tetapi dalam pelaksanaannya kurang memberikan dampak yang berarti bagi petani di Kabupaten Temanggung, bahkan cenderung tidak ada peran yang diberikan untuk membantu petani.

4). Kerjasama dengan pihak swasta

Dalam usaha pengembangan komoditas pertanian juga diperlukan peran lembaga atau pihak swasta.Kerjasama ini diharapkan lebih menguntungkan untuk kedua belah pihak.Misalnya saja, pihak swasta memberikan modal dalam bentuk pupuk maupun benih kepada petani

commit to user

sebelum musim tanam ataupun modal dalam bentuk uang. Dalam pengolahan pasca panen, petani bisa menjual produknya melalui lembaga tersebut ataupun kepada pihak lain.

b. Strategi pengembangan jangka menengah (5-10 tahun)

1). Pemotongan saluran pemasaran

Jalur pemasaran yang cukup panjang akan mengurangi tingkat keuntungan para petani karena bisanya yang terjadi pada tingkat petani harga beli rendah sedangkan ketika sampai di pabrik menjadi sangat tinggi. Pemotongan saluran pemasaran bisa dilakukan dengan misalnya adanya kelompok tani maupun Koperasi Unit Desa (KUD) yang akan menampung hasil produksi langsung dari petani dan langsung menjualnya ke pabrik.

commit to user

2). Pengembangan dan peningkatan peran sentra agribisnis

Pengembangan sentra agribisnis tentu saja harus dilakukan sesuai dengan kondisi geografis yang dimiliki Kabupaten Temanggung. Pengembangan sentra agribisnis berisi berbagai kegiatan mulai dari penyediaan sarana produksi, budidaya, penanganan pasca panen dan pengolahan data, pemasaran dan berbagai kegiatan pendukung kegiatan pertanian yang lain. Tujuan pengembangan kawasan sentra agribisnis dilakukan untuk meningkatkan produksi, produktifitas dan mutu hasil pertanian serta meningkatkan kesempatan berusaha dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

3). Meningkatkan kerja sama dengan lembaga keuangan

Masalah yang seringkali dihadapi petani biasanya adalah terbatasnya modal untuk memulai masa tanam.Peningkatan kerjasama dengan lembaga keuangan diharapkan bisa mengurangi tingkat kesulitan dan meningkatkan tingkat produksi.

4). Pengembangan agro industri

Pengembangan agro industri adalah usaha yang dilakukan dengan mengolah atau mengubah bentuk hasil komoditas menjadi bentuk lain dalam rangka meningkatkan nilai tambah komoditas. Pengembangan agro industri yang sudah dilakukan selama ini adalah pengolahan pisang

commit to user

menjadi pisang aroma, pengolahan talas menjadi kripik talas, pengolahan jamur menjadi berbagai produk makanan.

Komoditas lain yang bisa dikembangkan sebagai produk agro industri adalah kopi menjadi kopi bubuk atau minuman siap saji meskipun ada beberapa produksi kopi bubuk tapi jumlahnya masih sedikit apabila dibandingkan dengan hasil kopi mentah, pengolahan tembakau menjadi rokok, pengolahan ketela rambat menjadi berbagai macam keripik, aren, dan lain-lain.

c. Strategi pengembangan jangka panjang (10-25 tahun)

1). Mengurangi adanya alih fungsi lahan subur

Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan akan tanah untuk tempat tinggal juga meningkat. Hal ini harus diperhatikan dan diantisipasi karena sempitnya lahan akan menyebabkan menurunnya tingkat produksi yang dihasilkan sedangkan kebutuhan akan pangan akan terus meningkat, jika dibiarkan secara terus menerus akan mengakibatkan kerawanan pangan.

2). Pengembangan alat-alat pertanian modern

Pengembangan alat-alat pertanian modern akan lebih mempermudah petani dalam pengolahan lahan dan produk pertanian. Selain itu, penggunaan alat-alat modern seperti traktor dalam pengolahan sawah akan lebih mempersingkat masa pengolahan.

commit to user