Metode Analisis Data

D. Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan akan diteliti dan dianalisis dengan menggunakan alat analisis sebagai berikut:

commit to user

1. Tipologi Klassen

Penentuan klasifikasi komoditas unggulan di Kabupaten Temanggung dapat diketahui dengan menggunakan Tipologi Klassen. Analisis Tipologi Klassen suatu komoditas dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu komoditas yang maju cepat dan berkembang, komoditas yang berkembang cepat, komoditas yang maju tapi tertekan dan komoditas yang relatif tertinggal.

Penentuan kategori suatu komoditas ke dalam empat kategori di atas didasarkan pada matrik klassen berikut ini (Sjafrizal, 1997 dalam Wulandari, 2010:23)

Kontribusi

Laju pertumbuhan (r)

yik >yi

yik <yi

rik> ri

Komoditas maju dan cepat tumbuh

Komoditas berkembang cepat

rik<r i

Komoditas maju tapi tertekan

Komoditas relatif tertinggal

rik = Laju pertumbuhan nilai produksi komoditas pertanian i di

kabupaten Temanggung

ri = Laju pertumbuhan nilai produksi komoditas pertanian i di provinsi

Jawa Tengah

yik = Kontribusi komoditas pertanian i terhadap total nilai produksi

kabupaten Temanggung

commit to user

yi = Kontribusi komoditas pertanian i terhadap total nilai produksi

provinsi Jawa Tengah

i = komoditas tanaman bahan makanan padi, jagung, ketela rambat, ketela pohon, kacang tanah, kacang kedelai, bawang merah, kentang, kobis, cabai dan komoditas perkebunan kopi arabika, kopi robusta, cengkeh, kapok, aren, kakao, lada, kemukus, tembakau, panili, dan tebu.

Laju pertumbuhan nilai produksi komoditas i di tingkat kabupaten (rik) dan tingkat provinsi (ri), serta kontribusi komoditas terhadap nilai total produksi di tingkat kabupaten (yik) dan kontribusi komoditas terhadap nilai total produksi ditingkat provinsi (yi) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Bendavid,1991 dalam Wulandari,2010:22):

100 %

ik

ikt ik

ik

100 0 100 x

io

it i

100 x 100 P

tk

ik

ik = ,

100 x 100

commit to user

Keterangan:

P ikt = nilai produksi komoditas i kabupaten Temanggung pada tahun ke t

P ik0 = nilai produksi komoditas i kabupaten Temanggung pada awal tahun

P it = nilai produksi komoditas i provinsi Jawa Tengah pada tahun ke t

P io = nilai produksi komoditas i provinsi Jawa Tengah pada awal tahun

P ik = nilai produksi komoditas i kabupaten Temanggung

P tk = total nilai produksi komoditas tingkat kabupaten Temanggung

P i = nilai produksi komoditas i provinsi Jawa Tengah

P t = total nilai produksi provinsi Jawa Tengah

i = komoditas tanaman bahan makanan padi, jagung, ketela rambat, ketela pohon, kacang tanah, kacang kedelai, bawang merah, kentang, kobis, cabai dan komoditas perkebunan kopi arabika, kopi robusta, cengkeh, kapok, aren, kakao, lada, kemukus, tembakau, panili, dan tebu.

t = tahun penelitian

k = wilayah penelitian / Kabupaten Temanggung

commit to user

2. Location Quotient Untuk mengetahui komoditi unggulan pertanian daerah kabupaten

Temanggung mengacu pada formulasi Bendavid dengan persamaan sebagai berikut (Bendavid, 1991 dalam Wulandari, 2010:22):

ij ir

LQ

P ij = nilai produksi komoditas petani i pada wilayah kabupaten Temanggung

P j = nilai total produksi komoditas pertanian kabupaten Temanggung

P ir = nilai produksi komoditas pertanian i pada wilayah provinsi Jawa Tengah

P r = nilai total produksi komoditas pertanian provinsi Jawa Tengah

i = komoditas tanaman bahan makanan padi, jagung, ketela rambat, ketela pohon, kacang tanah, kacang kedelai, bawang merah, kentang, kobis, cabai dan komoditas perkebunan kopi arabika, kopi robusta, cengkeh, kapok, aren, kakao, lada, kemukus, tembakau, panili, dan tebu.

j = wilayah penelitian/Kabupaten Temanggung

r = wilayah acuan/Propinsi Jawa Tengah

Hasil perhitungan LQ menghasilkan tiga kriteria, yaitu:

commit to user

a. LQ > 1 artinya komoditas tersebut menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan. Komoditas memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah Temanggung akan tetapi juga dapat diekspor ke suatu wilayah.

b. LQ = 1 artinya komoditas tersebut tergolong non basis, tidak memiliki keungggulan komparatif. Produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan tidak mampu untuk diekspor.

c. LQ < 1 artinya komoditas ini juga termasuk non basis. Produksi komoditas di Kabupaten tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar.

commit to user